Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9631 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Talitha Azzahra Kirana
"Peningkatan mobilitas masyarakat menuntut lapisan perkerasan jalan memiliki kualitas yang mampu menahan beban lalu lintas yang tinggi. Penelitian ini menggunakan bahan aditif berupa nano silika dan nano crumb rubber yang ditambahkan pada aspal minyak pen 60/70. Penambahan aditif silika dan crumb rubber menghasilkan karakteristik aspal yaitu menurunkan nilai penetrasi yang mengindikasikan campuran aspal yang keras, meningkatkan titik nyala, dan berat jenis. Kadar aspal aditif nano silika crumb rubber sebesar 0%, 15%. 20%, 25%, dan 30%. Semakin tinggi kadar aspal aditif nano silika crumb rubber pada campuran aspal maka kinerja dari campuran aspal terhadap deformasi meningkat. Untuk mengetahui ketahanan campuran aspal modifikasi dalam menahan beban kendaraan yang berulang, maka dilakukan pengujian wheel tracking. Pengujian ini dilakukan pada suhu 26°C, 35°C, 45°C, dan 60°C dengan 1 siklus sebanyak 1260 lintasan. Hasil yang didapatkan, suhu yang memenuhi persyaratan minimum SNI untuk stabilitas dinamis sebesar 2500 lintasan/mm terdapat pada suhu 26°C, 35°C, dan 45°C, sedangkan untuk suhu 60°C tidak memenuhi nilai minimum akibat tingginya suhu pengujian. Pada pengujian wheel tracking terlihat kontribusi dari aditif nano silika crumb rubber yaitu nilai deformasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan aspal minyak murni namun kecepatan deformasi dan stabilitas dinamis memiliki nilai yang lebih dibandingkan dengan aspal minyak.

The increasing of mobility requires pavement layer have a good quality to resist high traffic loads. This research uses nano silica and nano crumb rubber as additives as modified asphalt. The addition of nano silica crumb rubber in asphalt mixtures results decreasing value of penetration, also increasing flash point and specific gravity. Levels of modified asphalt used in mixture are 0%, 15%. 20%, 25%, and 30%. The higher modified asphalt in asphalt mixture, the higher the asphalt mixture performance to resist permanent deformation A wheel tracking test is performed to determine the modified asphalt mixture’s ability to resist permanent deformation. WTM test was carried out at temperature of 26°C, 35°C, 45°C, and 60°C with 1 cycle of 1260 passes. Results from this tests is the samples that meeting the requirements of this test set by standard 2500 passess/mm at the testing temperatures of 26°C, 35°C, and 45°C, for temperature of 60°C does not meet the minimum value due to the high testing temperature. The WTM test shows the contribution of nano silica crumb rubber addtives which is a higher value of deformation compare to asphalt mixture without additives, but the rate of deformation and dynamic stability have better results than virgin asphalt.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Célcio Ricardo de Assunção Soares
"Perkembangan pergerakan dan tingginya jumlah penduduk, berdampak pada meningkatnya sarana dan prasarana transportasi. Karet digunakan di berbagai bidang, diantaranya sebagai bahan baku ban kendaraan. Limbah ban bekas masih sebagian kecil yang dimanfaatkan. Crumb Rubber merupakan salah satu hasil pengolahan dengan parutan limbah ban bekas, telah dimanfaatkan sebagai bahan tambah aspal sebagai bahan pengikat aggregat pada campuran aspal. Kendala pada penggunaan Crumb Rubber ada pada proses pencampuran dengan aspal yang tidak dapat bercampur secara merata sehingga memerlukan teknologi tertentu dalam penggunaannya.
Pada penelitian ini telah digunakan crumb rubber berukuran nano yang bertujuan untuk mempermudah terjadinya proses pencampuran dan meningkatnya manfaat Crumb Rubber. Pengujian dilakukan dengan menggunakan campuran aspal spesifikasi Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) untuk campuran panas dan hangat Asbuton Lawele dengan bahan pelunak oli bekas. Diawali dengan pembuatan aspal modifikasi Asbuton oli bekas untuk mendapatkan kadar aspal optimum (KAO). Selanjutnya campuran aspal panas dan hangat ditambah Nano Crumb Rubber (NCR) 0%, 0.6%, 1.2%, 2,4% dan 4,8% terhadap kandungan aspal dalam campuran dengan cara kering (dry mix), yaitu pada saat dilakukan pencampuran aspal dengan aggregate. Dengan menggunakan uji Marshall Standard dan Immersion dapat diketahui adanya peningkatan kinerja campuran dengan bahan tambah terhadap nilai stabilitas dan nilai kerentanan (moisture susceptibility).
Pada penelitian ini, menambahkan NCR sebesar 2.4% pada campuran Hot Mix dan Warm Mix ACWC diketahui menggalami peningkatan indeks kekuatan sisa nilai stabilitas Marshall dari 91.23% menjadi 96.15%, sehingga dengan penambahan NCR 2.4% dapat meningkatkan ketahanan campuran terhadap pengaruh air dan suhu. Didapatkan hasil, semakin banyak NCR maka nilai stabilitas akan menurun. Sama halnya dengan campuran hangat stabilitas akan menurun dengan ditambahkan lebih banyak kandungan NCR pada campuran. Nilai tertinggi stabilitas marshall ada pada variasi NCR 0.6%, dan terjadi penurunan nilai flow sehingga hasil marshall quotient meningkat.

Along with development of movement and the high population, have an impact on increasing transportation facilities and infrastructure. Rubber is used in various fields, including as a raw material for vehicle tires. A small portion of used tire waste is still being used. Crumb Rubber is one of the results of processing with used tire waste grated, has been used as an added ingredient of asphalt as an aggregate binder in the asphalt mixture. The problem with using Crumb Rubber is in the process of mixing with asphalt which cannot mix evenly so it requires certain technology in for use it. In this research, nano crumb rubber (NCR) has been used which aims to facilitate the mixing process and increase the benefits of Crumb Rubber. Tests were using carried out the Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) specification asphalt mixture for hot and warm mixtures of Asbuton Lawele with used oil. Starting with the making of used oil, Asbuton modified asphalt to get the optimum asphalt content. Furthermore, the hot and warm asphalt mixture is added with Nano Crumb Rubber (NCR) 0%, 0.6%, 1.2%, 2.4% and 4.8% of the asphalt content in the mixture by dry mix, which is when mixing asphalt with aggregate. By using the Marshall Standard and Immersion test, it can be seen that there is an increase in the performance of the mixture with added Additive on the value of stability and the value of moisture susceptibility. This research has shown with addition of 2.4% NCR to the Hot Mix and Warm Mix ACWC, it is known that the residual strength index of the Marshall stability value has increased from 91.23% to 96.15%, so that the addition of 2.4% NCR can increase the resistance of the mixture to the influence of water and temperature. The results obtained, the more NCR the stability value will decrease. Similarly, with a warm mixture the stability will decrease as more NCR content is added to the mixture. The highest value of marshall stability is in the 0.6% NCR variation, and there is a decrease in the flow value so that the marshall quotient results increase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Abrar
"Konstruksi perkerasan jalan yang baik haruslah tahan terhadap cuaca baik, tahan terhadap air dan juga memberikan rasa nyaman bagi pengendara. Pada penelitian ini digunakan zat additive yaitu crumb rubber yang ditambahkan pada campuran aspal pen 60/70 jenis Shell. Penambahan crumb rubber pada campuran aspal dapat menurunkan nilai penetrasi sehingga aspal menjadi keras dan tahan terhadap beban kendaraan yang berulang, meningkatkan titik lembek, titik nyala dan berat jenis. Kadar crumb rubber yang digunakan yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Semakin tinggi kadar crumb rubber yang ditambahkan pada aspal semakin tinggi pula kinerja campuran aspal dalam menahan beban lalu lintas. Untuk itu dilakukan uji wheel tracking untuk melihat ketahanan campuran aspal modifikasi dalam menahan beban kendaraan yang berulang. Pengujian wheel tracking ini dilakukan pada suhu 30 0C, 40 0C, dan 60 0C dengan 3 siklus atau 3 x 1260. Dari ketiga suhu pengujian ini yang hanya memenuhi persyaratan dari syarat yang ditetapkan oleh SNI yaitu 2500 lintasan/mm hanya pada suhu pengujian 30 0C dan 40 0C sedangkan pada suhu 60 0C tidak memenuhi persyaratan karena tingginya suhu yang digunakan. Pada pengujian wheel tracking ini kontribusi crumb rubber tidak kelihatan disebabkan nilai VIM yang terlalu kecil dan tidak dilakukannya uji viskositas.

A good pavement construction must be resistant to weather, water and also providing a sense of comfort for the rider. In this research, crumb rubber is used as an additive subtance added to the mixture of bitumen pen 60/70 Shell. The addition of crumb rubber in asphalt mixture can reduce the value of penetration, so that the asphalt becomes hard and resistant to repeated load of the vehicle, increasing the softening point, flash point and density. Levels of crumb rubber used is 0%, 5%, 10%, 15%, and 20%. The higher levels of crumb rubber added to asphalt, the higher the performance of asphalt mixture in the weight of traffic. Therefore, the wheel tracking test was conducted to see the resilience of asphalt modification in the vehicle withstand repeated loads. Wheel tracking test is carried out at a temperature of 30 0C, 40 0C and 60 0C with 3 cycles or 3 x 1260. From all these three temperatures, the only sample meeting the requirements of this test set by Standart 2500 passes / mm at the testing temperature of 30 0C and 40 0C, while it does not pass at a temperature of 60 because of the high temperatures used. In this wheel tracking test, the crumb rubber contribution is not visible due to the smal VIM value that it has and the viscosity test is not conducted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Immanuel Evaldo Lumban Batu
"Produksi ban mobil di Indonesia pada tahun 2010 dan 2011 mencapai 14,4 dan 15,4 ton/ hari dan akan terus meningkat seiring bertambahnya pengguna mobil sampai saat ini. Bertambahnya produksi ban ini juga membuat limbah ban karet akan terus meningkat. Limbah ban karet ini dapat dimanfaatkan dengan membuat campuran aspal dan ditambahkan dengan pasir silika. Campuran tersebut bernama Asphalt Asphalt Nano Silica Crumb Rubber (ANSiCR). Campuran dengan aditif tersebut dibuat dengan 4 kadar, yaitu ANSiCR 10, ANSiCR 20, ANSiCR 30, ANSiCR 40. Kadar Aspal Optimum (KAO) didapatkan pada campuran ANSiCR 30 dengan kadar 6,75%. Campuran ANSiCR 30 kemudian diuji skid resistance untuk mengetahui nilai kekesatan dari campuran aspal. Skid resistance adalah gaya yang dihasilkan ketika perputaran ban tertahan oleh permukaan perkerasan jalan. Nilai skid resistance dari KAO ANSiCR 30 kemudian dibandingkan dengan KAO aspal minyak pen 60/70. Pengujian skid resistance ANSiCR 30 memiliki nilai skid resistance yang lebih tinggi daripada aspal minyak. Hal ini disebabkan kandungan Nano Crumb Rubber (NCR) dalam aspal yang menyerap minyak pada aspal sehingga permukaan aspal menjadi lebih licin. Suhu juga mempengaruhi nilai skid resistance dalam suatu campuran. Semakin tinggi suhu pada aspal, maka semakin rendah nilai skid resistance-nya.

The production of car tires in Indonesia in 2010 and 2011 reached 14.4 and 15.4 tons/day and it will increase. The increase in tire production also makes the waste of rubber tires continue to increase. This rubber tire waste can be utilized by making asphalt mixture and added with silica sand. The mixture is called Asphalt Asphalt Nano Silica Crumb Rubber (ANSiCR). Mixture with additives is made with 4 content, there are ANSiCR 10, ANSiCR 20, ANSiCR 30, ANSiCR 40. Optimum Asphalt Rate is obtained in the mixture of ANSiCR 30 with a rate of 6.75%. The mixture of ANSiCR 30 then tested the skid resistance to find out the value of the skid number of the asphalt mixture. Skid resistance is a force that is produced when tire rotation is held down by road surfaces. The value of skid resistance from optimum asphalt rate ANSiCR 30 then compared with optimum asphalt rate asphalt oil pen 60/70. The value of skid resistance on ANSiCR 30 has a higher than the oil asphalt. This is due to the content of Nano Crumb Rubber (NCR) in the asphalt that absorbs oil on the asphalt so that the asphalt surface becomes more slippery. Temperature also affects the value of skid resistance in a mixture. The higher the temperature on the asphalt, the lower the value of the skid resistance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Popy Marlina
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi yang tepat dalam pembuatan kompon untuk ban dalam kendaraan bermotor roda dua dengan menggunakan nanokomposit silika karbida sebagai bahan pengisi, sehingga mempunyai spesifikasi kompon ban dalam kendaraan bermotor roda dua sesuai spesifikasi yang ada di pasaran. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 (dua) faktor, yaitu ukuran partikel nanokomposit silika karbida (Ukuran partikel 40-60 nm, ukuran partikel 80-100 nm dan ukuran partikel 100 mesh (tanpa ukuran nano) dan waktu vulkanisasi (30 menit dan 40 menit), dengan 3 (tiga) kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ukuran nano komposit silika karbida dan waktu vulkanisasi berpengaruh nyata terhadap sifat fisik kompon karet yaitu kekerasan, tegangan putus, ketahanan kikis dan ketahanan usang kompon ban dalam kendaraan bermotor roda dua. Perlakuan terbaik adalah kombinasi perlakuan P2W, (ukuran partikel nanokomposit silika karbida kisaran 80-100 nm dan waktu vulkanisasi 30 menit) dan memenuhi spesifikasi pasaran dengan karakteristik kompon karet meliputi, kekerasan 56 Shore A, tegangan putus 145 kg/cm2, ketahanan kikis 240 DIN mm, ketahanan usang untuk kekerasan 57 Shore A, tegangan putus 140 kg/cm2."
Jakarta: Jurnal Dinamika Penelitian Industri, 2012
JDPI 23:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Nata Septiadi
"Fluks kalor yang dihasilkan oleh peralatan elektronik khususnya Computer Processor Unit (CPU) terus mengalami peningkatan seiring dengan dibutuhkannya kecepatan yang tinggi dalam sistem tersebut. Generasi panas yang dihasilkan oleh CPU mulai meningkat tajam pada generasi Pentium-IV yang dapat menghasilkan panas hingga 30 Watt. Generasi setelah Pentium-IV sampai dengan sekarang menghasilkan panas lebih dari 35 Watt bahkan mencapai 130 Watt serta dimensi dari CPU didesain semakin kecil. Penggunaan media pendingin guna mereduksi flux panas dari CPU sangat diperlukan agar sistem tersebut dapat bekerja secara optimal. Heat pipe memiliki potensi yang sangat baik untuk dipergunakan sebagai media pendingin pada CPU. Dalam hal ini nano fluida digunakan sebagai fluida kerja pada heat pipe dengan wick screen mesh dan sintered powder tembaga. Fluida nano yang digunakan merupakan pencampuran antara partikel nano masing-masing (Al2O3, TiO2 dan ZnO) dengan masingmasing fluida dasar air dan ethyleneglycol. Partikel nano yang digunakan memiliki ukuran diameter rata-rata 20 nm dan nano fluida dibuat pada konsentrasi 1% sampai dengan 5% fraksi volume.
Hasil pengujian heat pipe dengan wick screen mesh menunjukkan pemakaian nano fluida sebagai fluida dapat mereduksi temperatur pada bagian evaporator sebesar 33.26oC dan 30.13oC untuk pemakaian nano fluida Al2O3-air dan TiO2-air dibandingkan dengan pemakaian air sebagai fluida kerja dan hambatan termal terendah terjadi pada heat pipe pada daerah evaporator sampai dengan daerah kondensor dengan pemakaian fluida kerja nano Al2O3-air 5 % yaitu 0.763 oC/Watt dan untuk hambatan termal antara daerah evaporator sampai dengan adiabatik mencapai 0.27 oC/Watt.Kinerja dari heat pipe wick screen mesh pada pemakaian fluida nano Al2O3-air 5 % lebih baik dibandingkan dengan pemakaian fluida konvensional dimana mampu mereduksi temperatur hingga 26.99oC pada Q=10 Watt serta kinerja dari heat pipe dengan pemakaian fluida nano Al2O3-air 5 % sebagai fluida kerja lebih baik lagi pada heat pipe wick sintered powder yaitu mampu mereduksi temperatur pada bagian evaporator hingga 28.8 oC pada Q=10 Watt serta hasil foto SEM menunjukkan pelapisan permukaan wick screen mesh dan sintered powder pada pemakaian fluida nano sebagai fluida kerja pada heat pipe sangat tipis serta aglomerasi yang terjadi pada sudut-sudut screen dan sintered powder sangat kecil sehingga struktur dan homogenisasi dari screen tidak berubah. Hal ini mengindikasikan bahwa fluida nano dapat digunakan sebagai fluida pengganti dari fluida konvensional.

The heat flux generated by electronic equipment, particularly CPU, is increasing due to the need of faster speed system. In Pentium IV generation, heat generated by CPU started to sky rocketed up to 30 Watt. Since then, the heat generated has been more than 30 watt, even up to 130 watt, and the dimension/size of CPU has been designed to be smaller and smaller. The application of cooling media to reduce the heat flux is crucial so that the CPU can function at its optimum performance. Heat pipe is such a potential device to work as a cooling media for CPU. It has been experimentally proved that nanofluids enhance the conductivity of base fluid. An investigation has been perform to compare the thermal resistant of nanofluids Al2O3-water, Al2O3-ethyleneglycol, TiO2-water, TiO2-ethyleneglycol and Zn-ethylene glycol which were applied on sintered metal powder and screen mesh wick heat pipes. The concentration of nano particles was also varied as 1% to 5% to the volume of base fluid. For comparison, heat pipes with water and ethyleneglycol as the working fluids, respectively, also were also tested in both wick heat pipes.
A heat pipe with 8 mm of diameter and 200 mm of length was tested using 10, 15 and 20 Watt heat loaded and cooled at constant temperature. It was found that the bigger the concentration of nano particles in nanofluids the lower the thermal resistance which is 0,763 oC/Watt. The maximum concentration of Al2O3-water vol. 5% in order to achieve best performance, the use of Al2O3-water can reduce the temperature of evaporator at average ±33.26 oC and TiO2-water can reduce the temperature at average ±30.13oC compared to that of water as a working fluid. The use of nanofluisd in heat pipe resulted in the formation of coating on the screen surface which originally from the element of nano particles; however, the thin coating shows no significant effect to the wick and the performance of heat pipe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28341
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hafeizh El Berry
"Komposit Al-Si-Mg berpenguat partikel Al2O3 berukuran nano memiliki potensi untuk meningkatkan sifat mekanis tanpa mengorbankan keuletan matriks dengan densitas yang rendah. Pada penelitian ini, penambahan fraksi volum Al2O3 sebesar 0.5 %, 1 %, 2 %, 3 %, dan 5 % dilakukan untuk mengetahui titik optimal penambahan partikel Al2O3. Magnesium dengan 3 % fraksi volum digunakan untuk meningkatkan pembasahan antara partikel Al2O3 dan matriks. Fabrikasi dilakukan dengan metode pengecoran aduk karena memiliki nilai ekonomis dibandingkan dengan metode lain. Hasil penelitian menunjukkan penambahan partikel Al2O3 meningkatkan sifat mekanis dari aluminium terutama pada fraksi volum 0.5 %. Kekuatan tarik mencapai 154 MPa dengan elongasi 10.24 %, kekerasan mencapai 37.7 HRB diiringi dengan penurunan laju aus. Tingkat porositas meningkat seiring dengan penambahan fraksi volum yang menjadi penyebab turunnya sifat mekanis dari komposit.

Al-Si-Mg nano composite reinforced with Al2O3 particle have a potential to increase mechanical properties while maintaining good ductility. In this study, 0.5, 1, 2, 3, and 5 vol. % Al2O3 particle were used in order to know the optimum volume fraction for high strength composite. Magnesium 3 vol. % were used as wetting agent to increase wettability between Al2O3 particle and aluminium matrix. Metal matrix nano composite is produced using vortex/stir casting method. Based on experiment, it was revealed that the presence of Al2O3 nano particle led to significant improvement in mechanical properties of aluminium, especially in 0.5 vol. %. The ultimate tensile strength reach 154 MPa with 10.24 % elongation. Hardness value reach 37.7 HRB followed by decrement in wear rate. The porosity level tend to increase with increasing nano Al2O3 volume content and caused decrement in mechanical properties.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masjulina Hia
"Perkerasan lentur di Indonesia umumnya menggunakan aspal  Pen 60/70 dimana sebagian besar merupakan aspal impor dari negara lain, sementara Indonesia memiliki aspal alam di pulau Buton, Sulawesi Tenggara yang dapat dimanfaatkan untuk mensuplai kebutuhan tersebut. Kegiatan transportasi yang semakin meningkat mengakibatkan kerusakan pada jalan berupa fatigue dan cracking serta meningkatnya limbah ban bekas. Oleh sebab itu  pemanfaatan asbuton dan ban bekas sebagai bahan additive pada aspal minyak merupakan solusi untuk mengurangi konsumsi aspal minyak dan meningkatkan Performance Grade aspal.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik rheologi aspal modifikasi Asbuton Nano Crumb Rubber dengan uji fisik dasar dan uji mekanistik dengan alat Dynamic Shear Rheometer dan pengaruh asbuton nano crumb rubber pada campuran Cold Pavement Hot Mix Asphalt (CPHMA). Aspal modifikasi merupakan campuran aspal minyak, bitumen asbuton hasil ekstraksi dan nano crumb rubber dengan kadar bitumen asbuton dan nano crumb rubber dalam campuran yaitu 5%, 10%, 20%, 30% dan 40% dan disebut LGAM. Selanjutnya dilakukan uji marshall untuk mengetahui karakteristik campuran aspal modifikasi dan agregat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Performance Grade aspal semakin meningkat dengan bertambahnya kadar asbuton nano crumb rubber dalam campuran aspal modifikasi. Berdasarkan hasil uji Marshall  LGAM 5, Kadar Aspal Optimum yang diperoleh berada pada 7,04%. Sedangkan pada LGAM – 10,  tidak memeiliki Kadar Optimum Aspal (KAO).

The flexible pavement in Indonesia generally used Pen 60/70 asphalt , which is mostly imported asphalt from other countries, while Indonesia has natural asphalt on the island of Buton, Sulawesi Tenggara which can be utilized to supply those needs. Increased transportation activities have resulted in damage to roads in the form of fatigue and cracking as well as an increased waste of used tires. Therefore the use of asbuton and used tires as additives in oil asphalt is a solution to reduce the consumption of oil asphalt and improve the Performance Grade of asphalt.
This study was conducted to determine the rheological characteristics of asphalt modified Asbuton Nano Crumb Rubber with basic physical tests and mechanistic tests with Dynamic Shear Rheometer and the effect of asbuton nano crumb rubber on Cold Pavement Hot Mix Asphalt (CPHMA) mixture. Modified asphalt is a mixture of asphalt oil, asbuton bitumen extracted and nano crumb rubber with asbuton bitumen content and nano crumb rubber in a mixture of 5%, 10%, 20%, 30% and 40% and are called LGAM. Marshall tests are then performed to determine the characteristics of the modified asphalt mixture and aggregate.
The results showed that the Performance Grade value of asphalt increased with increasing levels of asbuton nano crumb rubber in modified asphalt mixtures. Based on the Marshall test LGAM 5  results, the Optimum Asphalt Level obtained was at 7,04%. Whereas the LGAM-10, does not have Optimum Asphalt Levels.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alviani Martha Ramadhani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyikatan menggunakan pasta
gigi nano calcium carbonate terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofil.
Penyikatan menggunakan 3 jenis bahan penyikat dengan lama penyikatan 10, 20, dan
30 menit. Kekasaran permukaan diuji menggunakan surface roughness tester dan
hasil dianalisis dengan uji repeated ANOVA dan one way ANOVA. Morfologi
permukaan setelah disikat selama 30 menit diamati menggunakan SEM. Nilai
kekasaran permukaan resin komposit nanofil meningkat secara bermakna (p < 0.005)
setelah dilakukan penyikatan dengan pasta gigi nano calcium carbonate tetapi
peningkatan nilai tidak setinggi penyikatan dengan pasta gigi lainnya.

ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of brushing using toothpaste containing
nano calcium carbonate on the surface roughness of composite resin nanofill.
Brushing use 3 types of materials with brushing period within 10, 20, and 30
minutes. Surface roughness measured using surface roughness tester and the results
were analyzed by repeated ANOVA and one way ANOVA test. Surface morphology
after brushing for 30 minutes was observed using SEM. Nanofill Composite resin
surface roughness value increased significantly after brushing with toothpaste
containing nano calcium carbonate but the increase was not as high as the value of
brushing with other toothpastes."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chudori Muhammad Fahlevi
"Di Indonesia sendiri tidak jarang terjadinya beban lalu lintas yang berlebih dan temperatur udara yang tinggi sehingga banyak aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam pencampuran aspal. Dewasa ini, Indonesia mulai menggalakkan pencampuran aspal dengan karet. Pencampuran ini dilakukan karena penurunan harga karet dunia yang menurun dan penggunaan karet petani lokal. Namun, masih banyak penelitian yang mencampurkan antara ban karet bekas dengan aspal. Perindustrian karet menghasilkan limbah yang tinggi baik itu padat ataupun cair. Sehingga, hal tersebut mendorong para peneliti untuk memanfaatkan ban bekas untuk menjadi campuran aspal. Pada penelitian ini, ban bekas tersebut dibuat dalam bentuk nano sehingga dapat dicampurkan oleh aspal. Ban bekas yang dibuat dalam bentuk nano ini disebut sebagai Ashpalt Nano Crumb Rubber/Nano Tire Rubber (ANCR) dengan spek Ashpalt Concrete­ - Wearing Course (ACWC). Selain Nano Crumb Rubber/Nano Tire Rubber, penelitian ini menggunakan pasir silika sebagai bahan tambah pengikat aspal dengan nano crumb rubber/nano tire rubber sehingga menjadi Ashpalt Nano Silika Crumb Rubber (ANSiCR). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai resilient modulus dan total recoverd strain campuran aspal murni 60/70 dengan aspal yang telah dicampur dengan nano crumb rubber / Nano Tire Rubber dan Nano Silika dan menganalisis nilai resilient modulus dan total recovered strain ANSiCR dengan campuran panas dengan menggunakan spesifikasi ACWC. Langkah yang dilakukan pertama adalah membuat campuran aspal aditif yang dinamai ANSiCR-10, ANSiCR-20, ANSiCR-30, ANSiCR-40. Selanjutnya, pembuatan benda uji dengan campuran panas spesifikasi AC-WC dan dengan pengujian marshall didapatkan nilai KAO. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Nilai Resilient Modulus pada campuran aspal minyak pen 60/70 lebih besar dibandingkan campuran ANSiCR yang mana bersebrangan dengan nilai penetrasi yang lebih kecil dibandingkan aspal minyak.

In Indonesia, it's often that excessive traffic loads and high air temperature happen which making a lot of considerations in bitumen's mixture. Nowaday, Indonesia starts using the mixture of bitumen and rubber. Combining of both things happened due to decreasing in rubber world's price and the use of rubber local's product. However, there are various researches which mixing used tired rubber and bitumen. The industry of rubber produces high waste either in solid and liquid. Therefore, it moves the researchers for exploiting the used tire rubber into bitumen's mixture. In this research, the used tire rubber is made into nano form so it can be mixed in bitumen. The used tire rubber which made into nano form, is called as Ashpalt Nano Crumb Rubber/Nano Tire Rubber (ANCR) with Ashpalt Concrete-Wearing Course (ACWC) specification. Furthermore, this research uses silica sand for addition as an additive bitumen's binder with nano crumb rubber/nano tire rubber so It's called as Ashpalt Nano Silica Crumb Rubber (ANSiCR). The purpose of this research are to compare resilient modulus and total recovered strain value of asphalt pen 60/70 mixture and ANSiCR mixture and analyze resilient modulus and total recovered strain value of ANSiCR mixture with ACWC specification. First of all, additive is made in bitumen's mixture which called as ANSiCR-10, ANSiCR-20, ANSiCR-30, ANSiCR-40. Then, the making of speciments with ACWC specification hot mix and with marshall test can obtain Ashpalt Optimum Content (KAO). The conclusion of this reseach is the Resilient Modulus value in asphalt pen 60/70 mixture is greater than the ANSiCR mixture which is opposite with a smaller penetration value than asphalt pen 60/70."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>