Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129005 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewinta Ayu Permatasari
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kredibilitas influencer Instagram dengan intensi membeli dan efek moderasi dari trait openness to experience terhadap kredibilitas influencer dalam mempengaruhi intensi membeli. Kredibilitas influencer Instagram dan intensi membeli diukur menggunakan alat ukur dari penelitian oleh Müller, Mattke, dan Maier (2019). Trait openness to experience diukur menggunakan alat ukur Big Five Inventory yang dikembangkan oleh John, Donahue, dan Kentle (1991) yang telah diadaptasi oleh Ramdhani (2012). Partisipan terdiri dari 312 perempuan berusia 18 sampai 24 tahun. Hasil korelasi Pearson product moment menemukan: a.) terdapat hubungan signifikan dan positif antara kredibilitas influencer dan intensi membeli, dan b.) openness to experience tidak memoderasi kredibilitas influencer dalam mempengaruhi intensi membeli. Temuan penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh influencer maupun brand dalam menentukan strategi pemasaran produk.

This study aimed to examine the relationship between Instagram influencers credibility and purchase intentions, and whether there was a moderation interaction from openness to experience personality trait. Instagram influencer credibility and purchase intentions were measured by questionnaire from previous study by Müller, Mattke, and Maiers (2019). Openness to experience was measured using Big Five Inventory (John, Donahue, Kentle, 1991) which had been adapted by Ramdhani (2012). Participants consisted of 312 women aged 18 to 24 years. Correlation using Pearsons product moment found that, a) there is a significant and positive relationship between influencers credibility and purchase intentions, and b) openness to experience trait did not moderate influencers credibility in influencing consumers purchase intentions. The findings of this study could be utilized both by influencers and brands in planning product marketing strategies."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Zamira
"Penelitian ini mengangkat isu pelibatan influencer Instagram dalam membuat konten promosi produk oleh pelaku bisnis. Kredibilitas influencer yang menjadi promotor produk diduga menjadi prediktor munculnya intensi membeli konsumen yang melihat iklan tersebut. Variabel lain yaitu rasa percaya konsumen terhadap influencer dihipotesiskan sebagai variabel moderator berdasarkan teori Ohanian (1991) yang menyatakan pentingnya sejauh mana influencer dapat dipercaya sebagai komponen kredibilitas sumber. Penelitian ini melibatkan 311 partisipan yang mengisi kuesioner alat ukur intensi membeli (Sia et al, 2009), kredibilitas influencer (Ohanian, 1991), dan rasa percaya konsumen terhadap influencer (Warner-Soderholm et al., 2018 dan Hajli, 2014). Hasilnya, tidak terdapat efek moderasi dari variabel rasa percaya konsumen terhadap influencer Instagram. Terdapat hubungan korelasional antara variabel kredibilitas influencer, intensi membeli, dan rasa percaya konsumen terhadap influencer. Penelitian ini memberikan temuan baru mengenai perilaku konsumen Indonesia dalam menyikapi konten-konten promosi influencer Instagram.

This research focused on the issue of the growing numbers of Instagram influencers creating product promotional content by business owners. Influencer’s credibility is hypothesized as a predictor in purchase intention of the consumers who are exposed to the advertisement. Consumer’s trust in influencers is also hypothesized as a moderator due to Ohanian’s (1991) source credibility theory that included trustworthiness as a component in building source credibility. The study recruited 311 participants who filled in an online questionnaire on purchase intention (Sia et al, 2009), influencer’s credibility (Ohanian, 1991), and consumer’s trust in influencers (Warner-Soderholm et al., 2018 and Hajli, 2014). The result shows that there was no moderation effect on consumer’s trust in Instagram influencers to between the variable of influencer credibility and purchase intention. Correlational relationship were found between influencer credibility, purchase intention, and consumer’s trust in influencer. This research obtained new findings on Indonesian consumer behaviour towards Instagram influencer’s promotional content in Instagram."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Iqbal Rahmadi
"Terkadang individu tidak mampu untuk mengontrol tingkat self-control yang menyebabkannya mudah terpengaruh orang lain. Salah satu pemberi pengaruh yang banyak ditemui adalah influencer yang dapat memunculkan intensi membeli dalam diri individu. Penelitian ini bertujuan menguji hubungan kredibilitas influencer Instagram dengan intensi membeli serta menguji efek moderasi self-control pada hubungan antara kredibilitas influencer dengan intensi membeli. Kredibilitas influencer dan intensi membeli diukur menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Müller, Mattke, dan Maier (2018) dan self-control diukur menggunakan Brief Self-Control Scale yang dikembangkan oleh Tangney dkk. (2004). Partisipan penelitian ini adalah 203 perempuan yang berumur 18 – 24 tahun. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara kredibilitas influencer Instagram dan intensi membeli serta adanya moderasi self-control sebesar 32% dalam hubungan antara kredibilitas influencer dan intensi membeli. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan kegiatan promosi yang melibatkan influencer.

Sometimes individuals are unable to have a good self-control which causes them to be easily influenced by others. One of the most common influencers is social media influencers who can generate purchase intentions. This study aimed to examine the relationship between Instagram influencer’s credibility and purchase intention and to examine the effect of self-control moderation on the relationship between influencer’s credibility and purchase intention. Influencer’s credibility and purchase intention were measured using a tool developed by Müller, Mattke, and Maier (2018) and self-control was measured using Brief Self-Control Scale developed by Tangney et al. (2004). The participants were 203 women aged around 18-24 years. The results show that there is a positive and significant relationship between Instagram influencer’s credibility and purchase intention and there is self-control moderation as high as 32% in the relationship between influencer’s credibility and purchase intention. Thus, this research can be used as a reference for promotional activities involving influencers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulandari Cahyaning Rahayu
"

Penggunaan influencer Instagram sebagai media pemasaran dalam memasarkan produk semakin banyak di Indonesia, namun penelitian mengenai influencer masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh sikap terhadap iklan sebagai mediator antara kredibilitas influencer Instagram dan intensi membeli. Partisipan penelitian merupakan pengguna aktif Instagram berjenis kelamin perempuan yang berusia 18 sampai 24 tahun. Hasil analisis mediasi menunjukan bahwa terdapat efek tidak langsung antara kredibilitas influencer dan intensi membeli melalui sikap terhadap iklan (ab = 0,21) 95% [0,82, 1,21]. Selain itu, terdapat efek langsung antara kredibilitas influencer dan intensi membeli (c = 0,16, p < 0,05) 95% [0,05, 0,27]. Hal ini menunjukkan bahwa sikap terhadap iklan memediasi secara parsial antara kredibilitas influencer dan intensi membeli pada pengguna Instagram. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis dalam memilih influencer yang akan diajak bekerjasama dengan memerhatikan kredibilitas yang dimiliki oleh influencer tersebut.


The use of Instagram influencer as a marketing media is getting bigger in Indonesia, but the research about influencer is still limited. This study aims to look at the effect of attitude toward advertisement as a mediator between credibilitys influencer Instagram and purchase intention. The research participants were active Instagram users who were female aged 18 to 24 years. The results of the mediation analysis showed that there was an indirect relationship between the credibility of influencers and purchase intentions through attitudes towards advertising (ab = 0.21) 95% [0.82, 1.21]. In addition, there is a direct relationship between influencers credibility and purchase intention (c' = 0.16, p <0.05) 95% [0.05, 0.27]. This shows that attitudes toward advertising partially mediate the relationship between influencers credibility and purchase intentions on Instagram users. Thus, the results of this study can be used by businessmans in selecting influencers who will be invited to collaborate by paying attention to the credibility of the influencers.

 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Earlene Vinsensia
"Persepsi nilai produk merupakan faktor penting yang dapat memengaruhi intensi membeli konsumen. Salah satu cara untuk memunculkan persepsi nilai produk yang baik di mata konsumen adalah melalui influencer yang kredibel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran persepsi nilai produk sebagai mediator dalam hubungan antara kredibilitas influencer dan intensi membeli pada pengguna Instagram. Partisipan penelitian ini merupakan 311 pengguna Instagram berjenis kelamin perempuan dan berusia 18-24 tahun. Hasil analisis mediasi menunjukan bahwa terdapat hubungan tidak langsung antara kredibilitas influencer dan intensi membeli melalui persepsi nilai produk (ab = 0,236, p < 0,05). Selain itu, terdapat pula efek langsung antara kredibilitas influencer dan intensi membeli (c’ = 0,146, p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa persepsi nilai produk memediasi secara parsial hubungan antara kredibilitas influencer dan intensi membeli pada pengguna Instagram. Dengan demikian, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pelaku bisnis dalam memilih influencer yang ingin diajak bekerja sama, yaitu dengan memperhatikan kredibilitas influencer.

Product perceived value is an important factor that can influence consumer purchase intention. One way to bring up a good consumer's product perceived value is through a credible influencer. This study aimed to look at the role of product perceived value as a mediator in the relationship between influencer's credibility and purchase intentions on Instagram users. The participants of this study were 311 Instagram users who were female and aged around 18-24 years. The results of mediation analysis showed that there was an indirect relationship between influencer credibility and purchase intention through product perceived value (ab = 0,236, p <0,05). In addition, there was also a direct effect between influencer's credibility and purchase intention (c‘= 0,146, p <0,05). This shows that product perceived value partially mediates the relationship between influencer credibility and purchase intention on Instagram users. Thus, this research can be useful for businessmen in choosing influencers who they want to work with, by paying attention to influencer’s credibility."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesivinica Christy Santoso
"Penggunaan Influencer Instagram di Indonesia menjadi menarik untuk diteliti mengingat Indonesia adalah negara heterogen yang terdiri dari sangat banyak etnis dan budaya yang mana sangat mungkin terjadi fenomena ingroup bias. Fenomena ini dapat dijelaskan oleh Social Identity Theory yang dikemukakan oleh Tajfel dan Turner (1986) dimana dikatakan bahwa semakin seseorang terasosiasi dengan kelompoknya, maka akan semakin bias juga perlakuan dan persepsi seseorang terhadap anggota dari kelompok lain. Peneliti menguji peran identitas etnis konsumen sebagai moderator hubungan identitas sosial influencer (Ingroup/Outgroup) dan intensi membeli. Partisipan terdiri dari mahasiswa dan karyawan dari berbagai instansi (N=316) diuji menggunakan versi Bahasa Indonesia dari Purchase Intention Scale dan Multigroup Ethnic Identity Measurement – Revised (MEIM-R) untuk melihat tingkat intensi membeli dan identitas etnis konsumen secara berurutan. PROCESS oleh Hayes (2020) digunakan untuk menguji peran moderasi identitas etnis. Analisis statistik menunjukkan bahwa identitas etnis konsumen tidak memoderasi hubungan identitas sosial influencer (Ingroup/Outgroup) dan intensi membeli. Diskusi dan saran penelitian dibahas di bagian akhir makalah.

The usage of Influencer Instagram in Indonesia is a very interesting topic to be examined since Indonesia is a heterogenic country consisting of various ethnicities and cultures which supports the ingroup bias phenomenon to occur. This phenomenon can be explained by Social Identity Theory proposed by Tajfel and Turner (1986) which states that the more a person affiliated to a group, the more he/she is biased towards members of other groups. Current study examined the role of consumer’s ethnic identity as the moderator of the relationship between influencers social identity (Ingroup/Outgroup) and purchase intention. Participants consist of students and employees (N=316) were tested using the Indonesian version of Purchase Intention Scale and Multigroup Ethnic Identity Measurement – Revised (MEIM-R) to see the value of purchase intention and consumers ethnic identity respectively. PROCESS by Hayes (2020) was used to examine the moderating role of consumer’s ethnic identity. Statistical analysis shows that consumers ethnic identity doesnt moderate the relationship between influencer’s social identity (Ingroup/Ougroup) and purchase intention. Discussion and research suggestions are discussed at the end of the paper.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Karen Hardhi
"Konflik Suku, Ras, Agama, dan Antargolongan (SARA) yang timbul di Indonesia sering disebabkan oleh masalah intoleransi multikulturalisme. Faktor yang mungkin berelasi dengan sikap ini adalah Openness to experience yang berkorelasi dengan variabel yang mengatur sikap penerimaan multikulturalisme. Hubungan ini diteliti dengan tujuan mencari korelasi antara trait kepribadian Openness to experience dengan sikap penerimaan multikulturalisme. Penelitian dilakukan pada 46 laki-laki dan 115 perempuan dengan kriteria mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan sarjana, berusia 18-24 tahun dan tinggal di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Ditemukan korelasi positif yang menegaskan hubungan antara kedua variabel. Implikasi penelitian adalah pemahaman lebih mengenai hubungan Openness to experience dan sikap penerimaan multikulturalisme di Indonesia.

Conflicts stemming from differences in ethnicity, race, religion, and intergroup conflict (SARA) that arise in Indonesia are often caused by the intolerance of multiculturalism. A factor that may be related to this attitude is Openness to experience, which is correlated with the variables that govern an individual’s attitude regarding multiculturalism. Research investigating this relationship employed a sample of 162 undergraduate students aged 18- 24 years and who are living in Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). A positive correlation between Openness to Experience and Multicultural attitudes was found, which confirms the relationship between the two variables. The implication of this research is a better understanding of the relationship between Openness to experience and multicultural attitudes in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurridho Muhtaddin
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran mengenai hubungan antara openness to experience personality trait dan creative self-efficacy CSE pada mahasiswa jurusan musik. Pengukuran openess to experience personality trait menggunakan IPIP NEO-PI-R yang telah diadaptasi oleh Johnson 2014 dan pengukuran CSE menggunakan alat ukur Revised Model of Creative Thinking Self-Efficacy CTSE II and Creative Performance Self-Efficacy CPSE II inventories Abbott, 2010 yang telah diadaptasi oleh Anastiani 2014 . Partisipan pada penelitan ini berjumlah 58 mahasiswa jurusan musik. Dari analisis yang telah dilakukan dengan teknik statistik Pearson Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara openess to experience personality trait dengan kedua dimensi CSE, yaitu CTSE r = 0,632; p = 0,000, signifikan pada L.o.S 0,000 dan CPSE r = 0,468; p = 0,000, signifikan pada L.o.S 0,000 . Hasil ini mengartikan bahwa semakin tiggi keterbukaan mahasiswa jurusan musik terhadap pengalaman, semakin tinggi pula CSE mereka. Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi perguruan tinggi jurusan musik untuk semakin mengembangkan metode pembelajaran yang selaras dengan karakteristik openess to experience personality trait dalam upaya meningkatkan CSE mahasiswanya. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak jumlah partisipan yang melibatkan perguruan tinggi jurusan musik di seluruh Indonesia, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih representatif.

This research was conducted to find the correlation between openness to experience personality trait and creative self efficacy CSE among college students who are taking the major of music. Openness to experience personality trait was measured using IPIP NEO PI R adapted by Johnson 2014 and CSE was measured using Revised Model of Creative Thinking Self Efficacy CTSE II and Creative Performance Self Efficacy CPSE II inventories Abbott, 2010 adapted by Anastiani 2014 . Participants of this research were 58 music college students. Based on the conducted analysis using Pearson Correlation statistic technique, this research showed that openness to experience personality trait correlates significantly with both CSE dimensions, CTSE r 0.632 p 0.000, significant at L.o.S 0.000 and CPSE r 0.468 p 0.000, significant at L.o.S 0.000 . This results explained that students with higher openness to experience will have higher CSE. Based on the research result, it suggests that college of music majors to develop more learning method that at the same time corresponds to characteristic of opennes to experience personality trait in terms of improving students CSE. It is suggested for future research to increase number of participants that involve college arround Indonesia, in terms to obtain more representative results."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatri Fathiyyah Fadilah
"Peningkatan penggunaan teknologi dan internet menjadikan komunikasi dan informasi semakin mudah untuk didapatkan, salah satunya adalah dengan menggunakan platform media sosial. Salah satu bentuk dari strategi pendekatan aktif pemasaran melalui media sosial adalah menjadikan digital influencers sebagai endorsers dari brand perusahaan. Digital influencers akhir-akhir ini banyak digunakan oleh perusahaan sebagai bentuk strategi electronic word of mouth (E-WOM), karena dapat dianggap sebagai sebuah alat untuk memberikan informasi mengenai brand secara lebih luas. Penelitian ini menelusuri bagaiman atribut yang dimiliki oleh digital influencers pada Instagram dapat memengaruhi hubungan parasocial dan kredibilitas, yang kemudian dapat berdampak kepada kredibilitas brand dan repurchase intention pada pelanggan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan total responden sebanyak 243 orang melalui purposive sampling dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil studi ini menunjukan bahwa attractiveness dan attitude homophily memiliki pengaruh yang positif terhadap hubungan parasocial dan kredibilitas influencer. Kredibilitas influencer memiliki pengaruh positif terhadap kredibilitas brand. Dan kredibilitas brand dan hubungan parasocial memiliki pengaruh positif terhadap repurchase intention, meskipun kredibilits influencer ditemukan tidak memiliki pengaruh terhadap repurchase intention

With the increasing use of technology and also the internet makes communication and information easier to get, one of which is by using a social media platform. A form of active marketing strategy approach that can be done through social media is by making digital influencers as endorsers of a company’s brand. Digital influencers nowadays have been used by many companies as a form of electronic word of mouth (E-WOM) strategy, because they can be considered as a tool to provide information about brands more broadly. This research investigates how the perceived attributes of digital influencers on Instagram influence their parasocial relationship and credibility, which further may impact brand credibility and repurchase intention of consumers. The approach applied in this research is a quantitative method with total of 243 samples processed, collected using a purposive sampling and analyzed by Structural Equation Method (SEM). In this study, we find that attractiveness and attitude homophily is positively related to parasocial relationship and influencers’ credibility. Influencer’s credibility is positively related to brand’s credibility. Both brand’s credibility and parasocial relationship positively influence consumers’ repurchase intention, however, no significant effect of influencer’s credibility was found"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Fajrina
"Tesis ini membahas tentang pengaruh kredibilitas influencer dan electronic Word of Mouth (eWOM) di Instagram terhadap keputusan pembelian. Perkembangan industri digital marketing kini menimbulkan fenomena baru yang saat ini dikenal dengan sebutan influencer marketing. Dalam konteks pemasaran, influencer menjalankan fungsi promosi dari mulut ke mulut atau yang lebih dikenal dengan Electronic Word of Mouth (eWOM). Perusahaan seperti Tokopedia menggunakan influencer marketing dalam strategi pemasaran mereka dan salah satu influencer yang bekerjasama dengan Tokopedia adalah Rachel Vennya.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh kredibilitas Rachel Vennya sebagai influencer pada promo Tokopedia Maret Mantap dan mengukur efektivitas eWOM yang disampaikan oleh Tokopedia melalui Rachel Vennya terhadap keputusan pembelian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kredibilitas influencer memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Selain itu, eWOM memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. dan kredibilitas influencer dan efektivitas eWOM secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

This thesis discusses the influence of influencer credibility and electronic Word of Mouth (eWOM) on Instagram on purchasing decisions. The development of the digital marketing industry now raises a new phenomenon that is currently known as influencer marketing. In the context of marketing, influencers carry out word of mouth promotion functions, better known as Electronic Word of Mouth (eWOM). Companies such as Tokopedia also use influencer marketing in their marketing strategies and one of the influencers who collaborates with Tokopedia is Rachel Vennya.
This research is a quantitative study using multiple regression analysis to see the influence of Rachel Vennya`s credibility as an influencer on Tokopedia Maret Mantap and to measure the effectiveness of eWOM delivered by Tokopedia through Rachel Vennya on purchasing decisions.
The results show that the credibility of influencers has a significant influence on purchasing decisions. In addition, eWOM has a significant influence on purchasing decisions. and the influencer`s credibility and effectiveness of eWOM together have a significant influence on purchasing decisions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>