Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Numa Salsabila
"Peningkatan global warming akibat bahan bakar fosil mendorong penggunaan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel, seperti biogasoline, bioavtur, bioLPG, dan renewable diesel sebagai alternatif dari bahan bakar fosil untuk kehidupan sehari-hari. BBN bersifat lebih ramah lingkungan dan ketersediaan bahan bakunya melimpah di Indonesia, seperti minyak kelapa sawit sebagai minyak nabati pangan dan minyak kemiri sunan sebagai minyak nabati non-pangan yang memiliki produktivitas tertinggi dibandingkan minyak nabati lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tahapan daur hidup produksi BBN yang menghasilkan dampak lingkungan dan menentukan skenario alternatif bahan baku pada produksi BBN yang berdampak paling minimum. Metode yang digunakan adalah Life Cycle Assessment (LCA), dengan lingkup cradle-to-gate yang meliputi tahap pembukaan lahan, perkebunan, ekstraksi minyak, sintesis BBN, dan transportasi distribusi. Software OpenLCA dengan database Bioenergiedat digunakan dalam menganalisis dampak lingkungan dalam memproduksi 1 ton BBN. Alternatif bahan baku yang digunakan adalah buah sawit dan buah kemiri sunan hasil perkebunan serta minyak sawit dan minyak kemiri sunan dari pemasok minyak. Analisis ditinjau dari aspek emisi, yaitu CO2, CH4, N2O, CO, NOx, SOx, dan NMVOCs, serta aspek dampak terendah yang dihasilkan dari produksi BBN dengan keempat alternatif bahan baku. Minyak kemiri sunan merupakan bahan baku yang paling ramah lingkungan dengan emisi terendah, dimana CO2 (18859.45 kg) dan NOx (42.41 kg) adalah emisi dengan nilai tertinggi. Potensi dampak lingkungan tertinggi dari produksi BBN dengan minyak kemiri sunan adalah global warming potential (GWP) (16400.4 kg CO2 eq/ton BBN), Human toxicity (50.9 kg 1,4-DB eq/ton BBN), dan acidification (21.21 kg SO2 eq/ton BBN). Kontribusi dampak terbesar adalah tahapan sintesis BBN dengan persentase lebih dari 50% di setiap kategori dampak yang sebagian besar disebabkan oleh penggunaan diesel. Solusi yang direkomendasikan dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan adalah dengan pengalihan penggunaan diesel menjadi renewable diesel sebagai bahan bakar pada produksi BBN.

Increased global warming due to fossil fuels encourage the use of biofuels, such as biogasoline, bioavtur, bioLPG, and renewable diesel as an alternative to fossil fuels for daily life. Biofuel is more environmentally friendly and high availability of raw materials in Indonesia, such as palm oil as edible vegetable oil and blanco airy shaw oil as non-edible vegetable oil which has the highest productivity compared to other vegetable oils. This study was conducted to analyze the emissions and environmental impacts caused by the life cycle of biofuel production. Also, to determine which raw material produce the least emissions and impacts from biofuel production process. The method used is Life Cycle Assessment (LCA), with a cradle-to-gate scope that includes the stages of land clearing, plantation, oil extraction, biofuel synthesis, and transportation distribution. OpenLCA software with Bioenergiedat database is used in analyzing environmental impacts in producing 1 ton of biofuel. Alternatives of raw material used are palm fresh fruit bunches and blanco airy shar fruit from plantation, and also palm oil and blanco airy shaw oil. The analysis is examined from the aspect of emissions, namely CO2, CH4, N2O, CO, NOx, SOx, and NMVOCs, as well as the lowest impact aspects resulting from biofuel production with the four alternatives of raw material. The result is blanco airy shaw oil turns out to be the most environmentally friendly raw material with the lowest emissions, where CO2 (18859.45 kg) and NOx (42.41 kg) have the highest emission values. The highest potential environmental impact of biofuel production using blanco airy shaw oil is global warming potential (GWP) (16400.4 kg CO2 eq/ton BBN), Human toxicity (50.9 kg 1.4-DB eq/ton BBN), and acidification (21.21 kg SO2 eq/ton BBN). The biggest impact contribution is the synthesis of biofuel process with a percentage of more than 50% in each impact category, which is mostly caused by the use of diesel fuel. The recommended solution to reduce the impact on the environment is by diverting the use of diesel to renewable diesel as fuel in biofuel production."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irshara Amoura Kinsy
"Produksi Bahan Bakar Nabati (BBN) di Indonesia, terutama biodiesel, sudah banyak dilakukan menggunakan bahan baku minyak kelapa sawit. Namun hal tersebut menimbulkan kompetisi dengan kebutuhan pangan. Saat ini mulai dikembangkan pembuatan BBN dengan menggunakan minyak nabati non-pangan, seperti minyak nyamplung. Proses produksi BBN menghasilkan emisi dan dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan besar emisi gas dan dampak lingkungan dari produksi BBN berbasis kelapa sawit dan nyamplung, serta menentukan alternatif bahan baku yang paling ramah lingkungan. Analisis dilakukan dengan metode Life Cycle Assessment (LCA) menggunakan perangkat lunak OpenLCA. Batasan sistem pada penelitian ini adalah cradle to gate yang meliputi tahap pembukaan lahan sampai dengan tahap distribusi produk. Emisi gas yang dihasilkan dalam produksi BBN adalah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) berupa CO2 N2O, dan CH4, serta emisi gas polutan berupa CO, NOx, SOx, dan NMVOC. Hasil yang diperoleh menyatakan produksi BBN dengan bahan baku minyak nyamplung merupakan yang paling ramah lingkungan, dengan emisi terbesar adalah CO2 senilai 15129,05 kg CO2/ton BBN dan emisi terkecil adalah N2O senilai 9,3E-06 kg N2O/ton BBN. Potensi dampak lingkungan terbesar yang dihasilkan adalah Global Warming senilai 15647,30 kg CO2 eq, Human Toxicity senilai 50,89 kg 1,4-DB eq, dan Acidification senilai 21,21 kg SO2 eq.

Biofuel production in Indonesia, especially biodiesel, has been carried out using palm oil as the raw material. However, this has created competition with food needs. Therefore, currently biofuel production is being developed with non-food vegetable oil, such as nyamplung oil. The biofuel production process produces emissions and environmental impacts. This study aims to analyze the comparison of gas emissions and environmental impacts of biofuel production from palm oil and nyamplung oil, and determine the most environmentally friendly raw material. The analysis was conducted using Life Cycle Assessment (LCA) method with OpenLCA software. The scope in this study is cradle to gate, start from land clearing process until product distribution. Gas emissions produced in biofuel production are GHG emissions in the form of CO2 N2O, and CH4, and pollutant gas emissions in the form of CO, NOx, SOx, and NMVOC. The result showed that biofuel production from nyamplung oil is the most environmentally friendly, with the largest emissions produced is CO2 worth 15129,05 kg CO2/ton biofuel and the smallest is N2O worth 9,30E-06 kg N2O/ton biofuel. The biggest environmental impact produced was Global Warming 15647,30 kg CO2 eq, Human Toxicity 50,89 kg 1.4-DB eq, and Acidification 21,21 kg SO2 eq.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Zahira
"Biodiesel merupakan merupakan salah satu alternatif solusi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis minyak bumi. Bahkan kini penggunaan biodiesel dengan basis minyak kelapa sawit telah mulai dikomersilkan. Namun penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel erat kaitannya dengan isu-isu lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis besar emisi dan dampak lingkungan yang dihasilkan dalam produksi biodiesel, sekaligus membandingkan dampaknya dengan dampak lingkungan solar. Analisis dilakukan dengan metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan menggunakan perangkat lunak SimaPro. Data yang digunakan merupakan data primer perusahaan dengan dilengkapi data sekunder dari literatur serta database global. Pendekatan batasan sistem yang diterapkan adalah cradle-to-gate, yaitu dimulai dari tahap kebun benih, pembibitan, perkebunan, pabrik kelapa sawit, stasiun penyimpanan, dan pabrik rafinasi. Metode analisis dampak lingkungan yang digunakan adalah metode ReCiPe 2016 midpoint (H). Berdasarkan perhitungan, dampak lingkungan global warming potential yang dihasilkan 1 ton biodiesel sebesar 959,56 kg CO2-eq. Dibandingkan dengan nilai GWP solar, apabila dilakukan penggantian bahan bakar komersil menjadi B20 didapatkan perhitungan bahwa akan terjadi penurunan dampak GWP sebesar 13% atau 2,46 juta ton CO2-eq selama satu tahun di Indonesia. 

Biodiesel is considered as a viable alternative solution to reduce the consumption of fossil fuel-based fuels. The utilization of biodiesel derived from palm oil has started to be commercialized. However, the use of palm oil as a feedstock for biodiesel production is closely associated with environmental issues. This study aims to analyze the magnitude of emissions and environmental impacts generated in biodiesel production and compare them with the environmental impacts of conventional diesel fuel. The analysis is conducted using the Life Cycle Assessment (LCA) method with the SimaPro software. The data used include primary data from the company, supplemented with secondary data from literature and global databases. The system boundary applied in this study is cradle-to-gate, starting from the seed production, nursery, estate, palm  oil mill, bulking, and refinery. The environmental impact assessment method used is the ReCiPe 2016 midpoint (H). Based on the calculations, the global warming potential (GWP) impact generated by 1 ton of biodiesel is estimated at 959.56 kg CO2-eq. When compared to the GWP value of conventional diesel fuel, replacing commercial fuel with a blend of 20% biodiesel (B20) would result in a 13% reduction in GWP impact, equivalent to 2.46 million tons of CO2-eq over one year in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Agradhyasto
"Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang mempunyai jejak emisi yang besar. Deforestasi, penggunaan pupuk yang berlebihan, hingga limbah yang kurang baik dimanfaatkan menjadi masalah yang mengganggu. Limbah kelapa sawit berupa POME atau palm oil mill effluent merupakan limbah cair yang hnaya dimanfaatkan menjadi pupuk. Sementara, terdapat potensi yang besar untuk mengubah POME menjadi sebuah produk yang lebih berharga yaitu biogas. Hal ini dapat didukung dengan analisis siklus hidup atau LCA sebagai pengukur emisi yang hadir dalam setiap tahapan perkebunan kelapa sawit. Analisis LCA yang dilakukan meliputi seluruh tahapan proses dimulai dari pembukaan lahan hingga pembuatan biogas dengan berbagai parameter seperti pemanasan global, ekotoksisitas lingkungan, eutrofikasi hingga penggunaan air. Berdasarkan analisis yang dilakukan, emisi tertinggi dihasilkan oleh perkebunan. Salah satu dampak dari perkebunan sawit adalah lepasnya emisi yang setara dengan 20 ton CO2 per tahun. Emisi yang dihasilkan dapat dikurangi dengan beberapa cara yang diantaranya adalah penggunaan kembali limbah kelapa sawit, termasuk biogas. Pembuatan biogas dapat mengurangi dampak emisi gas rumah kaca hingga 85% lebih rendah daripada membiarkan POME di dalam bak terbuka. Penggantian Biogas menjadi bahan bakar untuk menghasilkan listrik dapat menurunkan emisi hingga menjadi 9,9% dibandingkan diesel. Pengurangan penggunaan pupuk kimia dapat mengurangi dampak hingga emisi 6% dari jumlah penggunaan awal.

Oil palm is one of the crops that has a significant emission footprint. Deforestation, excessive fertilizer use, and poor waste management are among the troubling issues. Palm oil mill effluent (POME), which is the liquid waste from palm oil mills, is typically only utilized as fertilizer. However, there is great potential to convert POME into a more valuable product, namely biogas. This can be supported by conducting a life cycle analysis (LCA) as a measure of emissions throughout every stage of the oil palm plantation. The LCA analysis encompasses the entire process from land clearing to biogas production, considering various parameters such as global warming potential, environmental ecotoxicity, eutrophication, and water usage. Based on the analysis, the highest emissions are generated by the plantations themselves. One of the impacts of oil palm plantations is the release of emissions equivalent to 20 tons of CO2 per year. These emissions can be reduced through various means, including the reuse of oil palm waste, including biogas. Biogas production can reduce greenhouse gas emissions by up to 85% compared to letting POME remain in open ponds. Substituting biogas as a fuel source for electricity generation can reduce emissions by up to 9.9% compared to diesel. Reducing the use of chemical fertilizers can also mitigate impacts, resulting in a 6% reduction in emissions compared to the initial usage level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnan Kuncoro
"

Peningkatan konsumsi energi di Indonesia mendorong pertumbuhan produksi biodiesel dari kelapa sawit. Akan tetapi, produksi biodiesel dari kelapa sawit mengonsumsi sejumlah besar air dan energi untuk suplai air. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap hubungan konsumsi air dan energi (water-energy nexus) pada produksi biodiesel di Provinsi Riau. Simulasi proses produksi biodiesel dilakukan menggunakan Unisim Design R390.1 sebagai bagian dari Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengevaluasi konsumsi energi dan emisi CO2. Konsumsi air pada produksi biodiesel ditentukan menggunakan metode water footprint. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa water footprint untuk FFB, CPO dan biodiesel adalah 671 m3/t FFB, 3.292 m3/t CPO, dan 3.432 m3/t biodiesel. Total konsumsi energi dan emisi CO2 pada produksi biodiesel adalah 14,252 MJ/t biodiesel and 608,6 kg CO2-eq/t biodiesel. Produksi CPO dan biodiesel di kilang membutuhkan air sekitar 41,2 dan 2,47 juta m3. Energi listrik yang dibutuhkan untuk menyuplai air tersebut adalah 91 dan 3,6 juta kWh. Dibandingkan dengan produksi energi lain, produksi biodiesel di Riau pada tahun 2017 merupakan konsumen air terbesar, yaitu sekitar 99,3% dari total air yang diambil, terutama digunakan pada tahap perkebunan, dan konsumen energi terbesar kedua, yaitu sekitar 31,7% dari total energi listrik untuk suplai air pada produksi CPO dan biodiesel.


The increase of energy consumption in Indonesia induces the production of palm oil biodiesel. However, palm oil biodiesel production consumes a large amount of water and energy to supply water. The purpose of this study is to conduct analysis on the relationship between water and energy consumption (energy-water nexus) in biodiesel production in Riau Province. The process simulation of biodiesel production at refinery was done with Unisim Design R390.1 as part of Life Cycle Assessment (LCA) to evaluate the energy consumption and CO2 emission. Water consumption in biodiesel production was calculated using water footprint method. The result showed that water footprint for FFB, CPO, and biodiesel were 671 m3/t FFB, 3,292 m3/t CPO, and 3,432 m3/t biodiesel, respectively. The total energy consumption and CO2 emission in biodiesel production was 14,252 MJ/t biodiesel and 608.6 kg CO2-eq/t biodiesel. Production of CPO and biodiesel in refineries required around 41.2 and 2.47 million m3 of water. The electricity needed to supply water is 91 and 3.6 million kWh. Compared to other energy production, biodiesel production in Riau in 2017 is the largest water consumer, around 99.3% of total water abstraction, which is mainly rainwater used for plantation stage, and the second largest energy consumer, about 31.7% of total electricity to supply water for CPO and biodiesel production.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita
"Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dengan produksi minyak kelapa sawit sebesar 60% dari produksi minyak kelapa sawit dunia. Salah satu produk industri kelapa sawit yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah minyak goreng. Tingginya produksi dan konsumsi minyak goreng menjadikan produk ini sebagai salah satu komoditi yang esensial untuk menunjang kehidupan masyarakat. produksi minyak kelapa sawit menjadi kontroversi karena prosesnya yang menimbulkan kerusakan lingkungan seperti deforestasi, pelepasan gas rumah kaca, dan pencemaran ekosistem perairan. Selain itu, kemasan plastik minyak goreng yang terbuat dari bahan baku tak terbarukan juga menambah dampak terhadap kerusakan lingkungan. Untuk dapat mengatasi masalah ini dan menuju produksi minyak goreng yang berkelanjutan, penelitian ini menganalisis dampak lingkungan yang dihasilkan oleh produksi satu liter minyak goreng dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Penelitian ini menganalisis dampak produksi minyak goreng dalam tiga jenis kemasan terhadap sepuluh kategori dampak lingkungan. Secara keseluruhan, dampak lingkungan terbesar dihasilkan oleh proses produksi minyak goreng. Proses yang paling banyak menjadi hotspot dalam kesepuluh kategori dampak adalah proses transportasi, penggunaan listrik, dan penggunaan pupuk. Jenis kemasan botol merupakan jenis kemasan yang paling banyak memiliki nilai dampak tertinggi dari sepuluh kategori yang dinilai.

Indonesia is the largest palm oil producing country in the world with palm oil production of 60% of the world's palm oil production. One of the products of the palm oil industry that is most widely used by the community is cooking oil. The high production and consumption of cooking oil makes this product one of the essential commodities to support people's lives. The production of palm oil is controversial because the process causes environmental damage such as deforestation, the release of greenhouse gases, and pollution of aquatic ecosystems. Alongside the problem mentioned, the plastic packaging that are made of unrenewable resources will also add some environmental problems. To be able to overcome this problem and lead to sustainable cooking oil production, this study analyzes the environmental impact produced by the production of one liter of cooking oil using the Life Cycle Assessment (LCA) method. This study will analyze the environmental impacts of cooking oil production in three types of packaging on ten environmental impact categories. The cooking oil production gives the most environmental impact. The process that have the most hotspots of all categories are transportation, electricity, and fertilizer usage. The bottle type of packaging has the highest rank of all impact categories."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadian Nadif Haikal
"Indonesia merupakan negara yang termasuk ke dalam salah satu penyumbang karbon dioksida terbesar di dunia. Industri semen merupakan industri yang masuk ke dalam sector IPPU (industrial process and product used) yang mana menyumbang emisi gas rumah kaca pada sector tersebut dibandingkan industri lainnya. Semen yang menjadi salah satu bahan baku yang dibutuhkan untuk sebuah infrastruktur bangunan. Indonesia yang sedang menggalangkan pembangunan infrastruktur nasional harus memerhatikan dampak lingkungan proses produksi semen terhadap lingkungan. Maka, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi semen dengan menggunakan metode life cycle assessment. Terdapat dua tahapan produksi yang memberikan dampak terbesar yaitu klin process dan finish mill & pack yang disebabkan akibat pembakaran batu bara. Penelitian ini membuat analisis perbandingan antara kondisi sekarang dengan target perusahaan dalam meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif sebesar 15% dengan mengidentifikasi risiko yang berpotensi muncul dan membuat mitigasi pencegahan resiko
Indonesia is a country that is included in one of the largest carbon dioxide emitters in the world. The cement industry is an industry that is included in the IPPU (industrial process and product used) sector which contributes to greenhouse gas emissions in that sector compared to other industries. Cement is one of the raw materials needed for a building infrastructure. Indonesia, which is promoting the development of national infrastructure, must pay attention to the environmental impact of the cement production process on the environment. Thus, this study was conducted to analyze the environmental impact resulting from the cement production process using the life cycle assessment method. There are two stages of production that have the biggest impact, namely the klin process and the finish mill & pack caused by burning coal. This study makes a comparative analysis between the current condition and the company's target in increasing the use of alternative fuels by 15% by identifying risks that have the potential to arise and making risk prevention mitigations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Agustianti
"
ABSTRACT
The main energy sources in Indonesia generally still rely on fossil fuels, such as petroleum, coal and natural gas. Biofuel is a solution that can be applied as a substitute for fossil fuels. This research was conducted by simulating the biofuel production process and calculating the amount of carbon dioxide emissions produced. This simulation is done by modeling the hydroprocessing process using Unisim R390.1 by optimizing the operating conditions for each raw material. The Hydrotreatment process was varied at a pressure of 1-5 MPa and a temperature of 250oC - 350oC. shows that palm oil is the most effective in producing bioavtur at a temperature of 300oC and a pressure of 3 MPa, while nyamplung oil is the most effective for producing renewable diesel at a temperature of 300oC and a pressure of 3 MPa. The calculation of the number of emissions from the carbon dioxide life cycle shows that to produce 1 kg of biofuel, 3.82 x 103 kg of CO2 is produced
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Rahadian
"Environmental, Social and Governance (ESG) merupakan tiga faktor penting dari pelaku industri untuk mendukung keberlanjutan (sustainability). Target utama kriteria lingkungan dalam ESG antara lain adalah upaya mengatasi perubahan iklim dengan mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan operasi yang dilaksanakan. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dampak lingkungan dari produksi minyak mentah berat di lapangan Zuli melalui melakukan Life Cycle Assessment (LCA) menggunakan software SimaPro. Ruang lingkup penelitian ini adalah cradle-to-gate, meliputi proses pemboran, well service, ekstraksi bahan baku, proses pemisahan, proses flaring, pengangkutan fluida kotor, dan pengolahan air terproduksi. Dengan menggunakan beberapa metodologi karakterisasi dampak, yaitu IPCC 2013, CML-baseline dan non-baseline, dan Cumulative Energy Demand, hasil penilaian dampak menunjukkan bahwa untuk 1 MJ minyak yang dihasilkan, kontribusi potensial 2.49 g CO2-eq GWP, 1.49×10-10 kg CFC11-eq Ozone Layer Depletion, 2.66×10-6 kg PO4-eq Eutrophication, 1.05 MJ Fossil Abiotic Depletion, 9.42×10-10 kg Sb-eq non-Fossil Abiotic Depletion, 1.71×10-5 kg ​​SO2-eq Acidification, 1.10 × 10-4 MJ dan 1.03 × 10-4 MJ Cumulative Energy Demand non-Renewable dan Renewable.

Environmental, Social and Governance (ESG) are three important factors for industry players to support sustainability. The main targets of the environmental criteria in the ESG include efforts to overcome climate change by reducing the environmental impact in every stages of their activities. This study aims to identify the environmental impact of crude oil production in the Zuli field through conducting a Life Cycle Assessment (LCA) using SimaPro software. The scope of this research is cradle-to-gate, covering the drilling process, well service, raw material extraction, separation process, flaring process, dirty fluid transportation, and produced water treatment. By using several impact characterization methodologies, namely IPCC 2013, CML-baseline and non-baseline, and Cumulative Energy Demand, the impact results show that for 1 MJ of oil produced, potential to contribute 2.49 g CO2-eq GWP, 1.49×10-10 kg CFC11-eq Ozone Layer Depletion, 2.66×10-6 kg PO4-eq Eutrophication, 1.05 MJ Fossil Abiotic Depletion, 9.42×10-10 kg Sb-eq non-Fossil Abiotic Depletion, 1.71×10-5 kg ​​SO2-eq Acidification, 1.10 × 10-4 MJ and 1.03 × 10-4 MJ Cumulative Energy Demand non-Renewable dan Renewable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Gidion Maruli Tua Diondihon
"Tempurung kelapa awalnya merupakan produk yang jarang digunakan, namun kini tempurung kelapa sudah berkembang menjadi barang komoditas yang bersaing di pasar international. Salah satu produk turunan dari tempurung kelapa adalah briket. Tercatat pada 2019 indonesia sudah mengekspor 467.050 Ton briket kelapa ke seluruh dunia dengan nilai ekspor USD 151,9 juta tumbuh 4,69% YoY 2018 . Dengan meningkatnya produksi briket, perlu dilakukan evaluasi terhadap dampak lingkungan dari industri briket arang kelapa. Disamping produk jadi yang menghasilkan emisi ketika digunakan, proses pengolahan dan produksi briket sendiri juga menghasilkan emisi. Emisi tersebut berasal dari proses awal yaitu transportasi bahan baku, proses produksi hingga proses pengemasan dan pengiriman barang jadi. Pada proses distribusi, emisi akan dihasilkan dari mesin kendaraan. Pada proses produksi emisi akan berasal dari penggunaan motor listrik dan mesin oven serta penggunaan alat listrik pada proses pengemasan.Dilakukan penelitian dengan menggunakan Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengukur dampak lingkungannya, penelitian ini menilai dampak lingkungan yang dihasilkan dari daur hidup briket arang kelapa, kemudian dilakukan improvement. Penyumbang terbesar terhadap dampak lingkungan terbesar ada pada tahap drying, dimana proses drying berkontribusi rata rata sebesar 52% dari keseluruhan proses produksi diikuti proses mixing, blending dan molding dengan persentase 27,7%. Dari ketiga raw material, dampak terbesar dihasilkan oleh arang kelapa berkontribusi sebesar 55,3% diikuti tapioka sebesar 44,68% dan air 0,01%. Dan hasil improvement menunjukan hasil positif dari setiap aspek yang terdampak diperoleh hasil bahwa skenario improvement lebih baik dari skenario existing dengan melakukan perubahan variabel jarak pengiriman raw material serta durasi mixing akhirnya mencatatkan emisi dampak lingkungan yang lebih rendah.

Coconut shells, once rarely utilized, have now become a valuable international commodity, particularly as raw material for briquettes. In 2019, Indonesia exported 467,050 tons of coconut briquettes valued at USD 151.9 million, marking a 4.69% increase from 2018. This growth was supported by 350 briquette producers in Indonesia. Coconut briquettes are used in various countries, including those in Asia, the Middle East, and Europe, for cooking and as hookah fuel. Additionally, coconut charcoal can be used as activated carbon. Coconut briquettes are considered a new and renewable energy source (NRE) due to their high heat output and low emissions. However, their production process also generates CO2 emissions that negatively impact the environment. The research was conducted at PT. ABC, located in Bogor, using Life Cycle Assessment (LCA) to measure its environmental impact. This study assesses the environmental impacts generated from the life cycle of coconut charcoal briquettes and subsequently implements improvements. The results of these improvements show positive outcomes in all affected aspects, indicating that the improvement scenario is better than the existing scenario. Changes in the variables such as the distance of raw material transportation and mixing duration resulted in lower environmental impact emissions were recorded."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>