Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 232711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Nurul Haq
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat stres kerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres kerja pada petugas pemadam kebakaran di Suku Dinas Penanggulan Kebakaran dan Penyelamatan Kecamatan Matraman. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan design penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Suku Dinas Penanggulan Kebakaran dan Penyelamatan Kecamatan Matraman pada Maret – Juni 2020. Besaran sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 53 responden. Variabel dependen dari penelitian ini adalah stres kerja dan variabel independen dari penelitian ini adalah beban kerja, desain kerja, jadwal kerja, peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan interpersonal, dan home-work interface. Pengambilan data primer dilakukan dengan pengisian kuesioner COPSOQ untuk faktor psikososial dan PSS untuk stres kerja dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 31 petugas pemadam (58,5%) mengalami stres sedang. Terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan stres kerja (p = 0,019), ada antara hubungan interpersonal dengan stres kerja (p = 0,004), tidak ada hubungan antara desain kerja dengan stres kerja (p = 0,070), tidak ada hubungan antara jadwal kerja dengan stres kerja (p = 0,501), tidak ada hubungan antara peran dalam organisasi dengan stres kerja (p = 0,948), tidak ada hubungan antara pengembangan karir dengan stres kerja (p = 0,983), tidak ada hubungan antara home-work interface dengan stres kerja (p = 0,683). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa beban kerja dan hubungan interpersonal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada petugas pemadam di Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kecamatan Matraman.

This study aimed to determine the factors related to work stress among firefighters. This study is a cross-sectional study with quantative and qualitative methods. The sample in this study were 53 firefighters. The dependent variabel is work stress and the independent variabels are workload, work design, work schedule, role in organization, career development, interpersonal relationship at work, and home-work interface. The instrument used in this study are Copenhagen Psychosocial Questionnaire III (COPSOQ III), Perceive Stress Scale (PSS) and interview. The findings revealed, 58,5% firefighters experienced moderate stress. While the variables that related to work stress are workload (p = 0,019) and interpersonal relationship at work (p = 0,004). The variables that not related to work stress are work design (p = 0,070), work schedule (p = 0,501), role in organization (p = 0,948), career development (p = 0,983), and home-work interface (p = 0,683). The study therefore concludes that workload and interpersonal relationship at work are the factors related to work stress in firefighters."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denti Vadalika Puteri
"Stres kerja merupakan keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan seseorang untuk mengelola tuntutan tersebut sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor – faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada guru SMA Negeri di Jakarta Pusat saat masa pandemi COVID-19. Adapun faktor – faktor yang diteliti meliputi faktor karakteristik individu (jenis kelamin, usia, status pernikahan, masa kerja, tingkat pendidikan, tipe kepribadian, jumlah anak) dan faktor psikososial (beban kerja, jadwal kerja, dukungan sosial, kontrol pekerjaan, ambiguitas peran, konflik peran, home-work interface). Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online. Dari 113 orang guru yang berpartisipasi dalam penelitian ini, didapatkan 47,8% guru mengalami stres kerja. Selain itu, terdapat hubungan antara status pernikahan (P value = 0,037), jumlah anak (P value = 0,016), ambiguitas peran (P value = 0,015), dan home-work interface (P value = 0,048) dengan stres kerja.

Occupational stress is a situation where there is an imbalance between job demands and workers ability to manage those demands, then it can causing various negative impacts. The aim of this study is to explain factors related to work stress among public high school teachers in Jakarta Pusat during COVID-19 pandemic. Observed factors are individual characteristics (sex, age, marriage status, work period, education level, personality type, number of children) and psychosocial factors (workload, work schedule, social support, control over work, role ambiguity, role conflict, home-work interface). This study design is cross sectional and data collection was carried out by distributing online questionnaires. From 113 teachers participated in this study, it was found that 47,8% of teachers experience occupational stress. Moreover, the result also found a relationship between marriage status (P value = 0,037) and work stress, number of children (P value = 0,016) and work stress, role ambiguity (P value = 0,015) and work stres, home-work interface ( P value = 0,048) and work stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rijal Noor Al-Ghiffari
"Skripsi ini membahas tentang gambaran faktor psikososial dan gejala stres kerja pada pekerja surveyor proyek cargo monitoring di PT. XYZ yang bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor psikososial konten dan kontekstual pekerjaan serta gejala stres yang dialami surveyor. 50 surveyor (10,3% tingkat respon) mengisi kuesioner dengan lengkap. Variabel dependen penelitian ini ialah gejala stres kerja yang bermanifestasi pada gejala fisik, psikologis, perilaku, dan kognitif. Variabel independen dari penelitian ini ialah faktor psikososial konten pekerjaan (desain tugas, beban dan ritme kerja, jadwal kerja, lingkungan dan peralatan kerja) dan kontekstual pekerjaan (budaya dan fungsi organisasi, peran dalam organisasi, perkembangan karir, pengambilan keputusan dan kontrol, hubungan interpersonal, hubungan pekerjaan dengan personal). Hasil penelitian menunjukkan, satu-satunya faktor psikososial yang termasuk dalam kategori buruk berdasarkan skor penilaian (1,65) dan dipersepsikan buruk oleh sebagian besar responden (86%) ialah perkembangan karir. Persepsi buruk ini diduga timbul karena sistem kerja kontrak pada Surveyor. Gejala stres yang bermanifestasi pada kondisi fisik, psikologis, dan kognitif tergolong dalam kategori stres sedang-signifikan dialami oleh 10%, 8%, dan 4% responden secara berututan. Persentase yang cukup rendah ini diduga dipengaruhi oleh faktor psikososial yang sebagian besar dipersepsikan baik. Secara keseluruhan, faktor psikososial Surveyor tergolong baik dengan persentase gejala stres kerja rendah.

This thesis discusses the decription of psychosocial factor and symptoms of work-stress on cargo monitoring project surveyor workers at PT XYZ which aims to find out the description of the content and context of occupational psychosocial factor and the symptoms of stress experienced by surveyors. 50 surveyors (10,3% response rate) filled out the questionare completely. The dependent variable of this study is the symptoms of work stress manifested in physical, psychological, behavioral, and cognitive symptoms. The independent variables of this study are psychosocial factor of job content (task design, work load and work pace, work schedule, work environment and equipment) and job context (organizational culture an function, role in organization, career development, decision making and control, interpersonal relationship, home-work interface). The result showed that the only psychosocial factor that was included in the bad category based on the assessment score (1,65) and was perceived poorly by the majority of respondents (86%) is career development. This bad perception is thought to arise because of the contract work system among surveyor. Stress sympthoms that manifest in physical, psychological, and cognitive conditions that are classified as moderate-significant stress categories are experienced by 10%, 8%, dan 4% of respondents respectively. A fairly low percentage is thought to be influenced by psychosocial factors that are mostly perceived well. Overall, the Surveyor's psychosocial factors are good with a low percentage of work stress symptoms."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erinka Harlynadia
"Latar belakang: Dalam dekade terakhir, Excessive Daytime Sleepiness (EDS) semakin dikenal sebagai gangguan tidur dengan gejala rasa kantuk berlebihan pada siang hari dan tidak mampu tetap terjaga selama episode bangun, sehingga dapat tertidur di waktu yang tidak tepat. EDS dapat menurunkan kualitas hidup, produktivitas kerja, keselamatan dan meningkatkan kecelakaan kerja. Penyebab EDS yaitu kurang tidur secara kronik atau sleep deprivation dan kualitas tidur buruk. Faktor risiko terjadinya kualitas tidur buruk ataupun EDS bervariasi, faktor pekerjaan dan faktor diluar pekerjaan. Pemadam kebakaran merupakan populasi yang berisiko mengalami EDS karena sistem kerja dan pola kerjanya. Namun, belum ada data penelitian mengenai EDS dengan populasi pekerja pemadam kebakaran di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan studi yang dapat mengidentifikasi prevalensi EDS pada pemadam kebakaran dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian EDS tersebut.
Metode: Desain penelitian ini yaitu cross sectional. Pengambilan data pada 13 dan 19 Oktober 2023 di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten X. Jumlah sampel berupa total sampling yaitu 141 orang. Data penelitian berupa data primer yang didapatkan dari hasil wawancara responden dan pengisian kuesioner secara online oleh responden. Kemudian pemeriksaan berat badan dan tinggi badan karyawan yang dilakukan oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan untuk kualitas tidur adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) versi Bahasa Indonesia (α Cronbach 0,79) dan untuk menilai EDS adalah Epworth Sleepiness Scale (ESS) versi Bahasa Indonesia (α Cronbach 0,64).
Hasil: Kualitas tidur pada pemadam kebakaran di Indonesia adalah 45,5% kualitas tidur buruk. Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur buruk yaitu shift kerja (p=<0,001) dan masa kerja (p=0,016). Proporsi jumlah EDS pada pemadam kebakaran di Indonesia adalah 26,9%. Faktor yang berhubungan dengan EDS adalah faktor kualitas tidur (aOR= 2,66; CI 95% 1,09-6,46; p= 0,030) dan shift kerja (aOR= 2,65; CI 95% 1,00-6,99; p= 0,048).
Kesimpulan: Terdapat EDS pada pemadam kebakaran di Kabupaten X dengan faktor shift kerja dan kualitas tidur sebagai faktor yang berhubungan secara signifikan.

Background: In the last decade, excessive daytime sleepiness (EDS) has become increasingly recognized as a sleep disorder with symptoms of excessive sleepiness during the day and inability to stay awake. EDS can reduce quality of life, work productivity, safety, and increase work accidents. The cause of EDS is a chronic lack of sleep and poor sleep quality. Firefighters are a population at risk of EDS because of their work systems and work patterns. However, there is no research data regarding EDS among the firefighter population in Indonesia. Therefore, research is needed that can identify the prevalence of EDS in firefighters and determine the factors associated with the occurrence of EDS.
Methods: The design of this research is cross sectional. Data were collected on October 13th and 19th, 2023, at the X District Fire Department. The total sample size was 141 people. This research data is in the form of primary data obtained from interviews with respondents and filling out questionnaires. The measuring instruments were the Epworth Sleepiness Scale (ESS) (Cronbach's α 0.645) for EDS and Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) (Cronbach's α 0.79) for sleep quality.
Results: The proportion of EDS among firefighters in Indonesia is 26.9%. Factors associated with EDS were poor sleep quality (aOR= 2,66; CI 95% 1,09-6,46; p= 0,030) and shift work (aOR= 2,65; CI 95% 1,00-6,99; p= 0,048).
Conclusion: Poor sleep quality and shift work among firefighters in District X are significantly related factors to EDS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thias Aulia Ramadhanty
"Pemadam kebakaran menerapkan jadwal kerja 1 x 24 jam hal ini memiliki risiko kelelahan pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko yang berhubungan terjadinya kelelahan pada petugas pemadam kebakaran. Variabel dependen dari penelitian ini adalah tingkat kelelahan pada pekerja pemadam kebakaran. Variabel independen adalah faktor tidak terkait pekerjaan (usia, waktu perjalanan, kuantitas tidur, kualitas tidur, kondisi kesehatan dan status gizi (IMT)) dan faktor terkait pekerjaan (masa kerja, pekerjaan sampingan dan variasi kerja). Sampel dalam penelitian ini adalah 56 petugas pemadam. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengukuran tingkat kelelahan menggunakan Subjective Self Rating Test dari IFRC, kualitas tidur diukur dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index. Desain penelitian adalah Cross Sectional, dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan 85,7% pekerja mengalami kelelahan ringan dan 14,3% kelelahan sedang. Hasil tersebut sejalan dengan jumlah kasus kebakaran selama sebulan terakhir hanya ada 16 kasus sehingga beban kerja pemadam tidak berat. Kelelahan responden berhubungan dengan masa kerja (OR 7.2), kondisi kesehatan (OR = 5.0), kuantitas tidur (OR = 5.8), kualitas tidur (OR = 0.02) dan waktu perjalanan (OR = 0.08). Oleh karena itu, perlu pengendalian faktor risiko yang teridentifikasi berhubungan dengan kelelahan.

Fatigue is a feeling of constant tiredness that can reduce the ability to perform a task in a safe and effective way. Firefighters work in 1x24 hours shift, this increase the risk of fatigue among workers. The aim of this study is to determine the risk factors related to fatigue in firefighters. The dependent variable in this study is the level of fatigue on firefighters. The independent variables in this study are divided into non-work-related factors (age, commuting time, sleep quantity, sleep quality, health condition and Body Mass Index (BMI)) and work-related factors (work period, other job and work variations). The sample of this study are a total of 56 firefighters. The data was collected subjectively using questionnaires. This study used Subjective Self Rating Test by IFRC to determine the level of fatigue and Pittsburgh Sleep Quality Index to determine the sleep quality. This study used Cross Sectional design to determine the relationship between the dependent and independent variable. Methods that used is quantitative (Chi-square) and odd ratio to determine the relationship level of the variables. Result showed 85,7% workers experienced low level of fatigue and 14,3% experienced moderate level of fatigue. Based on these results in line with the number of fire cases during the last month there were only 16 cases so that the workload of firefighters is not heavy. The results showed there is a relationship between workers fatigue and work period (OR= 7.2), health condition (OR = 5.0), sleep quantity (OR = 5.8), sleep quality (OR = 0.02) and commuting time (OR = 0.08). Therefore, control related to risk factors related to fatigue is needed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Kamila Nuraini
"Petugas pemadam kebakaran (damkar) bekerja selama 24 jam untuk melayani masyarakat yang membutuhkan pertolongan untuk operasi kebakaran, operasi penyelamatan orang di darat/air/ketinggian, evakuasi hewan liar, edukasi pencegahan kebakaran di masyarakat, serta pengujian mutu dan investigasi kebakaran. Agregat pekerja berisiko terkena health hazards, damkar yang memiliki waktu kerja dan waktu istirahat yang tak menentu membuat pekerja rentan mengalami kualitas tidur buruk dan berakibat pada kejadian kelelahan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kualitas tidur dan kelelahan pada petugas Sudin Damkar Jakarta Timur. Variabel kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), sedangkan variabel kelelahan diukur menggunakan kuesioner Subjective Self Rating Test (SSRT). Penelitian menggunakan metode kuantitatif analitik dengan desain penelitian cross-sectional, terdapat 60 responden sebagai subjek penelitian dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil analisis univariat menggunakan uji proporsi distribusi frekuensi menunjukkan 61,7% responden memiliki kualitas tidur buruk serta 80% mengalami kelelahan tingkat ringan. Hasil analisis bivariat menggunakan Somers’d menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dan kelelahan pada petugas Sudin Damkar Jakarta Timur (p = 0,004) dengan kualitas tidur baik akan menurunkan tingkat kelelahan (dyx = +0,259). Hasil penelitian ini digunakan sebagai dasar bagi perawat komunitas pekerja dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan intervensi kesehatan bagi pekerja agar memiliki kualitas tidur baik sehingga dapat mengurangi kejadian kelelahan yang dapat memberikan efek negatif bagi pekerja.

Firefighters work for 24 hours a day to serve people who need help with fire operations, ground/water/high-altitude rescue operations, wild animals evacuations, fire prevention education, and quality testing and fire investigations. Workers are at risk of health hazards, firefighters who have irregular working and resting time make workers vulnerable to poor sleep quality and leads to increased fatigue. The result of this study aimed to identify the association between sleep quality and fatigue among East Jakarta Fire and Rescue sub-Department Officers. Sleep quality variables were measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire, while fatigue variables were measured using the Subjective Self Rating Test (SSRT) questionnaire. The research design used analytical quantitative methods with cross-sectional, there were 60 people as respondents who selected using purposive sampling technique. Univariate analysis using frequency distribution tests showed that 61.7% of respondents had poor sleep quality and 80% experienced mild fatigue. Bivariate analysis using somers'd showed that there is a significant relationship between sleep quality and fatigue among East Jakarta Fire Department Officers (p = 0.004), which good sleep quality decreasing fatigue (dyx = +0.259). The results of this study are used as a basis for community nurses to improve their knowledge and skills to provide health interventions for workers with sleep quality so that they can reduce the incidence of fatigue that can have negative effects on workers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Kurniawan Alfarisi
"ABSTRAK
Stres kerja merupakan psychological hazard yang terkadang tidak terlihat, dan
tidak diperhatikan oleh managemen perusahaan, padahal dampak dari bahaya
psikososial tersebut jika tidak segera direspon dalam jangka waktu tertentu dapat
menimbulkan dampak yang merugikan. Tenaga Analis Kesehatan merupakan
salah satu pekerja yang berisiko mengalami stres kerja, dikarenakan rutinitas
pekerjaannya yang monoton dan selalu berinteraksi dengan bahaya biologis
merupakan salah satu faktor penyebab stres kerja. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada
Tenaga Analis Kesehatan di laboratorium X. Dari hasil penelitian, diketahui
faktor-faktor yang menyebabkan stres kerja pada tenaga Analis kesehatan di
Laboratorium X adalah beban kerja, rutinitas kerja, jadwal kerja, dan bahaya
biologis.

ABSTRACT
Work stress is psychological hazard that are sometimes not seen, and go
unnoticed by the management company, but the impact of the psychosocial
hazards if not immediately responded in a certain period of time can cause adverse
impacts. Health Analyst is one of the workers at risk of occupational stress, due to
the monotonous routine work and always interacting with biological hazards is
one of the causes of work stress. The purpose of this study was to determine the
factors associated with work stress on Health Analyst at X Laboratory. From the
research lab, the causes factors of work stress on health Analyst at X Laboratory
are the workload, work routines, work schedules, and biological hazards ."
2016
S62681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andersen
"Resiko dan bahaya pekerjaan petugas pemadam kebakaran membutuhkan perlindungan kerja dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta. Perlindungan tersebut berupa tindakan proaktif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan. Tugas karya akhir ini menjelaskan mengenai pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penanggulangan kecelakaan serta gangguan kesehatan yang dilakukan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta belum baik karena  tidak terpenuhinya indikator SDM serta tempat kerja dalam pengukuran kinerja proaktif.

The risks and dangers of firefighter’s occupation need to be protected by Departement of Firefighter and Rescue in Jakarta to maintain the safety and healthy of firefighters. The protection in the form of proactive action to prevent the occurrence of accidents and diseases problems. This thesis describes how Departement of Firefighters runs the occupational health and safety to firefighters. This research is descriptive research using qualitative approach. The results of this research is that the accident prevention and health disorders conducted Fire Service and disaster relief Jakarta need to be improved because it does not meet the standart of  occupational health and safety indicators proactive performance measurement."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pajar Yani
"Pendahuluan : GERD dapat menurunkan kualitas hidup yang dapat dipicu dan dieksaserbasi dengan stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan kejadian GERD.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang pada Januari hingga April 2021 terhadap 100 guru SD di Cipondoh, Kota Tangerang yang dipilih melalui metode multistage cluster random sample. Para guru mengisi kuesioner melalui google form. Kuesioner GERDQ digunakan untuk mendiagnosis GERD, sementara stres kerja dinilai menggunakan Teacher Stress Inventory (TSI). Seluruh faktor risiko yang mungkin ada dianalisa. Data yang didapat diolah dengan menggunakan analisis bivariat.
Hasil : Mayoritas guru adalah perempuan, berusia dibawah 40 tahun, mengajar sekolah swasta, dan memiliki pengalaman mengajar lebih dari lima tahun. Guru yang mengalami stres rendah sebanyak 77% dengan beban kerja sebagai stresor utama. Prevalensi GERD didapatkan sebanyak 23%. Dari hasil penelitian ini, tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara stres kerja pada guru dengan kejadian GERD (p=0,69). Faktor resiko yang bermakna secara statistik ialah merokok (p = 0,037; OR : 11,4). Karakteristik guru, obesitas, diet tinggi lemak, kafein serta peristiwa hidup yang stressful bukan merupakan faktor resiko yang bermakna.
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan GERD.

GERD can reduce the quality of life and it can triggered and exacerbated by stress. The aim of this study is to find a relationship between occupational stress and GERD.
Method: This is a cross-sectional study, held in September 2020-July 2021. This study were involving 100 elementary teacher in Cipondoh, Kota Tangerang, whom selected by multistage cluster random sample method, and completing the questionnaire using google form application. The GERDQ Questioner were used to diagnose GERD, while occupational stress assessed using the Teacher Stress Inventory (TSI). All possible risk factors were analysed. Results were analysed using bivariate analysis.
Results: Most of the subject were female, under 40 years old, work in private school, and have more than five years experiences of teaching. They are having a low occupational stress (77%), workload being the most stressor. The prevalence of GERD was 23%. The result of this study failed to indicate a significant relationship between occupational stress among the teachers and GERD (p = 0,69). We found that the statistically significant risk factors of GERD is smoking (p = 0,037; OR = 11,4). Characteristic subject, obesity, fat dietary, caffein, and (stressful) life events were not a significant risk factors of GERD.
Conclusion: We didn’t find any significant relationship between teacher stress and GERD.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hellen Citra Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran psychological well-being pada petugas pemadam kebakaran di Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Penelitian ini menggunakan alat ukur Ryff’s Scale of Psychological Well-Being yang telah diadaptasi oleh kelompok payung penelitian Psychological Well-Being 2012. Pengolahan data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 200 petugas pemadam kebakaran dari lima wilayah di Jakarta. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa skor mean psychological well-being petugas pemadam kebakaran di Jakarta tergolong tinggi.

This research aims to describe the psychological well-being of firefighters in Jakarta. The approach of this research is a quantitative approach by collecting data through questionnaires. This research uses Ryff’s Psychological Well-Being Scale, which is adopted from previous research by a research team of psychological well-being in 2012. The data is analyzed using descriptive statistic technique. Research participants are 200 firefighters from five regions in Jakarta. The results shows that the mean score of psychological well-being of firefighters in Jakarta is high. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>