Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97839 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanuzulla Layla Arifani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari stres terhadap mental wellbeing yang dimediasi oleh online social support pada karyawan milenial yang sedang melakukan work from home selama pandemi COVID-19, sehingga variabel dalam penelitian ini adalah terkait stres, online social support, dan mental wellbeing. Penelitian ini dilakukan terhadap 258 responden yang lahir di antara tahun 1980-2000 (milenial), merupakan karyawan di kantor yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta, melakukan work from home minimal selama sebulan, dan menggunakan media sosial online sehari-hari. Penelitian menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dalam mengolah data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari stres terhadap mental wellbeing dan hasil penelitian menunjukkan bahwa online social support memediasi sebagian pengaruh stres terhadap mental wellbeing. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama work from home pandemi COVID-19, mental wellbeing karyawan milenial yang bekerja di kantor yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta secara garis besar dijelaskan oleh tingkat stres yang mereka rasakan dan adanya variabel online social support membantu memediasi pengaruh yang diberikan oleh stres terhadap mental wellbeing mereka.

This study aims to determine whether there’s an effect of stress on mental wellbeing mediated by online social support for millennial employees who are working from home during the COVID-19 pandemic, so the variables in this study are stress, online social support, and mental well-being. This research was conducted on 258 respondents who were born between 1980-2000 (millennial), were employees in offices domiciled in the DKI Jakarta area, doing minimal work from home while receiving, and using online social media daily. The sample that used in this study are millennial employees who work in companies domiciled in DKI Jakarta and have done work from home for at least a month within the COVID-19 pandemic. The study uses a Structural Equation Modeling (SEM) in processing the data. The result of this study showed that there was an influence of stress on mental wellbeing and the result showed that online social support partially mediated the influence of stress on mental wellbeing. This shows that during the work from home pandemic COVID-19, mental wellbeing of millennial employees working in offices domiciled in the DKI Jakarta area was largely explained by the level of stress they felt and the presence of online social support variables helped mediate the effects of stress towards their mental wellbeing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Puspita Rini
"Ekonomi Kebahagiaan merupakan salah satu pengukur kesejahteraan individual, yang melibatkan sektor kehidupan non-economic sebagai sesuatu yang dimaksimalkan, dengan mengesampingkan sektor kehidupan economic atau pendapatan (easterlin, 1974). Tulisan ini menjelaskan hubungan antara faktor income dan non-income terhadap observasi 80 murid International Undergraduate Program Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (IUP FEBUI). Kami menemukan bahwa faktor internal dari subjective wellbeing yang secara signifikan mempengaruhi pergerakan nilai Kebahagiaan adalah tahun angkatan, bangun tidur merasa segar, komitmen, keberhasilan menyelesaikan tugas, kemampuan menghadapi tekanan, masa lalu bahagia, dan kepuasan terhadap kehidupan saat ini. Tetapi, ada dua aspek internal yang berbanding terbalik dengan tingkat kebahagiaan murid IUP FEBUI, yaitu optimisme terhadap masa depan dan pengaruh terhadap orang lain di sekitar. Sebaliknya, satu aspek external yang mempengaruhi tingkat kebahagiaan adalah keadaan tempat tinggal saat ini. Untuk menaikkan tingkat kebahagiaan, diharapkan kita mampu untuk bersikap positive dalam membangun dimensi psikologis individual. Singkat kata, pikiran yang sehat menuntun kita dalam kehidupan yang sehat juga.

Economics of happiness as an approach to assess individual wellbeing. It incorporates non-economic life domain measurement as something to be maximized, rather than income or profit (Easterlin, 1974). This paper explains relationship between income and non-income factors with observation of 80 International Undergraduate Program of FEBUI students. We find that the internal factor of subjective wellbeing significantly alters the value of Happiness is student’s batch, feeling wakeup fresh, commitment, gap in doing tasks, the ability to take any pressure, happy past memories and feeling satisfied of current life condition. However, there are other two internal aspects that shows negative impact to happiness students future optimism and influence towards other people. External Aspects, on the other hand, shows negative impact to happiness that is only the student respondent’s current living arrangement. In order to increase the happiness, we have to preserve the positive psychological dimension. As the healthy mind initiates positive mental and happier life to each and our own."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Ayu Anggraeni
"Perubahan rutinitas dan pembatasan interaksi sosial yang terjadi selama pandemi Covid-19 turut memperburuk kesehatan mental seseorang (Kudinova et al., 2021). Perceived social support dapat melindungi seseorang dari masalah kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan kedua variabel selama pandemi Covid-19 pada individu emerging adulthood yang berusia 18-25 tahun dan merupakan Warga Negara Indonesia yang tinggal di Indonesia. Menggunakan metode korelasional, hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan masalah kesehatan mental memiliki korelasi negatif yang signifikan dengan perceived social support r (249) = -,417 p < ,001, dimana tiap sumber dan kombinasi perceived social support yang tinggi dapat menurunkan tingkat masalah kesehatan mental individu emerging adulthood selama pandemi Covid-19.

Changes in routine and restrictions on social interaction that occurred during the Covid-19 pandemic also worsened a person's mental health (Kudinova et al., 2021). Perceived social support can protect a person from mental health problems. The aim of this study is to find out the relationship between the two variables during the Covid-19 pandemic in emerging adulthood who are 18-25 years old and are Indonesian citizens living in Indonesia. Using the correlation method, the results showed that mental health problems had a significant negative correlation with perceived social support r (249) = -,417 p < .001, where each source and combination of perceived social support could reduce the level of mental health problems."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Eka Swari
"Kegiatan belanja online sudah menjadi tren belakangan ini. Pandemi Covid-19 yang membatasi kegiatan di luar rumah menjadikan belanja online sebagai alternatif untuk belanja. Kemudahan belanja online memberikan manfaat bagi penggunanya. Namun, jika konsumen memiliki online buying habits yang tidak terencana akan berdampak pada masalah ekonomi, menyebabkan gaya hidup konsumtif dan materialistis, serta menimbulkan sifat individualis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang menjelaskan online buying habits selama pandemi Covid-19 dan mencari profil mahasiswa dengan online buying habits yang tidak terencana. Variabel yang diduga berhubungan dengan online buying habits adalah kecemasan sosial, kecemasan finansial, wellbeing kesehatan, wellbeing emosi, wellbeing sosial, mood, dan penilaian terhadap online marketplace yang paling sering dikunjungi. Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square dan Classification and Regression Tree. Data yang digunakan adalah data primer yaitu sebanyak 350 mahasiswa S1 FMIPA UI. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik quota sampling. Hasil dari penelitian ini adalah variabel kecemasan sosial, wellbeing emosi, wellbeing kesehatan, mood, dan penilaian terhadap online marketplace yang paling sering dikunjungi memiliki hubungan dengan online buying habits secara signifikan. Profil mahasiswa dengan online buying habits tidak terencana adalah mahasiswa dengan wellbeing kesehatan yang buruk dan mahasiswa dengan wellbeing kesehatan yang buruk serta kecemasan sosial yang tinggi.

Online shopping has become a trend these days. Covid-19 pandemic conditions that limit outdoor activity make online shopping as an alternative to shopping. The ease offered by online shopping benefits the consumers. However, if consumers had unplanned buying habits, it would impact economic problems, lead to a consumptive and materialistic lifestyle, and lead to individualism The purpose of this study is to find out variables that explain the online buying habits during the covid-19 pandemic and to know the profile of students with unplanned online buying habits. Variables suspected corresponded to online buying habits are social anxiety, financial anxiety, health wellbeing, emotions wellbeing, social wellbeing, mood, and assessment of the most frequent visited online marketplace. The study uses the Partial Least Square Method and Classification and Regression Tree. The data used are the primary data: 350 S1 FMIPA UI active students from 2017, 2018, 2019, and 2020 in the academic year 2020/2021 taken by quota sampling. The results of this study are variable social anxiety, emotions wellbeing, health wellbeing, mood, and assessments of the most frequently visited online marketplace have significant relationships with online buying habits. Profile students with unplanned buying habits are students with poor health wellbeing and students with poor health wellbeing and high social anxiety."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tristan
"Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental masyarakat selama pandemi COVID-19. Ada banyak jenis penyakit mental yang disebabkan oleh penggunaan media sosial yang telah dilaporkan, namun makalah ini akan fokus pada tiga penyakit mental: depresi, kecemasan, dan stres traumatis sekunder. “Seberapa signifikan dampak konten yang terlihat di media sosial terhadap kesejahteraan psikologis orang?” akan membantu makalah untuk meneliti lebih spesifik tentang jenis konten yang dilihat dan bagaimana konten tersebut menyebabkan penyakit mental (depresi, kecemasan, stres traumatis sekunder). Selanjutnya makalah ini menggunakan teori Uses and Gratification. Metode dalam penulisan ini adalah melalui penggunaan metode penelitian sekunder, dengan menggunakan lima artikel jurnal yang berbeda. Temuan menunjukkan bahwa orang mempunyai keinginan untuk mengumpulkan informasi mengenai COVID-19 karena kebutuhan kognitif mereka, oleh karena itu media sosial digunakan untuk menerima berita tentang pandemi. Jenis konten dilihat di media sosial yang menyebabkan penyakit mental ini adalah konten terkait bencana, yaitu berita pandemi COVID-19 (jumlah kematian, jumlah orang yang terinfeksi) dan juga berita palsu yang beredar di media sosial yang terbukti menimbulkan kepanikan.

This paper aims to find the effects of social media on the mental health of people during the COVID-19 pandemic. There are many types of mental illnesses caused by social media usage that have been reported, however this paper will focus on three mental illnesses: depression, anxiety, and secondary traumatic stress. “How significant are the impacts of the content seen on social media on people’s psychological well-being?” will assist the paper to research more in specific on the types of content being seen and how that content causes these mental illnesses (depression, anxiety, secondary traumatic stress). Furthermore the paper uses the Uses and Gratification theory. The methods in this paper is through the use of secondary research methods, by using five different journal articles. The findings shows that people are in a constant need to gather knowledge of COVID-19 due to their cognitive needs, therefore social media is being used as a medium to receive news regarding the pandemic. The type of content being seen on social media that causes these mental illnesses are disaster-related content, which are the updates of the COVID-19 pandemic (death count, number of people being infected) and also the fake news that are circulating on social media which has proven to cause panic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tristan
"Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental masyarakat selama pandemi COVID-19. Ada banyak jenis penyakit mental yang disebabkan oleh penggunaan media sosial yang telah dilaporkan, namun makalah ini akan fokus pada tiga penyakit mental: depresi, kecemasan, dan stres traumatis sekunder. “Seberapa signifikan dampak konten yang terlihat di media sosial terhadap kesejahteraan psikologis orang?” akan membantu makalah untuk meneliti lebih spesifik tentang jenis konten yang dilihat dan bagaimana konten tersebut menyebabkan penyakit mental (depresi, kecemasan, stres traumatis sekunder). Selanjutnya makalah ini menggunakan teori Uses and Gratification. Metode dalam penulisan ini adalah melalui penggunaan metode penelitian sekunder, dengan menggunakan lima artikel jurnal yang berbeda. Temuan menunjukkan bahwa orang mempunyai keinginan untuk mengumpulkan informasi mengenai COVID-19 karena kebutuhan kognitif mereka, oleh karena itu media sosial digunakan untuk menerima berita tentang pandemi. Jenis konten dilihat di media sosial yang menyebabkan penyakit mental ini adalah konten terkait bencana, yaitu berita pandemi COVID-19 (jumlah kematian, jumlah orang yang terinfeksi) dan juga berita palsu yang beredar di media sosial yang terbukti menimbulkan kepanikan.

This paper aims to find the effects of social media on the mental health of people during the COVID-19 pandemic. There are many types of mental illnesses caused by social media usage that have been reported, however this paper will focus on three mental illnesses: depression, anxiety, and secondary traumatic stress. “How significant are the impacts of the content seen on social media on people’s psychological well-being?” will assist the paper to research more in specific on the types of content being seen and how that content causes these mental illnesses (depression, anxiety, secondary traumatic stress). Furthermore the paper uses the Uses and Gratification theory. The methods in this paper is through the use of secondary research methods, by using five different journal articles. The findings shows that people are in a constant need to gather knowledge of COVID-19 due to their cognitive needs, therefore social media is being used as a medium to receive news regarding the pandemic. The type of content being seen on social media that causes these mental illnesses are disaster-related content, which are the updates of the COVID-19 pandemic (death count, number of people being infected) and also the fake news that are circulating on social media which has proven to cause panic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alisha Farizka Nadhirani
"Pandemi COVID-19 yang berlangsung dari awal tahun 2020 ini telah menyebabkan banyak terbitnya kebijakan-kebijakan baru seperti mewajibkan pekerja yang awalnya work from office menjadi bekerja di rumah. Selain itu, adanya pola hidup yang berubah sehingga menyebabkan meningkatnya pekerjaan tidak dibayar bagi wanita yang bekerja. Perubahan pada situasi pekerjaan ini menambah beban ganda wanita sehari-harinya, sehingga kemungkinan wanita untuk mangkir dari kerja dan mengalami gejala depresi meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan situasi pekerjaan wanita terhadap produktivitas wanita berdasarkan hari mangkirnya dan kesehatan mental berdasarkan adanya potensi gejala depresi. Temuan dari penelitian ini menjelaskan bahwa perubahan situasi pekerjaan berupa penurunan gaji membuat wanita berpeluang untuk tidak mangkir dari kerjanya. Selain itu, pergantian pekerjaan berpotensi menaikkan gejala depresi wanita. Wanita yang belum kawin dan belum memiliki anak juga lebih rentan untuk mengalami gejala depresi.

The COVID-19 pandemic that has been going on since the beginning of 2020 has led to the issuance of many new policies, such as requiring workers who initially work from office to work at home. In addition, there is a changing lifestyle that causes an increase in unpaid work for working women. These changes in work situations add to the double burden of women on a daily basis, so that women are more likely to be absent from work and experience symptoms of depression. This study aims to examine the effect of changes in women's work situations on women's productivity based on days absent and mental health based on the potential for symptoms of depression. The findings of this study explain that changes in the work situation in the form of a decrease in salary make women have the opportunity not to be absent from work. In addition, job change has the potential to increase women's depressive symptoms. Women who are not married and have not had children are also more prone to experiencing symptoms of depression."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisha Farizka Nadhirani
"Pandemi COVID-19 yang berlangsung dari awal tahun 2020 ini telah menyebabkan banyak terbitnya kebijakan-kebijakan baru seperti mewajibkan pekerja yang awalnya work from office menjadi bekerja di rumah. Selain itu, adanya pola hidup yang berubah sehingga menyebabkan meningkatnya pekerjaan tidak dibayar bagi wanita yang bekerja. Perubahan pada situasi pekerjaan ini menambah beban ganda wanita sehari-harinya, sehingga kemungkinan wanita untuk mangkir dari kerja dan mengalami gejala depresi meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan situasi pekerjaan wanita terhadap produktivitas wanita berdasarkan hari mangkirnya dan kesehatan mental berdasarkan adanya potensi gejala depresi. Temuan dari penelitian ini menjelaskan bahwa perubahan situasi pekerjaan berupa penurunan gaji membuat wanita berpeluang untuk tidak mangkir dari kerjanya. Selain itu, pergantian pekerjaan berpotensi menaikkan gejala depresi wanita. Wanita yang belum kawin dan belum memiliki anak juga lebih rentan untuk mengalami gejala depresi.

The COVID-19 pandemic that has been going on since the beginning of 2020 has led to the issuance of many new policies, such as requiring workers who initially work from office to work at home. In addition, there is a changing lifestyle that causes an increase in unpaid work for working women. These changes in work situations add to the double burden of women on a daily basis, so that women are more likely to be absent from work and experience symptoms of depression. This study aims to examine the effect of changes in women's work situations on women's productivity based on days absent and mental health based on the potential for symptoms of depression. The findings of this study explain that changes in the work situation in the form of a decrease in salary make women have the opportunity not to be absent from work. In addition, job change has the potential to increase women's depressive symptoms. Women who are not married and have not had children are also more prone to experiencing symptoms of depression."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amilia Wahyuni
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kembali hubungan dan pengaruh antara stigma sosial terhadap kesehatan mental petugas kesehatan yang ada di indonesia. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dnegan metode survey, diperoleh responden sejumlah 284 petugas kesehatan yang tersebar di berbagai kawasan indonesia. Pengolahan data menggunakan SEM program lisrel 8.70 yang menunjukkan hasil bahwa stigma sosial memiliki pengaruh positif terhadap kesehatan mental petugas kesehatan. Dalam penelitian ini juga menggunakan job demand sebagai variabel moderasi, terbukti tidak memoderasi hubungan antara stigma sosial dengan kesehatan mental petugas kesehatan. Selain itu, self-efficacy juga terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap mental health problem dan stigma sosial yang dialami oleh petugas kesehatan indonesia.

This study was conducted with the aim of re-examining the relationship and influence between social stigma on the mental health problem of health workers in Indonesia. Data collection in this study was carried out using a survey method, obtained by respondents a total of 284 health workers spread across various regions of Indonesia. Data processing using SEM program lisrel 8.70 which shows the results that social stigma has a positive influence on the mental health problem of health workers. This study also uses job demand as a moderating variable, it is proven not to moderate the relationship between social stigma and mental health problem of health workers. In addition, self-efficacy has also been shown to have a negative effect on mental health problem and social stigma experienced by Indonesian health workers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Khomariyah
"Kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan hak sipil dasar dari setiap manusia. Setiap individu memiliki kebebasan meyakini kepercayaan atau agama sesuai dengan hati nuraninya, serta hak untuk terhindar tindakan represi dari pemerintah ataupun suatu kelompok masyarakat terkait dengan masalah beragama dan berkeyakinan. Pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan dapat memunculkan konflik di dalam masyarakat, mengurangi perdamaian, bahkan menghambat aktivitas bisnis dan perekonomian serta menurunkan kesejahteraan.
Penelitian ini mencoba mencari tahu pengaruh kebebasan beragama dan berkeyakinan terhadap kesejahteraan menggunakan data panel dari 33 provinsi di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda berbasis Two Stage Least Square 2SLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebebasan beragama dan berkeyakinan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan. Selain itu, variabel yang mewakili aspek pendidikan, aspek kesehatan dan lingkungan hidup, dan aspek peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD juga turut berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan.

Freedom of religion and belief are the basic civil rights of every human being. Every individual has the freedom to believe in a belief or religion according to his her conscience, as well as the right to free from repression undertaken by government or a group of community related to religious and belief issues. Violations of religious freedom and beliefs can lead to conflicts within society, reducing peace, even hampering business and economic activity and degrading wellbeing.
This research tries to find out the influence of freedom of religion and belief on wellbeing using panel data from 33 provinces in Indonesia from 2010 until 2016. The method used in this research is multiple linear regression based on Two Stage Least Square 2SLS.
The results showed that freedom of religion and belief has a positive and significant influence on wellbeing. In addition, the variables that represent aspects of education, health environmental aspects, and the role of Regional Peoples Representative Assembly also significantly influence the wellbeing.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>