Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78750 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Mujib
"Pusat data merupakan pusat dari berbagai layanan sistem informasi yang saling terhubung satu dengan lainnya yang merupakan interkoneksi antar server ke server, selanjutnya disebut lalu lintas timur-barat, yang memiliki dominasi dari total lalu lintas sebesar 85 persen. Pada umumnya sistem keamanan jaringan pusat data hanya memperhatikan sisi perimeter untuk mencegah serangan eksternal yang datang melalui lalu lintas jaringan yang keluar masuk pusat data yaitu lalu lintas utara-selatan, sedangkan serangan internal yang datang melalui lalu lintas timur-barat terjadi 60 sampai dengan 80 persen dari insiden keamanan pada pusat data. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan model keamanan zero trust berbasis micro-segmentation pada lalu lintas timur-barat. Model keamanan zero trust berpedoman pada prinsip "never trust, always verify", sehingga tidak ada lagi konsep yang terpercaya dan tidak terpercaya pada lalu lintas jaringan. Zero trust menerapkan keamanan dengan konsep tidak tepercaya pada lalu lintas jaringan. Micro-segmentation merupakan salah satu cara untuk menerapkan zero trust dengan membagi jaringan menjadi segmen logical yang lebih kecil untuk membatasi akses lalu lintas jaringan. Pada penelitian ini, performa jaringan pusat data berbasis software defined networking dengan model keamanan zero trust berbasis micro-segmentation dievaluasi menggunakan simulasi testbed Cisco Application Centric Infrastructure dengan melakukan pengukuran terhadap round trip time, jitter, packet loss, port scanning, dan serangan distributed denial of services. Berdasarkan hasil simulasi testbed menunjukkan bahwa micro-segmentation menambah rata-rata round trip time sebesar 4 µs dan jitter sebesar 11 µs tanpa packet loss. Di sisi lain, micro-segmentation berhasil mencegah serangan port scanning dan distributed denial of services, sehingga dengan penerapan model keamanan zero trust berbasis micro-segmentation dapat meningkatkan keamanan tanpa mempengaruhi performa jaringan pusat data secara signifikan.

The data center is a resource center that is interconnected with one another, in which intra-data of server-to-server traffic, or so-called east-west traffic, makes a dominant of approximately 85 % of the total traffic. The security of the data center network is carried out on the perimeter side to prevent the external attacks come from the traffic that enters and exits the data center, known as north-south traffic. In contrast, the internal attacks come from the east-west traffic occur of approximately 60 to 80 percent of the incidents-one way to surmount this by implementing the zero trust security model based on micro-segmentation in east-west traffic. Zero trust is a security idea based on the principle of "never trust, always verify" that there are no concepts of trust and untrust in network traffic. The zero trust security model implemented network traffic in the form of untrust. Microsegmentation is a way to achieve zero trust by dividing a network into smaller logical segments to restrict the traffic. In this study, the performance of a data center network based on software defined networking with a zero trust security model based on micro-segmentation was evaluated using a Cisco Application Centric Infrastructure testbed simulation by measuring round trip time, jitter, packet loss, port scanning, and distributed denial of services attack. Performance evaluation results show that micro-segmentation adds an average round trip time of 4 µs and jitter of 11 µs without packet loss. On the other hand, micro-segmentation has succeeded in preventing port scanning and distributed denial of service attacks so that the security can be improved without significantly affecting network performance on the data center."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Oliver
"Penggunaan data center adalah hal yang perlu dilakukan demi mendukung perkembangan data dan informasi yang semakin luas dan terus bertambah. Namun dalam pembuatan dan operasionalnya, data center memiliki berbagai hal yang harus dipikirkan untuk dapat menghindari berbagai gangguan keamanan dan kesalahan yang dapat menyebabkan kerusakan dan ancaman bagi integritas data yang ada. Salah satu serangan yang sangat berbahaya dan umum menyerang data center adalah DDOS atau Distributed Denial Of Service menurut data dari Akamai, bahwa selama tahun 2020 ini DDOS memiliki peningkatan dalam volume serangan dan variasi serangan. Hal inilah yang menjadi alasan pentingnya dalam meningkatkan keamanan jaringan dengan mekanisme yang akurat dan terautomasi dalam meningkatkan efektivitas terutama pada keamanan data center dengan suatu sistem yang memantau alur/flow dalam jaringan dan memungkinkan dilakukannya pemantauan firewall, port, dan konfigurasi keamanan lainnya, untuk meningkatkan jaringan data center yang ada dengan keamanan yang lebih baik. Percobaan komunikasi dengan protocol ICMP menunjukan hasil rata-rata latensi dari tiga percobaan dengan jumlah paket yang berbeda sebesar 0.127 ms pada arsitektur Three Tier dan 0.079 ms pada arsitektur Spine Leaf. Implementasi sistematika controller untuk dapat melakukan port blocking setelah dilakukannya deteksi serangan memiliki akurasi deteksi sebesar 99.72% pada arsitektur Three Tier dan 99.45% pada arsitektur Spine Leaf. Pemanfaatan lapisan aplikasi untuk sistem pemantauan dan konfigurasi keamanan berbasis firewall secara efektif berhasil menunjang arsitektur jaringan Three Tier dan Spine Leaf, di mana penggunaan satu buah controller deteksi yang juga menjalankan fungsi API untuk lapisan aplikasi akan memiliki rata-rata delay sebesar 5.3 detik pada arsitektur Three Tier dan 5.6 detik pada arsitektur Spine Leaf, sedangkan penggunaan dua controller terpisah untuk proses deteksi dan menjalankan API akan mengurangi delay pada arsitektur Three Tier menjadi 0.8 detik dan pada arsitektur Spine Leaf menjadi 1.1 detik

The use of data centers is something that needs to be done to support the development of data and information that is increasingly broad and continues to grow. However, in its structure and operation, data centers have various things that must be considered to avoid various security issues and errors that can cause damage and threats to the integrity of existing data. One of the most dangerous and common attacks attacking data centers is DDOS or the Distributed Denial Of Service, according to data from Akamai, during 2020, DDOS had an increase in the volume of attacks and the variety of attacks. This is the reason why it is important to improve network security with an accurate and automated mechanism to increase effectiveness, especially in data center security with a system that monitors the flow in the network and allows monitoring of firewalls, ports, and other security configurations, to improve the existing data center network with better security. The communication experiment with the ICMP protocol shows the average latency of the three experiments with different packet numbers with 0.127 ms on the Three Tier architecture and 0.079 ms on the Spine Leaf architecture. The implementation to applicate controller systematics to perform port blocking after attack detection has a detection accuracy of 99.72% on Three-Tier architecture and 99.45% on Spine Leaf architecture. Utilization of the application layer for monitoring systems and firewall- based security configurations has effectively succeeded in supporting the Three-Tier and Spine Leaf network architectures, where the use of one detection controller that also performs the API function for the application layer will have an average delay of 5.3 seconds on the Three Tier architecture. and 5.6 seconds on the Spine Leaf architecture, whilst the use of two separate controllers for the detection process and running the API will reduce the delay on the Three Tier architecture to 0.8 seconds and on the Spine Leaf architecture to 1.1 seconds. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Sahata Sakapertana
"ABSTRAK
Salah satu permasalahan terkait penggunaan Internet di Indonesia adalah maraknya penyebaran konten negatif, sedangkan pemblokiran konten negatif saat ini dinilai kurang tepat karena memblokir akses secara keseluruhan telah memblokir akses konten positif lainnya. Agar dapat memblokir akses pada URL dengan subdirektori tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan application layer firewall. Skripsi ini berfokus pada perancangan dan implementasi application layer firewall dengan berbasis software-defined networking dengan menggunakan kontroler SDN Floodlight. Firewall dirancang untuk aplikasi jaringan HTTP. Hasil dari penelitian ini menunjukkan firewall mampu melakukan pemblokiran terhadap URL dengan subdirektori tertentu dengan akurasi hingga 99%, implementasi application layer firewall tidak mempengaruhi performa jaringan hingga pada jumlah request 2000 HTTP request per minute.

ABSTRAK
One of the main problems upon Internet usage in Indonesia is the uncontrollable spreading of negative contents. Many institutions have tried to block the access to the content, but full blockage blocks other positive contents while the negative contents are nondominant. It is possible to block specific subdirectory by using application layer firewall. This research is focused on designing and implementing software-defined based application layer firewall by using Floodlight as the SDN controller. The application layer firewall is designed to work for HTTP application. The results show that application layer firewall is able to block URLs with specific subdirectory with up to 99% of accuracy, and does not degrade the network performance with requests up to 2000 HTTP request per minute.
;"
2016
S65005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Gunawan
"Jaringan yang berbasis SDN, Software Defined Network kedepan secara perlahan akan menjadi alternatif sistem jaringan yang digunakan saat ini. Salah satu kelebihan utamanya adalah dalam satu box dapat diprogram untuk memiliki fitur apapun yang diinginkan, misalnya untuk dapat menjadi router, switch, access point, firewall dll. Pada penelitian ini akan dilakukan implementasi fitur firewall karena pada switch biasa seperti sekarang hal tersebut tidak dapat dilakukan, namun dengan SDN, maka hal tersebut dapat diterapkan. Yakni dengan memasukkan suatu instruksi kedalam openFlow switch untuk mendeteksi serangan DDoS sekaligus melakukan penanganan terhadap serangan tersebut.
Pengujian dilakukan dengan tool perangkat lunak network simulator mininet, floodlight controller dan SFlow. Setelah dilakukan pengujian, dapat dibuktikan bahwa suatu switch dapat juga berfungsi sebagai firewall untuk mengatasi serangan yang muncul pada jaringan. Berdasarkan pengujian tersebut telah dibandingkan kinerja sebuah jaringan SDN pada saat kondisi normal dan pada saat kondisi serangan berdasarkan pengukuran throughput dan latency. kemudian selanjutnya ketika fitur firewall diaktifkan untuk mengatasi serangan tersebut.
Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa serangan DDoS menyebabkan delay paket semakin tinggi dan throughputnya menjadi semakin rendah. penambahan delay nya dari rata2 1,6 s naik menjadi 7,1 s dan penurunan nilai throughput dari rata-rata 66,5 Mbps turun menjadi 16,1 Mbps. Pada Penelitian ini telah dilakukan simulasi serangan secara bersama-sama dilakukan oleh banyak host menuju pada 1 server target dengan berbagai macam jenis serangan seperti udp, icmp dan tcp.

Network based on SDN, Software Defined Network in the future will be alternate network system which is already used from now. One of the main advantages is in one box we can create program to make any feature what we want, such as router, switch, access point, firewall, etc. In this research will be implementation some firewall feature because in normally switch like today that thing couldn`t be done. But with SDN, that thing could be implemented. We can insert some instruction into openFlow switch to detection DDoS attack and how to prevent it.
The test will use software network to test DDoS with Mininet, Floodlight Controller and SFlow. After the research, we can proof that a switch could be function as a firewall to prevent attack our network. Based on research we already compare performance a network based SDN in normal condition and condition when our network attacked based on throughput and latency. Then when we activated firewall feature to prevent that attack.
From the research we can get information that DDoS attack cause delay packet much higher and throughput will be more slower. The average of delay increased from 1,6s to 7,1s. And the throughput decrease from 66,5 Mbps into 16,1 Mbps. In this research we have done attack simulation with many host to one specified server in one time with different method and protocol such as udp, icmp, and tcp.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiyansyah
"ABSTRAK
Pertumbuhan penggunaan e-commerce, media digital, jejaring sosial, dan aplikasi smartphone telah menyebabkan penggunaan dominan Internet sebagai jaringan distribusi. Pada prinsipnya jaringan komunikasi harus memungkinkan pengguna untuk fokus pada data yang dia butuhkan (konten), bukan lokasi fisik di mana data yang akan diambil berada. Named Data Networking adalah salah satu arsitektur Internet masa depan yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan
Internet saat ini, yakni permasalahan distribusi konten yang efektif.
Di sisi lain, aplikasi-aplikasi berbasis Internet yang menjadi sumber data, masih banyak dikembangkan dengan arsitektur monolitik, di mana semua komponen dan fungsi aplikasi berada dalam satu perangkat yang bersumberdaya besar. Seiring berkembangnya aplikasi dan pertumbuhan pengguna, aplikasi menjadi semakin kompleks dan sulit untuk dikembangkan. Kontainer menyediakan cara yang mudah untuk mengimplementasikan pengembangan layanan-layanan mikro, di mana aplikasi dibangun sebagai rangkaian layanan kecil yang berjalan
sebagai proses terpisah dan berkomunikasi melalui mekanisme berbasis jaringan yang ringan. Aplikasi yang dikembangkan menggunakan layanan mikro memberikan hasil yang lebih baik dalam hal pengembangan infrastruktur dan memberikan fleksibilitas bagi pengembang dengan biaya minimum.
Penelitian ini berfokus untuk mengeksplorasi arsitektur NDN pada layanan mikro dan untuk membandingkan performa throughput dan waktu delay dari topologi Bin Tree dan Bcube yang menggunakan arsitektur NDN. Simulasi dalam tesis menggunakan simulator NS-3 dengan library ndn-cxx. Hasil yang didapat performa arsitektur NDN pada layanan mikro dalam topologi Bcube lebih baik dari sisi waktu delay sebesar 47,43% dan throughput sebesar 3% dibandingkan dengan
topologi Bintree.

ABSTRACT
The growth in the use of e-commerce, digital media, social networking, and smartphone applications has led to the dominant use of the Internet as a distribution network. In principle, the communication network must allow the user to focus on the data needs (content), not the physical location where the data to be retrieved is located. Named Data Networking is one of the future Internet architectures proposed to address current Internet problems, effective content distribution.
On the other hand, Internet-based applications that are sources of data are still being developed with a monolithic architecture, where all components and functions are developed in one large-resource device. As application and user growth, applications become increasingly complex and difficult to develop. Containers provide an easy way to implement the development of micro services, where applications are built as a series of small services that run as separate processes and communicate through lightweight network-based mechanisms.
Applications developed using micro services provide better results in terms of infrastructure development and provide developers flexibility with minimum costs.
Our work focuses to explore the NDN architecture in micro services and to compare the performance in throughput and delay of the Bin Tree and Bcube topologies that use the NDN architecture. The simulation in the thesis uses the NS-3 simulator with the ndn-cxx library. The results obtained by the performance of NDN architecture on microservices in the Bcube topology are better in terms of time delay of 47.43% and throughput of 3% compared to the Bintree topology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Rahmad
"Tren teknologi yang berkembang saat ini menuntut fleksibilitas dalam hal penyediaan infrastruktur, agar aplikasi dapat lebih mudah dikembangkan dengan menggunakan sumberdaya yang fleksibel dan mudah untuk dikelola. Tesis ini membahas tentang evaluasi dan analisis ujicoba kinerja SDDC Kemenkeu untuk menilai kesesuaian pemanfaatan Data Center menggunakan konsep SDDC, dimana penelitian dilakukan dengan melakukan ujicoba kinerja aplikasi yang memiliki karakteristik dan spesifikasi yang sama dan dapat berjalan baik pada lingkungan virtualisasi DC maupun SDDC Kemenkeu. Perbandingan kinerja aplikasi dilakukan menggunakan indikator yang dijadikan acuan pengukuran, yaitu response time, deployment time, dan number of concurrent users. Ketiga indikator tersebut merupakan parameter yang dapat menunjukkan kualitas kinerja suatu aplikasi, yaitu seberapa baik aplikasi menyediakan layanan kepada pengguna akhir dan seberapa baik suatu aplikasi memanfaatkan infrastruktur yang mendasarinya. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa teknologi SDDC dapat diterapkan dalam penyediaan infrastruktur dengan menggunakan sumberdaya yang fleksibel dan mudah untuk dikelola.

The current technological trends demand flexibility in the provision of infrastructure, so that applications can be more easily developed using resources that are flexible and easy to manage. This thesis discusses the evaluation and analysis of Ministry of Finance SDDC performance tests to assess the suitability of Data Center utilization using the SDDC concept, where research is conducted by testing application performance that has the same characteristics and specifications and can run well in the DC and SDDC virtualization environments of the Ministry of Finance. Comparison of application performance is done using indicators that are used as reference measurements, namely response time, deployment time, and number of concurrent userss. These three indicators are parameters that can indicate the quality of an application's performance, namely how well the application provides services to end users and how well an application utilizes the underlying infrastructure. The results of the study indicate that SDDC technology can be applied in infrastructure provision by using resources that are flexible and easy to manage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Even Ramadhan
"ABSTRAK
Penapisan konten internet merupakan salah satu kewajiban dari penyedia jasa layanan internet, sesuai dengan beberapa peraturan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia, dalam rangka mewujudkan internet sehat. Saat ini, sebagian besar implementasinya dilakukan dengan modifikasi respon DNS, sehingga kurang efektif dan mudah dilewati oleh pengguna. Teknologi Software Defined Network (SDN) dapat digunakan untuk memberikan solusi yang lebih baik, karena metode yang digunakan berhubungan langsung dengan trafik HTTP riil yang dikirimkan, sehingga akan jauh lebih sulit untuk dilewati. Penelitian ini mengajukan model untuk penapisan konten internet menggunakan SDN dan melakukan simulasi untuk mengevaluasi performa dari sistem yang diajukan dari sisi delay dan throughput. Hasil yang didapatkan adalah sebuah sistem penapisan yang lebih sulit untuk dilewati, namun dengan sedikit penurunan performa berupa tambahan delay sebesar 0.0293s dan penurunan throughput sebesar 23.01%. Penurunan performa terjadi akibat adanya proses untuk mengecek isi dari field host di dalam paket HTTP

ABSTRACT
Internet content filtering is a mandatory requirement for internet service provider as mentioned in few regulations issued by Indonesian government in order to achieve internet sehat. Currently, most implementations are done by modifying DNS request, thus ineffective and easy to circumvent. Software Define Network technology can be used as a better solution for this, since the method used is directly connected with the actual HTTP traffic, thus would be much harder to circumvent. This paper proposes a model to do internet content filtering using SDN, and performs simulation to evaluate sistem performance on delay and throughput. The result is a filtering sistem that is harder to circumvent with a little performance degradation in the form of 0.0293s additional delay and 23.01% throughput degradation. The degradation happens due to additional process to check host field in HTTP packet."
2016
T46409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ariansyah Yutama
"ABSTRAK
Abstrak - Software Defined Networking (SDN) merupakan teknologi baru yang hadir untuk melengkapi kekurangan jaringan konvensional yang sekarang digunakan, teknologi SDN masih memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan khususnya dari sisi keamanan, misalnya serangan IP Spoofing dan Man of The Middle of Attack. Penelitian ini membahas mengenai Analisis Kinerja Pembatasan Akses dan Mitigasi Resiko Serangan Melalui Implementasi Fungsi Akses Kontrol Pada Sistem Firewall Berbasis SDN, berdasarkan hasil penelitian telah dibandingkan performa SDN seperti throughput, latency, dan jitter ketika infrastruktur SDN tidak menggunakan firewall, ketika menggunakan firewall tanpa serangan, ketika tanpa firewall dengan serangan dan ketika menggunakan firewall dengan serangan. Dari penelitian diperoleh penurunan nilai throughput TCP firewall tanpa serangan ke firewall dengan serangan adalah 5.96 Gb/s ke 3.19 Gb/s dan throughput UDP adalah 131.2 Mb/s ke 7 Mb/s. Sedangkan nilai latency dan jitter firewall dengan serangan akan memiliki nilai paling tinggi dibandingkan yang lainya. Pada penelitian ini telah dilakukan simulasi pembatasan akses kontrol antar sesama tenant dan berbeda tenant serta mitigasi terhadap serangan seperti MAC Flooding, ICMP Floding dan Ping of Death

ABSTRACT
Abstract - Software Defined Networking (SDN) is a new technology that comes to complement the shortcomings of conventional networks are now used, SDN technology still has some shortcomings that need to be considered, especially in terms of security, such as IP Spoofing attacks and Man of The Middle of Attack. This study discusses about Performance Analysis in Access Restrictions and Attack Mitigation Through the implementation of Access Control Function in Firewall System Based On SDN, based on the results of studies have compared the performance of SDN as throughput, latency, and jitter when infrastructure SDN is not using a firewall, when using a firewall without the attack, when no firewall with attack and when using a firewall with attack. From the study showed impairment TCP throughput, firewall without attack to the firewall with an attack is 5.96 Gb/s to 3.19 Gb/s and UDP throughput is 131.2 Mb/s to 7 Mb/s. While the value of latency and jitter of firewall with attack will have the highest value compared to the other. This study has been conducted simulation access-control restrictions between the members of different tenants and identic tenants and mitigation against such MAC Flooding attack, ICMP Floding and Ping of Death"
2016
T46381
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfan Efendi
"Di era digital yang berkembang pesat, kebutuhan akan infrastruktur jaringan data center yang aman dan efisien menjadi semakin penting. Penggunaan Virtual Extensible LAN (VXLAN) dalam data center menawarkan skala dan fleksibilitas, tetapi tantangan muncul dalam menjaga keamanan data yang sensitif, terutama saat data  ditransmisikan melalui jaringan yang tidak terpercaya atau terbuka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengevaluasi kinerja infrastruktur data center berbasis VXLAN yang diintegrasikan dengan protokol L2TPV3 dan IPsec yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan. Metode yang diterapkan meliputi konfigurasi VXLAN yang diintegrasikan dengan L2TPV3 dan IPsec dalam lingkungan jaringan yang disimulasikan menggunakan EVE-NG. Penelitian juga memanfaatkan otomatisasi dengan Python, Ansible, dan Git untuk efisiensi
konfigurasi dan manajemen jaringan. Pengujian dilakukan pada berbagai skenario, serta evaluasi kinerja jaringan dengan menggunakan dua perbandingan MTU untuk pengetesan latensi dan rata-rata RTT. Hasil dari pengujian mengindikasikan penambahan overhead pada waktu RTT rata-rata sebesar 4 ms untuk MTU standar dan 2000 byte, serta kenaikan sebesar 3 ms untuk MTU 1500 byte. Sementara untuk MTU yang lebih besar, yaitu 3000 byte dan 4000 byte, kenaikan RTT rata-rata lebih signifikan, yakni sekitar 4 ms dan 8 ms, berturut-turut. Temuan ini menyarankan bahwa MTU 1500 byte bisa menjadi pilihan yang lebih optimal, karena mencatatkan nilai RTT yang lebih stabil dan rendah dibandingkan dengan ukuran MTU yang lebih besar. Berdasarkan hasil penelitian, MTU 2000 byte menghasilkan kinerja yang tidak berbeda dengan MTU 1500 byte sehingga membuktikan MTU 2000 byte menjadi pilihan yang aman untuk implementasi metode yang diusulkan pada jumbo frame. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa integrasi L2TPV3 dan IPsec dapat melindungi paket menggunakan enkripsi dan berhasil di integrasikan dengan teknologi VXLAN. Hal ini terbukti dari hasil pengujian kinerja dan analisis paket, di mana data yang ditransmisikan melalui jalur yang dilindungi IPsec menunjukkan keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan jalur tanpa IPsec. Selain itu, implementasi otomatisasi berhasil melakukan efisiensi terhadap pekerjaan konfigurasi VXLAN yang berulang. VXLAN dengan L2TPv3 dan IPSEC menyediakan solusi yang efektif dalam meningkatkan keamanan data center. Temuan ini membuka peluang untuk penerapan infrastruktur jaringan yang lebih aman dalam lingkungan data center modern.

In the rapidly evolving digital era, the need for secure and efficient data center network infrastructure is increasingly important. The use of Virtual Extensible LAN (VXLAN) in data centers offers scalability and flexibility, but challenges arise in maintaining the security of sensitive data, especially when transmitted over untrusted or open networks. The purpose of this study is to develop and evaluate the performance of a VXLAN-based data center infrastructure integrated with L2TPV3 and IPsec protocols aimed at enhancing security. The applied methods include the configuration of VXLAN integrated with L2TPV3 and IPsec in a network environment simulated using EVE-NG. The study also leverages automation with Python, Ansible, and Git for efficient configuration and network management. Testing was conducted across various scenarios, along with network performance evaluation using two MTU sizes for testing latency and average RTT. The results indicate an added overhead of 4 ms for the average RTT for standard and 2000-byte MTUs, and an increase of 3 ms for the 1500-byte MTU. For larger MTUs, specifically 3000 and 4000 bytes, the increase in average RTT is more significant, approximately 4 ms and 8 ms respectively. These findings suggest that a 1500-byte MTU may be a more optimal choice, recording more stable and lower RTT values compared to larger MTU sizes. Based on the research findings, a 2000-byte MTU performs comparably to a 1500-byte MTU, proving to be a safe choice for implementing the proposed method in jumbo frames. The data obtained indicates that the integration of L2TPV3 and IPsec can protect packets using encryption and successfully integrates with VXLAN technology. This is evident from the performance testing and packet analysis results, where data transmitted through IPsec-protected paths shows better security compared to paths without IPsec. Furthermore, the implementation of automation has successfully increased efficiency for repetitive VXLAN configuration tasks. VXLAN with L2TPv3 and IPSec provides an effective solution for enhancing data center security. These findings open up opportunities for the deployment of more secure network infrastructure in modern data center environments."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhyatma Abbas
"Software-Defined Network (SDN) merupakan sebuah teknologi baru pada jaringan komputer. Teknologi ini memungkinkan user untuk mengontrol alur data pada jaringan yang dibangunnya. Isu keamanan jaringan saat ini menjadi isu penting terutama untuk melindungi sistem dari berbagai serangan pada jaringan. Serangan ping flood merupakan salah satu dari jenis serangan Distributed Denial of Service yang banyak terjadi dan berkembang dengan cepat di dunia jaringan komputer. Untuk memproteksi sistem itu sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan menggunakan firewall dan IDS. Namun, meskipun firewall didesain untuk memproteksi sebuah sistem, akan tetapi firewall tidak dapat memitigasi serangan dengan kategori Distributed Denial of Service karena memang perangkat tersebut tidak didesain untuk jenis serangan ini. Untuk dapat meningkatkan kinerja dalam memproteksi sebuah sistem terutama untuk memitigasi serangan DDoS, maka dapat digunakan teknologi SDN dengan membangun suatu mekanisme mitigasi yang memanfaatkan OpenFlow dan sFlow. Dengan pemanfaatan teknologi ini, didapatkan sistem deteksi dan mitigasi serangan ping flood yang cukup akurat dengan rata-rata waktu akses normal sebesar 0,26636 ms dan waktu mitigasi dan deteksi sebesar 10,5 detik. Sistem mitigasi dan deteksi ini juga tidak akan menggunakan sumber daya yang banyak dan mampu menurunkan penggunaan CPU sistem yang terkena serangan ping flood dengan selisih kenaikan dan penurunan penggunaan CPU sebesar 0,001% yang berarti sistem ini mampu mendeteksi dan memitigasi serangan ping flood dengan cukup efisien.

Software-Defined Network (SDN) is a new technology in computer network which is make an users can control data flow in network that build by users. At this time, network security issues be more important issue especially for protect the systems from any attackers in the computer network. Ping flood attack is one of Distributed Denial of Service attacks type that happened more than other network computer attacks and this attack growth fastest in computer network area. There are many methods to protects the system from attacker, i.e. using firewall and IDS. However, although firewall designed for protect the system, but firewall cannot mitigating the Distributed Denial of Service attack type because it not designed for that case. So, to improve performance of DDoS mitigation, we can use SDN technology with build a mitigation mechanism using OpenFlow and sFlow. Using this technology, we can get a ping flood attack mitigation and detection system more accurate with time average for normal access 0,26636 ms and time for mitigation and detection 10,5 second. This mitigation and detection system is not going to use much CPU resources and have ability for decrease CPU resources from attacks with difference 0,001%. It means, this system is more efficient for mitigation and detection ping flood attacks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>