Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18756 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Izazi Mulya Putra
"Kawasan Kampung Tongkol sebagai bagian dari bentang Kawasan Wisata Sejarah Kota Tua merupakan bagian tengah dari kawasan Sunda Kelapa di bagian utara & Glodok di bagian selatan. Bentang yang berkisar 3 km itu memiliki banyak sekali titik destinasi wisata. Sayangnya, dengan begitu banyaknya destinasi wisata, fasilitas sosial & fasilitas umum pendukung aktivitas berwisata dinilai masih kurang. Pasalnya, Kawasan Wisata Kota Tua dinilai melemah karena pengunjung merasa lelah bergerak dari utara ke selatan atau sebaliknya tanpa adanya ruang jeda untuk beristirahat. R-Cade sebagai salah satu solusi, diharapkan mampu menjadi ruang peristirahatan sejenak sekaligus penyedia fasilitas umum & fasilitas sosial. Disamping tujuan tersebut, R-Cade juga ditujukan untuk menghubungkan komplek museum dekat Stasiun Kota Tua dengan Kawasan Kampung Tongkol, sebagai objek arsitektur yang berlikasi tepat di antara kedua kawasan ini.

Kampung Tongkol area as a part of the Kota Tua Historical Tourism Area landscape is the central part of the Sunda Kelapa region in the north & Glodok in the south. The span which is about 3 km has a lot of tourist destination points. Unfortunately, with so many tourist destinations, social facilities & public facilities supporting tourism activities are still considered lacking. Because the Kota Tua Tourism Area is considered weak because visitors feel tired of moving from north to south or vice versa without any space to rest. R-Cade as one of the solutions, is expected to become a resting place for a moment as well as a provider of public facilities & social facilities. Besides these objectives, R-Cade is also intended to connect the museum complex near Kota Tua Station with the Kampung Tongkol area, as an architectural object that is located right between these two regions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reggina Diah Ayuningtyas
"Dark tourism merupakan wisata dengan berkunjung ke tempat terjadinya kekejaman dan pembunuhan yang berhasil menarik minat wisatawan. Hal ini dikarenakan oleh keunikannya yang tidak didapatkan oleh wisatawan jika berkunjung ke jenis wisata lain. Oleh karena itu, wisata ini berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut, terlebih lagi Indonesia memiliki banyak daya tarik wisata dark tourism, salah satunya yaitu Kawasan Kota Tua Jakarta, seperti Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Sejarah Jakarta, dan Toko Merah. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengetahui tingkat kekelaman dark tourism sebagai daya tarik utama, potensi wisata, serta upaya pengembangan wisata di Kawasan Kota Tua Jakarta. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode skoring pada penilaian tingkat kekelaman dan potensi wisata. Sementara itu, pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi lapangan, dan studi pustaka. Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis deskriptif keruangan dan analisis spasial komparatif. Berdasarkan hasil penilaian spektrum dark tourism, diketahui bahwa Pelabuhan Sunda Kelapa tergolong ke dalam tingkatan light-dark, sedangkan Museum Sejarah Jakarta dan Toko Merah tergolong ke dalam tingkatan dark. Sementara itu, berdasarkan penilaian potensi wisata, Toko Merah tergolong ke dalam potensi sedang, sedangkan Museum Sejarah Jakarta dan Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki potensi yang tinggi.

Dark Tourism is a tour by visiting places of atrocities to murders that have succeeded in attracting tourism, because of its uniqueness that tourists will not get when visiting other types of tourism. Therefore, dark tourism has the potential to be developed further, especially Indonesia has a lot of dark tourism attractions, in the Kota Tua Jakarta, such as Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Sejarah Jakarta, and Toko Merah. The purpose of this study is to determine the dark level of dark tourism as the main attraction, tourism potential, and tourism development efforts. The approach used in this study is a qualitative using the scoring method in assessing the dark level of dark tourism and assessing tourism potential. Meanwhile, data collection was obtained through interviews, field observations, and literature studies. Furthermore, the data analysis in this study is descriptive analysis with a spatial approach, and comparative spatial analysis. Based on the results of the dark tourism spectrum assessment, it is known that Pelabuhan Sunda Kelapa belongs to the light-dark level, while the Museum Sejarah Jakarta and Toko Merah belong to the dark level. Meanwhile, based on the assessment of tourism potential, Toko Merah dan is classified as a medium potential to be developed, while the Museum Sejarah Jakarta and Pelabuhan Sunda Kelapa have high potential value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heribertus Ompusunggu
"Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan destinasi wisata yang direncanakan
oleh Pemerintah didaftarkan pada UNESCO di tahun 2015, sebagai heritage atau
warisan budaya. Namun permasalahan kemacetan lalu lintas, gangguan keamanan
dan tidak tertibnya pedagang kaki lima akan menjadi hambatan dalam rencana
tersebut. Sehingga diperlukan fungsi kepolisian dengan mengedepankan
kemitraan dengan masyarakat di Kawasan Kota Tua dalam penanggulangan
terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi. Pertanyaan tesis ini
adalah: bagaimana Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di Kawasan Kota Tua
Jakarta, kendala-kendala yang dihadapi dan Pemolisian yang ideal yang dapat
diterapkan di Kawasan Kota Tua Jakarta.
Teori dan Konsep yang digunakan pada tesis ini adalah, polisi, pemolisian,
masyarakat atau komuniti, pariwisata, perkotaan, manajemen, Polsek dan
Polsubsektor dan Analisis SWOT.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berfokus pada
etnografi, sementara metode penulisannya penulis cenderung ke deskriptif
analisis.
Temuan penelitian menyebutkan Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di
Kawasan Kota Tua Fatahilah dilaksanakan dengan melalui beberapa proses
manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan.
Kegiatan yang dilakukan adalah pengaturan, penjagaan, dan patroli. Kendalakendala
yang dihadapi dari segi internal, adalah kemampuan Polsubsektor
Pinangsia masih terbatas hal ini dilihat dari segi sumberdaya manusia secara
kuantitas baik kualitas (khususnya tidak ada polisi pariwisata), sarana dan
prasarana serta anggaran. Sementara kendala dari segi Eksternal adalah kurang
maksimalnya kerjasama dengan pihak Sat Pol PP, Satpam Museum, PKL,
Parkiran dan Linmas dalam hal keterpaduan, kurang maksimalnya alat pendukung
pengamanan di wilayah kawasan Kota Tua, misalnya pagar dan CCTV. Model
Pemolisian yang ideal dengan melihat keterbatasan organisasi, bagi Polsubsektor
Pinangsia adalah pemolisian modern yang proaktif dalam menyelesaikan masalah
dengan memfokuskan pelayanan dan pengayoman terhadap pariwisata perkotaan.
Kesimpulan, Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di Kawasan Kota Tua
Jakarta sudah dilaksanakan melalui peran petugas Polsubsektor Pinangsia yang
memiliki kecenderungan menekankan peran para petugas kepolisiannya pada
tindakan-tindakan kepolisian secara persuasif, preemtif dan preventif dengan
melaksanakan berbagai kegiatan yang bersifat individu..
Saran, seharusnya Polsubsektor Pinangsia memiliki kemampuan secara
kualitas dan kuantitas untuk menjamin kenyamanan wisatawan dalam melakukan
kunjungannya, dan ditunjang oleh pendukung dalam rangka penanggulangan
permasalahan sosial yang membutuhkan dukungan dari Pemerintah.
Kata Kunci: Pemolisian, Perkotaan dan Pariwisata.

The Kota Tua Jakarta area is a tourist destination which was planned by
the Government registered on the UNESCO in 2015, as a heritage city. But the
problems of traffic congestion, security threats and not martinet vendors will be
obstacles in the plan. So that the necessary police functions by promoting
partnerships with the community in the Kota Tua Jakarta area in in response to the
social problems that occur. The thesis question is: how policing Polsubsektor
Pinangsia in the Kota Tua Jakarta area, obstacles faced and policing an ideal that
can be applied in the Kota Tua Jakarta area.
Theories and concepts used in this thesis is, police, policing, community or
local community, tourism, urban management, police and Polsubsektor and
SWOT Analysis.
Methods This study used a qualitative approach focuses on ethnography,
while the methods of literary writers tend to the descriptive analysis.
Polsubsektor Pinangsia policing research findings mentioned in the Kota
Tua Jakarta area implemented through a management process ie planning,
organizing, leadership and supervision. Activities undertaken is the setting,
maintenance, and patrol. Constraints faced in terms of internal, is still limited
ability Polsubsektor Pinangsia this in terms of human resources in terms of
quantity of good quality (in particular there is no tourism police), infrastructure
and budget. While the terms of the External constraints are less maximum
cooperation with the Sat Pol PP, museum guard, street vendors, parking and
Linmas in terms of integrity, lack of support tools maximum security in the Kota
Tua Jakarta area, such as fencing and CCTV. The ideal model of policing to see
the limitations of the organization, for Polsubsektor Pinangsia modern policing is
proactive in resolving problems with the service and protection focusing on urban
tourism.
Conclusion, policing Polsubsektor Pinangsia in the Kota Tua Jakarta area
has been carried out through role Pinangsia Polsubsektor officer who has a
tendency emphasizes the role of its police officers on police actions persuasively,
preemptive and preventive to implement various activities are individual.
Advice, should have the ability Polsubsektor Pinangsia in quality and quantity to
ensure the comfort of the traveler's visit, and supported by the support in order to
control social problems that require the support of the Government.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arneta Iftita Pramadhani
"Penelitian ini membahas implementasi teori lanskap linguistik dan fenomena multibahasa dalam lanskap linguistik yang ada di salah satu kawasan wisata Kota Malang, yaitu kawasan Kayutangan. Kayutangan adalah kawasan yang memiliki bangunan-bangunan kuno di pusat Kota Malang. Lanskap linguistik yang ditemukan di Kawasan Kayutangan berupa papan nama toko, papan nama bangunan, papan penunjuk jalan, spanduk iklan, poster, rambu lalu lintas, grafiti, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teori lanskap linguistik yang digunakan adalah teori Landry dan Bourhis (1997). Data dikumpulkan dengan memotret lanskap di lokasi penelitian dan didukung dengan wawancara. Berdasarkan hasil identifikasi 178 data lanskap, diketahui bahwa lanskap linguistik di kawasan Kayutangan menunjukkan adanya fenomena multibahasa, meliputi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jawa, bahasa Belanda, dan bahasa Arab. Lanskap bersumber dari dua sumber, yaitu tanda pemerintah dan tanda privat. Lanskap mengandung fungsi informasional dan fungsi simbolis. Melalui penelitian ini pula dapat diketahui bahwa lanskap linguistik dapat menunjukkan identitas masyarakat suatu wilayah.

This study discusses the implementation of linguistic landscape theory and multilingual phenomena in the linguistic landscape in one of the tourist areas of Malang City, namely the Kayutangan area. Kayutangan is an area that has ancient buildings in the center of Malang City. Linguistic landscapes found in the Kayutangan area include signboards, road signs, advertising banners, posters, traffic signs, graffiti and others. This research uses a qualitative approach with a case study method. The linguistic landscape theory used is the theory of Landry and Bourhis (1997). Data were collected by photographing the landscape at the research site and supported by interviews. Based on the identification of 178 landscape data, it is known that the linguistic landscape in the Kayutangan area shows a multilingual phenomenon, including Indonesian, English, Javanese, Dutch, and Arabic. Landscapes come from two sources, the government and private communities. The landscape contains an informational function and a symbolic function. Through this research, it can also be seen that the linguistic landscape can show the identity of the people of a region."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ramzi Rinaldhi
"Diantara jenis pariwisata, heritage tourism dianggap sebagai salah satu trend yang akan berkembang. Potensi dari heritage tourism adalah bahwa sumber daya budaya termasuk didalamnya heritage tidak hanya memberikan pengalaman berupa rekreasi, tetapi juga pendidikan, pengetahuan serta manfaat sosial. Salah satu situs heritage yang ada di Indonesia adalah Kawasan Kota Tua Jakarta. Dengan sejarahnya yang panjang, Kawasan Kota Tua Jakarta menjadi salah satu ikon pariwisata kota Jakarta. Seiring dengan pertumbuhan pengunjung situs bersejarah dan warisan budaya lain di Indonesia, pada tahun 2012 tingkat kunjungan wisawatan ke Kawasan Kota Tua Jakarta menurun drastis. Untuk itu penelitian dilakukan guna mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dalam meningkatkan heritage tourism di Kawasan Kota Tua Jakarta. Penelitian dilakukan dengan melibatkan 202 pengunjung Kawasan Kota Tua Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan authenticity untuk melihat persepsi pengunjung Kawasan Kota Tua Jakarta. Dalam penelitian ini digunakan lima buah variabel, yaitu motivasi, object based authenticity, Existential Authenticity, Satisfaction dan Loyalty.

Among the kinds of tourism, heritage is considered as one of the trends that will be growing in the future. Heritage tourism has very strong potential with its cultural resource heritage not only deliver a recreational experience, but also education, knowledge and social benefits. One of the heritage sites in Indonesia is Jakarta Old Town Area. With its long history, Jakarta Old Town Area became an icon of the city tourism. Along with the growth of the historical site visitors and other cultural heritage in Indonesia, in 2012 the number of tourist visits to Jakarta Old Town Area dropped dramatically. The study was conducted to determine what need to be done in increasing heritage tourism in Jakarta Old Town Area. The study was involving 202 visitors in Jakarta Old Town Area. This research looked at the perception of authenticity visitors Jakarta Old Town Area as main approach. At a wholem the research used five variables, namely motivation, object-based authenticity, Existential Authenticity, Satisfaction and Loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Putri Utami
"Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan satuan ruang geografis yang telah ditetapkanmenjadi heritage kota Jakarta. Penelitian ini membahas penerapan manajemen heritagekota pada kawasan Kota Tua Jakarta. Hal ini mengingat kawasan Kota Tua Jakartadimanfaatkan untuk banyak kegiatan, termasuk kegiatan pelestarian sebagai kawasanheritage sehingga pengelolaannya menjadi suatu hal yang penting. Penelitian inimenggunakan pendekatan post-positivist di mana teori manajemen heritage kotamenjadi dasar analisis temuan penelitian. Data diperoleh dari wawancara, observasidan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen heritage dikawasan Kota Tua Jakarta belum optimal karena sistem regulasi, keterlibatanmasyarakat, teknis pengelolaan dan finansial pengelolaan belum sejalan dan memilikipersoalan di masing-masing dimensi.

The Jakarta Old City Area is a geographical space unit that has been appointed asurban heritage of Jakarta. This study discusses the application of urban heritagemanagement in the Jakarta Old City Area. This matter related to the fact that theJakarta Old City Area is used for many activities, including conservation activities asa heritage area, so its management becomes an important thing to be noticed. Thisstudy uses a post positivist approach in which the theory of urban heritagemanagement becomes the basis of analysis of research findings. Data obtained frominterviews, observation and literature study. The result of the study shows that heritagemanagement in Jakarta Old City Area has not been optimal yet because the regulationsystem, community engagement, technical and financial of the management are notaligned and have problems in each dimensions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Fajriati Tazkia
"Wisata kuliner merupakan wisata khusus yang sudah digandrungi oleh wisatawan sedari dulu. Perkembangan IPTEK dan kemajuan teknologi menciptakan media sosial seperti Instagram dan situs web Pergikuliner.com menjadi wadah bagi wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata kuliner. Kota Bandung merupakan destinasi wisata favorit di Indonesia yang menyajikan berbagai macam aktivitas wisata, seperti wisata belanja dan wisata kuliner. Salah satu destinasi wisata kuliner dan wisata belanja di Kota Bandung adalah Jalan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis bagaimana karakteristik tempat serta motivasi dari wisatawan yang berkunjung dalam memilih tempat tujuan wisata kuliner dalam bentuk pola keruangan yang berada di Jalan Riau, Kota Bandung. Analisis yang digunakan merupakan analisis spasial dan analisis deskriptif yang didapatkan dari hasil observasi lapangan dan pendekatan netnografi pada media sosial Instagram dan situs web Pergikuliner.com. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemilihan tempat wisata kuliner di Jalan Riau dipengaruhi oleh karakteristik tempat yang diminati oleh wisatawan adalah destinasi wisata kuliner dengan aspek fungsional, yaitu cita rasa dari produk utama rumah makan dan restoran di Jalan Riau, khususnya makanan khas suatu daerah atau yang termasuk kedalam specialities restaurant yang persebarannya didominasi berada di ruas 4 dan ruas 6 Jalan Riau. Ruas 4 dan ruas 6 juga memiliki karakteristik lokasi wisata kuliner yang berada dekat destinasi wisata belanja yang berada di Jalan Riau. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner di Jalan Riau berdasarkan motivasi wisatawan dipengaruhi oleh motivasi pengalaman dalam kebaruan makanan seperti aktivitas mencoba hidangan baru serta reputasi dari rumah makan dan restoran yang berada di Jalan Riau. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner berdasarkan media sosial Instagram dengan minat tinggi berada pada ruas 6 dan ruas 8 Jalan Riau yang memiliki destinasi wisata kuliner yang instagramable dengan pada rentang usia ≤ 23 tahun yang didominasi oleh perempuan. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner berdasarkan situs web Pergikuliner.com dengan minat tinggi berada pada ruas 4 dan ruas 6 Jalan Riau yang memiliki cita rasa serta konsep dari produk kuliner yang unik dengan wisatawan pada rentang usia 24-39 tahun yang didominasi oleh perempuan. Didapatkan bahwa wisatawan cenderung memilih lokasi wisata kuliner pada ruas 6, yaitu destinasi wisata kuliner yang memiliki reputasi baik dan bervariasi serta lokasinya yang berdekatan dengan destinasi wisata belanja dan kehadiran PKL. 

Culinary tourism is a special tour that has been loved by tourists for a long time. The development of science and technology and advances in technology have made social media such as Instagram and the Gokuliner.com website a place for tourists to carry out culinary tourism activities. The city of Bandung is a favorite tourist destination in Indonesia which offers various kinds of tourism activities, such as shopping tours and culinary tours. One of the destinations for culinary tourism and shopping tourism in the city of Bandung is Jalan Riau. This study aims to analyze the characteristics of places and the motivations of visiting tourists in choosing culinary destinations in the form of spatial patterns located on Jalan Riau, Bandung City. The analysis used is spatial analysis and descriptive analysis obtained from the results of field observations and netnographic approaches on social media Instagram and the website Perkikuliner.com. The results of the study show that the selection of culinary tourism spots on Jalan Riau is influenced by the characteristics of places that are of interest to tourists, namely culinary tourism destinations with functional aspects, namely the taste of the main products of restaurants and restaurants on Jalan Riau, especially regional specialties or those included in the specialty restaurants whose distribution is dominated in sections 4 and 6 on Jalan Riau. Sections 4 and 6 also have the characteristics of culinary tourism locations which are near shopping tourism destinations on Jalan Riau. The choice of culinary tourism destinations on Jalan Riau based on tourist motivation is influenced by experience motivation in food novelty such as the activity of trying new dishes and the reputation of restaurants and restaurants on Jalan Riau. The selection of culinary tourism destinations based on Instagram social media with high interest is on sections 6 and 8 Jalan Riau which have instagramable culinary tourism destinations with an age range of ≤ 23 years which are dominated by women. The selection of culinary tourism destinations based on the website Pergikuliner.com with high interest is on sections 4 and 6 Jalan Riau which have the taste and concept of unique culinary products with tourists in the age range of 24-39 years who are dominated by women. It was found that tourists tend to choose culinary tourism locations on section 6, namely culinary tourism destinations that have a good reputation and are varied and located close to shopping tourism destinations and the presence of street vendors.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novelisa S.D.
"Kawasan heritage memiliki nilai sejarah yang tinggi dan dapat dinikmati hingga saat ini. Nilai sejarah yang terkandung merupakan sebuah keunikan dan karakter khas pada kawasan heritage. Keunikan dan karakter kawasan heritage tersebut berkaitan dengan sejarah perkembangan fisik sebuah kota. Perkembangan yang terjadi pada kota dapat dirasakan hingga saat ini, baik dari pola perkembangan kota berdasarkan sumbu tertentu atau bahkan pada penggunaan kembali (re-use) bangunan tua dengan fungsi baru. Keunikan dan karakter kawasan heritage tersebut mampu menarik perhatian banyak orang untuk datang berkunjung, sehingga fungsinya berubah menjadi kawasan wisata heritage. Obyek heritage sebagai obyek wisata pun membawa dampak perkembangan pada sebuah kota, khususnya pada elemen-elemen pendukung aktivitas wisata heritage. Elemenelemen tersebut berkembang sesuai fungsinya dan tidak terlepas dari aspek-aspek sejarah yang terkandung dalam kawasan heritage. Kawasan heritage adalah aset sebuah kota yang menjadi kawasan wisata heritage, dan merupakan salah satu faktor penyebab perkembangan sebuah kota.

Heritage areas have high historical values and could be enjoyed until today. Historical values which are contained in a heritage object's uniqueness and special character. The heritage areas' uniqueness and special character have a relation with a city's physical development history. Developments which were happen to the city could be seen today, from the city's development pattern based on an axis or even the re-usage old building with a new function. The heritage areas' uniqueness and special character may attract people's attention to visit, so its' function change become heritage tourism areas. Heritage areas as heritage tourism areas give the development effects to the cities; especially to the heritage tourism activity's supporting elements. Those elements develop affecting the city and could not be separate from historical aspects contained in heritage areas. Heritage areas are the city's assets which become heritage tourism areas, and also one of the causal factors of a city's development."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Arsy Putra Makarti
"DKI Jakarta memiliki potensi wisata seperti wisata sejarah. Banyaknya peristiwa bersejarah yang terjadi di DKI Jakarta pada masa lalu, membuat DKI Jakarta memiliki banyak area wisata sejarah. Masing-masing area wisata sejarah di DKI Jakarta memiliki tingkat daya tarik yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta serta mengetahui hubungan antara tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Metode yang digunakan adalah analisis areal differentiation dan analisis deskriptif secara keruangan serta menggunakan uji statistik chi square untuk mencari hubungan antara tingkat daya tarik dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta sebagian besar berada pada kelas rendah. Berdasarkan hasil uji statistik chi square, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Hal tersebut menyatakan bahwa tidak semua area wisata sejarah di DKI Jakarta yang memiliki tingkat daya tarik tinggi akan dikunjungi banyak wisatawan, begitupun sebaliknya. Meskipun tidak ada hubungan yang signifikan, pada realitanya tetap ada area wisata sejarah yang memiliki tingkat daya tarik tinggi dan memiliki jumlah wisatawan yang banyak, atau area wisata sejarah yang memiliki tingkat daya tarik rendah dan memiliki jumlah wisatawan yang sedikit. Selain itu, tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta juga tidak memengaruhi karakteristik wisatawan yang mengunjungi area wisata sejarah tersebut.

DKI Jakarta has tourism potential such as historical tourism. The number of historical events that occurred in DKI Jakarta in the past has made DKI Jakarta has many historical tourism areas. Each historical tourism areas in DKI Jakarta has a different level of attractiveness. This study aims to determine the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta and to determine the relationship between the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta with the number of tourists and tourist characteristics. The method used is a areal differentiation and descriptive analysis spatially and uses the chi square statistical test to find the relationship between the level of attractiveness and the number of tourists and tourist characteristics. The results showed that the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta is mostly in the low class. Based on the results of the chi square statistical test, there is no significant relationship between the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta with the number of tourists and tourist characteristics. This states that not all historical tourism areas in DKI Jakarta that have a high level of attractiveness will be visited by many tourists, and vice versa. Although there is no significant relationship, in reality there are historical tourist areas that have a high level of attractiveness and have a large number of tourists, or historical tourism areas that have a low level of attractiveness and have a small number of tourists. In addition, the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta also does not affect the characteristics of tourists visiting these historical attractions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ling X, 1935-
Jakarta: Museum Bank Mandiri, 2006
741.598 9 LIN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>