Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143442 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chudori Muhammad Fahlevi
"Di Indonesia sendiri tidak jarang terjadinya beban lalu lintas yang berlebih dan temperatur udara yang tinggi sehingga banyak aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam pencampuran aspal. Dewasa ini, Indonesia mulai menggalakkan pencampuran aspal dengan karet. Pencampuran ini dilakukan karena penurunan harga karet dunia yang menurun dan penggunaan karet petani lokal. Namun, masih banyak penelitian yang mencampurkan antara ban karet bekas dengan aspal. Perindustrian karet menghasilkan limbah yang tinggi baik itu padat ataupun cair. Sehingga, hal tersebut mendorong para peneliti untuk memanfaatkan ban bekas untuk menjadi campuran aspal. Pada penelitian ini, ban bekas tersebut dibuat dalam bentuk nano sehingga dapat dicampurkan oleh aspal. Ban bekas yang dibuat dalam bentuk nano ini disebut sebagai Ashpalt Nano Crumb Rubber/Nano Tire Rubber (ANCR) dengan spek Ashpalt Concrete­ - Wearing Course (ACWC). Selain Nano Crumb Rubber/Nano Tire Rubber, penelitian ini menggunakan pasir silika sebagai bahan tambah pengikat aspal dengan nano crumb rubber/nano tire rubber sehingga menjadi Ashpalt Nano Silika Crumb Rubber (ANSiCR). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai resilient modulus dan total recoverd strain campuran aspal murni 60/70 dengan aspal yang telah dicampur dengan nano crumb rubber / Nano Tire Rubber dan Nano Silika dan menganalisis nilai resilient modulus dan total recovered strain ANSiCR dengan campuran panas dengan menggunakan spesifikasi ACWC. Langkah yang dilakukan pertama adalah membuat campuran aspal aditif yang dinamai ANSiCR-10, ANSiCR-20, ANSiCR-30, ANSiCR-40. Selanjutnya, pembuatan benda uji dengan campuran panas spesifikasi AC-WC dan dengan pengujian marshall didapatkan nilai KAO. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Nilai Resilient Modulus pada campuran aspal minyak pen 60/70 lebih besar dibandingkan campuran ANSiCR yang mana bersebrangan dengan nilai penetrasi yang lebih kecil dibandingkan aspal minyak.

In Indonesia, it's often that excessive traffic loads and high air temperature happen which making a lot of considerations in bitumen's mixture. Nowaday, Indonesia starts using the mixture of bitumen and rubber. Combining of both things happened due to decreasing in rubber world's price and the use of rubber local's product. However, there are various researches which mixing used tired rubber and bitumen. The industry of rubber produces high waste either in solid and liquid. Therefore, it moves the researchers for exploiting the used tire rubber into bitumen's mixture. In this research, the used tire rubber is made into nano form so it can be mixed in bitumen. The used tire rubber which made into nano form, is called as Ashpalt Nano Crumb Rubber/Nano Tire Rubber (ANCR) with Ashpalt Concrete-Wearing Course (ACWC) specification. Furthermore, this research uses silica sand for addition as an additive bitumen's binder with nano crumb rubber/nano tire rubber so It's called as Ashpalt Nano Silica Crumb Rubber (ANSiCR). The purpose of this research are to compare resilient modulus and total recovered strain value of asphalt pen 60/70 mixture and ANSiCR mixture and analyze resilient modulus and total recovered strain value of ANSiCR mixture with ACWC specification. First of all, additive is made in bitumen's mixture which called as ANSiCR-10, ANSiCR-20, ANSiCR-30, ANSiCR-40. Then, the making of speciments with ACWC specification hot mix and with marshall test can obtain Ashpalt Optimum Content (KAO). The conclusion of this reseach is the Resilient Modulus value in asphalt pen 60/70 mixture is greater than the ANSiCR mixture which is opposite with a smaller penetration value than asphalt pen 60/70."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"Kerusakan jaringan jalan di Indonesia, volumenya meningkat dilain pihak mutu teknis aspal yang dapat digunakan dewasa ini semakin sulit dan mahal, sehingga kerusakan lapis permukaan akan lebih cepat dan tidak seperti yang diharapkan. Metode daur ulamg campuran aspal merupakan suatu upaya pemanfaatan bahan konstruksi secara optimal Perma-Bond adalah bahan additive yang dapat digunakan untuk memperbaiki kandungan aspal sehingga dapat sebagai alternatif pemecahan dalam perbaikan perkerasan jalan aspal. Pengujian yang dilakukan terhadap perkerasan lama untuk mengetahui sifat fisik aspal dan kinerja campuran terhadap Marshall Test dengan variasi penambahan Perma-Bond 1,1I % - 3,83 % terhadap campuran aspal lama. Dengan metode campuran aspal dingin (Cold-Mix) dapat ditetapkan kebutuhan Prema-Bond yang dapat menghasil kebutuhan aspal optimum.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Perma-Bond mampu melunakkan dan meremajakan aspal yang telah menua (ageing) dengan komposisi 3,07% terhadap perkerasan lama, sehingga aspal menjadi lebih lunak dan lehih elastis dan juga meningkatkan stabilitasnya, sehingga penggunaan Perma-Bond bermanfaat untuk memulihkan dan memperbaiki perkerasan jalan aspal yang sudah rusak."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Razzy
"Lapis Asbuton Agregat ( Lasbutag ) adalah suatu larpis permukaan pada perkerasan jalan yang terdiri dari agregat, asbuton dan bahan peremaja yang dicampur, dihampar dan dipadatkan secara dingin. Fungsinya dalam konstruksi perkerasan jalan adalah untuk mendukung beban lalu lintas dan sebagai lapisan pelindung agar lapisan-lapisan yang ada dibawahnya dapat bertahan laman.
Asbuton memiliki bitumen yang sangat getas dan berpenetrasi rendah sehingga diperlukan bahan peremaja yang berlimgsi untuk melunakkan bitumen gsbuton dan mengubah komposisi bitumen yang culcup bagi penyelimutan dan ikatan adhesi seluruh agregat. Tanpa adanya bahan peremaja ini maka asbuton tersebut tidak dapat dipakai sebagai bahan pengikat dalam lasbutag.
Bahan Peremaja dalam penelitian ini terdjri dari campuran residu oli, aspal minyak dan minyak tanah. Residu oli tersebut merupakan hasil alchir dari proses daur ulang oli bekas untuk mendapatkan oli baru di pabrlk pengilangan. Pemakaian residu oli memungkinkan karena residu oli memiliki titik didih yang tinggi dan tahan terhadap oksidasi sehingga dapat memperbaiki sifat viskositas dan daktilitas bitumen asbuton.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari bahan peremaja tersebut terhadap karakteristik campuran Iasbutag yang didapat dari pengujian Marshall dan pengujian Static Indirect Tensile.
Berdasarkan hasil percobaan di laboratorium didapat bahwa komposisi campuran residu oli, aspal minyak, minyak tanah sebesar 50 % : 30 % : 20 % merupakan komposisi yang baik untuk bahan peremaja sesuai dengan standar spesi1ikasiBina Marga Kemudian dengan melakukan rancang campur antara bahan peremaja dan asbuton sebesar 45 % I 55 % akan didapat karakteristlk asbuton yang mendekati karakteristik aspal pen 60 - 70 yang dapat dipakai dalam lasbutag.
Hasil Pengujian Marshall menunjukkan bahwa komposisi tersebut diatas memiliki nilai stabilitas maksimum 680.26 kg dan nilai kelelehan maksimum 4.58 mm. Sedangkan pengujian Static Indirect Tensile menunjukkan nilai kekuatantarik 0.99 kg/ cmz , modulus elastisitas 139.44 kg/ cm! , regangan tarik 0.34 mm dan regangan tekan 0.27 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atica Chairun Nissa
"Dengan ketersediaan aspal yang berasal dari pulau buton yakni Lawele Granular Asphalt sebagai bahan campuran aspal dapat dilakukan untuk meminimalisir pemakaian aspal minyak yang semakin menipis ketersediaannya. Serbuk karet ban berukuran nano (Nano crumb rubber) juga digunakan sebagai bahan tambah pada campuran aspal agregat karena ketersediaannya yang melimpah. Jenis aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal Lawele Granular Asphalt (LGA) dengan variasi kadar aspal 6,6%; 7,3%; 7,9%; 8,55% dan 9,21%. Campuran hangat aspal dan agregat ditambahkan dengan oli bekas dan serbuk karet ban bekas dengan variasi kadar 0% dan 1%. Campuran aspal didominasi oleh LGA dengan nilai yang mungkin untuk memenuhi standar Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA). Penambahan oli bekas dalam campuran berguna sebagai peremaja fisik untuk meningkatkan angka penetrasi aspal. Kinerja dari variasi campuran aspal ditentukan dengan uji Marshall test dan Marshall immersion test. Sedangkan nilai modulus resilient campuran panas aspal ditentukan dengan uji resilient modulus dengan alat UMATTA pada temperatur yang bervariasi untuk mengetahui perilaku benda uji terhadap beban kejut. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh temperatur terhadap modulus resilient campuran hangat aspal, agregat dan LGA dengan campuran aspal murni, LGA dan additive berupa oli bekas dan Nano Crumb Rubber

The availability of asphalt from Buton Island in large quantities, an optimizing the utilization of asbuton from Lawele Bay, namely Lawele Granular Asphalt as an asphalt mixture, can minimize the use of asphalt which is gradually depleting its availability and reducing the cost of road construction and maintenance due to asphalt. material prices are quite high. Nano-sized rubber tire powder (Nano crumb rubber) is also used as an additive to asphalt and aggregate mixture because of its abundant availability. The type of asphalt used in this study was Lawele Granular Asphalt (LGA) asphalt with a variation of asphalt content of 6.6%; 7.3%; 7.9%; 8.55% and 9.21%. A warm mixture of asphalt and aggregate was added with waste-engine oil and tire rubber with various levels of 0% and 1%. The asphalt mixture is dominated by LGA with the value that conformthe specification of Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA) standard. The addition of waste-engine oil in the mixture is used as a physical rejuvenator to increase the value of asphalt penetration. The quality of the asphalt mixture variations was determined by the Marshall test and Marshall immersion test. While the resilient modulus asphalt mixture is determined by resilient modulus test with UMATTA with varying temperatures. The asphalt mixture test to this temperature change to determine the resilience of the aggregate asphalt mixture of Lawele Granular Asphalt product to the temperature change as it is on the road surface condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeremia Clarino
"Pengembangan sistem transportasi yang dewasa ini sedang sering diteliti ialah pengembangan material Warm Mix Asphalt dan Hot Mix Asphalt. Hot Mix Asphalt telah menjadi perkerasan jalan yang dapat diandalkan sejak lama akibat daya tahan, kekuatan, dan biayanya yang rendah. Penggunaan Aspal Buton atau yang dikenal dengan Asbuton berjenis Lawele Granular Asphalt, juga dapat menghindari penipisan sumber daya alam aspal minyak yang terdapat di dunia dan juga menekan biaya perkerasan. Penemuan mengatakan bahwa Asbuton (Lawele Granular Asphalt) dapat secara signifikan meningkatkan sifat anti rutting (deformasi permanen akibat consolidasi menerus) pada temperature yang tinggi. Penggunaan Nano-Silica dalam campuran aspal ditemukan dapat mengurangi sejumlah deformasi yang terjadi pada aspal. Aspal modifikasi yang digunakan merupakan campuran dari aspal minyak, bitumen LGA, dan oli bekas sebagai pelunak pengganti dengan harga yang relative lebih murah untuk meningkatkan penetrasi. Variasi kadar aspal modifikasi nano silika sebesar 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, dan 10%. Kinerja campuran aspal ditentukan dengan uji Marshall dan Marshall Immersion untuk menentukan kadar Nano Silika terbaik. Nilai Modulus Resilient diperoleh dengan melakukan uji Indirect Tensile Strength (ITS) dengan menggunakan sampel ANSi 0% dan ANSi 7.5%. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh temperatur terhadap modulus resilient campuran panas aspal modifikasi dengan additive yaitu nano silika dan oli bekas.

The development of a transportation system that is currently being researched is the development of Warm Mix Asphalt and Hot Mix Asphalt materials. Hot Mix Asphalt has been a reliable pavement for a long time due to its durability, strength and low cost. The use of Buton Asphalt, also known as Lawele Granular Asphalt Asbuton, can also avoid the depletion of petroleum asphalt natural resources found in the world and also reduce pavement costs. The findings suggest that Asbuton (Lawele Granular Asphalt) can significantly improve its anti-rutting properties (permanent deformation due to continuous consolidation) at high temperatures. The use of Nano-Silica in asphalt mixtures was found to reduce the amount of deformation that occurs in asphalt. The modified asphalt used is a mixture of oil asphalt, LGA bitumen, and used oil as a substitute softener with a relatively cheaper price to increase penetration. Variations in the content of nano silica modified asphalt are 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, and 10%. The performance of the asphalt mixture was determined by Marshall and Marshall Immersion tests to determine the best Nano Silica content. Resilient Modulus value was obtained by performing the Indirect Tensile Strength (ITS) test using 0% ANSi and 7.5% ANSi samples. With this research, it is expected to know the effect of temperature on the resilient modulus of hot mixture modified asphalt with additives, namely nano silica and Waste Engine Oil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufik Hidayat
"Aspal sebagai perekat dalam beton aspal hotmix memiliki salah satu sifat, yaitu modulus ulet. Modulus ulet atau ketahanan terhadap deformasi elastis sangat penting agar permukaan trotoar tidak mudah pecah atau retak. Ini bisa terjadi karena jalan menerima beban lalu lintas dan perubahan suhu permukaan selama masa layanan.
Dari penelitian ini, telah menunjukkan bahwa penambahan nano crum rubber dapat meningkatkan modulus tangguh dari aspal hotmix yang diharapkan dapat mengatasi masalah beban lalu lintas yang telah terjadi di Indonesia. Uji pengaruh suhu terhadap nilai modulus ulet telah dilakukan pada variasi suhu 25, 35 dan 45 derajat Celcius.
Tes dilakukan menggunakan metode Tarik Tidak Langsung. Tes ini dilakukan dengan tes UMATTA peralatan yang menggunakan teori rasio Poisson, yaitu beban diberikan secara vertikal, menyebabkan uji sampel untuk meregangkan secara horizontal. Hasil ini menunjukkan bahwa penambahan nano karet remah ke campuran aspal dengan pencampuran kering dapat meningkatkan kinerja panas mencampur beton aspal pada suhu yang lebih tinggi (35 dan 45 derajat Celcius).

Asphalt as an adhesive in hotmix asphalt concrete has one of the properties, namely ductile modulus. Ductile modulus or resistance to elastic deformation is very important so that the pavement surface is not easily broken or cracked. This can happen because the road receives a traffic load and changes in surface temperature during the service period.
From this research, it has been shown that the addition of nano crum rubber can improve resilient modulus of hotmix asphalt which is expected to overcome the problem of traffic loads that have occurred in Indonesia. Test the influence of temperature on the value of the ductile modulus has been carried out at 25, 35 and 45 degrees Celsius temperature variations. The test is done using the Indirect Pull method.
This test is carried out with the UMATTA test equipment which uses Poisson ratio theory, ie the load is given vertically, causing test sample to stretch horizontally. These results indicate that the addition of nano crumb rubber to asphalt mixture with dry mixing can improve the heat performance of mixing asphalt concrete at higher temperatures (35 and 45 degrees Celsius).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Azzahra Kirana
"Peningkatan mobilitas masyarakat menuntut lapisan perkerasan jalan memiliki kualitas yang mampu menahan beban lalu lintas yang tinggi. Penelitian ini menggunakan bahan aditif berupa nano silika dan nano crumb rubber yang ditambahkan pada aspal minyak pen 60/70. Penambahan aditif silika dan crumb rubber menghasilkan karakteristik aspal yaitu menurunkan nilai penetrasi yang mengindikasikan campuran aspal yang keras, meningkatkan titik nyala, dan berat jenis. Kadar aspal aditif nano silika crumb rubber sebesar 0%, 15%. 20%, 25%, dan 30%. Semakin tinggi kadar aspal aditif nano silika crumb rubber pada campuran aspal maka kinerja dari campuran aspal terhadap deformasi meningkat. Untuk mengetahui ketahanan campuran aspal modifikasi dalam menahan beban kendaraan yang berulang, maka dilakukan pengujian wheel tracking. Pengujian ini dilakukan pada suhu 26°C, 35°C, 45°C, dan 60°C dengan 1 siklus sebanyak 1260 lintasan. Hasil yang didapatkan, suhu yang memenuhi persyaratan minimum SNI untuk stabilitas dinamis sebesar 2500 lintasan/mm terdapat pada suhu 26°C, 35°C, dan 45°C, sedangkan untuk suhu 60°C tidak memenuhi nilai minimum akibat tingginya suhu pengujian. Pada pengujian wheel tracking terlihat kontribusi dari aditif nano silika crumb rubber yaitu nilai deformasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan aspal minyak murni namun kecepatan deformasi dan stabilitas dinamis memiliki nilai yang lebih dibandingkan dengan aspal minyak.

The increasing of mobility requires pavement layer have a good quality to resist high traffic loads. This research uses nano silica and nano crumb rubber as additives as modified asphalt. The addition of nano silica crumb rubber in asphalt mixtures results decreasing value of penetration, also increasing flash point and specific gravity. Levels of modified asphalt used in mixture are 0%, 15%. 20%, 25%, and 30%. The higher modified asphalt in asphalt mixture, the higher the asphalt mixture performance to resist permanent deformation A wheel tracking test is performed to determine the modified asphalt mixture’s ability to resist permanent deformation. WTM test was carried out at temperature of 26°C, 35°C, 45°C, and 60°C with 1 cycle of 1260 passes. Results from this tests is the samples that meeting the requirements of this test set by standard 2500 passess/mm at the testing temperatures of 26°C, 35°C, and 45°C, for temperature of 60°C does not meet the minimum value due to the high testing temperature. The WTM test shows the contribution of nano silica crumb rubber addtives which is a higher value of deformation compare to asphalt mixture without additives, but the rate of deformation and dynamic stability have better results than virgin asphalt.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oliver Senawibowo
"ABSTRAK
Seiring dengan berkembangnya jumlah kendaraan, jumlah, ban bekas menjadi isu yang penting, sehingga ban-ban bekas tersebut perlu dilakukan penanganan agar tidak menjadi limbah. Salah satu caranya adalah mengolah ban bekas tersebut menjadi Crumb Rubber (CR) sehingga dalam bidang perkerasan jalan dapat dimanfaatkan dengan menggunakannya sebagai bahan tambah perkerasan jalan. Pada penelitian ini CR dihaluskan kembali menjadi partikel nano dengan tujuan sebagai filler yang mengisi ruang antar agregat kasar dan halus. Persentase Nano Crumb Rubber (NCR) yang digunakan pada penelitian ini adalah 25%, 50%, 75% dan 100% dari jumlah filler yang digunakan setiap sampelnya yang dicampurkan dengan agregat menggunakan metode dry process. Penggunaan penambahan material tersebut juga harus diperhatikan perawatannya setelah menjadi perkerasan jalan. Salah satu kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan adalah keausan permukaan jalan.  Keausan permukaan jalan ini adalah gaya yang ditimbulkan dari gesekan antara ban kendaraan dengan lapisan permukaan jalan, gaya yang bersifat penahan ini dihasilkan melalui putaran roda atau luncuran di atas permukaan perkerasan. Nilai hambatan atau gesekan tersebut dapat diketahui dengan melakukan pengujian skid resistance. Pengujian dilakukan menggunakan alat British Pendulum Tester (BPT) untuk mengetahui nilai gesekan tersebut yang dilakukan pada berbagai kondisi suhu sampel yaitu, 26 oC, 30 oC, 35 oC, 40 oC, dan 45 oC, yang kemudian dapat dicocokkan dengan nilai minimum yang diperlukan agar bagian permukaan jalan dapat bertahan lama dan aman untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu.

ABSTRACK
Along with the growing number of vehicles, the number of used tires is an important issue, therefor the used tires need to be handled so that they wont become waste. One way is to process used tires into Crumb Rubber (CR) so that in the field of road pavement it can be utilized by using it as an added material for road pavement. In this study CR was refined into nanoparticles with purpose as a fillers that fill the space between coarse and fine aggregates. The percentage of Nano Crumb Rubber (NCR) used in this study are 25%, 50%, 75% and 100% of the number of fillers used in each sample mixed with the aggregate using the dry process method. The use of these additions must also be considered after the treatment becomes a pavement. One type of road damage is road surface wear. The wear of the road surface is the force generated from friction between the vehicle tires and the road surface layer, this retaining force is produced through wheel rotation or glide over the surface of the pavement. The value of the resistance or friction can be known by doing skid resistance testing. Tests were carried out using the British Pendulum Tester (BPT) to find out the friction values carried out in various sample temperature conditions, namely, 26 C, 30 oC, 35 oC, 40 oC, and 45 oC, so then it can be matched with the minimum value required of the road surface that can last long time and its safe to use for a certain period of time."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Adillah
"Di negara-negara berkembang, daur ulang perkerasan jalan belum dilakukan secara sistematis dan teratur. Hanya ruas jalan yang rusak parah biasanya digiling dalam jumlah terbatas kemudian dilapis menggunakan campuran aspal dengan bahan dari agregat alami. Penelitian ini menghasilkan peningkatan ketinggian permukaan jalan dibandingkan dengan bahu jalan dan daerah sekitarnya yang dapat menyebabkan masalah mengemudi dan drainase. Menambahkan RAP dapat meningkatkan kekakuan campuran, yang dalam kebanyakan kasus meningkatkan sifat ketahanan rutting campuran, tetapi memiliki dampak yang berbeda pada sifat ketahanan retak.
Penambahan RAP jelas mempengaruhi hasil untuk uji kelelahan balok (Alavi, Jones, Chavez, & Liang, 2016). Ada kebutuhan untuk bahan peremajaan yang fleksibel dalam cara penggunaannya, yang memungkinkan sifat-sifat aspal yang diremajakan dapat dipulihkan seperti yang diperlukan di berbagai spesifikasi. Idealnya, agen peremajaan juga harus memiliki sifat ramah lingkungan, dan lebih disukai, produk dibuat seluruhnya atau sebagian dari bahan daur ulang atau terbarukan.(Jain & Sharma, 2017).
Untuk memastikan keamanan di jalan, perlu lebih diperhatikan pemantauan skid resistance sebagai salah satu parameter variabel. Pengukuran resistansi skid menuntut akurasi tinggi karena banyak kondisi kecil. Dibandingkan dengan campuran tanpa Crumb Rubber, kandungan bitumen optimal dalam campuran Crumb rubber, rejuvenator,  dan RAP adalah 0,5% lebih tinggi. Bahkan menurut survei literatur yang dilakukan itu dialami bahwa penggabungan proses kering CR ke dalam campuran akan menyebabkan penurunan dibandingkan dengan tanpa campuran tersebut (Eskandarsefat, Sangiorgi, Dondi, & Lamperti, 2017.

In developing countries, Reclaimed Asphalt Pavement has not been carried  out systematically. Only severely damaged roads are usually milled in limited quantities and then coated using a mixture of asphalt with natural aggregate material. This experimental resulted  an increase in road surface height compared to the shoulder of the road and the surrounding area which could cause driving and drainage problems (Thanya, Putra, & Suweda W, 2018). Using a Reclaimed Asphalt Pavement can increase mixture stiffness, which in most cases increases the rutting properties of the mixture, but has a different impact on the crack resistance properties.
The addition of RAP clearly affected the results for beam fatigue testing (Alavi, Jones, Chavez, & Liang, 2016). There is a requirement for rejuvenating materials that are flexible in how they are used, allowing rejuvenated asphalt properties to be restored as needed in various specifications. Ideally, the rejuvenating agent must also be environmentally friendly, and preferably, the product is made in whole or in part from recycled or renewable materials. (Jain & Sharma, 2017).
To make sure that safety on the road, it is necessary to pay more attention to monitoring skid resistance as one of the variable parameters. Skid resistance measurements require high accuracy due to many small conditions. (Kotek & Florkova, 2014). Compared to mixtures without Crumb Rubber, the optimum bitumen content in the mixture of Crumb rubber, rejuvenator, and Reclaimed Asphalt Pavement is 0.5% higher. Even according to the literature survey conducted it was experienced that combining CR dry processes into the mixture would cause a decrease in workability compared to those without the mixture (Eskandarsefat, Sangiorgi, Dondi, & Lamperti, 2017f).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melinda Dwi Rahmawati
"Seiring dengan perkembangan jaman dan tingginya jumlah penduduk, maka akan disertai meningkatnya sarana dan prasarana transportasi. Karet banyak digunakan dalam bidang transportasi, sebagai contoh digunakan untuk bahan baku ban kendaraan. Limbah karet banyak menumpuk dipembuangan dan baru sebagian kecil yang dimanfaatkan. Sisa limbah karet bekas yang melimpah akan menjadi sia-sia dan menjadi sampah lingkungan. Oleh sebab itu pengolahan ban bekas menjadi isu penting untuk diangkat sebagai cara untuk mengurangi limbah karet bekas. Crumb Rubber merupakan salah satu hasil pengolahan (parutan) limbah ban bekas. Crumb Rubber sebagai bahan tambah aspal pengikat yang nantinya digunakan sebagai bahan pengikat aggregat perkerasan. Aspal dengan campuran partikel karet merupakan cara yang efektif untuk menggunakan kembali produk karet bekas dan dapat meningkatkan mutu aspal. Penelitian ini, crumb rubber yang digunakan pada campuran aspal merupakan crumb rubber berukuran nano yang selanjutnya disebut Aspal Nano Crumb Rubber (ANCR).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat ANCR dari uji fisik dasar dan uji meknistik dengan alat Dynamic Shear Rheometer (DSR) serta pengaruhnya terhadap campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). Langkah yang dilakukan yaitu diawali dengan pembuatan aspal modifikasi dengan kadar additive ANCR 5%, 10%, 20%, 30%, dan 40% yang berturut-turut dinamai ANCR 5, ANCR 10, ANCR 20, ANCR 30, dan ANCR 40. Selanjutnya dilakukan mix design dengan menggunakan campuran AC-WC dan kemudian didapatkan campuran pada kadar aspal optimum (KAO). Hasil penelitian menunjukkan semakin banyak kadar nano crumb rubber pada suatu campuran akan mempunyai viskositas yang semakin tinggi. KAO pada campuran ANCR 5 berada pada 6,5% dan KAO pada campuran ANCR 10 berada pada 7%.

Along with the changing times and high population, it will accompanied by increased transportation facilities and infrastructure. Rubber is widely used in transportation for example, it is used as raw material for vehicle tires. Many rubber wastes accumulate in the disposal, and only a small portion is utilized. The abundant waste of used rubber waste will become useless and become an environmental waste. Therefore, the processing of used tires is an important issue to be appointed as a way to reduce the waste of used rubber. Crumb Rubber is one of the results of processing (grated) waste of used tires. Crumb Rubber as an asphalt binder added material that will be used as a pavement aggregate binder. Asphalt with a mixture of rubber particles is an effective way to reuse used rubber products and can improve the quality of asphalt. In this study, crumb rubber used in asphalt mixes is nano-sized crumb rubber, from now on referred to as Asphalt Nano Crumb Rubber (ANCR).
This study aims to determine the nature of ANCR from basic physical and mechanistic tests with a Dynamic Shear Rheometer (DSR) tool and its effect on the Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) mixture. The steps taken are starting with the making of modified asphalt with additive levels of ANCR 5%, 10%, 20%, 30%, and 40%, respectively named ANCR 5, ANCR 10, ANCR 20, ANCR 30, and ANCR 40.  Furthermore, a mix design carried out using a mixture of AC-WC, and then the mixture was obtained at optimum asphalt content (KAO). The results showed that the more levels of nano crumb rubber in a mixture, the higher the viscosity. KAO in the ANCR 5 mixture was at 6.5%, and KAO in the ANCR 10 mixture was at 7%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>