Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Budiarto
"Dross aluminium yang dihasilkan oleh industri peleburan aluminium dapat menyebabkan polusi udara dan pencemaran lingkungan, untuk itu pemanfaatan ulang dross aluminium sebagai pengganti sebagian pasir pada struktur beton diharapkan bisa mengurangi masalah lingkungan yang ditimbulkan dan bisa menjadi sumber bahan baku alternatif pengganti pasir. Dampak fraksi filler dross aluminium 0%, 5% dan 8% terhadap kekuatan tekan dikarakterisasi dengan compressive strength test pada umur beton 1, 3, 7 dan 28 hari. Ketahanan korosi struktur beton dipelajari dengan potentiodyanamic polarization dan electrochemical impedance spectroscopy. Kandungan ion klorida dianalisis menggunakan X-ray fluorescence spectrometry per ketebalan 10 mm dan perubahan struktur setelah siklus dry-immerse beton di lingkungan klorida selama 30, 60 dan 90 hari dievaluasi dengan scanning electron microscope. Hasil investigasi sifat mekanik beton menampilkan kekuatan tekan cenderung menurun dengan naiknya fraksi dross aluminium. Hasil uji elektrokimia menampilkan ketahanan korosi cenderung meningkat dengan naiknya fraksi dross aluminium, selain itu hasil polarisasi potensiodinamik juga menampilkan perpanjangan rentang pasivasi baja tulangan. Hasil karakterisasi X-ray fluorescence spectrometry menunjukkan peningkatan ion klorida terhadap waktu paparan dan kenaikan fraksi dross aluminium. Pengamatan struktur mikro membuktikan bahwa peningkatan konsentrasi ion klorida dipengaruhi oleh pola retak dan munculnya rongga udara dalam struktur beton. Kesimpulan menunjukkan bahwa modifikasi konsentrasi dross aluminium memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap struktur beton, kekuatan tekan dan ketahanan korosi.

Aluminum dross was produced by the aluminum smelting industry can induce air pollution and environmental defilement, therefore reused of aluminum dross as a partial replacement of sand in a concrete structure is intended to diminish the environmental problems and it can be an option source of raw material to replace sand. The impact of aluminum filler fraction of 0%, 5% and 8% on compressive strength was analyzed by compressive strength tests on concrete age of 1, 3, 7 and 28 days. Corrosion resistance of concrete structures was studied by potentiodyanamic polarization and electrochemical impedance spectroscopy. The chloride ion content was analyzed using X-ray fluorescence spectrometry every 10 mm thickness and structure evolution after concrete dry-immerse in the chloride environment for 30, 60 and 90 days were evaluated by scanning electron microscope. The results of the mechanical properties examination indicated compressive strength tend to alleviate with the increase the aluminum dross fraction. Electrochemical test results display that corrosion resistance tends to increase with increasing aluminum dross fraction, furthermore, potentiodynamic polarization results also indicate an extended range of reinforced bar passivation. The results of X-ray fluorescence spectrometry characterization showed a chloride ions enhancement towards the exposure time and aluminum dross fraction escalation. Micro structure verification prove that the concentration of chloride ions escalation is influenced by crack patterns and the appearance of air cavities in concrete structures. The consequences illustrate the strong influence of aluminum dross on concrete structure, compressive strength and corrosion resistance of concentrate modification."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Shidqi Ashari
"Terak merupakan hasil sampingan dari proses pengolahan mineral yang masih dapat dimanfaatkan seperti contohnya pada bidang konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik beton dari Ordinary Portland Cement (OPC) dengan campuran terak terhadap ketahanan korosi baja tulangan berdasarkan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dan Linier Polarization. Penelitian ini menggunakan terak akhir timah dan terak akhir nikel yang dicampurkan dengan OPC masing-masing sebanyak 0%, 30%, dan 40% dari berat total semen didalam beton. Rasio terak timah dan terak feronikel didalam beton adalah 1:1. Beton  dilakukan proses curing selama 28 hari lalu direndam di dalam larutan NaCl 3.5% selama 1 bulan sebelum pengujian korosi. Hasil menunjukkan baja di dalam campuran 40% terak memiliki ketahanan korosi yang paling baik dibandingkan dengan dua sampel.

Slag is side product of mineral processing that still beneficial such as in construction sector. This research intend to study about characteristics of Ordinary Portland Cement (OPC) concrete with slag mixture concrete against corrosion resistance of steel reinforcement embedded inside the concrete with Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) and Linear Polarization Method. There are two kind of slag used in this research, tin slag and ferronickel slag, mixed to OPC with many percentage that is 0%, 30%, and 40% from weight total of cement inside concrete. Ratio of tin slag and ferronickel inside the concrete is 1:1. Concrete has 28 days of curing time then concrete immersed in NaCl 3.5% solution for one month before  corrosion testing. Result shows steel that embedded in concrete with 40% slag mixture has better corrosion resistance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rachmat Hermawan
"Semen merupakan material utama yang digunakan pembuatan beton yang digunakan dalam konstruksi. Produksi semen OPC dapat meningkatan emisi CO2 global. Dengan abu terbang berbasis cofiring batubara dan biomassa dari PLTU dapat memberikan konstribusi dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDG). Abu terbang sebagai material pozzolan dapat menjadi material pengganti sebagian semen Ordinary Portland Cement (OPC) dalam komposisi utama pembuatan beton. Dengan adanya unsur utama pozzolan Al2O3 SiO2 dan Fe2O3 dapat mengikat Ca(OH)2 membentuk reaksi sekunder kalsium silikat hidrat sehingga berdampak pada peningkatan kekuatan tekan beton. Pada penelitian ini dibuat beton  berdasarkan mix design dengan memanfaatkan abu terbang (fly ash), pengujian sifat mekanik beton yakni densitas, porositas, sorptivity yang didukung analisa komposisi kimia material beton serta karakteristik partikel abu terbang kemudian dilakukan analisa elektromia menggunakan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dan polarisasi untuk mengukur ketahanan korosi baja tulangan pada beton bertulang, juga uji karbonasi dalam memastikan adanya reaksi karbonasi dalam beton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi spesimen beton mengandung abu terbang pada spesimen beton 10FA90OPC memiliki hasil uji mutu beton paling optimal dan ketahanan korosi paling baik dibandingkan dengan variasi campuran abu terbang lainnya 20FA80OPC. 30FA70OPC dengan densitas 2225,81 kg/m3, porositas 25,91 %, sorptivity 0,323 mm/s0.5 yang memiliki kekuatan tekan 32,9 MPa dengan laju korosi 0,25509 mm/year. Hasil uji EIS menunjukkan nilai ketahanan korosi pada baja tulangan dengan nilai impedansi tinggi untuk setiap variasi beton, hal ini dikonfirmasi dengan uji karbonasi pada semua variasi spesimen beton berwarna pink yang diartikan belum terjadi karbonasi. Dari penelitian ini dapat diketahui nilai yang paling optimal pada spesimen beton abu terbang pada variasi 10FA90OPC dibandingkan dengan variasi abu terbang lainnya jika dibandingkan dengan spesimen beton 100PPC sehingga akan menjadi alternatif dalam pemanfaatan abu terbang berbasis cofiring batubara dan biomassa sebagai material pengganti sebagian semen OPC pada pembuatan beton yang memiliki nilai mutu beton dan ketahan korosi relatif sama

Cement is the main material used to make concrete used in construction. OPC cement production can increase global CO2 emissions. With fly ash-based cofiring of coal and biomass from the power plant, it can contribute to supporting the SDGs. Fly ash as a pozzolanic material can be a partial replacement material Ordinary Portland Cement (OPC) in the main composition of concrete. In the presence of the main pozzolanic elements Al2O3, SiO2 and Fe2O3 can bind Ca(OH)2 to form a secondary reaction of calcium silicate hydrate so that it has an impact on increasing the compressive strength. In this study, we will make concrete based on the mix design by utilizing fly ash, testing the mechanical properties of concrete, namely density, porosity, sorptivity which is supported by analysis of the chemical composition of the concrete material and the characteristics of fly ash particles. Then, electrochemical analysis is carried out using EIS and polarization to analyze the corrosion resistance of reinforcing steel with proven by the carbonation test in confirming the presence of a carbonation reaction in the concrete. Based on the research results, the concrete specimen 10FA90OPC has an optimum values and highest corrosion resistance in comparing others variation 20FA80OPC, 30FA70OPC. It has a density of 2225,81 kg/m3, porosity 25,91%, sorptivity 0,323 mm/s0.5 and with a corrosion rate of 0,25509 mm/year. The results of the EIS test show corrosion resistance of reinforce steel with higher impedance for each variation of the concrete specimen, this is confirmed by the carbonation test on all variations of the pink concrete specimen which means that no carbonation has occurred. From this study, it can be seen that the most optimal value for fly ash concrete specimens in the 10FA90OPC variation compared to other variations of fly ash when compared to 100PPC concrete specimens so that it will be an alternative in the use of coal and biomass cofiring-based fly ash as a partial replacement material for OPC cement in the manufacture of concrete that has the same value of concrete quality and corrosion resistance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Geraldo Joseph Frideandra
"Perilaku korosi dari baja tahan karat duplex 2205 dan feritik 410s diamati dalam berbagai konsentrasi larutan sodium klorida. Rangkaian pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy pada suhu ruang. Metode ini dilakukan untuk mengamati impedansi dari material uji. Konsentrasi larutan klorida disiapkan dengan variasi 1, 2, 3, 4 dan 5 w.t. Hasil pengujian terhadap kedua sampel menyatakan bahwa sistem dengan ketahanan korosi paling rendah adalah sistem yang menggunakan 3,5 w.t sodium klorida, yang serupa dengan kandungan klorida air laut. Hasil pengujian juga menyatakan bahwa baja tahan karat duplex 2205 secara umum lebih tahan korosi dibandingkan dengan feritik 410s pada setiap konsentrasi klorida.

Corrosion behaviour of SS 2205 and SS 410s were investigated in various concentrations of aqueous sodium chloride solutions. Experimental work was carried out by using electrochemical impedance spectroscopy method at room temperature to evaluate the impedance of the system. Sodium chloride solutions were prepared with various concentration i.e. 1, 2, 3.5, 4 and 5 w.t. The testing results were represented by Nyquist plot for both alloys. It was observed that the lowest corrosion resistance of both alloys was at 3,5 w.t NaCl which was similar to typical seawater solution. It was also observed that SS 2205 had better corrosion resistance along with greater impedance than the SS 410s in every NaCl concentration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarah Azmi Kariza
"Kemampuan inhibitor triazine dalam menginhibisi baja karbon API 5L X60 dalam lingkungan NaCl 3.5% diinvestigasi dengan menggunakan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dalam berbagai variasi konsentrasi. Konsentrasi yang digunakan pada pada penelitian kali ini adalah 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketika melewati konsentrasi optimum (150 ppm), nilai Rct dan efisiensi inhibitor akan berada pada nilai yang konstan, yang masing-masing nilainya adalah 581 Ω dan 68.6 %. Plot impedansi vs frekuensi yang ditunjukkan oleh kurva Bode Modulus mendukung hasil analisis data sebelumnya yang menunjukkan nilai ketahanan pada konstrasi 150 ppm memiliki ketahanan yang paling besar pada frekuensi rendah maupun tinggi.

The performance of Triazine based commercial corrosion inhibitor on carbon steel API 5L X60 on NaCl 3.5% solutions was investigated using Electrochemical Impedance Spectroscopy methods. Inhibitor concentration which used in these experiments was 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, and 250 ppm. Experimental results showed that when the concentration is above the optimum?s one (150 ppm), Rct and inihibitor efficiency value would be on a constant value, which each value is 581 Ω and 68.6 %. Plot of impedance vs frequency which showed by Bode Modulus curve support the previous data analysis, that the impedance value on 150 ppm had the highest impedance, at the low and high frequency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poki Agung Budiantoro
"Paduan aluminium banyak juga digunakan pada impeller (baling-baling) kapal karena kemudahan pabrikasi dan mempunyai lapisan pelindung pasif. Untuk meningkatkan proteksi terhadap ketahanan serangan korosi paduan aluminium 6061 T6 dilakukan proses pelapisan pada permukaannya. Pelapisan Ni-Mo dilakukan dengan cara elektroplating kodeposisi pada paduan aluminium 6061 T6. Pelapisan Ni-Mo pada paduan aluminium 6061 T6 dapat meningkatkan nilai impedansi sebesar 55 Ω dan meningkatkan nilai kekerasan sebesar sebesar 95 HV bila dibandingkan dengan pelapisan nickel (Ni) dan pada paduan aluminium 6061 T6 tanpa pelapisan. Pelapisan Ni-Mo pada paduan aluminium 6061 T6 memiliki ketahanan korosi erosi, korosi fretting dan korosi lubang (fitting corrosion) yang lebih baik dibandingkan dengan pelapisan nickel (Ni) dan tanpa pelapisan.

Aluminium alloys are also used in the impeller of the ship because is strong, easy for fabrication and has a passive protective layer. To improve protection against corrosion attack resistances of aluminium alloy 6061 T6 has coating process is carried out on the surface. Ni-Mo coating is to be done by electroplating codeposition in aluminium alloy 6061 T6. Ni-Mo coatings on aluminium alloy 6061 T6 can increased of the impedance 55 Ω and increased hardness value of 95 HV when compared also the nickel (Ni) plating and in aluminium alloy 6061 T6. Ni-Mo coating on aluminium alloy 6061 T6 has better erosion corrosion, fretting corrosion and fitting corrosion resistance than the Nickel (Ni) coating and without coating."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prameswari SM
"ABSTRAK
Korosi baja tulangan dalam beton dewasa ini Ielah menjadi masalah utama dalam merawat struktur-struktur bangunan terutama pada jembatan dan bangunan disekitar laut. Pada kondisi ini, serangan ion khlorida dari air laut sangat herperan dalam menurunkan umur pakai dan kualitas beton. Usaha dan penelitian telah banyak dilakukan untumengendalikan korosi pada haja tulangan dalam beton, salah satunya adalah dengan penambahan inhibitor nitril (dalam hal ini NaNO2) ke dalam campuran heton. Inhibitor ini sangat disarankan karena lebih efektif dan ekonomis haik untuk
struktur-struktur baru maupun yang diperbaiki. Untuk mempelajari mekanisme NaNO2 dalam mengikisi korosi baja tulangan dalam helon digunakan Electrochemical Impedance Spectroscop karena dapat memberikan data yang lebih akurat untuk mempelajari prilaku koro si dan pasifitas antarmuka baja tulangan dalam beton.
Parameter kondisi beton dibuat dengan perhandingan air-semen 0.6 dengan.
Variabel konsentrasi inhibitor NaN02 sebesar 5 L/m3, 15 L/m3, dan 30 L/m3, yang dicelup lie dalam air laut buatan (35 gpl Na) teknis. Pengukuran EIS dilalrukan selama 5 minggu (minggu ke-5, 6, 7, 8. dan ke-9 setelah curing) dengan membenikan polensial bolak-balik 10 mV dan selang frek uensi dari 5000 Hz sampai 0,002 Hz. Spektra impelansi hasil pengukurcan HIS dipresentasikan da/am bentuk kurva Nyquist dan Bode.
"
2001
S41398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Korosi baja tulangan dalam beton adalah permasalahan yang umum ditemui
dalam struktur konstruksi di sekitar lingkungan air laut. Penyebab utama korosi ini
adalah serangan ion klorida dari air laut yang akan menurunkan umur pakai dan
kualitas beton. Salah satu usaha untuk mengatasi terjadinya korosi ini adalah
penambahan zat yang dapat mengurangi laju korosi baja tulangan yang dikenal
dengan istilah inhibitor. Jenis inhibitor yang dapat digunakan antara lain adalah
Natrium benzoat. Inhibitor ini adalah jenis inhibitor organik yang akan
mengabsorbsi permukaan logam dan melindunginya dari korosi.
Penelitian ini menggunakan sampel baja tulangan dalam selimut beton
dengan penambahan konsentrasi inhibitor Natrium benzoat 0 I/m3, 35 L/mj, 45 L/ms
yang dicelup dalam air Iaut buatan (35 gpl). Penelitian dilakukan dari minggu ke-26
sampai 30 perendaman melanjutkan penelitian sebelumnya, yaitu minggu ke-3 dan
ke-4 selama curing Serta minggu ke-5 sampai ke-9 perendaman. Pengukuran yang
dilakukan adalah Iaju korosi dengan metode potensiodinamik (overpotensial +_ 20
mV dan scan rate 0,1 mV/menit) dan mekanisme inhibisi inhibitor dengan metode
Electrochemical Impedance Spectroscopy (porensiai AC 10 mV dan selang frekuensi
5000-0, 002 Hz). Spektra impedance hasil pengukuran EIS dipresentasikan dalam
bentuk kurva Nyquist dan Bode.
Hasil pengukuran potensiodinamik menunjukkan nilai Icorr ketiga variasi
Sampel yang hampir sama dan cenderung semakin meningkat dari minggu ke-26
sampai minggu ke -30. Sedangkan hasil pengukuran EIS dengan melakukan fitiing
kurva Nyquisi dan Bode dengan program Zview dari Scribner Associaies
menunjukan kondisi semua sampel baik dengan maupun tanpa inhibitor telah
terkorosi. Kondisi tersebut berdasarkan nilai Rp tahanan poIarisasi-nya dalam
rentang 250-2500 ohm/cm2 yang menunjukan Iaju korosi yang tinggi dan nilai CPE,”
tidak berada pada rentang 40-60 #F/cm. Jadi, penelitian minggu ke-26 sampai 30
ini menunjukan penambahan inhibitor Natrium benzoar kurang eféktif lagi
memproduksi baja tulangan dalam selimut beton dari proses korosi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Reinol Eko
"3207 HD merupakan salah satu jenis baja tahan karat dua fasa (austenit-ferit) dalam kelompok hyper-duplex yang digunakan dalam lingkungan korosi yang sangat tinggi dan juga memiliki kekuatan mekanik yang tinggi. Dengan sifat tersebut hyper-duplex 3207 digunakan pada keadaan ultra-deepwater. Akan tetapi, baja tahan karat hyper-duplex 3207 rentan terserang korosi sumuran pada lingkungan klorida. Penelitian ini mempelajari korosi sumuran dari samperl hyper-duplex 3207 dengan parameter seperti laju korosi, ketahanan korosi dan morfologi sumuran yang terbentuk pada beberapa temperatur untuk melihat temperatur kritis terjadinya korosi sumuran (critical pitting temperature). Keseluruhan pengujian dilakukan dalam larutan 6% FeCl3 sebagai larutan elektrolit referensi, yang dikenal sebagai corrosion accelerator. Pengujian dilakukan dengan metode polarisasi potentiodynamic, , Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dan weight loss. Hasil dari pengujian menunjukkan nilai critical pitting temperature dari sampel baja tahan karat hyper-duplex 3207 adalah 85 OC pada keadaan 899 mV sebagai potensial kritis terjadinya sumuran, rapat arus yang terjadi sebesar 239.970 μA/cm2 dan tahanan dari lapisan pasif sebesar 80.3Ω. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa laju korosi dari sampel hyper-duplex 3207 adalah 2.486 mm/yr pada larutan 6% FeCl3. Penelitian dilanjutkan dengan menggunakan metode weight loss pada larutan yang sama selama 96 jam, pada temperatur 85 OC terjadi sumuran sebanyak 18 pits/cm2. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa fasa yang rentan terserang korosi sumuran adalah fasa ferit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>