Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
DP. Nala Krisnanda
"Mengemudi dalam keadaan mengantuk merupakan salah satu bentuk kelalaian dalam berkendara yang dapat membahayakan. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk merancang dan membangun sebuah sistem pendeteksi kantuk yang mampu memperingatkan pengemudi apabila sudah berada pada kondisi yang memerlukan istirahat. Sistem yang dikembangkan berupa sebuah aplikasi Android yang memanfaatkan tiga jenis sensor yaitu kamera depan sebagai sumber data citra wajah dengan resolusi 480p, perangkat EEG portabel sebagai sumber data gelombang otak dan MiBand sebagai sumber data detak jantung. Data dari ketiga sensor ini selanjutnya akan digunakan sebagai input bagi sebuah model neural network untuk melakukan deteksi kantuk. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa arsitektur 1D CNN lebih cocok digunakan sebagai model dalam sistem pendeteksi kantuk dibandingkan dengan LSTM. Interval waktu 4 menit digunakan pada sistem pendeteksi kantuk yang dikembangkan karena dinilai paling optimal untuk digunakan. Dengan menggunakan data dari sepuluh partisipan, model mampu mendapatkan validation accuracy sebesar 96.30%. Sedangkan dari 12 kali percobaan pengujian sistem pendeteksi kantuk yang dikembangkan, sistem mampu melakukan klasifikasi kantuk dengan tingkat akurasi sebesar 83.3%

 


Driving in a drowsy condition is one form of carelessness in driving that can be dangerous. Therefore, this research is intended to design and build a drowsy detection system that can warn the driver when they are in a condition that requires to rest. The system was developed in the form of an Android application that utilizes three types of sensors, which are the front camera as a source of face image with 480p resolution, portable EEG devices as a source of brainwaves data and MiBand as the source of heart rate data. Collected data from these three sensors will then be used as input for a neural network model to detect drowsiness. From this study it was found that the 1D CNN architecture is the most suitable to be used as a model in drowsiness detection systems compared to LSTM. A 4-minute time interval is used in the drowsy detection system that was developed because it was considered as the most optimal. By using data from ten participants, the model was able to get a validation accuracy of 96.30%. While from 12 trials of drowsiness detection system testing that was developed, the system can do drowsiness classification with an accuracy rate of 83.3%

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Alwi Sukra
"Teknologi deep learning dapat menyelesaikan banyak masalah yang sulit dipecahkan oleh rumus matematis biasa. Salah satu masalah yang bisa diatasi adalah bahaya akibat rasa kantuk yang dialami pengemudi saat berkendara. Pada penelitian ini dibuat aplikasi android sistem deteksi kantuk yang memanfaatkan kamera smartphone. Kamera digunakan untuk mendapatkan informasi fitur citra wajah yaitu aspek rasio mata kanan, aspek rasio mata kiri, aspek rasio mulut, percentage of eye closure (PERCLOS), tingkat kejadian microsleep, dan tingkat kejadian menguap. Fitur-fitur tersebut didapat dari proses transformasi titik-titik landmark wajah. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa metode terbaik untuk mendapatkan titik landmark wajah adalah dengan pelacakan Lucas-Kanade optical flow dengan 5 jumlah frame yang dilacak. Fitur-fitur yang dikumpulkan dapat digunakan untuk mendeteksi tingkat kantuk dengan memanfaatkan model deep learning yang telah dilatih dengan data yang dikumpulkan dari 10 orang. Pada penelitian ini, ada 2 jenis model deep learning yang dilatih untuk mendeteksi tingkat kantuk yaitu model deep neural network (DNN) dan long short-term memory (LSTM). DNN memiliki keseluruhan performa yang lebih baik dibandingkan LSTM. DNN memiliki accuracy sebesar 0.902538 dan f1 sebesar 0.899563. Sedangkan LSTM memiliki dari accuracy sebesar 0.891857 dan f1 sebesar 0.892689. Aplikasi android sistem deteksi kantuk yang dibuat menggunakan model deep learning DNN dan memiliki performa yang bagus dengan accuracy sebesar 0.844 dan f1 sebesar 0.865052. Aplikasi Android memiliki mekanisme pemberitahuan berupa suara yang dimainkan ketika pengemudi mengantuk. Selain itu, pada aplikasi Android juga terdapat 2 fungsi tambahan yaitu deteksi tidur dan deteksi gangguan konsentrasi pengemudi. Kedua fungsi tersebut akan mengeluarkan suara ketika terdeteksi untuk memberitahukan kepada pengguna. Dengan adanya aplikasi sistem deteksi kantuk yang dibuat pada penelitian ini, diharapkan dapat mendeteksi tingkat kantuk pengemudi sehingga mengurangi risiko kecelakaan akibat mengantuk.

Deep learning technology can solve many problems that are difficult to solve by ordinary mathematical formulas. One of the problems that can be overcome is the danger due to drowsiness experienced by the driver while driving. In this study, a drowsiness detection system on Android application that uses a smartphone camera is made. The camera is used to obtain facial image feature informations which is right eye aspect ratio, left eye aspect ratio, mouth aspect ratio, percentage of eye closure (PERCLOS), microsleep rate, and yawning rate. These features are obtained by transforming and processing facial landmark points. In this study, it was found that the best method for obtaining facial landmarks points is from Lucas-Kanade optical flow tracking with 5 frames tracked. The features collected can be used to detect drowsiness by utilzing a deep learning model that has been trained with data collected from 10 volunteers. In this study, there are 2 types of deep learning models that are trained to detect drowsiness that are deep neural network (DNN) and long short-term memory (LSTM). DNN has better overall performance than LSTM. DNN has an accuracy of 0.902538 and f1 of 0.899563. Whereas LSTM has an accuracy of 0.891857 and f1 of 0.892689. The drowsiness detection system Android application is created using the DNN model and has a good performance with an accuracy of 0.844 and f1 of 0.865052. The Android application has a notification mechanism in the form of sound that played when the driver is detected to be drowsy. In addition, the Android application also has an additional function that are sleeping detection and driver distraction detection. Both functions will make a sound when detected to notify the user. With the application of drowsiness detection system made in this study, it is expected to detect the level of drowsiness of the driver thereby reducing the risk of accidents due to drowsiness.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raudina Asrining Putri
"Pada penelitian ini, dibuat sebuah sistem yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas ketika mengemudi. sistem ini dibuat untuk mendeteksi tanda-tanda terjadinya kantuk dan menghasilkan keluaran peringatan mengantuk kepada pengemudi. Parameter yang menjadi acuan seseorang dalam kondisi mengantuk pada sistem ini yaitu detak jantung manusia. Metode yang digunakan pada sistem ini yaitu batas bawah detak jantung seseorang mengantuk (-8 BPM). Sistem ini terdiri dari dua perangkat keras utama, yaitu Mi Band 3 dan ponsel berbasis Android. Mi Band 3 berfungsi untuk mengambil data detak jantung pengemudi, sedangkan ponsel berfungsi untuk menampilkan peringatan terjadinya kantuk melalui aplikasi pendeteksi kantuk berbasis Android Drowsy Alert.
Kualitas sistem pendeteksi kantuk ini diuji dengan melakukan survey menggunakan metode Mean Opinion Score (MOS). Nilai rata-rata kualitatif untuk pengujian tampilan aplikasi dari responden adalah sebesar 4.18 dan pengujian fungsionalitas sistem sebesar 4.45 (dalam skala 5 terbaik). Aplikasi sistem pendeteksi kantuk ini berhasil mendeteksi rasa kantuk seseorang berdasarkan batas bawah -8 BPM dengan penurunan detak jantung sebesar 8-18% pada setiap responden dari kondisi segar hingga mengantuk.

In this paper, a system was created to prevent traffic accidents while driving. This system was made to detect a signs of drowsiness and give an alert to the driver. Parameter that becomes a reference point of drowsy condition is human heart rate. Method that used in this system is a lower limit of drivers drowsiness heart rate (-8 BPM). This system consist of two main hardware devices, Mi Band 3 and Android smartphone. Mi Band 3 is used to retrieve drivers heart rate data, whereas a smartphone is used to show drowsiness alert via drowsiness detection Android application Drowsy Alert.
The quality of the application was tested by conducting a survey using the Mean Opinion Score (MOS) method. The qualitative average value from respondents for application appearance testing is 4.18 and system functionality testing is 4.45 (5 scale for the best). This drowsiness detection application successfully detects a respondents drowsiness based on the lower limit of -8 BPM with 8-18% heart rate decrease for each respondent from awake state to drowsy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Agastya Tarumawijaya
"

Berbagai metode pengembangan rekognisi citra wajah telah banyak dilakukan, berbagai metode seperti Deep Learning, Multilayer Perceptron sudah dilakukan. Metode Convolutional Neural Network juga sudah banyak dikembangkan untuk melakukan klasifikasi citra seperti rekognisi jenis bunga, hewan, hingga pendeteksian kecacatan sel. Convolutional Neural Network diharapkan mampu melakukan rekognisi citra wajah secara tiga dimensi. Operasi konvolusi sebagai bagian ekstraksi fitur pada Convolutional Neural Network, diharapkan dapat membantu bagian klasifikasi untuk melakukan tugasnya dengan lebih baik. Rekognisi citra wajah secara tiga dimensi ini sangat dibutuhkan, karena ketika kita ingin mendeteksi seseorang tanpa diketahui orang tersebut, maka dengan berbagai macam sudut hadap wajahnya sistem harus dapat mengidentifikasi orang tersebut. Untuk penelitian kali ini saya akan menggunakan dataset gambar wajah tiga dimensi yang akan digunakan sebagai klasifikasi parameter biometrik seseorang. Pada penelitian ini akan menganalisa tiap-tiap lapisan pada Convolutional Neural Network, serta melakukan perbandingan dengan Backpropagation Neural Network. Dan juga akan melakukan analisa dengan menggunakan citra wajah berderau.


Various methods of developing facial image recognition have been carried out, various methods such as Deep Learning and Radial Basis Function Neural Network have been carried out. Convolutional Neural Network methods have also been developed to carry out image classifications such as recognition of types of flowers, animals, and detection of cell defects. Convolutional Neural Network is expected to be able to recognize facial images in three dimensions. Convolution operations as a feature extraction part of the Convolutional Neural Network are expected to help the classification section to do their job better. Three-dimensional face image recognition is needed, because when we want to detect someone without knowing by the person, then with a variety of face angles, the system must be able to identify that person. For this research I will use a three-dimensional face image dataset that will be used as a classification of a persons biometric parameters. In this study, we will analyze each layer in the Convolutional Neural Network, do a comparison with Backpropagation Neural Network. And also will do the analysis by using a noisy face image.

"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Novian Rahman Hakim
"Kanker payudara adalah salah satu kanker paling umum terjadi di kalangan wanita dan tingkat kelangsungan hidupnya cenderung rendah ketika stadiumnya ditemukan sudah tinggi. Untuk meningkatkan kelangsungan hidup kanker payudara, deteksi dini sangat penting. Ada dua cara untuk mendeteksi kanker payudara: diagnosis dini dan skrining. Untuk membuat diagnosa yang akurat pada stadium awal kanker payudara, munculnya massa dan mikro-kalsifikasi pada citra mamografi merupakan dua indikator penting. Beberapa Computer-Aided Detection (CADe) telah dikembangkan untuk mendukung ahli radiologi karena pendeteksian mikro-kalsifikasi penting dalam menegakkan diagnosis dan perawatan yang direkomendasikan berikutnya. Sebagian besar sistem CADe yang ada saat ini mulai menggunakan Convolutional Neural Network (CNN) untuk mengimplementasikan deteksi mikro-kalsifikasi pada mammogram dan hasil kuantitatifnya sangat memuaskan, rata-rata tingkat akurasinya lebih dari 90%. Penelitian ini melakukan pendekatan otomatis untuk mendeteksi lokasi setiap mikro-kalsifikasi pada citra mammogram yang lengkap dan secara sederhana. Total lebih dari 350 gambar dari dataset INbreast digunakan dalam studi penelitian ini serta implementasi menggunakan data lokal Rumah Sakit (RS) sebanyak 23 citra. Proses ini dapat membantu ahli radiologi untuk melakukan diagnosis dini dan meningkatkan akurasi deteksi wilayah mikro-kalsifikasi. Performa sistem yang diusulkan diukur berdasarkan nilai error Mean Squared Logarithmic Error (MSLE) sebagai teknik untuk mengetahui perbedaan antara nilai yang diprediksi oleh model yang diusulkan dan nilai sebenarnya, didapat nilai loss terbaik yang diperoleh adalah 0,05. Hasil validasi daring mendapatkan nilai sensitivitas sebesar 88.14%, presisi 91.6% dan akurasi sebesar 90.3%. Hasil implementasi pada data lokal RS menunjukkan model CADe dapat mendeteksi mikro-kalsifikasi dengan cukup baik.

Breast cancer is one of the most common cancer among women and the survival rate tends to be low when its stage found high when treated. To improve breast cancer survival, early detection is critical. There are two ways of detection for breast cancer: early diagnosis and screening. To make an accurate diagnosis in the early stage of breast cancer, the appearance of masses and micro-calcifications on the mammography image are two important indicators. Several Computer-Aided Detection (CADe) have been developed to support radiologists because the automatic detection of micro-calcification is important for diagnosis and the next recommended treatment. Most of the current CADe systems at this time started using Convolutional Neural Network (CNN) to implement the micro-calcification detection in mammograms and their quantitative results are very satisfying, the average level of accuracy is more than 90%. This research conducts an automated approach to detect the location of any micro-calcification in the mammogram images with the complete image and in a simple way. A total more than 350 images from INbreast dataset were used in this research study and for implementation used 23 images from local hospital data. This process can help as an assistant to the radiologist for early diagnosis and increase the detection accuracy of the microcalcification regions. The proposed system performance is measured according to the error values of Mean Squared Logarithmic Error (MSLE) as the technique to find out the difference between the values predicted by the proposed model and the actual values, the best loss value obtained by the training model was achieved in 0.05. The results for data online validation for sensitivity is 88.14%, precision is 91.6% and accuracy is 90.3%. The CADe model can detect micro-calcification quite well using local hospital data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Zul Hazmi
"Satistik menurut Korlantas Polri tentang kecelakaan lalu lintas menyebutkan bahwa pada 2017 jumlah kecelakaan kendaraan bermotor berada pada angka 102.057 Korlantas Polri, 2017 kasus dan sebagian besar diakibatkan oleh kelalaian pengendara dalam mengatur waktu istirahat saat berkendara yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas karena pengendara mengantuk dan tidak bisa mengendalikan kendaraan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan adanya sebuah alat yang dapat mendeteksi kantuk dan memperingatkan pengemudi tersebut agar pengemudi tersebut dapat terhindar dari kecelakaan. Pengembangan sistem pendeteksi kantuk ini akan menggunakan detak jantung sebagai sumber data yang akan diambil dan data tersebut akan diolah menggunakan metode Photoplethysmografi yang akan membaca berapa detak jantung pengendara tersebut.
Hasil yang didapapat dari pengembangan ini mendapatkan hasil bahwa alat yang sudah dibuat ini sudah cukup berhasil dimana tingkat keberhasilnnya hingga 96.52 . Dari pengembangan ini telah dibuktikan bahwa kondisi kantuk seseorang akan berpengaruh pada detak jantung seseorang. Dan juga batasan untuk detak jantung seseorang untuk dinyatakan sedang mengantuk adalah delapan detakan dibawah rata-rata.

According to Republic of Indonesia traffic police corps Korlantas Polri about traffic accidents states that in 2017 number of traffic accidents was at 102.057 Korlantas Polri, 2017 cases and mostly caused by negligence of the driver in managing rest time when driving that caused traffic accidents because the driver was sleepy and could not control the vehicle. Therefore it is necessary to have a device that can detect sleepiness and warn the driver so that the driver can avoid the accident. The development of this sleepiness detection system will use the heartbeat as a source of data to be retrieved and the data will be processed using Photoplethysmography method which will read how much the heartbeat of the driver.
The results obtained from this development get the result that the tool that has been made is already quite successful where the success rate up to 96.52 . From this development has been proven that a person 39 s sleep condition will affect the heart rate of a person. And also, the limit for a person 39 s heartbeat to be drowsy is eight beats below average.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richard Tanoto
"Kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat sangat penting bagi kaum tunarungu dan tunawicara. Rendahnya persentase rakyat Indonesia yang menguasai bahasa isyarat menjadi latar belakang pengembangan aplikasi penerjemah Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) menjadi teks. Sistem penerjemah bahasa isyarat menjadi teks dikembangkan menggunakan MediaPipe Hands dengan konfigurasi default dan Convolutional Neural Network (CNN) sebagai classifier hasil recognition MediaPipe. Sistem tersebut diimplementasikan menjadi aplikasi berbasis Android untuk menerjemahkan bahasa isyarat SIBI menjadi teks secara real-time. Dari hasil pengujian sistem penerjemah yang dikembangkan menggunakan 3.803 data landmark tangan dengan rasio training, validation, dan testing sebesar 70:15:15, diperoleh tingkat akurasi model training sebesar 98.57% dengan tingkat akurasi model testing sebesar 92.59%. Aplikasi penerjemah SIBI menjadi teks dapat dijalankan secara real-time dengan jumlah frame kamera yang dapat diproses sekitar 20 frame per detik. Pada pengujian aplikasi dalam menerjemahkan SIBI menjadi teks, diperoleh akurasi sebesar 96.92%. Perbedaan gestur tangan yang ditangkap oleh kamera ketika berbahasa isyarat menjadi kekurangan pada aplikasi yang menyebabkan teks yang diterjemahkan kadang tidak sesuai. Saran untuk pengembangan lebih lanjut yaitu meningkatkan performa model SIBI dan menambah jumlah bahasa isyarat yang dapat diterjemah.

The ability to communicate with sign language becomes very important for disabilities who cannot hear or speak. The low percentage of Indonesian societies who are not able to understand Indonesian sign language becomes the background of the SIBI recognizer application development. SIBI recognizer system is developed using MediaPipe Hands with default configuration and Convolutional Neural Network (CNN) as the classifier of MediaPipe recognition result. The system is implemented to an Android based application project for real-time SIBI sign language to text recognition. The SIBI recognizer system model developed with 3.803 data of hand landmarks with training, validation, and testing ratio of 70:15:15 achieves the training accuracy of 98.57% and testing accuracy of 92.59%. The SIBI recognizer application can perform in real-time with average number of 20 frames per second. The application testing results in accuracy of 96.92%. The hand gesture difference caught by the camera when performing sign language becomes the drawback of the application, hence the translated text sometimes mismatched. Suggestions for the future development include improving SIBI model performance and increasing the number of sign languages to be translated."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqy Mikoriza Turjaman
"Data yang didapat dari Polda Metro Jaya, pada arus mudik 6 hari sebelum Hari Raya Idul Fitri tahun 2017 ada sekitar 73 kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh rasa kantuk pada saat berkendara. Yang dimana 6 orang meninggal dunia, mengalami luka berat sebanyak 17 orang, dan luka ringan sebanyak 82 orang. Jumlah ini meningkat 16 persen dari tahun 2016 yang tercatat sebanyak 63 kejadian. Sistem pendeteksi dan prediksi kantuk dikembangkan untuk mengatasi masalah ini.
Metode peramalan untuk time series yang banyak menimbulkan proses prediksi cukup sulit dilakukan. Sistem prediksi kantuk dibangun dengan algoritme backpropagation neural network yang diharapkan mampu untuk mempelajari dan beradaptasi pada setiap pola dari data historis yang diberikan. Dengan mengenali pola dari data historis, sistem dapat memberikan prediksi dan respons yang akurat dengan akurasi sebesar 100.

Data obtained from Polda Metro Jaya, on the homecoming traffic 6 days before Idul Fitri 2017 there are about 73 cases of traffic accidents caused by drowsiness at the time of driving. Where 6 people died, severe injuries as many as 17 people, and light injuries as many as 82 people. This number increased 16 percent from the year 2016 recorded as many as 63 events. Drowsiness and prediction systems were developed to address this problem.
Forecasting methods for time series caused a lot of prediction process quite difficult. The sleep prediction system is built with backpropagation neural network algorithm expected to be able to learn and adapt to each pattern of given historical data. By recognizing patterns from historical data, the system is expected to provide accurate predictions and responses with 100.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Indarto Giovanni Firjatulloh
"Kondisi pasca bencana adalah sebuah kondisi darurat yang membutuhkan pertolongan pertama dari tim penyelamat. Oleh karena itu, dikembangkan pemanfaatan radar yang digunakan untuk mendeteksi manusia dalam kondisi pasca-bencana. Sayangnya, banyaknya parameter yang mempengaruhi pengklasifikasian membatasi pemakaian radar 24 GHz seperti reruntuhan yang menutupi manusia. Oleh karena itu, radar dengan frekuensi yang lebih tinggi dimanfaatkan dengan frekuensi 77 GHz yaitu sinyal milimeter. Metode seperti deep learning dan backpropagation neural network sudah diterapkan pada penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan radar sinyal milimeter. Namun, tingkat akurasi dari klasifikasi kelas dari makhluk hidup hanya mencapai 49% dengan jumlah klasifikasi 2 kelas dan 32% dengan jumlah klasifikasi 3 kelas. Oleh karena itu, dikembangkan kembali dengan metode Convolutional Neural Network. Akurasi yang didapatkan meningkat hingga mencapai 99% untuk klasifikasi 2 kelas dan 3 kelas. Namun akurasinya menurun untuk klasifikasi kelas yang lebih banyak hingga 68%. Skripsi ini mengajukan metode 3D-Convolutional Neural Network guna meningkatkan resolusi dari data yang diberikan dalam pelatihan dari model untuk meningkatkan akurasi pada klasifikasi kelas dengan model yang diajukan.

The post-disaster condition is an emergency that requires immediate first aid from rescue teams. Therefore, the use of radar has been developed to detect humans in post-disaster conditions. Unfortunately, the numerous parameters affecting classification, such as rubble covering humans, limit the use of 24 GHz radar. Consequently, higher frequency radar, specifically 77 GHz millimeter-wave signals, is utilized. Methods like deep learning and backpropagation neural networks have been applied in previous studies using millimeter-wave radar signals. However, the classification accuracy for living beings reached only 49% for two-class classification and 32% for three-class classification. Therefore, the method was further developed using Convolutional Neural Networks (CNN). The accuracy achieved improved to 99% for both two-class and three-class classifications, but it decreased to 68% for classifications with more classes. This thesis proposes the use of a 3D-Convolutional Neural Network method to enhance the resolution of the data used in model training, aiming to improve the accuracy of class classification with the proposed model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandyka Gunnisyah Putra
"Machine Learning (ML) dan Deep Learning merupakan bidang yang populer pada masa kini. Salah satu ranah tersebut yang menantang untuk diteliti adalah tentang mendeteksi emosi pada teks. Interaksi antara komputer dan manusia dapat menjadi lebih baik apabila komputer dapat mendeteksi emosi, menginterpretasikan emosi tersebut, dan memberikan umpan balik yang sesuai dengan apa yang manusia inginkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem pendeteksi emosi pada teks Bahasa Indonesia. Pada penelitian ini, terdapat 2 macam algoritma Deep Learning yang digunakan, yaitu Convolutional Neural Network (CNN) dan Long Short-Term Memory (LSTM). Convolutional Neural Network merupakan salah satu algoritma Deep Learning dimana karakteristik utamanya menggunakan operasi matriks konvolusi. Long ShortTerm Memory merupakan salah satu algoritma Deep Learning dimana merupakan perkembangan dari algoritma Recurrent Neural Network (RNN). Kedua algoritma tersebut akan didukung dengan Word Embedding Bahasa Indonesia dari fastText dan Polyglot. Package text2emotion akan digunakan sebagai data tambahan untuk evaluasi. Input dataset yang digunakan untuk Deep Learning adalah dataset cerita dongeng yang memiliki emosi "Senang", "Sedih", "Marah", "Takut", "Terkejut", dan "Jijik". Input dataset tersebut akan melalui tahap preprocessing berupa Case Normalization, Stopword Removal, Stemming, Tokenizer, dan Padding. Setelah itu, proses training dijalankan dengan menggunakan RandomizedSearchCV sebagai hyperparameter tuning. Hasil akan dibandingkan dan dianalisis berdasarkan nilai Evaluation Metrics Accuracy, Precision, Recall, dan F1-Score. Sistem berhasil dirancang dengan mencapai hasil Accuracy sebesar 91,60%, Precision sebesar 92,48%, Recall sebesar 91,60%, dan F1- Score sebesar 91,68%.

Machine Learning (ML) and Deep Learning is a popular region to be used right now. One of the scopes that challenging to research is about emotion recognition on text. Interaction between computer and human can be better if the computer can recognize the emotion, interpret it, and giving a suitable feedback with the human’s need. Therefore, this research has goal to make an emotion recognition on Indonesian text language. On this research, there’s 2 kind of Deep Learning algorithm that used, that is Convolutional Neural Network (CNN) and Long Short-Term Memory (LSTM). Convolutional Neural Network is one of Deep Learning algorithm that its main characteristic is using convolution matrix operation. Long Short-Term Memory is one of Deep Learning algorithm which is an improvement from Recurrent Neural Network (RNN) algorithm. Both algorithms will be supported with Indonesian Word Embedding from fastText and Polyglot. Text2emotion package is used for additional data for evaluation. The input dataset that will be used on this Deep Learning is a fairy tale dataset which have “Happy”, “Sad”, “Anger”, “Fear”, “Surprised”, and “Disgust” emotion. That input dataset will be passed to preprocessing stage that consist of Case Normalization, Stop-word Removal, Stemming, Tokenizer, and Padding. After that, training process started with using RandomizedSearchCV as hyperparameter tuning. The result will be compared and analyzed based on Accuracy, Precision, Recall, and F1- Score Evaluation Metrics. System is made with reaching 91.60% Accuracy, 92,48% Precision, 91,60% Recall, and 91,68% F1-Score."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>