Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74043 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayi Adikanyaa Paramesthi
"ABSTRAK
Berdasarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 2019, memperkirakan bahwa 70% dari anak berkebutuhan khusus belum dilayani. Luasnya Negara Republik Indonesia dan pandemi covid-19 saat ini serta adanya kebijakan pemerintah belajar dari rumah agar tetap terpenuhi hak anak serta mempertahankan kualitas hidup AbK-CP, maka kebutuhan pendamping terlatih sangat mendesak. Pelatihan dengan pembelajaran daring menjadi solusi terbaik dalam perluasan dan pemerataan pelayanan di Indonesia. Cerebral Palsy (CP) pada anak adalah gangguan dalam perkembangan yang dapat mempengaruhi kemampuan motorik dan menyeimbangkan tubuh yang memiliki tingkat keparahan. Material dalam penelitian ini pendamping AbK khususnya CP, gawai, aplikasi teleconference dengan materi pembelajaran berupa video maupun slide. Data diambil dengan penilaian observasi kinerja pendamping, akurasi dilakukan oleh tenaga ahli. Studi ini menggunakan analisis dengan metode kualitatif deskriptif untuk mengevaluasi kinerja hasil pelatihan bagi pendamping AbK-CP secara daring. Berdasarkan metode uji korelasi Spearmen nilai <0,05 didapatkan pada evaluasi capaian, proses pengulangan serta profesi responden yang menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan. Secara kuantitatif keberhasilan pencapaian kinerja, baik berkaitan dengan pengulangan maupun berkaitan dengan profesi, mencapai 90%. Pelatihan dengan pembelajaran daring ini dapat memberikan layanan pada AbK-CP sesuai dengan karakteristik kebutuhan yang spesifik, oleh pendamping terlatih dengan metode ramah Ramah Otak Ramah HatI (RORI), serta dapat dilakukan dirumah.

ABSTRACT
Children with Special Needs Education-Cerebral palsy (CSN-CP) based on the Indonesian Ministry of Education and Culture in 2019, predicted that 70% of SNC had not been served. The extent of the Republic of Indonesia geographic area and pandemic Covid-19 nowadays and also the Government's policy of learning from home in order to remain to fulfill the children's rights and maintain the quality of CSN-CP life, so the needs of trained caregiver is very urgent. Training with online learning is the best solution in the expansion and equality service in Indonesia. Cerebral palsy (CP) in children is a disorder in development that can affect the motor ability and balance the body that has its severity. The material in this study caregiver CSN especially CP, gadgets, application of teleconference with the digital learning materials in the form of video and slides. Data is taken with an observation assessment of the caregiver performance; experts do accuracy. This study uses analysis with a qualitative descriptive method to evaluate the performance of training results for caregiver CSN-CP online. Based on the correlation test method Spearmen the value of < 0.05 is obtained in the evaluation of the achievement, the repetition process as well as the profession of respondents indicating that there is a significant correlation. Quantitatively, the success of performance, both related to repetition and related to the profession, reaches 90%. Training with online learning can provide services to CSN-CP in accordance with specific needs characteristic, by trained caregiver with friendly method of friendly brain-friendly heart (RORI), and can be done at home."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tati Asiati Pouw
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1968
S2193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Ullynaria Doreen
"ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengukur efektivitas dari pelatihan Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) untuk menumbuhkan sikap positif siswa reguler terhadap Siswa Berkebutuhan Khusus (SBK) di sekolah dasar inklusif. Pelatihan SERASI didasarkan pada model sikap Triandis (1971) yang meliputi 3 komponen: kognitif, afektif, dan perilaku. Penelitian kuasi-eksperimental dengan pre- and post-nonequivalent control group dirancang untuk melihat efektivitas pelatihan. Sebanyak 81 siswa berpartisipasi di dalam penelitian ini. Partisipan dibagi ke dalam kelompok kontrol (N = 48) dan kelompok eksperimental (N = 33). Kelompok eksperimen diberikan enam sesi pelatihan mengenai disabilitas. Materi pelatihan mengangkat topik mengenai disabilitas secara umum, disabilitas fisik, gangguan sensorik, disabilitas intelektual, kesulitan belajar dan autisme. Untuk mengukur efek dari pelatihan, Chedoke-McMaster Attitudes Towards Children With Handicaps (CATCH) digunakan untuk mengukur sikap siswa reguler dalam tiga kali pengukuran: sebelum pelatihan, sesaat setelah pelatihan, dan tiga bulan setelah pelatihan. Uji statistik T-test digunakan untuk menganalisa dampak pelatihan SERASI pada sikap siswa reguler terhadap SBK. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap yang signifikan antara sebelum (M=50.48, SD=3.76) dan setelah (M=49.67, SD=4.54) pelatihan SERASI, t(32)=1.092, p=0.283 dan tiga bulan setelah pelatihan, t(32)=0.910, p=0.37. Selain itu, tidak ada pula perbedaan perubahan sikap baik sebelum dan setelah pelatihan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, t(32)=1.092, p=0.283, dan tiga bulan setelah pelatihan t(32)=0.910, p=0.37. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan SERASI belum efektif dalam menumbuhkan sikap positif siswa reguler terhadap SBK.


ABSTRACT

This research aims to investigate the effectiveness of Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) training in improving regular students' positive attitude toward students with Special Educational Needs (SEN) in primary inclusive school. SERASI training is based on the Triandis model of attitudes which includes 3 components: cognitive, affective and behavioral. A quasi-experimental with pre- and post-nonequivalent control group was designed to examine the effectiveness of SERASI training. A total of 81 students participated in this study. Participants were divided into a control (n = 48) and an experimental group (n = 33). The experimental group attended six training sessions that spread in three-days. The training material covering topics about disabilities in general, physical disabilities, sensory disabilities, intellectual disabilities, learning difficulties, and autism. To establish the effect of the training program, Chedoke-McMaster Attitudes Towards Children With Handicaps (CATCH) were used to measure regular students' attitude at three moments: prior to the training, immediately after the training and three months after the training. A T-test was conducted to examine the impact of SERASI training to regular students' attitude toward students with SEN. The result shows that there was no significant difference between before (M=50.48, SD=3.76) and after (M=49.67, SD=4.54) the SERASI training t(32)=1.092, p=0.283, and three months after the training t(32)=0.910, p=0.37. Additionally, there was no significant difference between experimental and control group before to after training, t(32)=1.092, p=0.283, and three months after training, t(32)=0.910, p=0.37. Thus, the result did not suggest that SERASI training was an effective practice in promoting students' positive attitude toward students with SEN.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Aini
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas Pelatihan Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) untuk menumbuhkan sikap positif orang tua terhadap siswa berkebutuhan khusus. Sikap orang tua diukur dengan menggunakan kuesioner PATCH yang telah diadaptasi ke dalam versi Bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental. Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua siswa reguler di salah satu sekolah dasar inklusif di Kota Jakarta berjumlah 44 orang tua, yang dibagi ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pelatihan disusun bersama rekan peneliti yang menjalankan versi pelatihan SERASI pada siswa dan guru. Pada penelitian ini, peneliti fokus pada versi pelatihan SERASI pada orang tua. Pelatihan dilakukan selama dua hari dan terdiri dari 7 (tujuh) sesi. Modul pelatihan dirancang berdasarkan tiga komponen sikap (kognitif, afektif dan perilaku). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelatihan SERASI pada orang tua secara signifikan efektif dalam menumbuhkan sikap positif orang tua terhadap siswa berkebutuhan khusus. Hasil ini terbukti bertahan pada komponen kognitif dan afektif, namun menurun pada komponen perilaku saat pengukuran setelah tiga bulan pelatihan. Kepada pihak sekolah disarankan untuk melakukan follow up terkait perencanaan partisipan dalam mendukung pendidikan inklusif. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan keragaman demografi partisipan.

This study aims to examine Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) training in improving parents positive attitudes towards students with special needs. The attitude of parents was measured by the PATCH questionnaire that has been adapted into Bahasa version. This is a quasi-experimental study. Participants were 44 parents of regular students in an inclusive elementary school in Jakarta. They were divided into experimental groups and control groups. The training was designed by involving researchers who focus on SERASI training version for students and teachers. In this study, research focused on SERASI training for parents. The training was conducted in two days and consisted of 7 (seven) sessions. The training module was designed based on three components of attitude (cognitive, affective and behavior). The result shows that SERASI training can increase parents positive attitude towards students with special needs. This result proved to be persistent in the cognitive and affective components but decreased in the behavior component at measurement after three months of training. School parties were suggested to follow up on planning participation in supporting inclusive education. Future research is recommended to consider various demographics of participants.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Fajrianti
"Kekerasan anak yang terjadi di Kota Depok mempertanyakan eksistensi dari adanya predikat Kota Layak Anak yang dimiliki. Salah satu program dalam mewujudkan KLA yang tujuannya menyentuh keluarga dan menjadi program paling dekat dengan masyarakat adalah program Rukun Warga (RW) Ramah Anak. Program RW Ramah Anak menjadi program dengan capaian outcome tertinggi dengan penambahan jumlah RW Ramah Anak setiap tahunnya. Evaluasi program RW Ramah Anak ini dilakukan untuk melakukan penilaian mengenai keberhasilan dan kegagalan program dalam upaya penanganan kekerasan anak khususnya di wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok sebagai wilayah dengan kasus terbanyak kekerasan anak dan menjadi wilayah dengan RW Ramah Anak terbanyak dibandingkan wilayah lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data mixed methods melalui kuesioner yang disebarkan kepada 160 responden (kuantitatif) serta wawancara mendalam dengan 8 narasumber (kualitatif). Penelitian ini menggunakan teori Evaluasi Program oleh Stufflebeam, D. L., & Zhang, G. (2017). Berdasarkan hasil penelitian mengenai evaluasi program RW Ramah Anak dalam penanganan kekerasan anak di wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok dinyatakan bahwa program ini berhasil dalam upaya penanganan kekerasan anak. Namun, program ini juga masih memiliki beberapa kendala yang perlu diperbaiki agar dapat dilaksanakan menyeluruh dan berjalan dengan optimal oleh RW di Kota Depok.

Child abuse that occurred in the city of Depok questioned the existence of the child-friendly city title that the city-owned. One of the programs in realizing KLA whose goal is to touch families and being the closest program to the community is the Child-Friendly Community Association (RW) program. The Child-Friendly RW Program is the program with the highest outcome achievement that can be seen by the increasing number of Child-Friendly RWs every year. The evaluation of the Child-Friendly RW program was carried out to determine the program's success or failure in addressing child violence, particularly in the Pancoran Mas sub-district of Depok City, which has the highest number of cases of child violence and the most Child-Friendly RWs in comparison to other areas. This study uses a quantitative approach with mixed methods data collection techniques through questionnaires distributed to 160 respondents (quantitative) and in- depth interviews with eight sources (qualitative). This study uses the Program Evaluation theory by Stufflebeam, D. L., & Zhang, G. (2017). Based on the results of research on the evaluation of the Child Friendly RW program in handling child violence in the Pancoran Mas District, Depok City, it was stated that this program was successful in handling child violence. However, this program also still has several obstacles that need to be fixed so that it can be implemented comprehensively and run optimally by the RW in Depok City."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Harits
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Program Pelatihan dan Pengembangan Rumah Kepemimpinan Dengan Skema Daring Untuk Peserta Program Angkatan X. Latar belakang penelitian didasarkan pada potensi sumber daya manusia sebagai investasi penting, namun dihadapkan pada adanya bentuk-bentuk krisis kepemimpinan di Indonesia. Rumah Kepemimpinan hadir sebagai lembaga yang menyediakan program pelatihan dan pengembangan di bidang kepemimpinan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penarikan sampel total sampling melalui instrumen kuesioner daring yang diisi oleh 151 peserta Rumah Kepemimpinan. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dengan bantuan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa rata-rata evaluasi program baik dari dimensi reaksi dan pembelajaran mencapai nilai mean sebesar 4.172 yang termasuk dalam kategori baik. Evaluasi tersebut didasarkan pada penggunaan dua tingkatan evaluasi program Kirkpatrick, yaitu reaksi dan pembelajaran. Hasil tersebut menandakan kepuasan peserta program dan keberhasilan program dalam memenuhi harapan dan kebutuhan peserta dalam pengembangan kepemimpinan.

This research aims to evaluate the Training and Development Program of Rumah Kepemimpinan with the Online Scheme for Participants of Batch X. The background of the study is based on the potential of human resources as a vital investment, but facing various leadership crises in Indonesia. Rumah Kepemimpinan serves as an institution providing leadership training and development programs. The research method used is a quantitative approach with total sampling through an online questionnaire instrument filled out by 151 participants of Rumah Kepemimpinan. The collected data were analyzed using descriptive analysis techniques with the assistance of the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Based on the research findings, it was discovered that the average program evaluation, both in terms of reaction and learning dimensions, reached a mean value of 4.172, which falls into the "good" category. This evaluation is based on the use of two levels of the Kirkpatrick program evaluation, namely reaction and learning. The results indicate participant satisfaction with the program and its success in meeting the expectations and needs of participants in leadership development."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hariati Yudanti
"ABSTRAK
Display merupakan media yang menghubungkan informasi dengan pengunjung museum, terutama anak. Namun, sebagian besar museum yang terdapat di Indonesia masih belum mengembangkan kualitas displaynya untuk menjadi ramah anak. Skripsi ini mengkaji display ramah anak pada museum yang mengacu pada anak tahap concrete-operational. Studi kasus dilakukan pada Museum
Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga MKT yang merupakan satu-satunya museum yang ditujukan untuk anak di Indonesia. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa display tidak memberikan pengalaman berksesan bagi anak. Padahal, display seharusnya dapat mengakomodasi informasi agar mudah dipahami anak melalui jenis hands-on dan participatory melalui elemen displaynya.

ABSTRACT
Display as a platform in the museum that should connect the visitor and the information, especially for children. However, most of the museums in Indonesia are still in the process of quality improvement in terms of child friendly display. This thesis examines the suitability of child friendly museum displays in concrete operational stage children. The case study was conducted in the Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga Museum MKT which is the only museum for children in Indonesia. The case study analysis shows that the display at MKT did not provide memorable experience for children. Furthermore, it should accommodate children rsquo s understanding through a hands on and participatory type of display elements."
2017
S67014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Putri Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ketahanan keluarga pada keluarga yang memiliki anak cerebral palsy dan bersekolah di YPAC Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data kualitatif yang diperoleh dikumpulkan melalui studi literatur, observasi, dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini, yaitu menggambarkan sumber kesulitan dan sumber kekuatan yang dimiliki oleh keluarga dengan anak cerebral palsy. Selain itu, penelitian ini juga melihat interaksi yang terjalin antara keluarga dengan lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui jika sumber kesulitan dan sumber kekuatan dominan berasal dari dalam diri anggota keluarga individu, dimana ketika sumber kesulitan tidak didukung oleh sumber kekuatan maka sumber kesulitan tersebut dapat menghasilkan sumber kesulitan baru. Ketika keluarga memiliki sumber kesulitan yang banyak dan tidak memiliki sumber kekuatan yang memadai, maka keluarga akan mengalmi krisis. Krisis tersebut dapat diminimalisir dengan adanya bantuan dari lingkungan di sekitarnya, seperti keluarga besar dan komunitas di sekitar keluarga.

This study aims to describes family resilience in families who have cerebral palsy children and studying at YPAC Jakarta. This research used qualitative approach with case study research. Qualitative data were collected from literature study, observation and interview. The results of this research shows that every family with cerebral palsy children has a different risk and protective factors. The dominants factors comes from within the individual, and every risk and protective factors could bring up another risk and protective factors. When families have many risk factors and do not have adequate protective factors, the family will end up in crisis. The crisis can be minimized with the help of the surrounding environment, such as extended families and communities around the family. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Eka Putri
"Spastisitas pada palsi serebral merupakan penyebab disabilitas terbesar pada anak-anak 80 . Akupunktur sebagai terapi tambahan diketahui dapat membantu mengurangi spastisitas pada anak dengan palsi serebral. Salah satu modalitas akupunktur dengan efek samping minimal dan aman untuk anak-anak adalah laserpunktur. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh laserpunktur pada titik GV20, GV14, LI4, GB34 dan LR3 terhadap spastisitas pada palsi serebral tipe spastik. Desain penelitian ini adalah uji klinis acak tersamar tunggal dengan kontrol. Melibatkan 60 pasien palsi serebral tipe spastik usia 2-10 tahun yang dibagi menjadi dua kelompok. Pasien yang menyelesaikan terapi hingga akhir penelitian adalah 52 orang, 8 pasien dinyatakan dropout. Kelompok perlakuan sebanyak 26 pasien mendapatkan terapi laserpunktur dan kelompok kontrol sebanyak 26 pasien mendapatkan terapi laserpunktur plasebo, masing-masing sebanyak 12 kali terapi dengan frekuensi 3 kali seminggu. Kemudian pada kedua kelompok dilakukan penilaian spastisitas menggunakan Modified Ashworth Scale MAS sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan nilai MAS setelah perlakuan pada kelompok laserpunktur dibandingkan kelompok laserpunktur plasebo p < 0,05; 95 IK = 2,616 - 15,230 , terdapat penurunan nilai MAS pada kelompok laserpunktur setelah perlakuan dibandingkan sebelum perlakuan p < 0,05; 95 IK = 2,354 - 11,030 , tidak terdapat penurunan nilai MAS pada kelompok laserpunktur plasebo setelah perlakuan dibandingkan sebelum perlakuan p > 0,05; 95 IK = -7,027 - 2,565 , dan terdapat penurunan nilai MAS 3,6 kali lebih besar pada kelompok laserpunktur dibandingkan kelompok laserpunktur plasebo OR = 3,6, p < 0,05 . Dapat disimpulkan bahwa laserpunktur pada titik akupunktur GV20, GV14, LI4, GB34 dan LR3 terbukti efektif terhadap penurunan nilai MAS dibandingkan dengan laserpunktur plasebo pada anak dengan palsi serebral tipe spastik.

Spasticity is a common feature of cerebral palsy 80 and the most common cause of disability in children. Acupuncture as an adjunctive therapy is known to help reduce spasticity in children with cerebral palsy. One of the acupuncture modalities with minimal side effects and safe for children is laser acupuncture or laserpuncture. This study aims is to determine the laserpuncture effects on GV20, GV14, LI4, GB34 and LR3 to spasticity on spastic cerebral palsy patients. The study design is a randomized single blinded clinical trial, involving 60 patients aged 2 to 10 years, divided into two groups. Only 52 patients who completed therapy until the end of the study, 8 patients stated dropout. The treatment group 26 patients received laserpuncture therapy, and the control group 26 patients received laserpuncture plasebo, each patient get 12 times therapy with frequency 3 times a week. Both of groups evaluated for spasticity using Modified Ashworth Scale MAS before and after treatment. The results showed a decrease in MAS score after treatment p 0,05 95 CI 2,616 15,230 in the laserpuncture group compared to the placebo group, a decrease in MAS score in the laserpuncture group after treatment p 0,05 95 CI 2,354 11,030 compared to before treatment, there is no improvement in the placebo group after treatment p 0,05 95 CI 7,027 2,565 compared to before treatment, and there was a decrease in MAS score 3,6 time greater in the laserpuncture group compared to the placebo group OR 3,6, p 0,05 . It can be concluded that laserpuncture therapy more effectively reduce MAS score in patients with spastic cerebral palsy compared to laserpuncture placebo. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>