Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164293 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Arif Hidayat
"ABSTRAK
Kombinasi beban gravitasi dan gempa pada desain struktur penahan gempa memberikan desain girder dengan kebutuhan tulangan tumpuan yang banyak dan tulangan lapangan sebaliknya. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan, diantaranya adalah kesulitan pelaksanaan akibat padatnya tulangan pada tumpuan girder dan keretakan pada lapangan girder akibat sedikitnya tulangan terpasang. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah melakukan redistribusi momen. ACI318 mengijinkan penerapan redistribusi momen dengan mengurangi momen negatif maksimum dan mendistribusikannya ke daerah momen positif maksimum, dengan derajat redistribusi maksimum adalah 20%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek penerapan redistribusi momen terhadap kinerja global dan lokal struktur. Pada penelitian ini empat struktur bangunan tahan gempa didesain sesuai ASCE 7-16, yaitu: (1) model M8, struktur gedung 8 lantai dengan denah lantai simetris, (2) M8A, struktur gedung 8 lantai dengan denah lantai asimetris, (3) M12, struktur gedung 12 lantai dengan denah lantai simetris, dan (4) M8L, model 8 lantai dengan geometri denah berbentuk L. Dari setiap model dikembangkan 4 model berbeda, dengan variasi tingkat redistribusi momen dan lokasi penerapannya. Analisis nonlinear riwayat waktu sesuai dengan ASCE 41-17 dilakukan terhadap hasil desain elastis. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan kekuatan, kekakuan, dan kinerja struktur secara global serta lokal komponen struktur, namun kinerja global dan kinerja lokal struktur masih berada pada tingkat kinerja desain awal.

ABSTRACT
Combination of gravity and seismic loads on a reinforced concrete seismic resisting structure leads to the needs of large number of rebar at the support and small number of rebar at mid-section of a girder. This leads to potential problems such as congestion at the support and cracking at girder's mid-section. ACI318 allows the application of moment redistribution by reducing the maximum negative moment and distribute it to maximum positive moment with maximum allowed redistribution is 20%. This study is done to investigate the effect of moment redistribution to global and local components' performance. Four models designed in accordance to ASCE 7-16 are developed, that is: (1) 8-story reinforced concrete (RC) building with symmetrical floor plan, (2) 8-story RC building with unsymmetrical floor plan, (3) 12-story RC building with symmetrical floor plan, and (4) 8-story RC building with L-shaped floor plan. From each models four variations will be developed based on moment redistribution degree and its location. Nonlinear time history analysis in accordance to ASCE 41-17 is done to all models. The result obtained from this study shows that there is reduction in the strength, stiffness, and peformance level of the global and local component performances, yet the global and local components' performance is still inside the range of acceptable response."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonifacius Jovianto
"ABSTRAK
Performa bangunan beton bertulang dengan sistem dinding geser khusus dengan rangka penahan momen khusus (sistem ganda) yang didesain sesuai ASCE 7-16, dievaluasi dengan Performance-Based Seismic Design (PBSD) sesuai ASCE 41-17, berdasarkan variasi konfigurasi bentang struktur, jumlah lantai, konfigurasi dinding geser, dan geometri bangunan. Dalam tata cara perencanaan, perilaku inelastis struktur disederhanakan dalam bentuk modifikasi respons gempa R, yang bergantung hanya pada sistem struktur. Kontribusi konfigurasi struktur terhadap perilaku inelastis aktual tidak diketahui. Non-Linear Time History Analysis menggunakan 11 pasang ground motion yang terskalakan terhadap respons spektra ASCE 7-16, digunakan untuk menilai potensi performa tata cara perencanaan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peningkatan jumlah bentang struktur dan penggunaan faktor redundansi, dapat meningkatkan performa dan redundansi struktur. Peningkatan jumlah lantai, konfigurasi dinding geser asimetris, torsi tak terduga dan pengarahan ground motion pada sumbu utama struktur dapat menurunkan performa dan redundansi struktur. Prediksi kebutuhan dapat dengan mudah melampaui kapasitas rotasi inelastis balok dan kolom pada bangunan dengan SRPMK, sedangkan prediksi kebutuhan dapat dengan mudah melebihi kapasitas kuat geser dinding geser pada bangunan dengan sistem ganda. Secara keseluruhan, bangunan yang sudah didesain menurut ASCE 7 tidak terjamin dapat mencapai tujuan target kinerja menurut ASCE 41.

ABSTRACT
Performance of special reinforced concrete shear walls with special moment frame (dual systems) buildings designed in accordance with ASCE 7-16, are evaluated with Performance-Based Seismic Design (PBSD) in accordance with ASCE 41-17, based on variations in structure bays configuration, number of levels, shear walls configuration, and building geometry. In prescriptive code, structure inelastic behaviour is simplified in forms of seismic response modification R, which depends solely on structural system. Contribution of structure configuration, to actual structure inelastic behavior remains unknown. Non-Linear Time History Analysis using 11 pairs of ground motions matched to ASCE 7-16 response spectrum is used to assess the potential performance of prescriptive code. Evaluation results show that increasing amount of structure bays and usage of redundancy factor, may increase structure performance and redundancy. Increasing number of levels, asymmetric shear walls configuration, accidental torsion and ground motions directionality may reduce structure performance and redundancy. Predicted demands may easily exceed beams' and columns' inelastic rotation capacity in buildings with SMF, while predicted demands may easily exceed shear walls' shear strength capacities in buildings with dual systems. Thus in overall, the buildings designed as per ASCE 7 are not guaranteed may achieve expected target performance objective by ASCE 41."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Permana Putra
"Dalam beberapa tahun terakhir, perangkat peredam telah dipelajari secara eksperimental untuk menggantikan balok kopel dengan tulangan diagonal, untuk mengurangi masalah kepadatan tulangan. Studi ini berfokus pada evaluasi efektivitas alat peredam Viscoelastic Damper (VD) dan Rotational Friction Damper (RFD), dengan studi kasus gedung kantor beton bertulang 15 lantai dengan sistem ganda (kolom-balok dan dinding geser). Analisis yang digunakan adalah analisis riwayat waktu nonlinier dengan 11 pasang gerakan tanah yang dicocokkan dengan spektrum respon Indonesia berdasarkan ASCE 41-17 dan ASCE 7-16. Pada analisa ini masing-masing peredam akan divariasikan dengan posisi yang berbeda dan variasi kapasitas properties dari damper. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk model RFD peningkatan jumlah posisi damper, peningkatan kapasitas gaya damper, dan kapasitas displacement yang terpasang akan menurunkan performa elemen struktur utama, khususnya pada balok induk. Sedangkan pada model VD peningkatan jumlah posisi damper dan jumlah layer pada damper juga akan mengurangi performa dari balok induk, berbeda dengan model RFD, pada model VD terdapat peningkatan performa pada elemen dinding geser dan kolom walaupun masih didalam batasan yang diberikan. Penurunan performa tidak hanya terjadi pada performa lokal (elemen) saja, tetapi performa global (simpangan antar lantai) di beberapa lantai dan gaya geser tingkat khususnya pada model RFD. Penurunan global maupun lokal tersebut dapat mengurangi tingkat kerusakan struktur apabila gempa besar datang. Dari hasil analisis balok kopel yang menggunakan RFD lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan VD dalam meningkatkan kinerja bangunan.

In recent years, the damping device has been experimentally studied to replace the coupling beam with diagonal reinforcement, in order to reduce the problem of reinforcement congested. This study focuses on evaluating the effectiveness of the Viscoelastic Damper (VD) and Rotational Friction Damper (RFD), with a case study of a 15-story reinforced concrete office building with a double system (column-beam and shear wall). The analysis used is a nonlinear time history analysis with 11 pairs of ground motions matched to the Indonesian response spectrum based on ASCE 41-17 and ASCE 7-16. In this analysis, each damper will be varied with different positions and variations in the capacity properties of the damper. The results show that for the RFD model, increasing the number of damper positions and increasing the capacity of the installed damper force and displacement will reduce the performance of the main structural elements, especially on the main beam. Whereas in the VD model, increasing the number of damper positions and the number of layers on the damper will also reduce the performance of the main beam, in contrast to the RFD model, in the VD model there is an increase in the performance of the shear wall and column elements even though it is still within the given limits. Performance degradation did not only occur in local performance (elements), but global performance (story drift) in some floors and story shear especially in RFD models. The global and local decrease can reduce the level of structural damage in the event of a major earthquake. From the results of the analysis of coupling beams using RFD is more effective than using VD in improving building performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Hendro
"Denah L merupakan salah satu denah asimetris tipikal yang sering digunakan berdasarkan pertimbangan sisi arsitektural dan keterbatasan lahan. Namun, terdapat beberapa masalah yang muncul akibat dari penggunaan bentuk denah tersebut terkait dengan kerusakan struktural akibat gempa bumi. Di era teknologi sekarang ini, rekayasa seismik telah menemukan suatu inovasi teknologi dalam menyelesaikan permasalahan struktur konvensional, yang dikenal dengan istilah isolasi dasar. Sistem isolasi dasar telah menjadi ciri utama desain struktural dalam dekade terakhir ini. Dalam penelitian ini, objek yang digunakan berupa isolator jenis lead rubber bearing LRB.
Hasil penelitian ini akan membahas perbandingan respon global, rasio tulangan, dan tebal ekivalen beton pada kedua model, baik pada model konvensional maupun model berisolasi dasar. Untuk mencapai objektif penelitian, akan digunakan variasi panjang sayap denah L dan ketinggian bangunan. Sebanyak 18 jenis model diperuntukkan sebagai gedung perkantoran mulai dari 5 hingga 7 tingkat; setengah dari jumlah tersebut akan didesain secara sistem ganda berbasis DBE Design Basis Earthquake dan lainnya akan didesain secara distribusi linier gaya vertikal berbasis target spektrum MCE Maximum Considered Earthquake kota Jakarta kasus tanah lunak. Pada akhirnya, respon utama dinamik pada model berisolasi dasar akan diperoleh hasil yang lebih baik dibanding model konvensional. Lebih jauhnya, dengan penggunaan isolasi dasar dapat menunjukkan penghematan terhadap material tulangan dan beton masing ndash; masing berkisar 4-16 dan 3-5.

An 'L' shaped building is one of the typical asymetrical plan being used due to the architectural consideration and limited available area boundaries. However, there are several problems created by these shaped related to structural damage of earthquake. In today rsquo s technological era, seismic engineering has an innovation for thinking advanced technology beyond conventional solutions, called base isolation. Base isolation has become a major feature of structural design in the past decade. In this study, the selected research object is Lead Rubber Bearing LRB .
This paper will focus on comparison the global response, rebar ratio, and equivalent thickness concrete of both conditions, either fixed base or base isolated structures. To compelete this research topic, the variation of length of the wings and building height will be introduced. As many as eighteen models are functioned as office buildings starting form 5 to 7 story tall while half of them are fixed base models designed with dual system in DBE Design Basis Earthquake and others are designed using linear distribution lateral forces in MCE Maximum Considered Earthquake target spectra of Jakarta with soft soil condition. In the end, the dynamic main responses of isolated structure may provide better result compared to fixed base structure. Furthermore, the usage of base isolation could lead to the saving effort of rebar and concrete, 4 16 and 3 5 , respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Bram Timoteus Setiadi
"Untuk meningkatkan kapasitas produksi,sebuah struktur pabrik direnovasi berupaperkuatan komponen struktur yang sudah ada serta penambahan komponen struktur dan pondasi baru.Pada awalnya, struktur ini mengalami getaran akibat beban dinamik mesin flash gas bag filter, namun setelah direnovasigetaran tersebut menghilang. Melalui penelitian ini dikaji penyebab menghilangnya getaran tersebut dengan cara memodelkan struktur pabrik sebelum dan sesudahrenovasi serta memodelkanbeban mesin sebagai1 beban dinamik impuls. Pada permodelan beban gravitasi, urutan pembebanan pada struktur yang sudah ada maupun struktur yang sudah direnovasi ikut diperhitungkan. Dari hasil permodelan tersebut akan didapatkan rasio tegangan akibat beban mati pada struktur sebelum renovasi, dan rasio tegangan akibat kombinasi pembebanan pada struktur setelah direnovasi.Dan didapatkan juga nilai respon dinamik struktur yang berupa acceleration, displacement, dan velocity yang berkurang secara signifikan setelah direnovasi. Struktur pabrik sebelum direnovasi menunjukkan respon dinamik yang masuk dalam kategori uncomfortableberdasarkan standar internasional untuk skala getaran ketidaknyamanan. Namun, ketika struktur pabrik tersebut sudah direnovasi, respon dinamik yang didapatkan akan berada pada kategori not uncomfortable.

To increase production capacity, a renovated plant structure components such as retrofitting existing structures and structural components as well as the addition of a new foundation. At first, these structures undergo the vibration due to dynamic loads from flash gas bag filter engine, but after the renovation the vibration disappears. Through this study examined the causes of the disappearance of the vibration by way of modeling plant structure before and after the renovation as well as modeling the engine load as 1 dynamic impulse load. In the gravity load modeling, the sequence of loading on existing structures or structures that have been renovated are considered. From the modeling results will be obtained due to the dead load stress ratio on the structure before the renovation, and the ratio of stress due to the combination of loading on the structure after being renovated. And also the value obtained in the form of structural dynamic response acceleration, displacement, and velocity were reduced significantly after the renovation. Plant structure before it was renovated structure shows that the dynamic response in the category uncomfortable based on international standards for vibration-scale inconvenience. However, when the structure of the plant has been renovated, the dynamic response will be obtained in the category of not uncomfortable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wednesson Lawijaya
"Cerobong adalah struktur yang tinggi yang terdiri dari Inner Flue dan Windshield. Mekanisme penahan gempa struktur ini dapat diraih dengan memasang bantalan karet elastomer. Riset ini memperlihatkan bahwa semakin besar kapasitas leleh karet elastomer, semakin serupa responya dengan struktur berperletakkan sendi. Kapasitas leleh dan kekakuan geser yang rendah menghasilkan gaya geser dasar yang sangat rendah. Bantalan karet elastomer dapat mereduksi simpangan struktur sebesar 67.4%, Gaya geser dasar sebesar 72.16%, Tegangan elemen tulangan S22 dan S11 sebesar 75.6% dan 73.7%, tegangan elemen beton S22 dan S11 sebesar 55.7% dan 74.6%, Dengan ini tulangan baja pada struktur terhindar dari kelelehan dan mereduksi tegangan akibat gempa yang terkonsentrasi pada daerah bawah dan 1/3 dari ketinggian struktur.

Chimney is a tall tubular structure consisting inner flue and windshield. Its earthquake resistance mechanism can be achieved by installing rubber isolator, such as, the elastomeric rubber bearing. This research shows the higher the yield capacity of the rubber isolator the more resemblance its response with pin supported structure. Lower yield capacity and shear stiffness produces the lowest base shear. Elastomeric rubber bearing can reduce structure drift up to 67.4%, base shear up to 72.16%, bar element S22 and S11 stresses up to 75.6% and 73.7%, concrete element S22 and S11 stresses up to 55.7% and 74.6% respectively. Thus, preventing reinforcing bar from yielding and reduces the overall earthquake induced stresses that is concentrated around the bottom and 1/3 of its elevation. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wednesson Lawijaya
"Cerobong adalah struktur yang tinggi yang terdiri dari Inner Flue dan Windshield. Mekanisme penahan gempa struktur ini dapat diraih dengan memasang bantalan karet elastomer. Riset ini memperlihatkan bahwa semakin besar kapasitas leleh karet elastomer, semakin serupa responya dengan struktur berperletakkan sendi. Kapasitas leleh dan kekakuan geser yang rendah menghasilkan gaya geser dasar yang sangat rendah. Bantalan karet elastomer dapat mereduksi simpangan struktur sebesar 67.4%, Gaya geser dasar sebesar 72.16%, Tegangan elemen tulangan S22 dan S11 sebesar 75.6% dan 73.7%, tegangan elemen beton S22 dan S11 sebesar 55.7% dan 74.6%, Dengan ini tulangan baja pada struktur terhindar dari kelelehan dan mereduksi tegangan akibat gempa yang terkonsentrasi pada  daerah bawah dan 1/3 dari ketinggian struktur.

Chimney is a tall tubular structure consisting inner flue and windshield. Its earthquake resistance mechanism can be achieved by installing rubber isolator, such as, the elastomeric rubber bearing. This research shows the higher the yield capacity of the rubber isolator the more resemblance its response with pin supported structure. Lower yield capacity and shear stiffness produces the lowest base shear. Elastomeric rubber bearing can reduce structure drift up to 67.4%, base shear up to 72.16%, bar element S22 and S11 stresses up to 75.6% and 73.7%, concrete element S22 and S11 stresses up to 55.7% and 74.6% respectively. Thus, preventing reinforcing bar from yielding and reduces the overall earthquake induced stresses that is concentrated around the bottom and 1/3 of its elevation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anny Mukminati
"Penelitian ini meneliti pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai moderasi. Sampel penelitian terdiri dari 63 perusahaan publik yang terdaftar papan utama Bursa Efek Indonesia antara 2011 dan 2022. Teknik data panel digunakan untuk menganalisis bagaimana struktur modal berpengaruh terhadap ROA, ROE dan Tobin’s Q serta bagaimana struktur modal dan kepemilikan manajerial bersama-sama berpengaruh terhadap ROA, ROE dan Tobin’s Q.

Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa kinerja keuangan perusahaan, yang diukur oleh ROA dan ROE berpengaruh secara negatif dan signifikan namun tidak signifikan untuk Tobin’s Q. Selain itu, kepemilikan manajerial tidak memoderasi hubungan antara struktur modal dan ROA namun memoderasi hubungan antara struktur modal dan kinerja perusahaan dengan ROE dan Tobin’s dan kepemilikan manajerial memoderasi secara positif dan negatif. Ini menyiratkan bahwa tingkat utang yang optimal, sebagai bagian dari struktur modal, bergantung pada variabel tata kelola perusahaan lainnya secara positif dan negatif. Studi ini berkontribusi pada literatur yang ada dengan memberikan wawasan lebih lanjut tentang hubungan antara struktur modal dan kinerja perusahaan, khususnya dalam konteks Indonesia. Ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan kepemilikan manajerial dan faktor tata kelola perusahaan lainnya dalam memahami kompleksitas nexus struktur-kinerja modal.


This study examines the effect of capital structure on corporate financial performance with managerial ownership as moderation. The research sample consists of 63 public companies listed in the main board of the Indonesia Stock Exchange between 2011 and 2022. Panel data technique is used to analyze how capital structure affects ROA, ROE and Tobin’s Q as well as how capital structure and managerial ownership together affect ROA, ROE and Tobin’s Q.

The findings of this study reveal that corporate financial performance, as measured by ROA and ROE, has a negatif and significant effect but not significant for Tobin’s Q. In addition, managerial ownership does not moderate the relationship between capital structure and ROA but moderates the relationship between capital structure and firm performance with ROE and Tobin’s Q and managerial ownership moderates positively and negatifly. This implies that the optimal level of debt, as part of the capital structure, depends on other corporate governance variables both in positive and negatif way. This study contributes to the existing literature by providing further insight into the relationship between capital structure and firm performance, particularly in the Indonesian context. It highlights the importance of considering managerial ownership and other corporate governance factors in understanding the complexity of the capital structure-performance nexus."

Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moningka, Yushak
"Penelitian ini membahas mengenai perbandingan respon antara struktur fixed base dan struktur yang menggunakan base isolation High Damping Rubber Bearing yang dianalisa menggunakan analisa riwayat waktu nonlinear. Struktur fixed base didesain dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK dengan R=8, sedangkan struktur dengan base isolation didesain menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa SRPMB dengan R=2.
Dari hasil penelitian menunjukkan penggunaan base isolation dapat meningkatkan periode getar. Dengan menggunakan base isolation, dapat mereduksi gaya geser, displacement, kecepatan, dan percepatan pada struktur atas jika dibandingkan dengan struktur fixed base. Struktur yang menggunakan base isolation memiliki respon yang lebih baik dan sendi ndash; sendi plastis yang terbentuk lebih sedikit dari struktur fixed base. Dari kurva histeretik isolator yang dihasilkan menunjukkan bahwa pada isolator yang digunakan tidak mengalami degradasi kekakuan dan degradasi kekuatan.

This study discusses the response comparison between fixed base structure and base isolation structure High Damping Rubber Bearing using nonlinear time history analysis. Fixed base structure is designed with Special Moment Resisting Frame SMRF with R 8, while structure with base isolation is designed with Ordinary Moment Resisting Frame OMRF with R 2.
The results shows that the use of base isolation can increase the natural period of structure. By using base isolation, it can reduce the shear forces, displacement, velocity, and acceleration on the upper structure if compared with fixed base structure. Structure with base isolation has better response and the plastic hinges that formed are lesser than conventional structure. From the hysteretic curve of isolator shows that there is no stiffness degradation and strength degradation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T49658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Noah Imanuel Joachim
"Indonesia, yang berada dalam Kawasan rawan gempa bumi, memiliki tantangan dalam mendesain dan membangun bangunan dengan ketahanan yang kuat terhadap pengaruh seismik. Meski standar dan regulasi telah ditetapkan, pada kenyataannya berdasarkan penelitian masih terdapat kegagalan struktur di lapangan yang salah satunya adalah penurunan kualitas beton. SNI 2847:2019 mengatur persyaratan penerimaan penurunan kualitas beton yaitu mutu kuat tekan beton pada sebuah bangunan. Penelitian ini menganalisis evaluasi kinerja struktur bangunan gedung 8 lantai berbentang tunggal dengan prosedur dinamik linier Tier 3 berdasarkan ASCE 41-17 yang baru dibangun dan diasumsikan mengalami penurunan mutu beton pada balok dan pelat. Hasil analisis diperoleh bahwa terjadi peningkatan kebutuhan tulangan dengan adanya penurunan kualitas beton, dan diperoleh seluruh komponen primer balok, kolom, dan joint memenuhi syarat penerimaan kinerja seismik struktur berdasarkan ASCE 41-17 kecuali untuk komponen kolom dengan aksi terkontrol gaya akibat aksial lentur PMM.

Indonesia, located in a seismically active region, faces challenges in designing and constructing buildings with strong resistance to seismic impacts. Despite established standards and regulations, research indicates that structural failures still occur, one of which is the degradation of concrete quality. SNI 2847:2019 sets the requirements for concrete quality degradation acceptance, specifically the compressive strength of concrete in a building. This study analyzes the performance evaluation of an 8-story single-span building structure using the Tier 3 linear dynamic procedure based on ASCE 41-17. The building is newly constructed and is assumed to experience concrete quality degradation in beams and slabs. The analysis results show an increase in reinforcement requirements due to the concrete quality degradation, and all primary components of beams, columns, and joints meet the seismic performance acceptance criteria based on ASCE 41-17, except for the force-controlled action caused by PMM ratio in columns."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>