Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216969 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrew Arnaldi
"ABSTRAK
Indonesia telah meresmikan peraturan gempa terbaru bernama SNI 1726-2019. Pembuatan peraturan gempa terbaru didasari oleh adanya penemuan sesar aktif, data sumber gempa dan pembaruan lainya dari teknologi gempa. SNI 1726-2019 diadopsi dari ASCE 7-16 yang telah menggunakan konsep uniform risk dengan probabilitas kegagalan 1% dari 50 tahun umur bangunan dan performa target collapse prevention untuk periode ulang gempa 2475 tahunan dimana pada peraturan SNI 1726-2002 konsep yang digunakan adalah uniform hazard dan performa target life safety untuk periode ulang gempa 500 tahunan. Dengan adanya perbedaan tersebut termasuk juga perbedaan metode perhitungan gaya gempa, gaya gempa dasar yang dihasilkan sesuai SNI 1726-2019 untuk bangunan 14 dan 21 lantai dengan sistem struktur berupa dual system kombinasi SRPMK dengan dinding geser khusus adalah sebesar 1.65 dan 1,9 kali gaya gempa dasar yang dihasilkan pada SNI 1726-2002. Evaluasi performa bangunan ini menggunakan metode disain berbasis kinerja berupa analisa nonlinear riwayat waktu dengan 11 pasang rekaman gempa sesuai ASCE 41-17. Hasil analisa dari kedua bangunan eksisting tersebut menunjukan bahwa kedua bangunan tersebut tidak dapat mencapai performa target collapse prevention untuk BSE-2N. Perkuatan dilakukan dengan menggunakan viscous wall damper (VWD) untuk mencapai performa target dan meminimalisir gangguan dari aktivitas di dalam bangunan. 10 variasi model dianalisa untuk mengetahui pengaruh dari VWD terhadap performa global dan komponen. Variasi model dilakukan berdasarkan parameter koefisien redaman (c) dari VWD dan jumlah VWD pada setiap jenis bangunan. Hasil analisa menunjukan bahwa penggunaan VWD akan meningkatkan performa global bangunan terkait simpangan antar lantai dan simpangan antar lantai residual. Dalam tingkat komponen, VWD akan meningkatkan performa komponen balok dengan menggeser performa komponen ke tingkat yang lebih baik. Berbeda pada kebanyakan komponen, untuk komponen yang dipasangkan VWD ataupun berlokasi satu garis gaya dengan VWD harus diberikan perhatian khusus karena VWD akan meningkatkan kebutuhan gaya dalam dan deformasi dari komponen tersebut sehingga membutuhkan perkuatan secara lokal.

ABSTRACT
Considering the latest finding on active faults, updates on the seismic database, and other refinements, Indonesia released latest seismic code namely SNI-1726-2019. SNI-1726-2019 is adopted from the ASCE-7-16 which has the uniform risk concept of 1% probability of collapse in 50 years and target performance of collapse prevention for the 2475 years return period earthquake. Different to that, SNI-1726-2002 has uniform hazard concept and target performance of Life Safety for the 500 years return period earthquake. Accumulating those differences and adding others differences in seismic calculation procedure, for 14-story and 21-story building, dual system of SMF and special RC Shear Wall, the latest code results seismic demand of 1.65 and 1.9 times higher than that in the 2002 code. To evaluate its performance designed originally with strength based design in accordance to SNI-1726-2002, the Performance Based Design (PBD) using Non Linear Time History Analysis (NLTHA) with 11 pairs of matched ground motions was carried out in accordance to ASCE-41-17. The PBD result of the two existing buildings show that both performances don't meet the target performance. To achieve target performance of Collapse Prevention for BSE-2N and to minimize building operation disturbance, Viscous Wall Damper (VWD) is introduced for retrofit system. 10 variations in terms of VWD damping coefficient (c) and amount of VWD are modeled to understand the effect of VWD to its global and component performances. The analysis results show that installing VWD may increase the global performance in terms of interstory drift(IDR) and residual interstory drift. In the component level, this retrofit can increase the performance of the beam component by shifting its performance to better level. But for some component, attached by the VWD or located in one grid with VWD, shall be looked closely and may need local strengthening due to the increase of force and deformation demand."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Permana Putra
"Dalam beberapa tahun terakhir, perangkat peredam telah dipelajari secara eksperimental untuk menggantikan balok kopel dengan tulangan diagonal, untuk mengurangi masalah kepadatan tulangan. Studi ini berfokus pada evaluasi efektivitas alat peredam Viscoelastic Damper (VD) dan Rotational Friction Damper (RFD), dengan studi kasus gedung kantor beton bertulang 15 lantai dengan sistem ganda (kolom-balok dan dinding geser). Analisis yang digunakan adalah analisis riwayat waktu nonlinier dengan 11 pasang gerakan tanah yang dicocokkan dengan spektrum respon Indonesia berdasarkan ASCE 41-17 dan ASCE 7-16. Pada analisa ini masing-masing peredam akan divariasikan dengan posisi yang berbeda dan variasi kapasitas properties dari damper. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk model RFD peningkatan jumlah posisi damper, peningkatan kapasitas gaya damper, dan kapasitas displacement yang terpasang akan menurunkan performa elemen struktur utama, khususnya pada balok induk. Sedangkan pada model VD peningkatan jumlah posisi damper dan jumlah layer pada damper juga akan mengurangi performa dari balok induk, berbeda dengan model RFD, pada model VD terdapat peningkatan performa pada elemen dinding geser dan kolom walaupun masih didalam batasan yang diberikan. Penurunan performa tidak hanya terjadi pada performa lokal (elemen) saja, tetapi performa global (simpangan antar lantai) di beberapa lantai dan gaya geser tingkat khususnya pada model RFD. Penurunan global maupun lokal tersebut dapat mengurangi tingkat kerusakan struktur apabila gempa besar datang. Dari hasil analisis balok kopel yang menggunakan RFD lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan VD dalam meningkatkan kinerja bangunan.

In recent years, the damping device has been experimentally studied to replace the coupling beam with diagonal reinforcement, in order to reduce the problem of reinforcement congested. This study focuses on evaluating the effectiveness of the Viscoelastic Damper (VD) and Rotational Friction Damper (RFD), with a case study of a 15-story reinforced concrete office building with a double system (column-beam and shear wall). The analysis used is a nonlinear time history analysis with 11 pairs of ground motions matched to the Indonesian response spectrum based on ASCE 41-17 and ASCE 7-16. In this analysis, each damper will be varied with different positions and variations in the capacity properties of the damper. The results show that for the RFD model, increasing the number of damper positions and increasing the capacity of the installed damper force and displacement will reduce the performance of the main structural elements, especially on the main beam. Whereas in the VD model, increasing the number of damper positions and the number of layers on the damper will also reduce the performance of the main beam, in contrast to the RFD model, in the VD model there is an increase in the performance of the shear wall and column elements even though it is still within the given limits. Performance degradation did not only occur in local performance (elements), but global performance (story drift) in some floors and story shear especially in RFD models. The global and local decrease can reduce the level of structural damage in the event of a major earthquake. From the results of the analysis of coupling beams using RFD is more effective than using VD in improving building performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandra Patricia Andriani
"Post-tensioned (PT) flat slab merupakan salah stau sistem struktur yang banyak digunakan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, Afrika Selatan, Thailand, dan India. Dibanding negara lain, penggunaan PT flat slab di Indonesia masih tergolong sedikit, umumnya hanya pada basement. Hal ini dapat diakibatkan oleh struktur flat slab yang rentan terhadap pengaruh gaya lateral, khususnya di Indonesia dengan potensi gempa tinggi. Namun, penggunaan flat slab masih memungkinkan untuk digunakan di daerah dengan potensi gempa tinggi dengan menerapkan Separated Gravity Lateral Resisting System (SGLR System) yaitu desain yang memisahkan antara penahan lateral dan penahan beban gravitasi. Dalam penelitian ini, beban lateral akan dipikul oleh SRPMK dan dinding geser sedangkan flat slab hanya menahan gravtasi. Melalui penelitian ini diharapkan informasi terkait PT flat slab di Indonesia dapat bertamba.

Post-tensioned (PT) flat slab is one of the structural systems widely used in several countries such as the United States, Australia, South Africa, Thailand, and India. Compared to other countries, the use of PT flat slab in Indonesia is still relatively small, generally only in basements. This can be caused by the flat slab structure which is vulnerable to the influence of lateral forces, especially in Indonesia with high earthquake potential. However, the use of flat slabs is still possible to be used in areas with high earthquake potential by implementing the Separated Gravity Lateral Resisting System (SGLR System), a design that separates lateral resistance and gravity load resistance. In this study, the lateral load will be resist by the special moment resisting frames and shear walls while the flat slab only resists gravity. Through this study, it is hoped that information related to PT flat slabs in Indonesia can be increased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldi Othanius Hardymulia
"Terdapat kenaikan permintaan terhadap mobil baru di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Hal ini tentunya sejalan dengan kenaikan permintaan terhadap showroom mobil, sehingga konstruksi showroom mobil menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Dalam desain showroom mobil diperlukan suatu sistem struktur yang memiliki bentang lebar pada ruang pertemuan, hall, lobby, dan ruang display. Disinilah post-tensioned (PT) flat slab hadir menyelesaikan permasalahan tadi, karena jenis pelat ini dapat digunakan untuk bentang yang lebih panjang dari struktur beton konvensional sehingga lebih cocok untuk digunakan pada bangunan showroom mobil yang membutuhkan bentang lebar. Pada penelitian ini digunakan studi kasus bangunan showroom mobil dua lantai yang berlokasi di Depok. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode FEM (finite element method) dengan bantuan software ETABS V20 untuk memodelkan struktur bangunannya. Struktur akan dibandingkan respon gempanya menggunakan dua metode analisa gempa dinamik yaitu respon spektrum dan linear time history. Ditemukan bahwa untuk semua respon gempa (story drift, story displacement, story shear, overturning moment), metode respon spektrum memberikan respon yang lebih besar pada kedua arah X dan Y. Untuk perbandingan antara struktur konvensional dan PT flat slab ditemukan bahwa struktur PT flat slab memberikan respon gempa yang lebih besar, dan harga (biaya) material yang lebih murah dibandingkan dengan struktur konvensional.

There has been an increase in demand for new cars in Indonesia in recent years. This trend correlates with the rising demand for car showrooms, making the construction of these showrooms crucial. The design of car showrooms requires a structural system with wide spans for meeting rooms, halls, lobbies, and display areas. This is where post-tensioned (PT) flat slabs come in to solve the aforementioned issues, as these slabs can be used for longer spans compared to conventional concrete structures, making them more suitable for wide-span showroom buildings. In this study, a two-story car showroom located in Depok was chosen as a case study. The analytical method employed in this research is the Finite Element Method (FEM) using ETABS V20 software to model the building structure. The structure's seismic response will be compared using two dynamic earthquake analysis methods: response spectrum and linear time history analysis. It was found that for all seismic responses (story drift, story displacement, story shear, overturning moment), the response spectrum method yields larger responses in both X and Y directions. Comparing conventional structures with PT flat slabs, it was found that PT flat slabs exhibit larger seismic responses but offer cheaper material costs compared to conventional structures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arrianto Suwandi
"ABSTRAK
Gempa bumi merupakan gejala fisik yang disebabkan oleh fenomena alam yang tidak dapat dihindari. Karena itu, usaha untuk meminimisasi bencana kerusakan yang ditimbulkannya terus berkembang mulai dari perencanaan bangunan tahan gempa yang mengandalkan kekakuan dan kekuatan struktur, sampai kemudian kepada sistim kontrol getaran yang diterapkan pada struktur.
Sistim kontrol getaran ini dapat berupa sistem kontrol pasif, sistem kontrol aktif ataupun sistem kontrol hibrid. Konsep dari sistem kontrol pasif adalah dengan merubah karakteristik dari struktur sehingga responnya menjadi lebih baik. Berbeda dengan kontrol pasif, sistem kontrol aktif mereduksi respons struktur dengan menerapkan gaya kontrol luar atau dengan membentuk gaya dalam yang bekerja dalam struktur. Gabungan dari kedua sistem ini merupakan sistem kontrol hibrid.
Salah satu dari sistem kontrol hibrid adalah Active Mass Damper. Sistem kontrol ini memberikan sebuah massa yang cukup besar yang diletakkan pada bagian atas struktur dan pada massa ini diterapkan gaya kontrol yang bekerja. Dalam sistem loop tertutup, gaya kontrol ini dihubungkan dengan respons balik struktur sebagai input untuk algoritma sistem kontrol. Namun untuk menjamin kestabilan dari sistem kontrol terhadap gaya gempa yang kuat, nilai saturasi diperkenalkan dalam metode kontrol velocity feedback. Batas saturasi ini harus dipilih sesuai dengan besar reduksi respons yang diperlukan untuk tercapai sesuai dengan kemampuan dari alat.
Tugas akhir ini menyelidiki performance dari algoritma dengan nonlinear velocity feedback yang diterapkan pada portal geser 8 tingkat dengan Active Mass Damper dibawah percepatan gempa dengan karakteristik gempa El-Centro. Studi ini memfokuskan ke dalam analisa parameter yang menunjukkan kontribusi dari setiap parameter kepada kontrol struktur. Parameter yang akan dievaluasi adalah massa, dan kekakuan dari Active Mass Damper, gaya kontrol saturasi, rasio redaman, dan lokasi sensor kedua (lokasi sensor pertama ada di bagian atas dari Active Mass Damper).
Untuk studi ini, simulasi numerik dilakukan dengan menggunakan fasilitas Simulink dari program MATLAB dengan menggunakan Metode integrasi Runge - Kutta orde 4.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem kontrol active mass damper dengan non-linear velocity feedback memberikan efektifitas pengontrolan yang cukup baik bila struktur terkena beban gempa dengan karakteristik seperti gempa El Centre, hal ini ditandai dengan reduksi displacement max di lantai ke-8 yang dihasilkan sistem kontrol aktif terhadap struktur tanpa kontrol sebesar 46% dan nilai DRF antara 5% - 47%.

"
2000
S34944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fachri Delithama Mahendra
"Komponen mendasar yang berfungsi untuk menciptakan ruang dari sebuah bangunan adalah dinding. Menggunakan cara tradisional untuk membangun dinding telah menjadi praktik yang tersebar luas. Studi ini membandingkan beton ringan dan dinding beton pracetak untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi bahan yang lebih efektif untuk konstruksi dinding di perumahan perumahan Indonesia. Semua informasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Data yang perlu diolah untuk menganalisis topik penelitian ini adalah panjang dinding keliling dan volume dinding bersih. Penulis menganalisis biaya prefabrikasi, ereksi, dan peralatan untuk konstruksi dinding beton pracetak. Penulis juga menganalisis biaya pemasangan, plesteran dan penyelesaian, serta peralatan untuk konstruksi dinding bata beton ringan. Hasil dari kedua metode tersebut kemudian dibandingkan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil pertama yang didapatkan adalah secara total harga bata beton ringan lebih rendah, dengan harga Rp 4.380.830,78 dibandingkan dengan dinding beton pracetak, Rp 4.558.123.752,63. Lantai rendah memiliki biaya penggunaan bata beton ringan lebih murah. Sebaliknya, lantai yang lebih tinggi memiliki biaya penggunaan dinding beton pracetak lebih murah. Temuan dalam makalah penelitian ini dapat meningkatkan sisi teknologi dan ekonomi pembangunan rumah di Indonesia.

A fundamental component that works to create or demarcate spaces from a building is walls. Using traditional means to construct walls has been a widespread practice. With the aid of columns, bricks are arranged in this manner. This study compares lightweight concrete and precast concrete walls to identify and evaluate more effective materials for wall construction in Indonesian residential housing. All the information needed for this study was gathered from numerous sources. The data needs to be processed to analyse this research topic: perimeter wall lengths and clear wall volume. The author analyses the cost of prefabrication, erection, and equipment for the precast concrete wall construction. The author analyses the cost of installation, plastering and finishing, and equipment for the lightweight concrete brick wall construction. The results from the two methods are then compared in a table and graph. There are several results obtained from this research. First, the used price of lightweight concrete bricks is lower, with a total price of IDR 4,380,830.78 compared to precast concrete walls, IDR 4,558,123,752.63 when compared in total. Lower floors have reduced prices for lightweight concrete bricks compared to a per-floor basis. In contrast, higher floors have a lower total price for using precast concrete walls. The finding produced in this research paper may improve the technological and economic sides of housebuilding in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Kurniawati
"DKI Jakarta menerapkan kebijakan pelampauan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sebagai alat perencanaan kota yang memberikan kelebihan KLB kepada pengembang swasta dengan kewajiban menyediakan fasilitas publik . Evaluasi terhadap manfaat ekonomi dan sosial terhadap kedua belah pihak masih minim dilakukan, sehingga menimbulkan berbagai ambiguitas antara beberapa pihak mengenai kebijakan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan investasi dari gedung tinggi di DKI Jakarta yang mengambil pelampauan KLB melalui simulasi studi kasus. Kemudian melakukan evaluasi terhadap manfaat sosial yang menjadi kewajiban dari pembangunan gedung tinggi yang mengambil pelampauan KLB dan memberikan rekomendasi penentuan prioritas bentuk kompensasi KLB yang diberikan pihak swasta kepada pemerintah DKI Jakarta dengan best worst method. Analisis kelayakan ekonomi melalui studi kasus menunjukkan proyek dengan pelampauan KLB layak dengan kondisi moderate dan menjadi tidak layak dengan kondisi pesimistic. Rekomendasi penentuan prioritas bentuk kompensasi pelampauan KLB yang diusulkan adalah infrastruktur sumber daya air, irigasi dan pengendalian banjir, RTH Publik dan infrastruktur pertamanan, rusun, infrastruktur jalan, transportasi dan fasilitas pejalan kaki, serta infrastruktur sistem pengelolaan persampahan.

Jakarta City implements a policy of exceeding the Building Floor Coefficient (KLB) as a city planning tool that allows exceeding of KLB to private developers with the obligation to provide public facilities. The evaluation of the economic and social benefits for both parties is still minimal, giving rise to various ambiguities between several parties regarding this policy. This study aims to determine the level of investment feasibility of high-rise buildings in DKI Jakarta that take the KLB exceed through case study simulations. Then evaluate the social benefits that are the obligation of the construction of high-rise buildings that take the KLB beyond and provide recommendations for prioritizing the form of KLB compensation given by the private sector to the DKI Jakarta government with the best worst method. Analysis of economic feasibility through case studies shows projects with exceeding KLB is feasible with moderate conditions and becoming unworthy with pessimistic conditions. Recommendations for determining the priority of the form of compensation for the proposed KLB acceptance are infrastructure of water resources, irrigation and flood control, green open spaces and garden infrastructure, affordable housing, road infrastructure, transportation and pedestrian facilities, and waste management system infrastructure. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manahampi, Stevanus J.
"Tesis ini menyelidiki dampak instrumen perencanaan tata ruang, khususnya Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), terhadap harga properti di Jakarta. Dengan menggunakan model regresi logaritmik, studi ini mengevaluasi bagaimana kebijakan regulasi tersebut mempengaruhi nilai properti di berbagai wilayah dan jenis properti, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kedekatan dengan fasilitas umum dan infrastruktur. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya heterogenitas yang signifikan dalam efek KLB dan KDB terhadap harga properti, yang menekankan pentingnya konteks lokal dan aksesibilitas. Studi ini menekankan perlunya kebijakan perencanaan kota yang berbasis data dan spesifik konteks untuk meningkatkan keterjangkauan perumahan dan pengembangan urban di Jakarta.

This thesis investigates the impact of spatial planning instruments, specifically Floor Area Ratio (FAR) and Building Coverage Ratio (BCR), on property prices in Jakarta. Using a logarithmic regression model, the study evaluates how these regulatory measures influence property values across different regions and property types, considering factors such as proximity to public amenities and infrastructure. The findings reveal significant heterogeneity in the effects of FAR and BCR on property prices, highlighting the importance of local context and accessibility. The study emphasizes the need for data-driven and context-specific urban planning policies to enhance housing affordability and urban development in Jakarta."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Michael Loreantz Steven
"Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi desain seismik berbasis performa pada sebuah struktur laboratorium dengan alternatif sistem lantai konvensional dan alternatif sistem lantai posttensioned flat slab (PTFS). Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi hasil desain linier kedua alternatif struktur dengan pendekatan metode pushover analysis dan non-linear time history analysis. Model non-linier dibangun dengan mendefinisikan sendi plastis yang sesuai dengan klausul yang berlaku. Khusus pada model PTFS, dilakukan simplifikasi model analisis menggunakan equivalent beam width. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil desain kedua alternatif struktur sudah memenuhi level performa life safety (LS). Lebih lanjut diketahui performa elemen equivalent beam width pada sistem PTFS masih berada pada level immediate occupancy (IO), menunjukkan sistem struktur posttensioned flat slab masih dapat diterima di wilayah dengan aktivitas seismik yang tinggi bila didesain dan dievaluasi dengan baik.

In this research, a performance-based seismic design evaluation is used to a laboratory building structure with conventional floor system alternative and posttensioned flat slab (PTFS) floor system alternative. The research is  conducted by evaluating the resulting linear design of the two alternatives using pushover analysis and non-linear time history analysis. Non-linear models are constructed by defining plastic hinges adhering to building codes.  Specific to the PTFS model, simplified analysis model using equivalent beam width is used. The result of this study shows that both structural system alternatives have fulfilled the life safety (LS) performance level. It is further known that the equivalent width model in the PTFS system still complies the immediate occupancy (IO) level, showing that posttensioned flat slab structural system may be acceptable in a high seismic activity with proper design and evaluation procedures. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Dzulfikar
"Struktur flat plate pada wilayah gempa tinggi di Indonesia masih jarang digunakan karena lemah terhadap geser pada sambungan kolom-slab. Dengan demikian dalam melakukan perencanaan struktur flat plate pada wilayah gempa tinggi harus dikombinasikan dengan sistem struktur penahan beban lateral yaitu kombinansi dinding geser struktural khusus dan perimeter frame SRPMK. Struktur flat plate hanya didesain sebagai struktur penahan beban gravitasi. Hubugan kolom-slab harus memiliki kapasitas untuk mampu mengikuti deformasi yang telah diperbesar oleh faktor defleksi Cd akibat beban gempa. Proporsi dimensi kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang diterima oleh kolom tersebut. Semakin kecil dimensi kolom maka semakin kecil gaya lateral yang diterima oleh kolom tersebut. Pada wilayah gempa menengah struktur flat plate dapat digunakan sebagai bagian dari sistem penahan beban lateral. Dalam perencanaan ini struktur flat plate dimodelkan sebagai equivalent slab-beam yang merupakan bagian sistem rangka pemikul momen menengah. Sistem penahan beban lateral pada perencanaan pada wilayah gempa menengah merupakan kombinasi dari dinding geser struktural khusus, perimeter frame SRPMM dan slab-column frame SRMM . Dari hasil analisa didapatkan bahwa jika perencanaan mengikuti kaidah perencanaan tersebut maka flat plate dapat digunakan pada wilayah gempa tinggi dan menengah dan struktur masih bersifat daktail.

Flat plate structure for high seismic risk region in Indonesia is not commonly used because it has high risk on shear failure on the slab column connection. Therefore the building design in high seismic risk region should be combined with lateral resisting system, a dual system combining shearwall and perimeter frame SMRF . Flat plate structure is only designed as gravity resisting system. Slab column connection should have capacity to follow the bigger deformation by deflection factor Cd caused by lateral force. The proportion of the interior column dimension would determine the amount of lateral force received. The smaller the column dimension, the smaller the lateral force accepted by the column itself. In an region with medium seismic risk, flat plate structure can be used as component to resist lateral force. In this kind of design, flat plate is modeled as equivalent slab beam which also a part of slab column moment frames. Lateral resisting system component in the medium seismic risk region is a combination of shear wall and slab column moment frames IMRF . From this design, the writer found that if the design follow the guidelines plan, the flat plate can be used both in high seismic risk region and medium seismic risk region and structure is still ductile.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>