Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198709 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Ariffa Elrizal
"Di era digital ini media sosial telah menjadi salah satu sarana pilihan bagi banyak perusahaan untuk berpromosi. Untuk mendukung hal ini berbagai platform media sosial, termasuk Instagram, memberikan kesempatan untuk para pengiklan melakukan personalisasi terhadap iklan agar iklan menjadi lebih sesuai dengan pemirsa target. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah personalisasi terhadap iklan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan perceived quality dan brand loyalty dari generasi Z terhadap merek yang diiklankan di Instagram. Data dikumpulkan melalui survei yang dilakukan terhadap 310 responden yang merupakan pengguna Instagram berusia 16-25 tahun dan pernah melihat iklan yang telah dipersonalisasi di Instagram. Analisis dalam penelitian ini menggunakan structural equation modelling (SEM) dengan perangkat lunak AMOS 22. Hasil penelitian memperlihatkan terdapat pengaruh positif dari perceived personalization terhadap consumer brand engagement dan brand attachment, yang mana keduanya berpengaruh positif terhadap perceived quality dan brand loyalty.

In this digital era, social media has become a means of promotion for companies. To support that, social media platforms, including Instagram, allow advertisers to have personalized advertisements in order to match better with the target audience. This research aims to understand whether personalized advertising can be done to enhance Generation Z’ perceived quality and brand loyalty for brands advertised on Instagram. Data for this research were collected from 310 Instagram users age 16-25 that had encountered a personalized advertisement on Instagram. Analysis was done by structural equation modelling (SEM) using AMOS 22 software. Results show that perceived personalization has positive influence on consumer brand engagement and brand attachment, both positively influence perceived quality and brand loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Pertiwi
"Tujuan dari iklan personalisasi online adalah untuk menyesuaikan konten online agar sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga konsumen dapat mengembangkan pengalaman positif dengan merek. Namun, penelitian mengenai perceived personalization pada perilaku konsumen masih sedikit, terutama pada konteks media sosial. Penelitian mengenai bagaimana iklan personalisasi memengaruhi ekuitas merek juga masih sedikit. Penelitian ini menganalisis bagaimana perceived personalization konsumen memengaruhi ekuitas merek melalui mekanisme consumer brand identification dan self-brand connection dan bagaimana peningkatan dari ekuitas merek memotivasi konsumen untuk mengadopsi atau menggunakan merek yang diiklankan di Instagram. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk pengolahan data berdasarkan data dari 857 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap pengguna aktif Instagram minimal dua jam per hari yang berada di Indonesia, berusia di antara 18–34 tahun, pernah melakukan pencarian mengenai suatu merek di internet, dan mendapati iklan personalisasi dari merek tersebut di Instagram (iklan berlabel "sponsored" pada IG Story, IG Suggested Post, atau IG Explore Page) dalam satu minggu terakhir sebelum menerima pertanyaan kuesioner. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa perceived personalization berpengaruh secara positif terhadap consumer brand identification dan self-brand connection. Selain ituconsumer brand identification dan self-brand connection berpengaruh secara positif terhadap brand equity, baik perceived quality, brand loyalty, dan brand association dan awareness. Selanjutnya, brand equity, baik perceived quality, brand loyalty, dan brand association dan awareness berpengaruh secara positif terhadap brand usage intent. Terakhir, consumer brand identification dan self-brand connection juga memediasi hubungan antara perceived personalization dan brand equity, baik perceived quality, brand loyalty, dan brand association dan awareness. Implikasi manajerial serta saran bagi penelitian selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada penelitian ini.

The purpose of online personalization advertising is to tailor online content to suit the needs of users by adapting to these needs so that consumers can develop a positive experience with the brand. However, there is little research on perceived personalization in consumer behavior, especially in the context of social media. There is also little research on how personalized advertising affects brand equity. This study analyzes how consumer’s perceived personalization affect brand equity through consumer brand identification mechanisms and self-brand connection and how the brand equity motivates consumers to adopt or use brands advertised on Instagram. This research is quantitative and uses Structural Equation Modeling (SEM) for data processing based on data from 857 respondents obtained through distributing questionnaires to active Instagram users at least two hours per day who are in Indonesia, between 18-34 years old, conducted a prior search on a brand on the internet, and found personalized ads from that brand on Instagram (ads labeled "sponsored" on IG Stories, IG Suggested Posts or IG Explore Pages) in the past a week to receiving the questionnaire questions. This study prove that perceived personalization has a positive effect on consumer brand identification and self- brand connection. In addition, consumer brand identification and self-brand connection have a positive effect on brand equity: perceived quality, brand loyalty, brand association and brand awareness. Furthermore, brand equity: perceived quality, brand loyalty, brand association and brand awareness have a positive effect on brand usage intention. Lastly, consumer brand identification and self-brand connection also mediate the relationship between perceived personalization and brand equity: perceived quality, brand loyalty, brand association and brand awareness. The managerial implications and suggestions for further research will be discussed further in this study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhi Azis
"Penggunaan sosial media Instagram telah berkembang menjadi sebuah sarana marketing yang dapat digunakan oleh perusahaan. Perkembangan ini mendorong suatu perusahaan untuk melakukan kegiatan marketing produk dan jasanya melalui media sosial. Permasalahn Perbankan Syariah di Indonesia terkait rendahnya permintaan masyarakat terhadap produk dan jasa mereka dapat diurai dengan menggunakan teknik marketing melalui sosial media. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan melihat bagaimana pengaruh relevansi yang dirasakan, interaktivitas, keinformatifan, motivasi hedonis, harapan kinerja terhadap minat beli produk dan jasa milik Bank Syariah Indonesia (BSI). Kerangka penelitian yang digunakan pada penelitian ini dipandu oleh Unified Theory of Acceptance and Uce of Technology. Penelitian ini menggunakan pendekataan kuantitatif dengan alat survey kuesioner. Data dikumpulkan melalui kuesioner secara online dan disebarkan kepada generasi milenial Indonesia dengan perolehan sebanyak 163 responden. Metode pengambilan sampel adalah non-probability dengan teknik judgemental sampling. Analisis data menggunakan teknik structural equation modelling dengan perangkat lunak Smart PLS 3.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa relevansi yang dirasakan dan harapan kinerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli produk Bank Syariah Indonesia (BSI) yang hasilnya dapat digunakan sebagai referensi bagi pelaku industri keuangan Syariah untuk menemukan cara terbaik dalam melakukan media sosial marketing.

The use of social media Instagram has developed into a marketing tool that can be used by companies. This development encourages a company to carry out marketing activities for its products and services through social media. The problems of Islamic Banking in Indonesia related to the low public demand for their products and services can be parsed by using marketing techniques through social media. This research was conducted to find out and see how the influence of perceived relevance, interactivity, informativeness, hedonic motivation, performance expectations on Millenial Generation's Purchase Intention toward Islamic Banking Product in Indonesia especially Bank Syariah Indonesia's Product. The research framework used in this study is guided by the Unified Theory of Acceptance and Uce of Technology. This study uses a quantitative approach with a questionnaire survey tool. Data was collected through online questionnaires and distributed to the Indonesian millennial generation with a total of 163 respondents. The sampling method is non-probability with judgmental sampling technique. Data analysis using structural equation modeling technique with Smart PLS software 3.0. The results of this study indicate that perceived relevance and performance expectations have a significant influence on Millenial Generation's purchase intention in Bank Syariah Indonesia's (BSI) products, the results of which can be used as a reference for Islamic finance industry players to find the best way to do social media marketing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Nursyaadillah
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh iklan media sosial terhadap niat beli. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui survei dengan total 97 responden. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan regresi linier. Hasil perhitungan data penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung antara iklan media sosial dengan minat beli sebesar 0,504 atau 50,4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan Instagram media sosial berpengaruh positif terhadap minat beli untuk semua produk yang diiklankan oleh e-commerce pada iklan Instagram, kepada generasi milenial di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

This study aims to examine the effect of social media advertising on purchase intention. This study uses a quantitative approach. The research data was collected through a survey with a total of 97 respondents. The instrument in this study used a questionnaire and data analysis used linear regression. The results of the calculation of research data show that there is a direct influence between social media advertising and purchase intention of 0.504 or 50.4%. The results showed that social media Instagram ads had a positive effect on buying interest for all products advertised by e-commerce on Instagram ads, to the millennial generation in Jakarta, Banten, and West Java."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Nur Zalika
"Di dalam Instagram terdapat fitur kolom komentar bagi para pengikut untuk memberikan tanggapan apapun, baik dalam bentuk pujian, saran, cacian, maupun kritikan. Pada pertuturan secara daring, proses penyampaian pendapat, ide dan perasaan peserta tutur bersifat lebih bebas. Tidak jarang percakapan pada media sosial menimbulkan banyak kesalahpahaman dan perdebatan yang salah satunya disebabkan karena ketidaksantunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi-strategi ketidaksantunan pada tuturan direktif dan ekspresif yang digunakan penutur berbahasa Jerman dalam menanggapi berita pembatalan Oktoberfest tahun 2020 di akun Instagram @tagesschau. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan melalui metode deskriptif. Penelitian ini menganalisis tuturan yang menggunakan strategi ketidaksantunan menurut Culpeper (1996). Tuturan tersebut berfokus pada bentuk tuturan direktif dan ekspresif berdasarkan teori Searle (1975) serta fungsi ujarannya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ujaran yang menggunakan strategi ketidaksantunan secara langsung (bald on record impoliteness) pada tuturan direktif dengan fungsi menuntut dan fungsi menentang. Selanjutnya ketidaksantunan negatif (negative impoliteness) ditemukan dengan fungsi mempertanyakan dan meminta. Pada tuturan ekspresif yang paling banyak ditemukan, yaitu: ujaran menggunakan strategi ketidaksantunan positif (positive impoliteness) dengan fungsi ujaran yang ditemukan untuk mengkritik, mengungkapkan kekesalan dan mengungkapkan kesedihan.

Instagram has a comment section for the followers to provide any response, whether in the form of praise, suggestions, insults, or criticism. In online speech, people can convey their opinions, ideas, and feelings freely. The conversations on social media often cause a lot of misunderstanding and debate, oftentimes triggered by impoliteness. The purpose of this study is to analyze impoliteness strategies in directive and expressive speech used by German speakers toward the cancellation of the Oktoberfest 2020 in the German national and international news broadcasting company under the account name @tagesschau. This research is a qualitative research conducted through descriptive methods. This study analyzes utterance using the impoliteness strategy according to Culpeper (1996). The speech focuses on directive and expressive speech forms according to Searle(1975). The results of this study show that in directive speech act which uses direct impoliteness strategy, there is comment with demanding function and opposing function. Furthermore, in negative impoliteness category, there is comment with questioning function and with requesting function. While on expressive speech act category, positive impoliteness is commonly used. There are comments with critical speech function, expressing dejection, and expressing sadness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sangkala Wira Ghiffari
"Media sosial telah merubah persaingan industri kecantikan dan kosmetik menjadi lebih dinamis. Dinamisnya persaingan ini menjadikan Wardahbeauty menciptakan strategy baru dalam mempertahankan dan menarik lebih banyak pengikutnya di Instagram menggunakan digital marketing. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh perceived values terhadap brand loyalty dengan brand page engagement sebagai variabel mediasi (studi pada pengikut akun instagram wardahbeauty di DKI Jakarta). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan pengumpulan data yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara online. Hasil penelitian menunjukan bahwa perceived values memiliki pengaruh terhadap brand loyalty, perceived value memiliki pengaruh terhadap brand page engagement, serta brand page engagement memiliki pengaruh terhadap brand loyalty. Berdasarkan hasil uji mediasi yang telah dilakukan, terdapat pengaruh perceived value terhadap brand loyalty melalui mediasi brand page engagement. Penelitian ini merekomendasikan supaya Wardahbeauty dapat meningkatkan perceived value dan brand page engagement untuk meningkatkan brand loyalty kepada perusahaan.

Social media has changed the competition in the beauty and cosmetic industry to be more dynamic. The dynamics of this competition have made Wardahbeauty create a new strategy in maintaining and attracting more followers on Instagram using digital marketing. The purpose of this study was to analyze the effect of perceived values on brand loyalty with brand page engagement as a mediating variable (study on followers of the Wardahbeauty Instagram account in DKI Jakarta). This study uses a quantitative approach and data collection is carried out through the distribution of online questionnaires. The results show that perceived values have an influence on brand loyalty, perceived value has an influence on brand page engagement, and brand page engagement has an influence on brand loyalty. Based on the results of the mediation test that has been carried out, there is an effect of perceived value on brand loyalty through mediation of brand page engagement. This study recommends that Wardahbeauty can increase perceived value and brand page engagement to increase brand loyalty to the company."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Khansa Priono
"Media digital membuka ruang publik baru dan memberikan kesempatan bagi individu untuk dapat mengeksplorasi dan menghasilkan konten milik mereka sendiri. Kemampuan untuk mengkostumisasi dan memproduksi konten atas kemauan pribadi ini kemudian memberi kesempatan individu untuk bisa melakukan presentasi diri secara daring dan membangun kesan tertentu di benak para penikmat kontennya. Youtube dan Instagram sebagai salah satu bentuk media baru dengan konsep media sharing menjadi sarana untuk bisa merealisasikan hal tersebut. Studi ini ingin melihat dan menganalisis praktik presentasi diri yang dilakukan oleh Idol Korea Selatan melalui kanal Youtube dan Instagram pribadi mereka dengan studi kasus pada salah seorang member EXO, Park Chanyeol. Sebagai publik figur yang gerak-geriknya pastinya akan selalu menjadi sorotan masyarakat, situasi ini dapat dimanfaatkan untuk bisa menunjukkan sisi tertentu dari diri mereka untuk menciptakan kesan positif dengan tujuan membangun kedekatan dan keterikatan dengan para penikmat kontennya. Studi ini dilakukan untuk menganalisis teknik-teknik apa saja yang digunakan oleh Park Chanyeol dalam mempresentasikan dirinya di Instagram dan Youtube dengan mengacu pada konsep taktik presentasi diri milik Jones & Pittman (1982) melalui studi literatur dan analisis konten sosial media sederhana. Hasil menunjukkan bahwa Ingratiation, self-promotion, dan exemplification adalah tiga taktik yang terlihat dalam konten-konten Instagram dan Youtube milik Chanyeol. Meskipun pada Instagram dan Youtube terdapat perbedaan bentuk penyampaian, namun pesan presentasi diri yang disampaikan tetap dapat menciptakan positive image dan affinity pada audiens.

Digital media opens up new public spaces and provides opportunities for individuals to explore and produce their own content. This ability to customize and produce content on their own accord gives individuals the chances to be able to present themselves online and build a certain impression on the minds of the content viewers. Youtube and Instagram as a form of new media with the concept of media sharing are the means to make this happen. This study wants to see and analyze the self-presentation practices carried out by South Korean idols through their personal Youtube and Instagram channels with a case study on one of the EXO members, Park Chanyeol. As a public figure whose movements will undoubtedly always be in the public spotlight, this situation can be used to be able to show a certain side of themselves to create a positive impression with the aim of building bonds, affinity and relationships with audience. This study was conducted to analyze the techniques used by Park Chanyeol in presenting himself on Instagram and Youtube by using the concept of Jones & Pittman's (1982) self-presentation tactics through literature studies and social media content analysis. The results show that Ingratiation, self-promotion, and exemplification are three tactics seen in Chanyeol's Instagram and Youtube content. Even though there are differences in the way of transmitting messages on Instagram and Youtube, the self-presentation message that is conveyed can still create a positive image and affinity for the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adhvidya
"Tesis ini membahas cara pembentukan akun populer dalam media sosial Instagram yang dilakukan oleh orang dari kalangan bukan artis dan bukan tokoh ternama Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif. Informan adalah tiga orang masyarakat umum yang bukan artis ataupun tokoh. Penelitian ini menghasilkan 4 empat cara untuk membentuk akun populer dan meningkatkan pengikut dalam media sosial Instagram. Keempat cara tersebut adalah Konsistensi, Menciptakan Konten Berkarakteristik, Mengunggah Ulang, dan Memberikan Ekspektasi pada Pengikut.

This thesis discusses how to form a popular account in social media Instagram done by people from non artists and not prominent figures Indonesia. This research uses qualitative research model with descriptive phenomenology method. Participants are three common people who are not artists or figures. This study produced 4 four ways to form popular accounts and increase followers in social media Instagram. These four ways are Consistency, Creating Characteristic Content, Repost, and Giving Expectations to Followers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Pratama Afrianto
"Kegiatan donasi yang dilakukan di ruang-ruang publik mulai bergeser sejak kemunculan internet. Seperti halnya Kitabisa.com yang bergerak dalam bidang sosial dan fokus pada kegiatan penggalangan dana atau donasi. Dari berbagai bentuk kegiatan donasi yang dikampanyekan oleh Kitabisa.com, yang menarik adalah konten #bantulansia. Konten dikemas dengan menampilkan kondisi kemiskinan lansia sehingga mampu menarik para pengguna Instagram untuk memberikan like, komentar, bahkan donasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika yang berfokus pada kajian tentang tanda-tanda, fungsi tanda, sistem tanda dan produksi makna ditarik dari tanda-tanda tersebut dengan model semiotika Ferdinand De Saussure. Terdapat dua komponen yang berkaitan dalam semiotik, yaitu penanda (signifier) adalah sebuah bunyi, gambar, atau tulisan yang bermakna artinya petanda adalah aspek material dari apa yang dilihat, dibaca, ditulis atau didengar. Kedua adalah petanda (signified) yang merupakan konsep atau gambaran mental atau pikiran, artinya penanda adalah aspek mentalnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kitabisa.com cenderung menampilkan kondisi lansia yang rentan, kekurangan ekonomi dan harapan yang tidak tercapai karena ekonomi terbatas sehingga membangkitkan rasa iba, prihatin yang menjadi trigger dalam konten Kitabisa.com. Konten yang diproduksi terpola, te-rutinisasi serta mengikuti kerangka standar dan prosedur Kitabisa.com dengan syarat 5% dari donasi terkumpul akan diklaim oleh Kitabisa.com. Semakin banyak donasi yang terkumpul maka semakin tinggi nilai 5% yang diklaim oleh Kitabisa.com artinya ideologi komersial pun tidak luput dari tubuh Kitabisa.com.

Donation activities carried out in public spaces began to shift since the emergence of the internet. Like Kitabisa.com, which is engaged in social activities and focuses on fundraising or donation activities. From the vast variety of donation campaign by Kitabisa.com, the interesting one is the content of #bantulansia. The content is packaged by displaying the poverty conditions of the elderly to attract Instagram users to give likes, comments, and even donations. This study uses a semiotic analysis method that focuses on the study of signs, sign functions, sign systems and the production of meaning drawn from these signs with Ferdinand De Saussures' semiotic model. There are two components in semiotics, the first one is signifier which could consist from sound, image, or writing created from the material aspect of what is seen, read, written or heard. The second is the signified which is a concept or mental picture or thought as the mental aspect. The results of this study indicate that Kitabisa.com tends to display the elderly in a vulnerable condition, economic difficulties and unachieved life expectancy caused by the economical limitations to trigger compassion and concern in Kitabisa.com content. The content produced is patterned, routinized and follows the standard framework and procedures of Kitabisa.com on the condition that 5% of the collected donations will be claimed by Kitabisa.com. The more donations collected, the higher the 5% value claimed by Kitabisa.com, meaning that commercial ideology does not escape Kitabisa.com's body.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dediyansyah
"Penelitian ini menguji hubungan penggunaan Instagram dengan loneliness pada remaja usia 15-19 tahun. Sebanyak 486 partisipan dari lima kota di Jabodetabek dilibatkan dalam penelitian ini. Data partisipan diambil dengan menggunakan metode online dan offline. Penggunaan Instagram diukur dengan menggunakan Instagram Usage yang di konstruk oleh Cheung (2014). Sementara itu, loneliness diukur dengan Shortened 3-Items Loneliness Scale (Hughes, Waite, Hawkley, & Cacioppo, 2004). Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara penggunaan Instagram dengan loneliness pada remaja (r = -0,134, p < 0,01). Ini berarti, semakin sering seseorang menggunakan Instagram, semakin rendah loneliness yang ia miliki.

This study examined correlation between Instagram usage and loneliness among adolescents age 15-19 years. 486 people from five different city in Jabodetabek, involved in this research. Data were collected online and offline. People's activity on Instagram was measured by Instagram Usage, which had been constructed by Cheung (2014). Meanwhile, loneliness was measured by Shortened 3-Items Loneliness Scale (Hughes, Waite, Hawkley, & Cacioppo, 2004). Results shown that Instagram usage negatively correlated with loneliness (r = -0,134, p < 0,01). This means, more often a person using Instagram, the less loneliness that she or he has.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>