Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115712 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danika Nurannisa S.
"

Masalah kesehatan mental pada mahasiswa sering terjadi, namun kenyataannya niat dan perilaku mencari bantuan secara online yang mudah untuk dijangkau masih jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan stigma diri dan online help-seeking pada mahasiswa. Proses pengumpulan data dilakukan kepada mahasiswa di Indonesia dengan rentang usia 18-29 tahun dengan jumlah sebanyak 270 orang. Partisipan diminta untuk mengisi kuesioner secara online yang di dalamnya terdapat Self-Stigma of Seeking Help Scale dan Online Help-Seeking Questionnaire. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa stigma diri memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan niat mencari bantuan secara online dengan cara menggunakan internet untuk mencari dan membaca informasi masalah pribadi dan emosional (r = -0,25, p < 0,01). Penelitian ini juga menunjukkan stigma diri memiliki hubungan positif yang signifikan dengan perilaku mencari bantuan online dengan cara mengunggah ke penonton yang besar (r = 0,13, p < 0,01). Hasil dari temuan ini dapat berguna dalam program preventif dan memperkaya dalam literatur terkait stigma diri dan niat serta perilaku mencari bantuan secara online. 

Kata Kunci: mahasiswa; mencari bantuan secara online; stigma diri 


Mental health problems in college students often occur, but the reality the intention and behavior of online help-seeking that is easy to reach are still rarely done. This study aims to examine the relationship of stigma diri and online help-seeking in students. The data collection process was carried out for college students in Indonesia with an age range of 18- 29 years with a total of 270 people. Participants were asked to fill out an online questionnaire in which there was a Self-Stigma of Seeking Help Scale and an Online Help-Seeking Questionnaire. The results of this study indicate that self-stigma has a significant negative relationship with intention online help-seeking by using the internet to find and read information on personal and emotional problems (r = -0.25, p <0.01). This study also showed that self-stigma had a significant positive relationship with online help-seeking behavior by uploading to a large audience (r = 0.13, p <0.01). The results of these findings can be useful in preventive and enriching programs in the literature related to stigma diri and the intention and behavior of online help-seeking. 

Key Words: college students; online help-seeking; self-stigma 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eleonora Renata Andelina
"Kesepian merupakan pengalaman subjektif dan aversif yang sering dikaitkan dengan dampak negatif terkait kesehatan mental dan fiisk, terutama pada mahasiswa. Internet dianggap sebagai penghubung yang tepat untuk memudahkan individu melakukan help-seeking. Terlebih adanya asosiasi terkait peningkatan penggunaan internet pada individu yang mengalami kesepian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kesepian dan online help-seeking berbasis internet pada mahasiswa (N = 270). Dalam penelitian ini ditemukan hubungan signifikan yang positif antara kesepian dan niat online help-seeking dengan cara mengunggah ke sumber anonim (r = 0,23, p < 0,01). Selain itu ditemukan juga hubungan signifikan yang negatif antara kesepian dan niat online help-seeking dengan cara mengirim pesan kepada orang terdekat (r = -0,29, p < 0,01). Kesepian juga ditemukan memiliki hubungan signifikan yang positif dengan perilaku online help- seeking dengan cara mengirim pesan kepada orang terdekat (r = 0,33, p < 0,01). Berdasarkan hasil penelitian ini, pihak profesional dapat menyediakan layanan online sebagai sarana bantuan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Loneliness is a subjective and aversive experience that is commonly linked to physical and mental health, especially towards college students. Internet is considered as a useful tool of connection which makes seeking help even easier. Moreover there is an association regarding the increase of internet use of the individual who experiences loneliness. The research that is conducted is a correlational study that aims to learn the connection between loneliness and online help-seeking through the internet among college students (N = 270). It is found in the study that loneliness is positively correlated with online help-seeking intention by posting to anonymous sources (r = 0,23, p < 0,01). Additionally, it is found that loneliness is also negatively correlated with online help- seeking intention by way of directly messaging close others (r = -0,29, p < 0,01). Furthermore, loneliness is also have a positive correlation with online help-seeking behaviour by way of directly messaging close others (r = 0,33, p < 0,01). These findings could help the professionals to provide the effective online tools for college students that might want to seek help."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Theodophilia
"Mahasiswa menjadi pengguna internet tertinggi dan mendapatkan paparan yang cukup banyak. Banyak hal yang dapat dialami oleh mahasiswa dan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental. Namun, terdapat hambatan-hambatan bagi mahasiswa untuk mencari bantuan. Seperti, finansial, ketersediaan waktu, confidentiality, pengalaman help-seeking sebelumnya dan sebagainnya. Hambatan ini dapat dijembatani dengan Online Help-Seeking, namun stigma tetap menjadi salah satu yang dapat mempengaruhi OHS. Salah satu kategori stigma adalah Religious Reinforced Stigma (RRS). Alat ukur yang akan digunakan pada penelitian ini adalah OHSQ (Online Help-Seeking Questionnaire) dan RBMI (Religious Beliefs about Mental Illness). Pengolahan data akan menggunakan metode pearson’s correlation dan pada beberapa item menggunakan Chi-square. Hasil data yang didapatkan adalah N = 349 dan rentang usia 18-25 tahun (M = 20,75, SD = 1,213). Analisis utama pada penelitian ini menunjukan bahwa di kalangan mahasiswa sin/moral responsibility dan spiritually-oriented causes/treatments tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan online help-seeking. Peran social support, attachment dan mental health literacy dalam mempengaruhi kedua variabel ini dapat diteliti untuk penelitian selanjutnya.

The highest internet user is college students and they spend a lot of time in social medias etc. . When in college, college students experiencing many things that might cause mental illness. Despite all the problems they had, there're things that hindrance them to seek help. Those problems can be financial problem, time availability, confidentiality, help-seeking experience etc.. These problems can be solved with Online Help-Seeking (OHS), but stigma might affect OHS. Religious reinforced stigma (RRS) is one of stigma's categories. Tools that were used in this research are OHSQ (Online Help-Seeking Questionnaire) and RBMI (Religious Beliefs about Mental Illness). Pearson's correlation was used to analyze the main research question and some of the item used Chi-Square. This research got N = 349 participants with an age range 18-25 years old (M = 20,75, SD = 1,213). The main analysis showed that religious reinforced stigma isn't significantly correlated with online help-seeking. For the next study, researcher suggest to research on social support, attachment and mental health literacy influence in these variables. These findings might be used as one of the references for psychoeducation about religious reinforced stigma and help-seeking
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisha Almira
"Mahasiswa termasuk dalam kelompok usia dewasa muda yang sangat rentan mengalami gangguan kesehatan mental namun sangat sedikit yang mencari pertolongan. Self-Concealment sebagai faktor penghambat individu untuk mencari pertolongan dapat diatasi dengan media online karena memfasilitasi anonimitas. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara self-concealment dengan online help-seeking. Partisipan (N = 270) merupakan mahasiswa S1 aktif di Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa self-concealment secara signifikan berhubungan dengan niat online help-seeking pada cara Mengunggah ke sumber anonim (r = 0,18, p < 0,01), cara Mencari dan membaca informasi (r = 0,29, p < 0,01), dan cara Mengirim pesan secara langsung kepada orang terdekat (r = -0,16, p < 0,01). Self-concealment juga secara signifikan berhubungan dengan perilaku online help seeking pada cara Mencari dan membaca informasi (r = 0,17, p < 0,01) dan cara Mengirim pesan kepada orang terdekat (r = -0,18, p < 0,01). Penemuan ini dapat berguna sebagai landasan untuk mengembangkan fungsi media online agar dapat meningkatkan pencarian bantuan pada orang dewasa muda, khususnya mahasiswa.

College students are classified as young adult age groups who are very vulnerable to mental health disorders but very few of them are seeking help. Self-concealment as an inhibiting factor for individuals to seek help can be overcome by online media because it facilitates anonymity. This correlational study aimed to see the relationship betweet self-concealment and online-help seeking. Participants (N = 270) were active undergraduate students in Indonesia. Results showed that self-concealment was significantly related to online help-seeking intentions by way of Posting to Anonymous sources (r = 0,18, p < 0,01), Searching and reading information (r = 0,29, p < 0,01), and Directly messaging close others (r = -0,16, p < 0,01). Self-concealment is also significantly related to online help-seeking behavior by way of Searching and reading information (r = 0,17, p < 0,01), and Directly messaging close others (r = -0,18, p < 0,01). These findings can be useful as a basis to develop online media functions in order to increase help-seeking in young adults, especially college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutmainnah
"Masalah kesehatan mental pada remaja di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun tindakan mencari bantuan pada pihak profesional masih tergolong rendah. Diduga terdapat faktor lain yang menghambat intensi remaja untuk mencari bantuan pada pihak profesional ketika memiliki masalah. Sayangnya, penelitian mengenai faktor utama penghambat remaja mencari bantuan pada pihak profesional seperti stigma diri dan sikap terhadap tindakan mencari bantuan masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sikap sebagai mediator terhadap hubungan stigma diri dan intensi remaja untuk mencari bantuan profesional. Sebanyak 255 remaja Indonesia (laki-laki=57 dan perempuan=198) berusia 11-19 tahun (M= 15.31 tahun) menjadi partisipan dan mengisi serangkaian kuesioner meliputi Intention to Seek Counseling Questionnaire (ISCI), Self-Stigma of Seeking Help Scale (SSOSH) dan Mental Help Seeking Attitude Scale (MHSAS). Berdasarkan analisis mediasi ditemukan sikap memediasi secara penuh hubungan stigma diri dan intensi mencari bantuan tenaga kesehatan mental profesional. Semakin rendah stigma diri, maka sikap terhadap tindakan mencari bantuan pada pihak profesional semakin positif. Sikap yang positif selanjutnya akan meningkatkan intensi remaja meminta bantuan kepada pihak profesional. Temuan dalam penelitian ini mengindikasikan perlu digencarkannya program psikoedukasi berkaitan dengan pentingnya merawat kesehatan mental untuk remaja untuk menurunkan stigma diri dan mendorong sikap positif dan intensi mencari bantuan pada tenaga profesional remaja meningkat.

Mental health problems in adolescents in Indonesia are increasing from year to year, but the act of seeking professional help is still relatively low. It is suspected that other factors prevent adolescents from seeking professional help when they have problems. Unfortunately, research on the main factors inhibiting adolescents from seeking professional help such as self-stigma and attitudes toward seeking help is still minimal. This study aims to determine the role of attitude as mediator on the relationship bestween self-stigma and adolescents intention to seek professional help. A total of 255 Indonesian adolescents (boys = 57 and girls = 198) aged 11-19 years (M = 15.31 years) became participants. It filled out questionnaires including the Intention to Seek Counseling Questionnaire (ISCI), Self-Stigma of Seeking Help Scale (SSOSH), and Mental Help Seeking Attitude Scale (MHSAS). Based on the mediation analysis, it was found that the attitude of fully mediating the relationship of self-stigma and intention to seek help from professionals. The lower the self-stigma, the more positive the attitude towards seeking help from professionals. A positive attitude will further increase the intention of adolescents seeking help from professionals. The findings in this study need to be intensified with psychoeducational programs related to the importance of treating mental health for adolescents to reduce self-stigma, encourage adolescents positive attitudes, and increased intention ti seek help from proffesionals mental health."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheren Audina
"Game online merupakan salah satu sarana sumber hiburan yang berkembang pesat seiring dengan meningkatnya penggunaan internet. Banyaknya pengguna game online di berbagai kalangan usia membuat para pemain game online rentan terhadap kecanduan game online. Kecanduan game online dapat menjadi faktor yang mempengaruhi konsep diri individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecanduan bermain game online dengan konsep diri pada mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan, yaitu penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional pada 222 mahasiswa Universitas Indonesia yang bermain game online pada rentang usia dewasa muda 18-23 tahun. Responden didominasi oleh mahasiswa S1 dan angkatan 2019. Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu kuesioner Game Addiction Inventory for Adults (GAIA) untuk kecanduan bermain game online dan kuesioner Tennessee Self Concept Scale Second Edition Short Form untuk konsep diri. Temuan pada penelitian ini menggambarkan 59% mahasiswa memiliki tingkat kecanduan game online sedang dan 50,9% mahasiswa memiliki konsep diri sedang. Hasil analisis memperoleh nilai p=0,001, sehingga membuktikan adanya hubungan kecanduan bermain game online dengan konsep diri. Penelitian ini merekomendasikan pelayanan kesehatan untuk menciptakan program dan konseling khusus bagi mahasiswa kecanduan game online.

Online games are a means of entertainment sources that are growing rapidly along with the increasing use of the internet. The large number of online game users of various ages makes online game players vulnerable to online game addiction. Addiction to online games can be a factor that affects individual self-concept. This study aims to determine the relationship between online game addiction and self-concept in college students. The research method used was quantitative research with a cross-sectional research design on 222 University of Indonesia students who played online games in the age range of young adults 18-23 years. Respondents were dominated by the undergraduate student of 2019. The research instruments used were the Game Addiction Inventory for Adults (GAIA) questionnaire for online game addiction and the Tennessee Self Concept Scale Second Edition Short Form questionnaire for self-concept. The findings in this study illustrate that 59% of students have a moderate level of online game addiction and 50.9% of students have a moderate self-concept. The results of the analysis obtained a value of p = 0.001, thus prove there is a relationship between online game addiction and self-concept. This study recommends health services to create special counseling and programs for students who addicted to online games."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avia Okdiani
"Penelitian ini bertujuan melihat hubungan harga diri (self-esteem) terhadap intensi mencari bantuan (help-seeking) pada peserta magang dalam lingkungan kerja. Hipotesis utama yang diajukan adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan intensi mencari bantuan. Penelitian dilakukan menggunakan metode korelasional pada 434 partisipan WNI berusia 18—24 tahun yang sedang atau sudah melaksanakan magang. Alat ukur yang digunakan adalah Organization-Based Self-Esteem (OBSE) Scale untuk harga diri dan Theory of Planned Behavior (TPB) Questionnaire untuk intensi mencari bantuan. Penyebaran kuesioner dilakukan secara daring menggunakan platform Survey UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga diri (M = 3,84, SD = 0,44) memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap intensi mencari bantuan (M = 5,12, SD = 0,44), r = 0,41, n=434, p<0,01, one tailed, r2=0,17. Hubungan tergolong memiliki effect size besar, yang berarti harga diri berhubungan kuat dengan intensi mencari bantuan. Kesimpulannya, hasil penelitian mendukung hipotesis, yaitu harga diri berkorelasi positif dengan intensi mencari bantuan. Individu dengan harga diri tinggi lebih mampu untuk mencari bantuan tanpa mengatribusikan persepsi negatif pada dirinya. Sebaliknya, individu dengan harga diri rendah mempersepsi perilaku mencari bantuan sebagai hal yang negatif sehingga mereka sungkan dan takut dinilai buruk apabila mencari bantuan kepada orang lain. Berdasarkan hasil penelitian, organisasi atau perusahaan magang disarankan untuk memastikan karyawannya menerima peserta magang dalam lingkungan sosialnya sehari-hari, melibatkan mereka dalam pekerjaan, dan mendampingi mereka sehingga mereka merasa berarti dan berguna dalam organisasi. Dengan begitu, harga diri dan intensi mencari bantuan peserta magang meningkat sehingga pengalaman dan performa kerja mereka lebih baik.

This study aims to examine the relationship between self-esteem and help-seeking intention among interns in the workplace. The hypothesis stated that there is a significant positive relationship between self-esteem and help-seeking intention. This study was conducted using correlational method on 434 Indonesian citizens aged 18-24 years who are currently in or have had an internship. The measuring instrument used is Organization-Based Self-Esteem (OBSE) Scale for self-esteem and Theory of Planned Behavior (TPB) Questionnaire for help-seeking intention. The questionnaire was distributed online using Survey UI platform. Results showed that self-esteem (M = 3.84, SD = 0.44) had a significant positive relationship with help-seeking intention (M = 5.12, SD = 0.44), r = 0.41, n = 434, p<0.01, one-tailed, r2=0.17. This relationship has a large effect size, which means that self-esteem is strongly related to help-seeking intention. In conclusion, the result of this study supports the hypothesis that self-esteem is positively correlated with help-seeking intention. Individuals with high self-esteem are better in seeking help without attributing any negative judgement to themselves. On the other hand, individuals with low self-esteem perceive help-seeking as negative, so they are concerned of negative judgements if they seek help from others. Based on the research results, internship organizations or companies are recommended to ensure that their employees include interns in their day-to-day social environment, involve them in some tasks, and guide them so that they feel meaningful and useful in the organization. That way, self-esteem and help-seeking intention in interns increases so that their work experience and performance are better."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amara Shena Ghayda
"Periode magang atau transisi dari pendidikan ke tempat kerja merupakan tahap kritis dalam karier seseorang sehingga diperlukan berbagai cara untuk beradaptasi, salah satunya dengan mencari bantuan. Atribut individu yang memengaruhi pencarian bantuan ialah efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara efikasi diri dan intensi mencari bantuan pada peserta magang dalam lingkungan kerja. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner dengan sampel individu yang sedang atau pernah mengikuti program magang, berusia 18–24 tahun, dan berkewarganegaraan Indonesia. Alat ukur yang digunakan adalah Occupational Self-Efficacy Scale-Short Form (OSS-SF) dan Theory of Planned Behavior Questionnaire (TPB Questionnaire). Hasil analisis korelasi terhadap 434 sampel menunjukkan bahwa efikasi diri (M = 5,05, SD = 0,49) dan intensi mencari bantuan (M = 5,12, SD = 0,44) berkorelasi positif secara signifikan, r (432) = 0,40, p < 0,01, one-tailed. Dapat disimpulkan, tingkat efikasi diri yang lebih tinggi akan disertai intensi mencari bantuan yang lebih sering. Sebaliknya, kurangnya efikasi diri akan disertai intensi mencari bantuan yang lebih jarang. Implikasi dari penelitian ini, yaitu menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya dengan topik serupa dan memberikan informasi mengenai strategi untuk organisasi meningkatkan efikasi diri dan intensi mencari bantuan peserta magang.

The internship period also called the transition from education to the workplace, is a critical stage in one's career. Hence, various ways are needed to adapt, one of which is through help-seeking. An individual attribute that influences help-seeking is self-efficacy. This study examines the relationship between self-efficacy and help-seeking intentions among interns in the workplace. Data collection was conducted through a questionnaire with a sample of individuals who are currently or have participated in an internship program, aged 18-24 years, and are Indonesian citizens. The measuring tools used are the Occupational Self-Efficacy Scale – Short Form (OSS-SF) and the Theory of Planned Behavior Questionnaire (TPB Questionnaire). Correlation analysis of 434 samples showed that self-efficacy (M = 5,05, SD = 0,49) and help-seeking intention (M = 5,12, SD = 0,44) were significantly positively correlated, r(432) = 0,40, p < 0,01, one-tailed. It can be concluded that a higher level of self-efficacy will be accompanied by help-seeking intention more often. Conversely, a lack of self-efficacy will accompany a less frequent help-seeking intention. The implication of this research is to become a reference for further research on similar topics and provide information on strategies for organizations to increase interns' self-efficacy and help-seeking intention.  "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rehulina Karima Kaban
"Sulitnya melakukan interaksi sosial selama pandemi dapat membuat individu merasa kesepian yang dapat teratasi dengan adanya dukungan sosial secara daring yang diterima oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial secara daring dengan kesepian yang melibatkan 270 mahasiswa dengan menggunakan teknik sampling non-probability. Pengukuran kesepian dilakukan dengan menggunakan alat ukur The de Jong Gierveld Loneliness Scale oleh de Jong Gierveld dan Kamphuis (1985). Pengukuran dukungan sosial secara daring dilakukan dengan menggunakan alat ukur  The Online Social Support Scale oleh Nick et. al (2018). Data penelitian dianalisis menggunakan Pearson Correlation yang hasilnya menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial secara daring dengan kesepian. Hal tersebut menandakan bahwa, peningkatan dukungan sosial secara daring akan diikuti dengan penurunan rasa kesepian pada mahasiswa.

The difficulty of social interaction during a pandemic can make individuals feel lonely which can be overcome by the online social support received by college students. This study aimed to determine the relationship between online social support and loneliness involving 270 college students using a non-probability sampling technique. Loneliness was measured using The de Jong Gierveld Loneliness Scale by de Jong Gierveld and Kamphuis (1985). The measurement of online social support was carried out using The Online Social Support Scale by Nick et. al (2018). The research data were analyzed using Pearson Correlation, the results of which showed that there was a negative significant relationship between online social support and loneliness. This indicated that an increase in online social support will be followed by a decrease in loneliness in students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khadijah Auliaur Rohmaani
"Orang tua memiliki peran penting dalam pencarian bantuan Psikolog untuk menyelesaikan masalah psikologis pada anak. Namun, tidak semua orang tua memiliki intensi dalam mencari bantuan Psikolog. Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti pencarian informasi daring dapat meningkatkan atau menurunkan intensi dalam mencari bantuan. Penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi pencarian bantuan Psikolog masih belum banyak diteliti, terutama pada populasi orang tua di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran sikap orang tua dalam memediasi hubungan antara pencarian informasi daring dan intensi orang tua dalam mencari bantuan Psikolog. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 217 orang tua yang memiliki anak berusia 4-11 tahun. Hasil penelitian menggunakan analisis mediasi menunjukkan bahwa sikap orang tua memediasi sepenuhnya hubungan antara pencarian informasi daring orang tua dan intensi orang tua dalam mencari bantuan Psikolog untuk masalah pada anak. Pencarian informasi daring dapat mengubah sikap orang tua menjadi lebih positif terhadap bantuan dari Psikolog sehingga meningkatkan intensi orang tua dalam mencari bantuan Psikolog untuk masalah pada anak. Hasil penelitian ini dapat digunakan Psikolog untuk membuat psikoedukasi untuk meningkatkan intensi orang tua mencari bantuan Psikolog untuk masalah pada anak melalui peningkatan informasi yang mampu mengubah sikap orang tua menjadi lebih positif dalam pencarian bantuan Psikolog.

Parents have an important role in seeking help from psychologists to solve children’s psychological problems. However, not all parents have the intention to seek the help of a psychologist. This is due to various factors, such as online information-seeking can increase or decrease the intention to seek help. Research on the factors that influence the search for psychological help has not been widely studied, especially in the elderly population in Indonesia. The purpose of this study was to determine the role of parental attitudes in mediating the relationship between online information seeking and parents' intention to seek a psychologist's assistance. Participants in this study consisted of 217 parents who had children aged 4-11 years. The results of the study using regression analysis showed that parents’ attitudes toward help-seeking fully mediate the relationship between parents' online behavior and parents' help-seeking intentions from psychologists for children’s problems. Parents' online behavior can change parents' attitudes to be more positive towards psychologists’ help-seeking, thereby increasing parents' help-seeking intention from psychologists for children’s problems. The results of this study can be used by psychologists to create online psychoeducation so that it becomes more common for parents to seek help from psychologists for children’s problems."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>