Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusyda Maheswara
"ABSTRAK
Pemanfaatan kembali sampah organik untuk dijadikan kompos menggunakan mikroorganisme berpotensi menjadi solusi untuk mengurangi jumlah timbulan sampah domestik yang terus meningkat seiring dengan penambahan penduduk. Namun analisis risiko terhadap pemanfaatan tersebut menjadi krusial akibat adanya kandungan sampah B3 yang tercampur di dalam sampah domestik yang akan dijadikan sebagai bahan dasar kompos. Kompos yang terkontaminasi tersebut apabila digunakan dapat memicu risiko baik kanker dan non kanker apabila tanaman tersebut dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan mengkuantifikasi risiko kanker dan non kanker dari logam berat yang terkandung pada timbulan sampah di wilayah Cikini Kramat, Kecamatan Menteng dan wilayah Gedong Pompa, Kecamatan Penjaringan. Penelitian ini bersifat kualitatif dalam penentuan karakterisasi risiko dengan menggunakan analisis kuantitatif dengan metode analisis Monte Carlo. Untuk memperoleh data kuantitatif dilakukan pengukuran terhadap konsentrasi logam berat dari timbulan sampah organik pada kedua wilayah dan data sekunder IFLS 2014. Terdeteksi logam berat As dengan konsentrasi 1,37 mg/kg dan logam berat Pb dengan konsentrasi 4,49 mg/kg pada timbulan sampah organik wilayah Gedong Pompa, dan logam berat Hg dengan konsentrasi 0,46 mg/kg pada timbulan sampah organik wilayah Cikini Kramat. Dari 10.000 simulasi yang dilakukan hasil analisis risiko kanker menunjukan persentase terbesar risiko kanker tinggi oleh logam As sebesar 66,68% dan risiko kanker menengah oleh logam berat Pb sebesar 59,63%, sedangkan untuk risiko non kanker rendah oleh logam berat As sebesar 68,78%, risiko non kanker rendah oleh logam berat Pb sebesar 94,6% dan risiko non kanker tinggi oleh logam berat Hg sebesar 74,39%.

ABSTRACT
The reuse of organic waste to be composted using microorganisms has the potential to be a solution to reduce the amount of domestic waste generation that continues to increase with population growth. However, the risk analysis of the utilization becomes crucial due to the presence of hazardous waste content mixed in domestic waste which will be used as compost base material. Contaminated compost when used can trigger a risk of both cancer and non-cancer if the plant is consumed. This study aims to quantify the risk of cancer and non-cancer from heavy metals contained in waste generation in the Cikini Kramat area, Menteng District and Gedong Pompa, Penjaringan District. This research is qualitative in determining risk characterization using quantitative analysis with the Monte Carlo analysis method. To obtain quantitative data, measurements were made of heavy metal concentrations from organic waste generation in both regions and secondary data from 2014 IFSL. Detected heavy metal As with a concentration of 1.37 mg / kg and Pb heavy metal with a concentration of 4.49 mg / kg in organic waste generation. Gedong Pompa area, and heavy metal Hg with a concentration of 0.46 mg / kg in organic waste generation in the Cikini Kramat area. From 10,000 simulations carried out the results of cancer risk analysis showed the largest percentage of high cancer risk by As metals was 66.68% and medium cancer risk by heavy metals Pb was 59.63%, whereas for low non-cancer risk by heavy metals As was 68, 78%, the risk of non-cancer is low by Pb heavy metals by 94.6% and the risk of non-cancer is high by heavy metal Hg of 74.39%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Ramadhan
"Sampah organik merupakan salah satu masalah utama dalam pengelolaan persampahan dengan komposisi dan timbulan sampah terbesar pada aliran sampah kota. Pengomposan dapat menjadi metode yang tepat untuk mengurangi timbulan sampah, khususnya sampah organik, dan memberikan manfaat berupa produk kompos.  Akan tetapi, sampah kota terdiri dari berbagai macam komposisi termasuk sampah B3, yang dapat mengandung logam berat, sehingga analisis risiko kesehatan terhadap pemanfaatan kompos dari sampah kota menjadi hal yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kanker dan non-kanker terhadap pemanfaatan kompos sampah organik yang berasal dari sampah kota di Kampung Inovasi Cimone, Kecamatan Karawaci dan Kampung Markisa, Kecamatan Karawaci. Pada penelitian ini digunakan metode risk assessment berupa analisis Monte Carlo pada sampel sampah organik yang terkontamintasi logam berat As, Cd, Hg, dan Pb. Kampung Inovasi Cimone dan Kampung Markisa masing-masing memiliki timbulan sampah sebesar 0,57 kg/orang/hari dan 0,62 kg/orang/hari. Pada Kampung Inovasi Cimone terdeteksi logam berat Pb 1,79 mg/kg sampah organik dan pada Kampung Markisa terdeteksi logam berat Pb 2,61 mg/kg sampah organik dan logam berat Hg 5,85 mg/kg sampah organik. Paparan logam berat Pb pada Kampung Inovasi Cimone menghasilkan risiko kanker menengah sebesar 89,84%; risiko kanker rendah sebesar 10,16%; dan risiko non-kanker rendah sebesar 99,82%. Paparan logam berat Pb pada Kampung Markisa menghasilkan risiko kanker menengah sebesar 93,57%; risiko kanker rendah sebesar 6,43%; dan risiko non-kanker rendah sebesar 99,53% & paparan logam berat Hg menghasilkan risiko non-kanker tinggi sebesar 99,38%. Dari kedua kampung, hanya pada Kampung Inovasi Cimone pengomposan dapat diterapkan dengan menggunakan 16,88% komposisi sampah organik dan menghasilkan potensi reduksi timbulan sampah hingga 1,54%.

Organic waste is one of the main problems in waste management with the largest composition and generation of waste in the municipal waste stream. Composting can be a proper method to reduce waste generation, especially organic waste, and provide benefits in the form of compost products. However, municipal waste consists of various compositions including hazardous waste, which can contain heavy metals, so an analysis of health risks in the use of compost from municipal waste is important. This study aims to analyze the risk of cancer and non-cancer on the use of organic waste compost sourcing from municipal waste in Inovasi Cimone Village, Karawaci District and Markisa Village, Karawaci District. This research uses a risk assessment method in the form of Monte Carlo analysis on organic waste samples that are contaminated with heavy metals As, Cd, Hg, and Pb. Inovasi Cimone Village and Markisa Village each have 0,57 kg/person/day and 0,62 kg/person/day of waste generation. In Inovasi Cimone Village, Pb 1.79 mg / kg organic waste was detected and in Markisa village Pb 2.61 mg / kg organic waste was detected and Hg 5.85 mg / kg organic waste was detected. Heavy metal exposure of Pb in the Inovasi Cimone Village resulted in a medium cancer risk of 89.84%; low cancer risk of 10.16%; and a low risk of non-cancer risk of 99.82%. Heavy metal exposure of Pb in Markisa Village resulted in a medium cancer risk of 93.57%; low cancer risk of 6.43%; and a low risk of non-cancer of 99.53% & heavy metal exposure of Hg resulted in a high risk of non-cancer of 99.38%. From both villages, only in Inovasi Cimone Village composting can be applied using 16.88% organic waste composition and resulting in a potential reduction in waste generation up to 1.54%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Prabha Pradnya Kani
"DKI Jakarta merupakan provinsi terpadat di Indonesia dengan produksi sampah hingga 3,11 juta ton pada tahun 2022. Komposisi sampah terbesar adalah sampah organik, sehingga penanganannya penting untuk dilakukan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah pengomposan vermi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil kompos dari pengomposan vermi dan potensi penurunan massa sampah organik akibat pengomposan vermi. Penelitian ini dilakukan di TPS 3R Sadar Raya dengan metode kuantitatif melalui pendekatan eksperimental yang melibatkan persiapan reaktor, bedding, feedstock, serta pelaksanaan pengomposan vermi. Hasil dari kompos vermi akan dibandingkan dengan hasil kompos caspary di TPS 3R Sadar Raya berdasarkan standar SNI 19-7030-2004 dan Permentan No. 11 Tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kontrol harian, pengomposan vermi berjalan baik dengan pH, kadar air, dan suhu pada rentang optimal. Kompos vermi juga menunjukkan warna dan bau seperti tanah. Namun, berdasarkan hasil uji laboratorium, hasil kompos vermi belum memenuhi parameter kadar air, C-organik, rasio C/N, pH, P2O5, dan K2O berdasarkan kedua standar. Maka, kompos vermi dinyatakan belum matang dan belum stabil apabila dibandingkan dengan hasil kompos caspary, sehingga perlu dilakukan penambahan waktu dari proses pengomposan dan proses curing ataupun penambahan variasi feedstock dengan kotoran hewan ternak.

DKI Jakarta is Indonesia's most populous province, generating up to 3,11 million tons of trash by 2022. Organic waste makes up the majority of waste, so it must be managed properly. One option is to compost using the vermi technique. As a result, the purpose of this study was to assess the compost production from vermi composting as well as the potential decrease in organic waste mass caused by vermi composting. This study was carried out at TPS 3R Sadar Raya utilizing a quantitative method combined with an experimental strategy that included the preparation of reactors, bedding, feedstock, and vermi composting. The results of vermi compost will be compared to the results of caspary compost at TPS 3R Sadar Raya using SNI 19-7030-2004 and Permentan 11/2007. The results showed that, based on daily management, vermi composting is performing well, with pH, moisture content, and temperature within the ideal range. In addition, vermi compost exhibited soil-like color and odor, indicating maturity. However, laboratory test findings show that the vermi compost does not meet the moisture content, C-organic, C/N ratio, pH, P2O5, and K2O criteria specified in SNI 19-7030-2004 and Permentan 11/2007. As a result, vermi compost is considered immature and unstable when compared to caspary compost, necessitating an extension of the composting and curing processes, as well as the addition of feedstock variations such as cattle manure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Upik Dian Mentari
"Sebagian besar timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kota Depok adalah sampah organik. Dengan banyaknya sampah organik, maka pengomposan adalah salah satu solusi untuk mengelola sampah organik. Di Kota Depok terdapat 32 UPS yang aktif dari total 42 UPS. Dalam penelitian ini, fasilitas pengomposan yang digunakan sebagai studi kasus adalah UPS Merdeka 2. Di UPS Merdeka 2 dilakukan pengomposan dengan metode open windrow. Proses pengomposan di UPS Merdeka 2 memakan waktu selama 3-4 bulan. Selain itu, dari hasil uji laboratorium, kualitas kompos yang dihasilkan masih belum memenuhi standar dalam SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik dalam beberapa parameter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik feedstock pada proses pengomposan di UPS Merdeka 2, menganalisis pengaruh penambahan cacing Eudrilus eugeniae pada proses pengomposan, menganalisis perbedaan penurunan massa sampah organik menjadi kompos dengan sistem open windrow dan vermikomposting, serta menganalisis perbedaan kualitas produk kompos hasil vermikomposting dan open windrow.
Dalam penelitian ini dibuat dua jenis metode pengomposan, dengan cara open windrow dan vermikomposting menggunakan cacing Eudrilus eugeniae. Dengan adanya penambahan cacing dalam proses pengomposan maka diharapkan akan mempercepat durasi pengomposan serta memperbaiki kualitas produk kompos. Feedstock yang digunakan untuk pengomposan berasal dari sampah makanan, sampah sayur, dan sampah taman. Jumlah feedstock yang digunakan untuk pengomposan open windrow sebanyak 345,685 kg, dan untuk vermikomposting sebanyak 0,875 kg feedstock/kg cacing dengan frekuensi feeding rate sebanyak 2 kali seminggu. Pengambilan sampel dilakukan setiap 7 hari selama 84 hari. Parameter karakteristik feedstock dan kualitas kompos yang diperiksa adalah suhu, pH, kadar air, rasio C/N, total phosphor, kemampuan ikat air (WHC), electrical conductivity, kadar volatil, kadar abu, lignin, densitas, free air space (FAS), dan ermination index (GI). Titik pengambilan suhu pada gundukan kompos open windrow dilakukan pada kedalaman 20-30 cm, 40 cm, dan 80 cm dari permukaan kompos.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas kompos, produk kompos dari vermikomposting memenuhi rentang baku mutu SNI 19-7030-2004 dalam aspek pH, rasio C/N, total phosphor, WHC, dan suhu, sementara produk pengomposan open windrow memenuhi baku mutu dalam aspek kadar air, total phosphor, dan suhu. Selain itu, nilai GI pada vermikomposting menggunakan bibit kangkung sebesar 775%, dan 123,8% pada bibit pokchoi. Nilai GI pada kompos open windrow menggunakan bibit kangkung sebesar 625%, dan 98,8% pada bibit pokchoi. Maka kualitas vermikompos lebih baik dibandingkan dengan produk kompos open windrow. Penurunan massa sampah organik menjadi kompos pada sistem open windrow sebesar 82,93% dan 82,88% pada vermikomposting. Persentase produk vermikomposting yang dapat digunakan sebesar 17,11% dari jumlah feedstock, sedangkan produk open windrow sebanyak 14,75%.
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, tidak terdapat standar metode Germination Test (GT) sehingga pengujian GI dilakukan dengan menggabungkan metode dari beberapa jurnal, laju pertumbuhan cacing lambat, dan tidak dilakukan perhitungan laju dekomposisi bahan organik. Sehingga penelitian ini menyarankan bahwa perlu dilakukan pemberian feedstock yang bervariasi pada cacing agar dapat diketahui jumlah feedstock optimum untuk laju pertumbuhan cacing, penelitian lebih lanjut oleh Badan Standardisasi Nasional mengenai metode Germination Test, dan dilakukan penimbangan sisa feedstock pada reaktor vermikomposting sebelum pemberian feedstock agar dapat diketahui laju dekomposisi bahan organik.

Most of the waste generated by the citizen of Depok City is organic waste. With the excessive amount of organic waste being accumulated, composting is one of the solution to manage organic waste. In Depok City, there are 32 active UPS out of 42 UPS in total. In this research, the facility that was qualified to be used for a case study was UPS Merdeka 2. In UPS Merdeka 2, composting with the method open windrow was done that took around 3-4 months. Other than that, from lab test result, the compost quality that was produced was not up to SNI 19-7030-2004 standard about Specification of Compost from Domestic Organic Waste in several parameters. The purposes of this research are to analyze the characteristic of feedstock in composting process on UPS Merdeka 2, to analyze the effect of adding Eudrilus eugeniae earthworms in composting process, to compare mass reduction of the organic waste into compost between open windrow system and vermicomposting, and to analyze the difference between the quality of compost products.
Two methods of composting was used, with open windrow method and vermicomposting with Eudrilus eugeniae earthworms. Earthworm was added in the composting process in hope of accelerating composting duration and to improve the quality of compost product. The feedstocks for composting are food waste, vegetable waste, and garden waste. The amount of feedstock used for open windrow composting is 345,685 kg, and for vermicomposting is 0,875 kg feedstock/kg earthworms with the frequency of feeding rate is twice a week. Sampling was done every 7 days throughout 84 days period. Parameters of feedstock characteristics and compost quality that was quantified was temperature, pH, moisture content, C/N ratio, total phosphor, Water Holding Capacity (WHC), Electrical Conductivity (EC), volatile solid, ash content, lignin, density, Free Air Space (FAS), and Germination Index (GI). The temperature capture point on the open windrow compost mound is carried out at a depth of 20-30 cm, 40 cm, and 80 cm from the compost surface.
Based on the compost quality checking, compost product from vermicomposting is qualified based on SNI 19-7030-2004 in the parameters of pH, C/N ratio, total phosphor, WHC, and temperature. In addition, GI values in vermicomposting using water spinach seeds were 775%, and 123,8% in pokchoi seeds. The GI value of the open windrow compost using water spinach seeds were 625%, and 98,8% in pokchoi seeds. On the other hand, compost product from open windrow fulfills the standard in the parameters of moisture content, total phosphor, and temperature. Then, the quality of vermicompost is better than the open windrow system compost products. Mass reduction of organic waste into compost in open windrow system is 82,93% and 82,88% in vermicomposting. The percentage of products in VCR that can be used is 17,11% of the total feedstock, while the open windrow product is 14,75%.
Based on the research data obtained, there is no standard method of Germination Test (GT) so that GI testing is carried out with several journal methods, the growth rate of earthworms is slow, and no decomposition rate of organic waste is carried out. So that the researchers suggest to varying the feedstock for earthworms in order to determine the optimal amount of feedstock for earthworms growth rates, further research by the National Standardization Agency on Germination Test methods, and weighing feedstock in vermicomposting reactors before giving the feedstock, so that the decomposition of organic matter can be counted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Chairiah
"ABSTRAK
Pada penelitian ini dilakukan co-biodrying dengan mencampurkan lumpur dengan limbah padat organik. Limbah padat organik yang digunakan adalah sampah halaman yang terdiri dari dedaunan hijau dan dedaunan kering. Sedangkan lumpur yang berupa sludge cake, diperoleh dari instalasi pengolahan air limbah domestik di Bekasi. Co-biodrying dilakukan dengan mempertimbangkan keseimbangan properti feedstock dan aspek mikrobiologis. Percobaan dilakukan dengan menggunakan tiga reaktor skala laboratorium dengan spesifikasi yang sama. Hasil percobaan yang didapatkan dari proses biodrying yang dilakukan selama 21 hari, menunjukkan bahwa reaktor dengan fraksi pencampuran lumpur terendah 5:1 memiliki profil temperatur yang lebih baik dan penurunan moisture content yang paling tinggi dibandingkan dengan reaktor lainnya. Kandungan moisture content awal dan VS awal pada reaktor ini secara berturut-turut adalah 52.25 dan 82.4 . Kecepatan aliran udara yang digunakan adalah 10 L/menit. Setelah proses biodrying selesai, moisture content akhir material pada reaktor ini adalah 22 , VS sebesar 75.9 , dan nilai kalor akhir sebesar 3179,28 kkal/kg.

ABSTRACT
In this study, organic waste was co biodried with sludge cake. The organic waste was consisted of dried leaves and green leaves, while the sludge cake was obtained from a waste water treatment plant in Bekasi. Co biodrying was done by balancing substrate rsquo s property and microbial aspect. The experiment was performed on 3 lab scale reactors with same specifications. After 21 days of experiment, it was found that the reactor with the lowest mixing fraction of sludge 5 1 has the best temperature profile and highest moisture content depletion compared with others. Initial moisture content and initial volatile solid content of this reactor rsquo s feedstock was 52.25 and 82.4 respectively. The airflow rate was 10 lpm. After biodrying was done, the final moisture content of this reactor was 22.0 , final volatile solid content was 75.9 , and the final heating value was 3179,28 kkal kg.
"
2017
S67810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhia Atikah Aliyyu
"ABSTRAK
Proses pengomposan di UPS Merdeka dilakukan dengan metode open windrow dengan menggunakan sampah rumah tangga dan sampah daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan kandungan logam berat dalam kompos, perbandingan potensi pengurangan kandungan logam berat, dan standar kualitas kompos sesuai SNI 19-7030-2004. Kompos dibagi menjadi 2 tumpukan dimana pada hari ke-100 kompos A diberikan cacing Lumbricus rubellus dan menjadi vermikompos. Massa logam berat Pb lebih banyak mengalami kehilangan massa pada kompos A sebesar 95,61% dan 95,53% untuk kompos B. Untuk massa logam berat Cu pada kompos A dan kompos B lebih banyak terdapat di kompos hari ke-105 dengan persentase sebesar 96,88% untuk kompos A dan 96,02% untuk kompos B. Massa logam berat dalam jaringan cacing pada kompos A sebesar 0,01% untuk kedua jenis logam. Pengurangan kandungan logam berat terlihat dalam vermikompos dimana peningkatan kandungan logam Pb dan Cu dalam jaringan cacing sebesar 194,3% dan 25,2%. Parameter kadar air, temperatur, pH, logam Pb, C/N, bau, warna, serta tekstur memenuhi standar kualitas kompos. Sedangkan parameter logam Cu tidak memenuhi standar kualitas kompos.

ABSTRACT
The composting process conducted by UPS Merdeka with open windrow method using household waste and leaf litter. This study aims to know the relevance of heavy metal content in compost, ratio comparison of heavy metal potential reduction, and compost standard quality is SNI 19-7030-2004. Compost was divided into two piles when in 100th day, Lumbricus rubellus was given to compost A and became vermicompost. Pb mass was much more reduced (95.61%) than compost B (95.53%). Cu mass in two compost pileswere increasing by the 105th day, with 96.88% in compost A and in 96.02% compost B. Heavy metal mass in worm tissue in compost A was 0.01% for the both metals. The reducing of heavy metal content were seen in vermicompost where the increasing of metal Pb and Cu content in worm tissue are 194.3% and 25.2%. Water content parameters, temperature, pH, Pb, C/N, odor, color, and texture meet the quality standards, while the parameters of Cu do not meet the compost quality standards.
"
2015
S59889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknologi Bioremediasi merupakan teknologi yang belakangan ini digunakan sebagai cara altematif penanggulangan limbah I-lidrokarbon _ Metode ini menggunakan mikroorganisme bakteri pemecah minyak seperti Rveudomanus aeruginosa untuk mendegradasi senyawa hidrokarbon sehingga dapat mcmulihkan lingkungan, tanah dan air yang tercemar.
Penelitian pengujian ketahanan dari bakteri Pseudomonas aeruginosa ini merupakan bagian dari penelitian Bioremediasi yang dilakukan di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia. Penelitian ini dilakukan dalam kultur medium Nutrien Broth (NB) dengan menggunakan teknik pengguncangan. Proses tcrsebut berlangsung pada kondisi temperatur 35"C, kecepatan shaker 30 rpm dan tekanan I atm dengan variasi konsentrasi substrat iso-oktana yang cligunakan sebesar 800 ppm, 1600 ppm, 3200 ppm, 6400 ppm, dan 10000 ppm volum.
Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan semakin tingginya konsentrasi kontaminan yang diberi kan pada sei (pada rentang substrat 800 ppm - 10000 ppm), maka semakin berkurangjumlah massa se! akhir yang dihasilkan dan laju pcrmmbuhan spesifik sel Pseudomonas aeruginosa berada pada laju yang hampir sama. Pertumbuhan terbaik sel dicapai pada konsentrasi 800 ppm dengan jurniah massa sel akhir sebesar 0.007079 gr/dmg-
pada akhimya model pendekatan secara empiris terhadap laju pertumbuhan sel mcngikuti persamaan Ierusalimsky."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernando Gouw
"Lumpur padat merupakan endapan suspensi limbah cair dan mikroorganisme yang berasal dari pengolahan air limbah pada IPLT. Pembuatan pupuk kompos merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya dalam pemanfaatan lumpur padat karena kandungan yang dimiliki oleh lumpur padat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur hara makro dan mikro serta logam berat dan menganalisis potensi aplikasi lumpur padat hasil pengolahan IPLT Pulo gebang serta menganalisis risiko pencemaran logam berat terhadap tanah, tanaman, dan manusia. Pembuatan kompos menggunakan bahan baku berupa lumpur padat hasil pengolahan IPLT Pulo Gebang dan bahan pendukung kompos berupa sampah organik dan dedaunan kering. Metode pengomposan yang digunakan adaah metode open bin composting dengan wadah kompos berupa compost bag 200 L yang dimodifikasi. Pengomposan dilakukan dengan 3 variasi kompos selama 50 hari dimana dilakukan pengamatan suhu, pH, dan kelembapan setiap 2 hari sekali serta pengamatan warna dan bau setiap 1 minggu sekali. Seluruh reaktor kompos berhasil melewati proses pengomposan dengan baik, yaitu berhasil mencapai fase mesofilik, termofilik, dan pendinginan. Berdasarkan hasil uji laboratorium, kompos II dengan perbandingan lumpur padat : sampah organik : dedaunan kering sebesar 50 : 25 : 25 mempunyai kandungan yang paling baik dengan kandungan C-organik sebesar 36,75%, N-Total sebesar 3,57%, rasio C/N sebesar 10,29, P2O5 Total sebesar 2,45%, K2O total sebesar 0,38%, Fe total sebesar 1,97%, Mn sebesar 0,03%, Cu sebesar 33,6 ppm, dan As sebesar 13,09 ppm. Proses pengomposan dapat menaikkan kadar unsur hara makro dan mikro serta menurunkan kadar logam berat. Analisis risiko paparan logam berat terhadap manusia dilakukan dengan 2 metode, yaitu berdasarkan nilai HQ (Health Quotient) dan ECR (Excess Cancer Risk). Kandungan logam berat pada kompos matang mempunyai potensi untuk menimbulkan efek kesehatan dan efek kanker pada 23 – 106 orang dari 10.000 orang.

Sludge is a liquid waste suspension and microorganisms precipitate from wastewater treatment at WWTP. Compost is an alternative that can be done as an effort to utilize sludge because of the content possessed by the sludge. This study aims to analyze macro and micronutrients as well as heavy metals and analyze the potential application of solid sludge from Pulo Gebang WWTP processing. In addition, also analyze the risk of heavy metal contamination to soil, plants, and humans. Compost production uses raw materials in the from of sludge from Pulo Gebang WWTP processing and compost supporting materials in the form of organic waste and dry leaves. The composting method used is the open bin composting method with a modified 200 L compost bag. Composting was carried out with 3 variations of compost for 50 days where temperature, pH and humidity were observed every 2 days and color and odor observations were made once every 1 week. All of the compost reactors successfully passed the composting process well, successfully achieving the mesophilic, thermophilic, and cooling phases. Based on laboratory test results, compost II with a ratio 50 : 25 : 25 of sludge: organic waste: dry leaves has the best content with C-organic content of 36.75%, N-Total of 3.57%, ratio of C /N 10.29, P2O5 Total 2.45%, K2O total 0.38%, Fe total 1.97%, Mn 0.03%, Cu 33.6 ppm, and As 13, 09 ppm. The composting process can increase levels of macro and micronutrients and reduce levels of heavy metals. Analysis of the risk of heavy metal exposure to humans was carried out using 2 methods, namely based on HQ (Health Quotient) and ECR (Excess Cancer Risk) values. The content of heavy metals in mature compost has the potential to cause health effects and cancer effects in 23-106 people out of 10,000 people."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Khaira
"Teluk Jakarta merupakan salah satu daerah pesisir dengan aktivitas manusia yang tinggi menghasilkan limbah industri dan limbah domestik berupa kandungan logam berat, kista dinoflagellata yang dapat menyebabkan peristiwa Harmful Algal Bloom (HAB). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi dan kelimpahan kista dinoflagellate beserta kandungan logam berat dalam sedimen, juga kelimpahan dinoflagellata di air. Sampel sedimen dan air diambil dari 12 titik di Teluk Jakarta. Dinoflagellata genus Noctiluca memiliki kelimpahan yang tinggi dan mendominasi sebagian besar titik pengambilan sampel di perairan Teluk Jakarta (43.382.873 sel/m3). Kista dinoflagellata Alexandrium memiliki kelimpahan yang paling tinggi dengan distribusi luas meliputi ke seluruh titik sampling (53 sel/gram). Korelasi antara kandungan logam berat tembaga (Cu) dengan kelimpahan kista Alexandrium menunjukkan korelasi negatif di semua lokasi penelitian kecuali di Muara Baru. Korelasi kandungan logam berat seng (Zn) dengan kista Alexandrium menunjukkan korelasi positif di semua lokasi penelitian kecuali di Ancol. Ada korelasi positif antara faktor turbiditas dengan kelimpahan kista Alexandrium dan DO dengan kelimpahan kista Alexandrium. Korelasi negatif dan positif ditemukan antara faktor salinitas, suhu dan pH dengan kista Alexandrium.

Jakarta Bay is one of the coastal areas with high human activity producing industrial waste and domestic waste in the form of heavy metal content, dinoflagellate cysts which can cause Harmful Algal Bloom (HAB) events. This study aims to analyze the distribution and abundance of dinoflagellate cysts along with heavy metal content in sediments, as well as the abundance of dinoflagellates in water. Sediment and water samples were taken from 12 points in Jakarta Bay. Noctiluca dinoflagellates have a high abundance and dominate most of the sampling points in the waters of Jakarta Bay (43.382.873 cell/m3). Alexandrium dinoflagellate cysts have the highest abundance with a wide distribution over all sampling points (53 cell/gram). Correlation between heavy metal copper (Cu) content and abundance of Alexandrium. showed a negative correlation at all study locations except in Muara Baru. The correlation of zinc (Zn) content with Alexandrium cysts showed a positive correlation in all study locations except Ancol. There is a positive correlation between turbidity factor and Alexandrium cyst abundance and DO and Alexandrium cyst abundance. Negative and positive correlations were found between salinity, temperature and pH factors with Alexandrium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kahlil Lukmanul Akmal
"Pencemaran logam berat ini paling banyak berasal dari limbah air. Oleh karena itu, salah satu cara meminimalisir pencemaran logam berat yaitu adsorpsi dengan menggunakan adsorbent. Terak feronikel memiliki potensi untuk dijadikan adsorbent logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi residu dari terak feronikel untuk menjadi adsorbent logam berat. Proses hidrotermal dan pelindian dilakukan dengan variasi temperature 140, 160, 180, 200 dan 220oC serta variasi waktu 30 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam dan 7 jam serta proses kalsinasi dilakukan dengan variasi temperatur 600, 650, 700 dan 750oC dengan waktu ½, 1, 2, 4 dan 7 jam. Hasil dari karakterisasi ICP-OES yaitu temperature optimal diketahui pada temperature 220oC dan untuk variasi waktu pada waktu 2 jam dikarenakan memiliki efisiensi adsorpsi paling tinggi untuk mengikat logam berat. Hasil dari karakterisasi ICP-OES dan SEM bahwa temperature optimal untuk tingkat efisiensi adsorpsi paling tinggi yaitu pada temperature 700oC dikarenakan nilai hasil efisiensi adsorpsi yang paling tinggi dan hasil SEM yang memiliki luas permukaan paling luas serta berpori-pori kecil dan banyak.

Most of this heavy metal pollution comes from waste water. Therefore, one way to eliminate heavy metal pollution is adsorption using an adsorbent. Ferronickel slag has the potential to be used as heavy metal adsorbent. The purpose of this study was to determine the residual efficiency of ferronickel slag to become heavy metal adsorbent. The hydrothermal and leaching processes were carried out with temperature variations of 140, 160, 180, 200 and 220oC as well as time variations of  30 minutes, 1 hour, 2 hours, 4 hours and 7 hours and the calcination process was carried out with temperature variations of 600, 650, 700 and 750oC with time ½, 1, 2, 4 and 7 hours. The result of ICP-OES characterization is that the optimal temperature is known at 220oC and for time variations at 2 hours because it has the highest adsorption efficiency to bind heavy metals. The results of the characterization of ICP-OES and SEM that the optimal temperature for the highest level of adsorption efficiency is at a temperature of 700oC because the value of the highest adsorption efficiency and SEM results has the largest surface area and has many small pores.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>