Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176562 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Rasyid Ramdhani
"Rasio elektrifikasi yang belum sepenuhnya merata di Indonesia disebabkan karena sulitnya akses jaringan listrik untuk masuk ke daerah terpencil dan tertinggal. Sehingga dibutuhkan pembangkit tenaga listrik mandiri yang berasal dari energi baru dan terbarukan untuk memenuhi kebutuhkan listrik di daerah terpencil dan tertinggal. Dari sekian banyak sumber daya energi baru dan terbarukan, Turbin piko hidro dapat dijadikan salah satu alternatif. Hal ini disebabkan turbin pikohidro memiliki biaya pembuatan yang lebih murah, serta instalasi dan perawatan yang lebih mudah dibandingkan sumber lain seperti tenaga surya atau turbin angin. Penelitian ini dilakukan menggunakan perangkat halus Computational Fluid Dynamics (CFD) dimana penelitian ini bertujuan untuk membandingkan variasi rasio diameter dan head ( 1.5, 1.75, 2, 2.25 dan 2.5 D/H) ditambah dengan 1 variasi dari rekomendasi Bach untuk besaran diameter yaitu D = H +3.5m. Selanjutnya pengujian dilakukan menggunakan variasi ketinggian aliran masuk (512.5 mm, 600 mm dan 712.5 mm) pada roda air dengan D/H yang memiliki unjuk kerja terbaik. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan bentuk sudu roda air akibat perbedaan rasio D/H dan mengetahui dampak perubahan kecepatan aliran akibat perubahan ketinggian aliran masuk terhadap unjuk kerja turbin. Pada rasio D/H 2.25 menunjukan unjuk kerja yang lebih stabil pada kondisi kecepatan aliran air berbanding kecepatan tangensial roda air (U/Vt) yang bervariasi. Roda air dengan rasio D/H 2.25 menghasilkan efisiensi tertinggi sebesar 55% pada debit 0.32 m3/s, menghasilkan torsi sebesar 5134.07 Nm dengan putaran sebesar 6.49 RPM. Ketinggian aliran air masuk 512.5 mm pada roda air dengan rasio D/H 2.25 menghasilkan rerata unjuk kerja yang lebih baik dibandingkan dengan ketinggian aliran masuk yang lain.

The electrification ratio is not evenly distributed in Indonesia due to the difficulty of access to the electricity network to remote and disadvantaged areas. So we need an independent power plant that comes from new and renewable energy to meet the need for electricity in remote and disadvantaged areas. From several new and renewable energy resources, Pico hydro turbines can be used as an alternative, because pico hydro turbines have cheaper manufacturing costs, as well as easier installation and maintenance compared to other sources such as solar power or wind turbines. This research was conducted using Computational Fluid Dynamics (CFD) software, this study aims to compare variations in diameter and head ratio (1.5, 1.75, 2, 2.25 and 2.5 D / H) plus 1 variation from Bach's recommendations for diameter breastshot ie D = H + 3.5m. Furthermore, testing using variations in the height of the inflow (512.5 mm, 712.5 mm and 600 mm) on the water wheel with D/H which has the best performance. This test was conducted to determine the effect of changes in the shape of the water wheel blade due to differences in the D/H ratio and to know the impact of changes in flow velocity due to changes in the inflow height on the performance of the turbine. The D/H ratio of 2.25 shows a more stable performance under conditions of water flow velocity compared to the tangential velocity of the water wheel (U/Vt ) which varies. The water wheel with a D / H ratio of 2.25 produces the highest efficiency of 55% at a discharge of 0.32 m3/s, producing a torque of 5134.07 Nm with a rotation of 6.49 RPM. The height of the inlet water flow 512.5 mm on the water wheel with a D/H ratio of 2.25 produces a better average performance compared to the other height of the inlet flow."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matthew Aristotheo
"Rasio elektrifikasi tahun 2022 mencapai 99,63% pada tahun 2022, sekitar 0,37% atau sebanyak 293 desa belum teraliri listrik. Kurangnya infrastruktur yang memadai untuk mempermudah distribusi memengaruhi besarnya biaya untuk mengalirkan listrik menuju daerah-daerah terpencil. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah desa menjadi desa mandiri energi. Roda air langkah tengah skala piko memiliki potensi pembangkitan daya 5 kW pada tinggi head yang rendah dan cocok untuk dibangun pada daerah terpencil karena fleksibilitas dalam instalasi pada sistem perairan kecil, biaya distribusi dan instalasi terjangkau, dan pemeliharaan yang mudah. Studi ini bertujuan untuk menetahui peforma air langkah tengah skala piko dengan berbagai variasi sudu melengkung. Penelitian dilakukan menggunakan metode analitik dan numerik untuk mengetahui jari-jari kelengkungan yang optimal pada sudu dalam menghasilkan daya dan efisiensi yang maksimal. Metode analitik bertujuan untuk menghitung proporsi energi potensial dan kinetik terhadap daya keluaran sementara metode numerik bertujan untuk menemukan pendekatan terhadap hasil pada metode analitik dengan berbagai kalkulasi kerugian dan variabel yang tidak dapat dilakukan oleh metode analitik. Metode numerik pada studi ini menggunakan modul mesh motion ANSYS Fluent untuk mengetahui dampak dari kelembaman yang divariasikan melalui RPM roda air. Hasil dari kedua metode tersebut menghasilkan berbagai temuan, dari metode analitik, didapatkan daya tertinggi dihasilkan oleh variasi kelengkungan 350 mm dengan besar daya 101.36 W yang diakibatkan oleh kemampuan penampungan air yang lebih besar dibandingkan variasi lainnya. daya kinetik tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil total analitikal. Daya total yang dihasilkan pada metode analitik didapatkan pada variasi 350 mm dengan daya sebesar 116,1 W. hasil numerik menunjukan hubungan antara variasi RPM dengan torsi yang didapat. Metode numerikal menunjukkan hasil grafik torsi pada setiap variasi dari 1,5 – 9 RPM cenderung landai pada variasi 350 mm yang menunjukkan peforma yang baik pada sudu dalam menangkap air masuk. Efisiensi yang terjadi pada tiap variasi kelengkungan sudu diantaranya, variasi kelengkungan 250 mm didapat 30,52%, variasi kelengkungan 300 mm didapat 29,09%, variasi kelengkungan 350 mm didapat 31,35%. Studi ini menyimpulkan besar kelengkungan sudu 350 mm memiliki peforma terbaik dalam mengeluarkan daya. Beberapa penelitian lanjut yang direkomendasikan diantaranya adalah studi terkait bentuk sudu yang optimal dalam menangkap air masuk pada lingkungan studi, studi terkait kelembaman dan kerugian yang terjadi pada roda air.

The electrification ratio reached 99.63% in 2022, leaving about 0.37% or 293 villages still without electricity. The lack of adequate infrastructure to facilitate distribution affects the significant costs of supplying electricity to remote areas. To address this issue, one solution is to transform villages into self-sustaining energy villages. The mid-scale pico water wheel has the potential to generate 5 kW of power at low head heights and is suitable for deployment in remote areas due to its flexibility in small water system installations, affordable distribution and installation costs, and easy maintenance. This study aims to determine the performance of the mid-scale pico water wheel with various curved blade variations. The research employs analytical and numerical methods to identify the optimal radius of curvature on the blades for maximum power generation and efficiency. The analytical method aims to calculate the proportion of potential and kinetic energy to the output power, while the numerical method aims to find an approximation to the analytical results by considering various loss calculations and variables not accounted for in the analytical method. The numerical method in this study uses the mesh motion module in ANSYS Fluent to assess the impact of varying inertia through the water wheel's RPM. The results from both methods yield various findings. From the analytical method, the highest power is generated by the 350 mm curvature variation, producing 101.36 W of power due to its larger water storage capacity compared to other variations. The kinetic power does not significantly affect the total analytical output. The total power generated in the analytical method is obtained from the 350 mm variation, producing 116.1 W of power. The numerical results show the relationship between RPM variation and torque obtained. The numerical method demonstrates torque graph results for each curvature variation from 1.5 to 9 RPM, tending to flatten out at the 350 mm variation, indicating good performance in capturing incoming water. The efficiencies observed for each blade curvature variation are as follows: 250 mm curvature variation yields 30.52%, 300 mm curvature variation yields 29.09%, and 350 mm curvature variation yields 31.35%. The study concludes that the 350 mm blade curvature size exhibits the best performance in power generation. Further recommended research includes studies on the optimal blade shape for capturing incoming water in the study environment and investigations into inertia and losses occurring in the water wheel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Jonathan Sahat Pangidoan Parlindungan
"ABSTRAK
Data statistik membuktikan bahwa sekitar 10 dari penduduk Indonesia tidak memiliki akses terhadap energi dan juga sumber energi karena jauh dari kehidupan yang mereka hidupi atau bisa dibilang di daerah tertinggal. Roda air langkah tengah bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut karena energi air memiliki potensi yang sangat besar bahkan hingga 19 GW untuk skala pikohidro. Untuk membuat hal tersebut menjadi kenyataan, studi ini akan membuat secara sistematis pembuatan dari buket, tempat terjadi konversi air mekanis yang terjadi, sehingga mudah di manufaktur dan juga akan membuktikan pengaruh dari energi terhadap fenomena konversi di roda air langkah tengah. Terdapat tiga kemungkinan terdiri dari roda lurus, centang, dan sirkular. Metode di CFD digunakan untuk menjawab dan menyimpulkan fenomena dan dengan bantuan fitur six DoF. Buket lurus memiliki efisiensi yang baik dibandingkan dengan rekayasa buket yang lainnya. Sebesar 120-Watt dari eksergi 318.8-Watt dengan efisiensi 37.6 . Perhitungan analitik mempunyai power output sebesar 192-Watt sehingga memiliki error perhitungan sebesar 72 Watt. Buket dengan bentuk circular megenerasikan 43.05-Watt dengan efisiensi 13.5 lebih baik daripada circular buket sebesar 6 . Namun rekonsiderasi pembentukan roda centang dipakai untuk eksperimental karena bentuk buket ini memiliki tekanan yang besar diawal sehingga air dapat masuk lebih banyak daripada yang lainnya. Penjelasan secara ANOVA dua factor digunakan untuk meyakinkan bahwa adanya pengaruh energi kinetik dan juga bentuk buket terhadap peningkatan performa roda air langkah tengah.

ABSTRACT
Approximately, almost equal to equal 10 peoples of Indonesia do not have energy access because the energy sources are far away which they live or categorize remote area. Breastshot waterwheel can become the solution for this problem because water energy potency until 19GW. To enable its use, this study will develop a simple bucket shape that is easy to manufacture but the efficiency remains to be considered and proves whether the energy contributes to the energy conversion process. There are three possible buket shape which consist straight, circular, and thick. The CFD method is used to answer the actual physical phenomenon with six DoF feature. From the study, the results obtained that straight bucket has better efficiency that other buckets. The numerical results give the analysis that this bucket make rotation and torsion high than others. The generated power has amount 120 Watt with the potential energy is 318.8 Watt or efficiency is 37.6 . Analytical power output net 192 Watt which have the different 72 Watt error from simulation. On the circular bucket, the power generated is 43.05 Watt and efficiency is 13.5 better than thick bucket 19.3 Watt or 6 . ANOVA two factor without replication ensures there is no effect of kinetic energy inlet velocity on the energy conversion process. Thus, straight bucket recommended to use because generated power higher and easier manufacture than others. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rasyid Ramdhani
"ABSTRAK
Indonesia memiliki wilayah yang luas dengan kondisi geografis yang memiliki banyak pegunungan dan terdiri dari kepulauan. Hal tersebut mengakibatkan mahalnya pembangunan jaringan listrik yang pada daerah-daerah terpencil di Indonesia. Namun pada sisi lain karakteristik geografis pegunungan dan perbukitan ini memberikan potensi sumber daya energi dari tinggi jatuh air. Oleh karena itu, pembangkit listrik tenaga turbin air pikohidro (< 5kW) dapat menjadi solusi untuk daerah ? daerah terpencil. Pada pembangkitan listrik tenaga air, jenis turbin yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi tinggi jatuh air dan debit aliran untuk mendapatkan jenis turbin yang sesuai dengan efisiensi daya maksimal. Turbin Pelton merupakan jenis turbin air yang memiliki efisiensi maksimum jika tinggi jatuh air lebih dari 30 meter. Makalah ini akan membahas tentang perhitungan teoritis dan eksperimen terhadap efisiensi turbin Pelton pada kondisi tinggi jatuh rendah kurang dari 10 meter. Dipilih tinggi jatuh 7,5 meter dan debit aliran sebesar 0,0015 m3/s . Dari hasil perhitungan teoritis didapatkan efisiensi sebesar 15,44% dan dari hasil eksperimen didapatkan efisiensi sebesar 10,02%. Perbedaan hasil efisiensi diduga akibat adanya energy losses yang disebabkan oleh gesekan pada bearing dan kehilangan energi berupa heat losses pada prony brake.
ABSTRAK
Indonesia has wide territory with geographical conditions has many mountains and consists of islands. This causes the high cost of power grid construction that resulted in the rural regions did not electrified. However, the geographical characteristics of mountains and hills provide potential water energy resources. Therefore, picohydro (< 5kW) water power plant turbines can be a solution for rural regions electricity. In the hydroelectric power generation, the type of turbine used must be comply to conditions of high water fall and flow rates to get the most suitable type of turbine with maximum power efficiency. Pelton turbine is a type of water turbine which has a high maximum efficiency if the water head more than 30 meters. This paper will discuss the theoretical calculations and experiments on Pelton turbine efficiency in lowhead conditions less than 10 meters. With head of 7.5 meters and flow rate of 0.0015 m3/s. From theoretical calculation the efficiency result 15,44% and from experimental the efficiency result 10,02% . The difference efficiency results may be due to the energy losses caused by friction in the bearing and losing energy in the form of heat losses in prony brake."
2016
S64266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Adi Arifianto
"ABSTRAK
Roda air langkah bawah merupakan turbin yang direkomendasikan sebagai pembangkit listrik mandiri di daerah terpencil di Indonesia karena dapat beroperasi pada kondisi tinggi jatuh rendah. Studi ini mengkaji hubungan jumlah sudu terhadap kinerja melalui dua metode: analitikal dan komputasi sehingga diketahui jumlah sudu optimal. Berdasarkan hasil analitikal jumlah sudu 8 direkomendasikan untuk digunakan. Namun untuk mengkoreksi hasil yang didapat, studi ini mengkomparasi 6, 7, 8, 9 dan 10 sudu dengan metode komputasi. Hasil komputasi inlet 1 m/s 6 sudu memiliki efisiensi sebesar 42.96, 7 sudu sebesar 41.79, 8 sudu sebesar 45.58, 9 sudu sebesar 42.77, dan 10 sudu sebesar 37.31. Pada inlet 3 m/s, 6 sudu memiliki efisiensi sebesar 16.57, 7 sudu sebesar 16.64, 8 sudu sebesar 15.25, 9 sudu sebesar 15.57, dan 10 sudu sebesar 15.58. Pada inlet 5 m/s, 6 sudu memiliki efisiensi sebesar 10.17, 7 sudu sebesar 10.39, 8 sudu sebesar 13.84, 9 sudu sebesar 10.78, dan 10 sudu sebesar 9.39. Dari hasil komputasi, jumlah sudu 8 memiliki efisiensi tertinggi. Analisis dengan ANOVA dilaporkan bahwa variasi sudu mempengaruhi kinerja. Karenanya, disimpulkan juga persamaan yang digunakan untuk menentukan jumlah sudu memungkinkan untuk digunakan dalam perancangan roda air ini dan roda air langkah bawah ini tergolong sebagai turbin reaksi.

ABSTRACT
Undershot Waterwheel is a recommended to be independent power plant turbine for remote area in Indonesia because it can be operated under low head condition. This study examines relationship number of blades to performance through three methods analytical and computational so the optimal number of blades is known. From analytical result, 8 number of blades is recommended to be used. However, to correct those result, this study then compares 6, 7, 8, 9, and 10 blades through computational method and it obtain result on inlet 1 m s of 6 blades have efficiency 42.96, 7 blades 41.79, 8 blades 45.48, 9 blades 42.77, and 10 blades 37.31. On inlet 3 m s, 6 blades have efficiency 16.57, 7 blades 16.64, 8 blades 15.25, 9 blades 15.57, and 10 blades 15.58. On inlet 5 m s, 6 blades have efficiency 10.17, 7 blades 10.39, 8 blades 13.84, 9 blades 10.78, and 10 blades 9.39. From computational result, the 8 blades have the highest efficiency. Analysis with ANOVA is reported that the variation of blades affect performance. Therefore, it also can be concluded that the equation used to calculate blades arrangement is possible to use in this waterwheel design and the undershot waterwheel is classified as a reaction turbine."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Salsabila
"Rokok memiliki dampak signifikan terhadap kebakaran, terutama akibat pembuangan puntung rokok yang masih membara secara sembarangan. Data menunjukkan bahwa rokok merupakan penyumbang sekitar 300.000 kematian akibat kebakaran setiap tahunnya. Penulis melanjutkan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tinggi reaktor mempengaruhi probabilitas dan peristiwa transisi membara menjadi menyala. Dalam studi ini, penulis menyelidiki fenomena penyalaan tumpukan kertas menggunakan sumber panas dari bara rokok dengan ukuran diameter yang bervariasi. Metode penelitian yang digunakan berupa sampah kertas koran ditempatkan dalam reaktor dengan diameter 11,25 cm; 18,75 cm; dan 22,5 cm dengan kondisi lingkungan yang terkontrol. Kemudian, dipantik api pada puntung rokok dan diamati bagaimana kebakaran berkembang dari pembakaran membara menjadi menyala menggunakan sensor termokopel, kamera handycam, dan kamera termal. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa ukuran diameter reaktor pembakaran berpengaruh terhadap probabilitas peristiwa menyala. Semakin besar diameter reaktor, semakin tinggi probabilitas transisi dari pembakaran membara menjadi menyala. Reaktor dengan diameter 18,75 cm dan 22,5 cm memiliki probabilitas tertinggi 100%, sedangkan reaktor dengan diameter 11,25 cm memiliki probabilitas 40%. Kecepatan penyebaran termal antara ketiga reaktor tidak memiliki perbedaan signifikan. Pola penyebaran api dimulai dari tengah atas reaktor, menyebar ke tengah, dan meluas ke tepi. Transisi dari pembakaran membara menjadi menyala terjadi saat termokopel sudah mencapai suhu sekitar 500℃ pada fase smoldering

Cigarettes have a significant impact on fires, particularly due to the improper disposal of smoldering cigarette butts. Data shows that cigarettes contribute to approximately 300,000 fire-related deaths each year. The author continued a previous study that indicated the height of the reactor affects the probability and occurrence of the transition from smoldering to flaming. In this study, the author investigated the ignition phenomenon of paper stacks using a heat source from cigarette butts with varying diameters. The research method involved placing newspaper waste in reactors with diameters of 11.25 cm, 18.75 cm, and 22.5 cm, under controlled environmental conditions. The cigarette butts were lit, and the fire development from smoldering to flaming was observed using thermocouples, a handycam, and a thermal camera. The results of this study indicate that the diameter of the combustion reactor influences the probability of flaming events. Larger reactor diameters have a higher probability of transitioning from smoldering to flaming. Reactors with diameters of 18.75 cm and 22.5 cm had the highest probability of 100%, while the reactor with a diameter of 11.25 cm had a probability of 40%. The thermal spread rate among the three reactors did not show significant differences. The fire spread pattern originated from the upper-middle of the reactor, spread towards the center, and expanded towards the edges. The transition from smoldering to flaming occurred when the thermocouples reached temperatures around 500℃ during the smoldering phase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustira Rachmawati
"Air siphon merupakan aplikasi dari teori ejector, yaitu memanfaatkan dua buah fluida (fluida primer dan sekunder). Fluida sekunder akan diangkat oleh fluida primer yang melewati nosel dengan tekanan dan kecepatan tinggi. Keunggulan dari air siphon ini adalah konstruksinya yang sederhana dan tidak mempunyai bagian yang bergerak seperti pada umumnya pompa. Analisis yang dilakukan adalah dengan unjuk kerja konstruksi air siphon dengan nilai rasio diameter nosel dan diameter pencampuran (d/D) sebesar 0,6 secara eksperimental dan simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics). Fluida primer yang dipakai adalah udara dan fluida sekunder yang dipakai adalah air. Variabel yang dipakai dalam melakukan eksperimen dan simulasi CFD adalah tekanan udara / jet dari kompresor yang akan masuk melewati nosel. Hasil dari eksperimen dan simulasi CFD menunjukkan bahwa semakin besar tekanan udara / jet yang masuk, efisiensi air siphon akan semakin besar. Variasi tekanan statik kompresor antara 0,75 kg/cm2 - 4,75 kg/cm2 menghasilkan efisiensi air siphon antara 2,99 % - 3,92 %. Bilangan Reynolds yang dihasilkan dari tekanan jet pada nosel bernilai 46.000 - 131.000 dimana dengan nilai itu aliran pada fluida jet adalah turbulen. Sedangkan nilai rasio aliran volume fluida sekunder dengan aliran fluida fluida primer bernilai antara 0,0029 - 0,0055 hal ini menyatakan semakin tinggi tekanan jet yang masuk pada nosel semakin baik pula kemampuan untuk menghisap fluida sekunder.

Air siphon is one of the ejector application. It uses two fluids (primary and secondary fluids). Secondary fluid will be lifted by the primary fluid which injected through driving nozzle with pressure and high velocity. The advantages of air siphon are its simple construction and doesn't have a movement part like another pump. The analyze that will be done is efficiency of air siphon with nozzle diameter ratio and mixing chamber diameter (d/D) at 0,6. It will be done with experiment and CFD simulation (Computational Fluid Dynamics). Primary fluid that will be used is air and secondary fluid that will be used is water. Variable that will be used in experiment and CFD simulation is air pressure or jet pressure from compressor that will come through nozzle. The result from experiment and CFD simulation show that if the air pressure or jet pressure is getting higher, so the efficiency of air siphon will be bigger. The variation of compressor static pressure between 0,75 kg/cm2 - 4,75 kg/cm2 will result efficiency of air siphon between 2,99 % - 3,92 %. Reynolds number that has been resulted from driving jet pressure is between 46.000 - 131.000 which the flow is turbulent. The volume flow ratio between secondary fluid and primary fluid is between 0,0029 - 0,0055. It shows that if the jet pressure in nozzle is getting higher, so capability to inject secondary fluid will be better."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Ari Sutanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhesa Giovani
"Kemajuan teknologi flotasi dan pengolahan air meningkat sangat cepat. Mikro-gelembung adalah teknologi ramah lingkungan ini. Gelembung mikro sering digunakan untuk membedakan bahan yang berguna dari bahan lain dalam proses pemisahan. Seperti yang ditemukan dalam flotasi, karakteristik gelembung menentukan proses pemisahan sehingga penting untuk menyelidiki fenomena produksi gelembung. Salah satu cara untuk menghasilkan gelembung adalah dengan menggunakan fenomena udara entraiment. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan parameter yang mempengaruhi peristiwa entrainment udara, yaitu hubungan antara kedalaman downcomer dan kecepatan entrainment udara jet menggunakan ketinggian jet 28 cm. Pengaturan eksperimental terdiri dari pompa, nozzel, downcomer, flow meter dan genangan air. Video dan foto diperoleh menggunakan kamera dengan cahaya latar dan video mewakili data. Suatu program pemrosesan menganalisis informasi dalam bentuk gambar untuk memperoleh data kualitatif dan kuantitatif untuk memproses data kuantitatif menggunakan program pemrosesan citra imageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian jet dan kedalaman downcomer mempengaruhi tingkat Air entrainment, kedalaman penetrasi gelembung dan ukuran gelembung.

Advances in flotation and water treatment technology are increasing very fast. Micro-bubbles are this environment-friendly technology. Micro-bubbles are often used to distinguish useful materials from other materials in the separation process. As found in flotation, bubble characteristics determine the separation process so it is important to investigate the phenomenon of bubble production. One way to produce bubbles is to use the phenomenon of air entraiment. The purpose of this study is to determine the parameters that affect Air entrainment events, namely the relationship between downcomer depth and jet Air entrainment speed using a jet height of 28 cm. The experimental setup consisted of pump, nozzel, downcomer, flow meter and standing water. Videos and photos are obtained using a backlit camera and video represents data. A processing program analyzes information in the form of images to obtain qualitative and quantitative data to process quantitative data using the imageJ image processing program. The results showed that jet height and downcomer depth affected air entrainment levels, bubble penetration depth and bubble size."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Air Siphon merupakan salah salu jenis ejector yang mcmpergunakan udara
sebagai fluida penggerak untuk menghisap air sebagai fluida hisap. Seperti
ejector, Air Siphon tidak mempunyai bagian yang berputar sehingga tidak
diperlukan pelumasan dan dapat meminimalisasi terjadinya getaran. Selain itu,
konstruksinya sederhana dan juga mudah dalam pengoperasiannya. Efisiensi dari
air siphon dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis fluida penggerak dan fluida
hisap yang dipergunakan, yang, mana hal ini berhubungan dengan transfer
momentum. Selain itu. konstruksi dari air siphon sangatlah berpengaruh terhadap
unjuk kerja dari alat ini.
Sementara itu, perkembangan dari komputer, baik hardware maupun
software, melaju dengan tingkat kecepatan yang menakjubkan. Salah satu
sofware yang berkembang dengan pesat, adalah software simulasi yang sangat
membantu perkembangan dunia engineering yang pada akhirnya membentuk
sebuah bidang baru dalam dunia engineering yaitu CFD (Computational Fluid
Dynmnics). CFD sering disebut sebagai the third approach untuk melengkapi dua
bidang lainnya, yaitu pure theory dan pure experiment. Dengan CFD, proses
eksperimen dapat diminimalisir. Hal ini membantu menghemat biaya, tenaga dan
waktu dengan hasil yang cukup memuaskan, walaupun pada kenyataannya
telmolcgi CFD ini tetap memiliki keterbatasan.
Dalam penelitian ini, dipergunakan salah satu software CFD, yaitu
ANSYS 5.4 untuk melakukan simulasi mencari efisiensi terbaik dari air siphon.
Dalam simulasi ini, digunakan kombinasi dari perbandingan diameter nosel dan
diameter ruang pencampuran (dl) = 0,236 dan 0.250), dan diameter saluran hisap
(6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, dan 14 mm) pada tekanan masuk 1 kg/cm2, 2
kg/cm2, dan 3 kg/cm2.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>