Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Vernanda Anjani
"Semakin terbukanya akses komunikasi dan terhadap berbagai negara menjadi pemicu meningkatnya fenomena perkawinan campur. Perkawinan campur juga memiliki tantangan tersendiri yang dapat menguji kepuasan dalam perkawinan. Kepuasan perkawinan sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya komitmen dan cinta. Pada studi ini sendiri akan diuji apakah cinta dapat memoderasi hubungan antara komitmen dan kepuasan perkawinan. Sebanyak 90 individu yang telah melakukan perkawinan campur berpartisipasi dalam studi ini. Hasil menunjukan hubungan yang signifikan antara komitmen dan kepuasan perkawinan (r(90) = 0,530, p < ,01). Selain itu, ditemukan pula bahwa interaksi antara komitmen dan cinta terbukti tidak signifikan (t= - 0,72, p > ,05) pada kepuasan perkawinan.

The increased open access to communication and to various countries are becoming the triggers for the increasing phenomenon of international marriages. International marriages also have their own challenges that can test satisfaction in a marriage. Marital satisfaction itself is influenced by several factors, including commitment and love. Commitment and marital satisfaction have proven to be the topics that attracted many researchers. A total of 90 individuals who have done international marriages participated in this study. The result shows a significant relationship between commitment and marital satisfaction (r(90) = 0,530, p <,01). In addition, it was also found that the interaction between commitment and love proved insignificant (t = -0,72, p> ,05) on marital satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldus Ardhito Yudapratama
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas alternatif pasangan dan kepuasan perkawinan, serta keberadaan efek moderasi cinta di antara keduanya pada pasangan perkawinan campur. Partisipan dalam penelitian ini adalah para individu yang berusia minimal 21 tahun, dan menjalani hubungan perkawinan campur (WNI dengan WNA). Dari hasil uji korelasi pearson correlation dan teknik analisis moderasi PROCESS yang dilakukan kepada 90 partisipan (76 WNI dan 14 WNA), ditemukan bahwa kualitas alternatif terbukti memiliki korelasi negatif yang signifikan terhadap kepuasan perkawinan individu dalam perkawinan campur, r(90) = -0.38, p < .01. Dengan kata lain, individu akan merasa lebih puas dengan perkawinannya ketika ia tidak melihat bahwa orang lain sebagai alternatif cukup berkualitas. Selain itu, terdapat efek interaksi yang signifikan antara kualitas alternatif dan cinta terhadap kepuasan perkawinan (t = 2.63, p < .05). Artinya, dalam penelitian ini cinta terbukti memoderasi hubungan antara kualitas alternatif pasangan dan kepuasan perkawinan pada pasangan perkawinan campur.

ABSTRACT
This research is a correlational study that aims to look at the relationship between the quality of alternatives and marital satisfaction, and the moderating effect of love between the two in international marriages. Participants in this study were individuals who were at least 21 years old, and currently in an international marital relationship (Indonesian citizens with foreigners). From the results of the Pearson correlation test and the PROCESS moderation analysis technique conducted on 90 participants (76 Indonesian citizens and 14 foreigners), it was found that the quality of alternatives has a significant negative correlation on individual marital satisfaction in international marriages, r (90) = -0.38, p <.01. In other words, the individual will be more satisfied with their marriage when they do not see that the alternative has a suffiecient quality. In addition, there was a significant interaction effect between alternative quality and love on marital satisfaction (t = 2.63, p <.05). That is, in this study love is proven to moderate the relationship between the quality of alternatives and marital satisfaction in international marriage couples."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Febrinia
"Perkawinan campur diketahui sebagai perkawinan yang lebih rentan mengalami konflik perkawinan dikarenakan perbedaan latar belakang budaya yang mencakup nilai, sikap, cara pandang, dan perilaku. Konflik tersebut dapat memengaruhi kepuasan perkawinan. Kepuasan dalam perkawinan merupakan hal yang esensial karena berpengaruh terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan  hidup secara keseluruhan. Diketahui terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kepuasan perkawinan yaitu komitmen dan trait extraversion. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengetahui apakah extraversion dapat memoderasi hubungan komitmen dan kepuasan perkawinan. Dari data 90 individu yang berpartisipasi pada penelitian ini, ditemukan dua hasil penelitian. Pertama, terdapat hubungan positif yang signifikan antara komitmen dan kepuasan perkawinan (r=0.527, p<0.01, two tails). Kedua, extraversion ditemukan dapat memoderasi hubungan komitmen dan kepuasan perkawinan (t=-2.37, p < 0.05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan hubungan komitmen dan kepuasan perkawinan dapat diperlemah oleh tingkat extraversion yang dimiliki individu.

International marriage is known to be more susceptible for conflicts because of the differences in cultural background that consists of values, attitudes, point of view, and behaviors. These conflicts can influence marital satisfaction. Satisfaction in marriages is essential because it affects someone's life happiness and well-being overall. A few factors play a role in affecting individual's marital satisfaction, among which are commitment and trait extraversion. This correlational research intends to find out if extraversion moderates the relation of commitment and marital satisfaction. Gathered data from 90 participants on this research reveals two outcomes. First, there is a positive significant correlation between commitment and marriage satisfaction (r = 0.527, p < 0.01, two tails). Second, extraversion is found to be able to moderate the relation between commitment and marriage satisfaction (t = -2.37, p < 0.05). Therefore, it can be concluded that commitment and marriage satisfaction can be weakened by a low level of extraversion of an individual.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyya Amanda
"Individu yang melakukan perkawinan campur seringkali dianggap memiliki kepuasan perkawinan yang rendah. Hal ini didasari oleh perbedaan latar belakang budaya dan banyaknya tekanan serta tantangan yang dihadapi dalam perkawinan. Kepribadian memiliki kontribusi dalam kepuasan perkawinan, salah satu trait kepribadian yang berkontribusi adalah agreeableness. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara trait kepribadian agreeableness dengan kepuasan perkawinan pada individu yang melakukan perkawinan campur. Penelitian ini dilakukan kepada 90 partisipan yang terdiri dari 76 Warga Negara Indonesia (WNI) dan 14 Warga Negara Asing (WNA). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara trait kepribadian agreeableness dan kepuasan perkawinan.

Individuals who engage in mixed marriages are often considered to have low marital satisfaction. This is based on differences in cultural backgrounds and the many pressures and challenges faced in marriage. Personality has a contribution to marital satisfaction, one trait of personality that contributes is agreeableness. This study aims to look at the relationship between personality trait agreeableness and marital satisfaction in individuals who engage in mixed marriages. This research was conducted on 90 participants consisting of 76 Indonesian Citizens (WNI) and 14 Foreign Citizens (WNA). The results showed there was a significant relationship between agreeableness personality trait and marital satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hersa Aranti
"Human value atau nilai yang penting bagi individu merupakan faktor mendasar yang dapat mempengaruhi individu tersebut dalam menilai suatu hal di kehidupannya. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara human value (self-enhancement, self-transcendence, openness to change, dan conservation) dan kepuasan pernikahan pada generasi X sebagai generasi dengan angka perceraian yang lebih rendah dibandingkan dengan generasi Y di Indonesia. Di sisi lain, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hubungan tersebut dan merupakan faktor signifikan yang berkontribusi dalam kepuasan pernikahan adalah strategi resolusi konflik. Penelitian ini pun ingin melihat peran strategi resolusi konflik dalam hubungan antara human value dan kepuasan pernikahan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah QMI (Norton, 1983), PVQ (Schwartz dkk., 2001), dan CRSI (Kurdek, 1994) dan teknik statistik multiple regression digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dari 225 partisipan (67 laki-laki, 188 perempuan, M=47,03, SD 5,403), ditemukan bahwa self-transcendence dan openness to change berkorelasi secara positif dengan kepuasan pernikahan, self-enhancement berkorelasi secara negatif dengan kepuasan pernikahan, dan interaksi antara positive problem solving dan conservation berkorelasi dengan kepuasan pernikahan.

Human value or values that are important for individuals are fundamental factors that can influence their assessment of a matter in their lives. This study wants to test the relationship between human values (self-improvement, self-transcendence, openness to change, and conservation) and marriage satisfaction in generation X as a generation with a lower divorce rate compared to generation Y in Indonesia. On the other hand, one of the factors that can influence this relationship and is a significant factor that contributes to marital satisfaction is a conflict resolution strategy. This study also wants to test the role of conflict resolution strategies in the relationship between human value and marital satisfaction. The research instruments used in this study were QMI (Norton, 1983), PVQ (Schwartz et al., 2001), and CRSI (Kurdek, 1994) and multiple regression technique were used to answer research questions. Of the 225 participants (67 men, 188 women, M = 47.03, SD 5.403), it was found that self-transcendence and openness to change have positive relationship with marital satisfaction, self-enhancement has negative relationship with marital satisfaction, while relationship between positive problem solving and conservation correlates with marital satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T55221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Averroes Ghazaly Haserra
"Perkawinan campur merupakan pernikahan yang cukup rentan terhadap masalah karena adanya perbedaan budaya antarindividu. Perbedaan budaya tersebut ditemukan dapat berujung pada ketidakpuasan pernikahan. Kepuasan pernikahan ditemukan dapat ditingkatkan dengan berkomitmen terhadap pasangan. Selain itu, openness to experience juga ditemukan berhubungan dengan kepuasan pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari komitmen dan openness to experience terhadap kepuasan pernikahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan 90 partisipan perkawinan campur. Komitmen diukur menggunakan Investment Model of Commitment (Rusbult, Martz, & Agnew, 1998), kepuasan pernikahan diukur menggunakan Couple Satisfaction Index (Funk & Rogge, 2007), dan openness to experience diukur menggunakan Big Five Inventory (Rammstedt & John, 2007). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa komitmen dan openness to experience memengaruhi kepuasan pernikahan secara positif pada perkawinan campur. Selanjutnya, ketika diuji menggunakan regresi berganda komitmen ditemukan sebagai faktor yang paling kuat dalam memengaruhi kepuasan pernikahan pada perkawinan campur.

International marriages are marriages that are quite vulnerable to problems because of cultural differences between individuals. These cultural differences are found to lead to marital dissatisfaction. Marital satisfaction is found to be enhanced by commitment to the spouse. In addition, openness to experience was also found to be related to marital satisfaction. This study aims to determine the effect of commitment and openness to experience towards marital satisfaction. This research uses a quantitative approach with 90 participants in international marriages. Commitment is measured using the Investment Model of Commitment (Rusbult, Martz, & Agnew, 1998), marital satisfaction is measured using the Couple Satisfaction Index (Funk & Rogge, 2007), and openness to experience is measured using the Big Five Inventory (Rammstedt & John, 2007). The result of a simple regression analysis shows that commitment and openness to experience affect marital satisfaction positively in international marriage. Furthermore, when tested using multiple regression, commitment was found to be the most powerful factor influencing marital satisfaction in international marriage."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alikha Rizkya
"Fenomena partner phubbing mulai diteliti sejak penggunaan ponsel pintar dan internet terus meningkat. Partner phubbing merupakan perilaku individu yang mengabaikan pasangannya dalam komunikasi karena lebih memperhatikan ponselnya, dan perilaku ini dapat mempengaruhi berbagai hubungan antar manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara partner phubbing dan kepuasan perkawinan dengan kecerdasan emosional sebagai moderator. Penelitian dilakukan secara daring kepada 522 orang yang sudah menikah, berusia 20 - 65 tahun, dan menggunakan ponsel dalam kehidupan sehari-harinya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif antara artner phubbing dan kepuasan perkawinan, hubungan positif antara kecerdasan emosional dan kepuasan perkawinan dan hubungan negatif antara partner phubbing dan kecerdasan emosional. Namun kecerdasan emosional tidak berperan sebagai moderator pada hubungan antara partner phubbing dan kepuasan perkawinan.

The partner phubbing phenomenon has been investigated since the use of smart phones and the internet continues to increase. Partner phubbing is an individual behavior that ignores their partner in communication because they pay more attention to their cellphones, and this behavior can affect various relationships between people. This study aimed to determine the relationship between partner phubbing and marital satisfaction with emotional intelligence as a moderator. The study was conducted online on 522 people who were married, aged 20 - 65 years, and used cellphones in their daily lives. The results showed a negative relationship between partner phubbing and marital satisfaction, a positive relationship between emotional intelligence and marital satisfaction and a negative relationship between partner phubbing and emotional intelligence. But emotional intelligence did not act as a moderator in the relationship between partner phubbing and marital satisfaction.>"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Noor Azizah
"Kehadiran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) membawa pengaruh bagi perkawinan. Adanya periode-periode kritis, tekanan psikososial, serta proses penerimaan terhadap anak yang hanya dilalui oleh orang tua ABK dapat membawa pengaruh bagi dinamika perkawinan. Selain itu, beratnya beban pengasuhan, perawatan dan pendidikan ABK menjadikan mereka lebih terfokus pada buah hati sehingga waktu untuk berinvestasi dalam perkawinan menjadi sedikit. Minimnya interaksi, keintiman, hingga memburuknya komunikasi antar pasangan dapat mempengaruhi kualitas hingga stabilitas perkawinan. Penelitian ini meneliti peran kepuasan perkawinan sebagai mediator dalam hubungan antara perilaku memelihara hubungan dan komitmen perkawinan. Partisipan penelitian merupakan orang tua dengan ABK yang tengah menjalani perkawinan pertama serta tinggal satu atap dengan pasangan. Walaupun demikian, hanya satu partisipan saja yang diukur dalam penelitian ini. Terdapat 142 partisipan yang didapatkan secara convenience sampling dan snowball sampling. Seluruh partisipan telah mengisi kuesioner Relationship Maintenance Behavior Measure untuk mengukur perilaku memelihara hubungan, Quality Marriage Index untuk mengukur kepuasan perkawinan, serta Marital Commitment Inventory untuk mengukur komitmen perkawinan. Dari hasil analisis mediasi ditemukan bahwa kepuasan perkawinan memedisi hubungan antara perilaku memelihara hubungan dengan komitmen perkawinan, baik komitmen personal, komitmen moral, serta komitmen struktural. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada orang tua ABK, perilaku memelihara hubungan dapat memberikan pengaruh signifikan dan menyeluruh terhadap komitmen personal, moral serta struktural apabila kepuasan perkawinan telah dirasakan oleh orang tua terlebih dahulu.

The presence of children with special needs influences marriage. The existence of critical periods, psychosocial pressure, and the process acceptance of children, that only they go through, may influence the dynamics of marriage. In addition, the heavy burden of nurturing, caring and educating children with special needs makes them more focused on their children so that they have less time to invest in marriage. The lack of interaction, intimacy, and poor communication between partners can affect the quality and stability of marriage. This study examines the role of marital satisfaction as a mediator in the relationship between relationship maintenance behavior and marital commitment. Research participants are parents with special needs children who are undergoing their first marriage and live under the same roof. However, only one participant was assessed in this study. There were 142 participants obtained by convenience sampling and snowball sampling. All participants have filled out the Relationship Maintenance Behavior Measure questionnaire to measure relationship maintenance behavior, the Quality Marriage Index to measure marital satisfaction, and the Marital Commitment Inventory to measure marital commitment. From the results through the mediation analysis, it was found that marital satisfaction mediates the relationship between relationship maintenance behavior and marital commitment, both personal commitment, moral commitment, and structural commitment. From the results of the study, it can be concluded that in parents with special needs children, relationship maintenance behavior can have a significant and comprehensive influence on personal, moral and structural commitment if marital satisfaction has been felt by parents first."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Johannes Marchellino Partohap
"Komitmen perkawinan berperan untuk menjaga keutuhan dari suatu perkawinan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perilaku memelihara hubungan dan juga kepuasan perkawinan. Penelitian ini meneliti peran kepuasan perkawinan sebagai mediator antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen perkawinan. Partisipan pada penelitian ini merupakan WNI yang sudah menikah pada pernikahan pertama, yang terdiri dari 121 perempuan dan 96 laki-laki dengan rata-rata usia 43 tahun. Partisipan diperoleh dengan menyebarkan kuesioner secara daring melalui media sosial seperti WhatsApp, Instagram, LINE, dan Twitter. Hasil analisis mediasi menggunakan PROCESS dari Hayes (2022) menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen personal, memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen moral, dan tidak memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen struktural.

Marital commitment plays a role in maintaining the integrity of a marriage, which is influenced by several factors such as relationship maintenance behavior and marital satisfaction. This study examines the role of marital satisfaction as a mediator between relationship maintenance behavior and marital commitment. Participants in this study were Indonesian citizens who were married in their first marriage, consisting of 121 women and 96 men with an average age of 43 years. Participants were obtained by distributing online questionnaires through social media such as WhatsApp, Instagram, LINE, and Twitter. The results of the mediation analysis using PROCESS from Hayes (2022) show that marital satisfaction mediates the relationship between relationship maintenance behavior and personal commitment, mediates the relationship between relationship maintenance behavior and moral commitment, and does not mediate the relationship between relationship maintenance behavior and structural commitment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Andrea Frederica Hukom
"Perkembangan teknologi komunikasi di era digital saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sebagian besar manusia di dunia. Di satu sisi dapat mempermudah komunikasi tetapi di sisi lain dapat mengganggu, salah satunya dalam hubungan perkawinan (technoference). Penelitian ini memeriksa hubungan technoference dengan kepuasan perkawinan dimediasi oleh konflik karena penggunaan teknologi. Partisipan penelitian ini 533 orang WNI menikah, 125 laki-laki dan 408 perempuan yang berusia 19-50 tahun, diperoleh dengan convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan secara daring. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah Technoference Device Interference Scale (TDIS), Conflict Over Techno Use Scale dan ENRICH Marital Satisfaction Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik karena penggunaan teknologi secara signifikan memediasi hubungan antara technoference dan kepuasan perkawinan secara parsial.

The development of communication technology in the digital era has become a part of the lives of most people in the world. On the one hand it can facilitate communication but on the other hand it can interfere, one of them is in marital satisfaction (technoference). This study examined the relation between technoference and marital satisfaction mediated by conflict over technology use. Participants in this study were 533 Indonesian citizens, married, 125 men and 408 women aged 19-50 years, obtained by convenience sampling. Data collection is done online. Measuring instruments used in this study are Technoference Device Interference Scale (TDIS), Conflict Over Techno Use Scale, and ENRICH Marital Satisfaction Scale. The results showed that conflict over technology use significantly mediated the relation between technoference and marital satisfaction partially.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>