Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fairuz Nabila
"Lumpur alum yang dihasilkan dari IPA Citayam digunakan sebagai adsorben untuk menyisihkan senyawa methylene blue dari air limbah. Lumpur alum dikarakterisasi menggunakan metode SEM-EDX dan XRF untuk melihat kondisi morfologi dan komposisi penyusun lumpur alum. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi optimum dalam penyisihan senyawa methylene blue, yang merupakan senyawa yang sering digunakan sebagai model bahan kimia organik. Desain eksperimen full factorial 2k digunakan dalam optimasi proses adsorpsi. Empat faktor bebas yaitu diantaranya pH, suhu, konsentrasi adsorben, dan konsentrasi methylene blue diteliti menggunakan metode adsorpsi batch. Hasil menunjukkan bahwa semua faktor merupakan faktor yang signifikan dengan faktor konsentrasi adsorben merupakan faktor yang paling signifikan diikuti dengan faktor konsentrasi methylene blue, pH dan terakhir suhu. Dengan menggunakan software Minitab 19, didapatkan bahwa kondisi terbaik untuk menyisihkan methylene blue dengan adsorben lumpur alum yaitu saat pH 8; suhu 60 oC; konsentrasi adsorben 1 g/L; dan konsentrasi methylene blue 0,05 g/L. Rata-rata penyisihan methylene blue dalam kondisi tersebut yaitu sebesar 75,27%. Interaksi antar faktor yang signifikan secara berurutan yaitu konsentrasi methylene blue-konsentrasi adsorben, pH-konsentrasi methylene blue, suhu-konsentrasi methylene blue, suhu-konsentrasi adsorben dan pH-konsentrasi adsorben sedangkan interaksi antara pH-suhu tidak signifikan mempengaruhi penyisihan methylene blue. Selain itu, hasil karakterisasi lumpur alum menunjukkan bahwa karakter lumpur alum juga memainkan peran penting dalam adsorpsi methylene blue ke lumpur alum.

Alum sludge produced from Citayam WTP is used as an adsorbent to remove methylene blue compounds from wastewater. Alum sludge was characterized using SEM-EDX and XRF method to see the morphological conditions and composition of alum sludge. The main objective of this research is to determine the optimum conditions for the removal of methylene blue compounds, wich are compounds that are often used as a model for organic chemicals. Full factorial 2k is used in the optimization of the adsorption process. Four independent factors, including pH, temperature, adsorbent concentration, and methylene blue concentration were examined using the batch adsorption method. The results showed that all factors were significant factors with adsorbent concentration factor being the most important factor followed by the methylene blue concentration, pH and temperature. Using Minitab 19 software, it was found that the best conditions for removing methylene blue with alum sludge adsorbents were at pH 8; temperature 60 oC; adsorbent concentration 1 g/L; and the concentration of methylene blue 0,05 g/L. Average removal of methylene blue in these conditions is 75,27%. Interactions between factors that are significantly sequential are methylene blue concentration-adsorbent concentration, pH-methylene blue concentration, temperature-methylene blue concentration, temperature-adsorbent concentration and pH-adsorbent concentration while interaction between pH-temperature do not significantly affect the removal of methylene blue. In addition, the results of the characterization of alum sludge indicate that alum sludge character also play an important role in the adsorption of methylene blue to alum sludge.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natashya Elly Febrina Pardosi
"Etanol yang disintesis dari bahan baku terbarukan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bensin. Umumnya, etanol yang dihasilkan dari proses sintesis masih mengandung air sehingga diperlukan adanya proses pemisahan lanjut. Salah satu metode pemisahan campuran etanol-air dengan tingkat penggunaan energi yang paling efisien adalah adsorpsi. Dalam penelitian ini, kinerja proses adsorpsi kontinyu campuran etanol-air fasa cair diinvestigasi melalui pembuatan model matematis representasi dari proses adsorpsi pada unggun tetap karbon aktif menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Digunakan model Linear Driving Force (LDF) dengan metode perhitungan Finite Difference Method (FDM) dalam melakukan pemodelan. Proses adsorpsi yang dimodelkan berada dalam kondisi isotermal 30°C, 1 atm. Kesetimbangan adsorpsi campuran etanol-air direpresentasikan dengan isoterm adsorpsi Langmuir. Model disimulasikan untuk mengetahui pengaruh variasi laju alir umpan (5, 10, 15, 20 ml/menit), konsentrasi awal umpan (10%, 25%, 50%, 90% v/v), porositas unggun (0,371; 0,394; 0,411; 0,465) serta tinggi unggun (0,4; 0,8; 1; 1,2 m) terhadap profil kurva breakthrough air. Hasil simulasi menunjukan keterjalan kurva breakthrough meningkat seiring peningkatan laju alir umpan dan konsentrasi air pada umpan serta pengurangan tinggi unggun, namun tidak tidak berubah pada variasi porositas unggun. Selain itu diketahui bahwa waktu breakpoint terpanjang dari hasil simulasi masing-masing variabel dicapai pada variasi laju alir umpan 5 ml/min, tinggi unggun 1,2 m serta porositas unggun sebesar 0,465. Berdasarkan perhitungan terhadap luas daerah diatas kurva breakthrough, diketahui kapasitas adsorpsi air meningkat dengan signifikan seiring peningkatan konsentrasi air pada umpan. Hal ini ditunjukan dari kenaikan kapasitas adsorpsi dari 0,228 – 1,706 g/gads pada konsentrasi awal air 10 – 90% (v/v).

Ethanol synthesized from renewable sources is utilized as a substitute for gasoline. Generally, ethanol produced from the synthesis process still contains water, hence, a further separation process is needed. One of the separation methods for the ethanol-water mixture which is considered as most efficient in terms of energy utilization is adsorption. In this study, the performance of the continuous adsorption process of the ethanol-water mixture is investigated by generating a mathematical model that represents the fixed-bed adsorption process of the liquid phase ethanol-water mixture on activated carbon using Microsoft Excel. The model used in this study is the Linear Driving Force Model (LDF) and it’s solved by the numerical Finite Difference Method (FDM). The adsorption process modeled is under isothermal condition of 30°C, 1 atm. The adsorption equilibrium of the water-ethanol mixture is represented by the Langmuir adsorption isotherm. Model simulations are performed to predict the effect of feed flow rate (5, 10, 5, 20 ml/min), feed concentration (10%, 20%, 50%, 90% v/v), bed porosity (0,371; 0,394; 0,411; 0,465) and bed height (0,4; 0,8; 1; 1,2 m) on water breakthrough curves profile. Based on the simulation results obtained, the steepness of the breakthrough curve increases with the increase in feed flow rate, water feed concentration, and with the reduction in bed length, however, it doesn’t perform any effect with changes in bed porosity. Besides, it is known that the longest breakpoint time achieved from each variable found at the variation of 5 ml/min feed flow rate; 1,2 m bed height, and bed porosity of 0,465. Based on the calculation of the area above the breakthrough curve, the water adsorption capacity increases significantly with the increase of initial water concentration. This is shown from the increase in adsorption capacity from 0,228 – 1,706 g/gads at the change of initial water concentration from 10 – 90% (v/v)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanni Randu Lasaufa
"Adsorpsi merupakan proses efektif dalam pengolahan limbah cair berwarna. Penelitian ini memanfaatkan lumpur alum sebagai adsorben polutan methylene blue, kemudian dilakukan regenerasi agar lumpur tersebut dapat digunakan untuk reuse. Lumpur alum dikarakterisasi dengan SEM-EDX untuk melihat morfologi, dan komposisi kimianya. Hasil mikrograf lumpur alum memiliki struktur kasar, berpori, dan oleh unsur oksigen, silika, dan alumunium. Hasil eksperimen adsorpsi menunjukkan % removal meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi adsorben dan menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi polutan methylene blue. Kapasitas adsorpsi mengikuti pola isoterm Langmuir dengan konstanta a dan b berturut-turut 24.631 dan 0.021 serta kapasitas adsorpsi 26.05 mg/g. Selanjutnya hasil eksperimen Fenton homogen menunjukkan % removal meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi H2O2 dan FeSO4. Kemudian hasil regenerasi menunjukkan semakin besar kapasitas adsorpsi pada adsorben menghasilkan % removal yang semakin rendah. Untuk mengetahui keberhasilan proses regenerasi, beberapa sampel lumpur alum kembali dilakukan proses reuse adsorpsi. Hasil % removal dari reuse untuk adsorben setelah regenerasi adalah 45.25%, dimana lebih besar dua kali lipat jika dibandingkan dengan adsorben tanpa regenerasi. Sebagai kesimpulan, adsorben lumpur alum dan proses oksidasi Fenton homogen efektif dalam penyisihan senyawa methylene blue di air.

Adsorption is an effective process in the dye wastewater treatment. This research will utilize alum sludge as adsorbent in removal methylene blue pollutants. Then regeneration is carried out so that the sludge can be reused. Alum sludge will be characterized using SEM-EDX to see its morphology, and chemical composition. The alum sludge micrograph has a rough, porous structure, and is dominated by oxygen, silica and alumunium. The adsorption experimental results show that % removal increases with increasing adsorbent concentrations and decreases with increasing methylene blue pollutant concentrations. The adsorption capacity follows the Langmuir isotherm pattern with constants a and b respectively 24.631 and 0.021 and the adsorption capacity of 26.05 mg/g. The Fenton experimental results show efficiency removal increases with increasing H2O2 and FeSO4 concentrations. Then regeneration experiments were carried out with the results showing the greater adsorption capacity of the adsorbent produced lower % removal. To find out the success of the regeneration process, a number of alum sludge samples were reused for adsorption. The result of removal efficiency of reuse for adsorbents after regeneration is 45.25%, the value is more than doubled when compared to adsorbents that have not been regenerated. In conclusion, alum sludge adsorbent and homogeneous Fenton oxidation process are effective for removal of methylene blue compounds in water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuaddilabib Muhammad
"Pencemaran lingkungan merupakan salah satu masalah yang di Indonesia, salah satunya ialah pencemaran lingkungan air oleh zat warna dari industri tekstil dan pakaian. Zat warna merupakan salah satu polutan organik yang keberadaannya sangat berbahaya bagi lingkungan dan ekosistem air karena dapat menyebabkan keracunan, perubahan mutagenik pada makhluk hidup bahkan kematian. Metode adsorpsi dinilai paling efektif untuk mengurangi pencemaran air dan memiliki berbagai macam adsorben dengan penggunaan dan bahan yang mudah serta memiliki nilai efesiensi tinggi. Pada penelitian ini disintesis karbon aktif berasal dari bahan alam, yaitu limbah tandan kosong kelapa sawit yang dimodifikasi ukuran porinya menggunakan silika gel bekas sebagai template dan menggunakan gugus sulfonat di permukaannya. Pada penelitian ini sintesis karbon aktif dengan metode hard template dan untuk pori diisi oleh ekstrak silika dari kaolin. Hasil sintesis diaplikasikan sebagai adsorben dengan methylene blue dan rhodamine B dalam air. Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, BET, dan SEM-EDX untuk mengetahui ikatan kimia, morfologi, dan luas permukaan. Aplikasi adsorpsi zat warna methylene blue dan rhodamine B mencapai kapasitas adsorpsi maksimum pada pH 9 dan waktu kontak 60 menit pada adsorpsi karbon aktif dan karbon aktif tersulfonasi pada methylene blue dan pada pH 5 dan waktu kontak 60 menit pada adsorpsi karbon aktif dan karbon aktif tersulfonasi.

Environmental pollution is one of the problems in Indonesia, one of which is the pollution of the water environment by dyes from the textile and clothing industry. Dyes are one of the organic pollutants whose existence is very dangerous for the environment and aquatic ecosystems because they can cause poisoning, mutagenic changes in living things and even death. The adsorption method is considered the most effective for reducing water pollution and has various kinds of adsorbents with easy use and materials and has a high efficiency value. In this study, activated carbon was synthesized from natural materials, namely empty palm fruit bunches waste which modified its pore size using used silica gel as a template and using sulfonate groups on its surface. In this study, the synthesis of activated carbon was carried out using the hard template method and the pores were filled with silica extract from kaolin. The result of the synthesis was applied as an adsorbent with methylene blue and rhodamine B in water. Synthesis results were characterized using FTIR, XRD, BET, and SEM-EDX to determine chemical bonding, morphology, and surface area. The adsorption application of methylene blue and rhodamine B dyes achieved maximum adsorption capacity at pH 9 and a contact time of 60 minutes for the adsorption of activated carbon and sulfonated activated carbon on methylene blue and at pH 5 and a contact time of 60 minutes for the adsorption of activated carbon and sulfonated activated carbon.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Modistian
"Studi adsorpsi methyl orange (MO) menggunakan adsorben karbon aktif dan lumpur alum telah dilakukan untuk mengetahui efektivitas adsorben serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi eksperimen pada tingkat penyisihan MO. Beberapa faktor pengaruh yang diamati pada proses adsorpsi ini adalah efek konsentrasi adsorben, konsentrasi polutan, pH, temperatur, kecepatan pengadukan, volume reaksi serta penggunaan kembali adsorben (reuse). Studi dilakukan karena MO merupakan salah satu zat pewarna yang berbahaya dalam industri tekstil yang memiliki dampak terhadap manusia dan lingkungan. Berdasarkan eksperimen parametrik yang dilakukan pada adsorben karbon aktif diketahui bahwa seiring dengan naiknya konsentrasi adsorben, efisien penyisihan polutan MO juga meningkat sebesar 99,87% pada 1 g/L karbon aktif. Sedangkan pada efek konsentrasi polutan MO berbanding terbalik dimana semakin besar konsentrasi polutan yang diberikan, tingkat penyisihan pada adsorben semakin menurun, yaitu dari 95,89% menjadi 16,8%. Dan untuk adsorben lumpur alum, efisiensi penghilangan polutan MO sangat kecil hanya 5% dengan aktivasi KOH. Dari kedua perbandingan adsorben yang telah dilakukan, karbon aktif merupakan adsorben yang efektif digunakan untuk menghilangkan polutan methyl orange di air dengan persentase removal hampir 100% pada konsentrasi adsorben 0.5 g/L. Karbon aktif juga dapat diregenerasi dengan efisiensi penyisihan mencapai 80%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Annisa
"Penelitian yang berkembang saat ini mengarah kepada pemanfaatan limbah sebagai
material yang sustainable. Salah satu bentuk pemanfataan lumpur alum hasil
pengolahan air minum pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah untuk proses
adsorpsi berbagai polutan. Metode aktivasi yang digunakan untuk meningkatkan
efisiensi penyerapan polutan zat warna Rhodamine-B dan emerging contaminants
parasetamol mengunakan adsorben lumpur alum pada penelitian ini adalah berupa
kalsinasi pada temperatur 400oC dan 600oC (CAL400 dan CAL600), gelasi (GEL),
sintesis komposit TiO2-lumpur alum (TiO2@AS), dan sintesis komposit ZnCl2-
lumpur alum (ZnCl2@AS). Karakteristik dari adsorben ditinjau dengan metode
SEM-EDS, XRF, BET, dan pHPZC. Kondisi optimum dari penyisihan polutan
ditinjau dengan metode batch, hasilnya menunjukkan penyerapan maksimum
Rhodamine-B didapat pada jenis adsorben ZnCl2@AS, waktu kontak 120 menit,
konsentrasi adsorben 3 g/L, konsentrasi polutan 10 mg/L, dan pH ±2 untuk polutan
Rhodamine-B. Kuantifikasi Rhodamine-B dilakukan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada λmax 554 nm dan kurva kalibrasi standard, sementara
pada parasetamol digunakan pada λmax 288 nm. Pemodelan kinetika adsorpsi
Rhodamine-B dengan pseudo second-order memiliki koefisien korelasi paling
mendekati 1 (R2=0.9996). Persamaan isoterm Freundlich dapat mendeskripsikan
data eksperimen adsorpsi Rhodamine-B lebih baik dibanding metode isoterm
lainnya (R2=0.9485). Metode aktivasi yang dilakukan pada penelitian ini kurang efektif untuk penyisihan polutan Parasetamol, dengan penyisihan <10% pada pH
natural.

The present works aim at the utilizations of waste as a sustainable material, one of
them is alum sludge from drinking water treatment plant for adsorption of various
pollutants. Activation methods used to improve the adsorption efficiency
Rhodamine-B and paracetamol using alum sludge adsorbent in this study is
calcination at 400oC and 600oC (CAL400 and CAL600), gelation (GEL), synthesis
of TiO2-alum sludge composites (TiO2 @ AS), and synthesis of ZnCl2-alum sludge
composites (ZnCl2 @ AS). The adsorbents were characterized by SEM-EDS, XRF,
BET, and pHPZC. The optimum condition of the removal was investigated using
batch method, the result given were: maximum dye removal was obtained using
ZnCl2@AS adsorbent, optimum contact time of 120 minutes, adsorbent
concentration of 3 g/L, initial dye concentration of 50 mg/L. Quantification of dye
was carried out by using UV-visible spectrophotometer at λmax=554 nm and an as
prepared standard calibration curve. The pseudo-second order kinetic model had the highest correlation coefficient (R2 = 0.9996). The Freundlich isotherm equation
can best describe the experimental data (R2= 0.9485). The activation methods used
in this study were ineffective for removing Paracetamol, with <10% removal in
natural pH.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
"Hidrogen adalah salah satu energi terbarukan yang menjanjikan dan berpotensi menjadi pengganti bahan bakar fosil. Namun, aplikasi hidrogen sebagai bahan bakar memiliki kekurangan, yaitu dalam hal penyimpanannya. Dalam suhu kamar dan tekanan atmosfir, hidrogen memiliki rasio energi yang sangat rendah terhadap volumenya jika disimpan dalam bentuk gas sehingga perlu dilakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan metode dan material untuk menyimpan hidrogen terus dilakukan. Sejauh ini metode penyimpanan hidrogen memakai prinsip adsorpsi dengan karbon aktif berbentuk granular sebagai adsorben sangat menjanjikan karena bisa menurunkan tekanan dalam tangki dengan kapasitas penyimpanan yang relatif sama. Pada penelitian ini, karbon aktif yang digunakan pada penelitian ini adalah karbon aktif berbahan dasar zeolite alam.
Proses pengambilan data dilakukan dengan metode volumetrik dan tipe adsorpsi yang digunakan adalah adsorpsi isotermal. Penyerapan dilakukan pada 3 temperatur berbeda, pertama pada temperatur 35°C dan tekanan mencapai 40 bar, yang kedua adalah pada temperatur 25°C dan tekanan mencapai 40 bar, dan yang ketiga pada temperatur 0°C dengan tekanan mencapai 40 bar. Pada temperatur 35°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.01162kg/kg pada tekanan 39.3620 Bar. Pada temperatur 25°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.01991kg/kg pada tekanan 40.2015 Bar. Pada temperatur 0°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.03042kg/kg pada tekanan 39.6427 Bar. Data yang didapat selanjutnya dikorelasi dengan menggunakan persamaan model Langmuir, Toth, dan Langmuir-Freudlich.

Hydrogen is one of promising and potential new energy sources as the substitute of fossil fuel.But, the application of hydrogen as fuel still has weakness in a storage system. Inroom temperature and atmosphere pressure, hydrogen has a very low energy/volume ratio if the hydrogen is stored in gas phase, so it's needed to do some research about the method and materials to adsorp hydrogen. Nowadays, hydrogen adsorption's method using granular activated carbon as the adsorbent is very promising since can reduce the pressure in cell with the adsorption capacity relatively same as other methods. In this research, the activated carbon which used is natural zeolite.
The method which used in this research is volumetric method and the type of adsorption in this research is isothermal adsorption. The adsorptions in this research are in 3 temperatures, first adsorption in 35oC and the pressure up to 40 bars. Then second adsorption in 25°C and the pressure up to 40 bars, and the third adsorption in 0oC. At temperature 35°C, the hydrogen adsorption is 0.01162kg/kg at 39.3620 Bars. At temperature 25°C, the hydrogen adsorption is 0.01991kg/kg at 40.2015 Bars. At temperature 0°C, the hydrogen adsorption is 0.03042kg/kg at 39.6427 Bars.The Data are corelated with some model equations Langmuir, Toth, and Langmuir-Freudlich.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Firdaus
"Secara umum, instalasi pengolahan air minum yang ada di Indonesia menggunakan metode konvensional dan menghasilkan by product berupa lumpur dalam prosesnya. Kandungan bahan kimia dalam lumpur dapat menyebabkan pencemaran pada lingkungan sekitar sehingga memerlukan pengolahan lebih lanjut. Kemudian, salah satu limbah pencemar yang berbahaya dan sering digunakan dalam industri tekstil adalah methylene blue. Untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut, penelitian ini akan memanfaatkan lumpur IPAM sebagai adsorben polutan biru metilen. Lumpur IPAM akan dikarakterisasi menggunakan SEM-EDX, XRD, BET, PSA, pHpzc berturut-turut untuk melihat kondisi morfologi, komposisi mineral, luas permukaan, dan distribusi partikelnya serta nilai pH muatan nol dari adsorben.
Hasil karakterisasi menunjukan, lumpur alum didominasi oleh unsur silika dalam bentuk quartz dengan luas permukaan 65,58 m2/gr dan terdistribusi pada ukuran 0,006 μm - 2,669 μm. Hasil pengujian pHpzc pada lumpur alum menunjukan nilai 6,25 sehingga lumpur alum dapat bekerja secara netral pada pH ini. Hasil eksperimen parametrik pada penelitian ini menunjukan bahwa seiring dengan peningkatan konsentrasi adsorben dan pH, persentase removal MB mengalami peningkatan pula. Hal tersebut berbanding terbalik dengan faktor peningkatan konsentrasi polutan yang menyebabkan penurunan persentase removal MB. Lebih lanjut, untuk faktor peningkatan suhu tidak menunjukan pengaruh yang signifikan. Efektivitas adsorpsi mengikuti pola isotherm mengikuti isotherm Langmuir dengan nilai konstanta a dan b adalah 37,453 dan 1,103 serta qe sebesar 36,93 mg/g. Kemudian menurut permodelan kinetika, hasil penelitian ini mengikuti model pseudo second order dengan nilai konstanta k2 adalah 1,77 x 10-3 g/mg.min dan qe sebesar 38,91 mg/g. Sebagai kesimpulan, lumpur alum yang berasal dari IPA Citayam, Depok dapat digunakan sebagai adsorben polutan biru metilen.

In general, drinking water treatment plants in Indonesia use conventional methods and produce by-products in the form of mud in the process. The chemical content in mud can cause pollution in the surrounding environment so that it requires further processing. Then, one of the hazardous and often used in the textile industry is methylene blue. To overcome these two problems, this study will utilize IPAM sludge as an adsorbent for methylene blue pollutants. The IPAM mud will be characterized using SEM-EDX, XRD, BET, PSA, pHpzc respectively to see the morphological conditions, mineral composition, surface area, particle distribution and the pH value of the zero charge of the adsorbent.
The results of the characterization show that alum sludge is dominated by silica elements in the form of quartz with a surface area of 65.58 m2 / gr and distributed at sizes of 0.006 μm-2.669 μm. The pHpzc test results on alum sludge showed a value of 6.25 so that alum sludge can work neutrally at this pH. The parametric experimental results in this study show that along with the increase in the concentration of the adsorbent and pH, the percentage of MB removal has also increased. This is inversely proportional to the factor increasing the concentration of pollutants which causes a decrease in the percentage of MB removal. Furthermore, for an increase in temperature factor it does not show a significant effect. The effectiveness of adsorption following the isotherm pattern of The Langmuir isotherm with constants a and b being 37.453 and 1.103 and qe of 36.93 mg/g. Then according to kinetics modeling, the results of this study followed the pseudo second order model with a k2 constant value of 1.77 x 10-3 g/mg.min and qe of 38.91 mg/g. In conclusion, alum sludge from IPA Citayam, Depok can be used as an adsorbent for methylene blue pollutants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Lukman Hakim
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngalu, Vincentius Maruli
"Air merupakan salah satu unsur penunjang kehidupan yang keadaannya seringkali diabaikan. Seringkali terjadi pencemaran air yang disebabkan oleh buangan limbah baik dari industri maupun rumah tangga. Pencemaran tersebut mengakibatkan kerugian terhadap manusia, terutama masalah kesehatan. Oleh karena itu periu diadakan pengolahan iimbah, baik dari industri maupun rumah tangga, agar tidak mencemari air. Beberapa parameter tercemamya air antara lain adalah kandungan amonia dalam air dan nilai COD dari air. COD mengukur jumlah senyawa organik dalam air. Semakin tinggi COD, berarti air makin tercemar. Air yang mempunyai COD tinggi, berarti kanduugan oksigen terlarutnya rendah. Hal ini dapat membahayakan kehidupan biologis dalam air. Sedangkan amonia pada kadar tertentu dapat membahayakan manusia.
Untuk mengatasi hal di atas, maka perlu dilakukan suatu usaha untuk mengolah limbah yang nantinya akan dibuang ke badan air, supaya tidak mencemari lingkungan. Proses yang relatif mudah untuk pengolahan limbah adaiah dengan cara adsorpsi. Proses ini dikatakan mudah karena banyaknya media penyerap alam untuk dijadikan adsorben dalam proses adsorpsi. Penelilian ini menggunakan zeolit alam sebagai adsorben, untuk menyerap kandungan amonia dalam limbah. Penelitian terdahulu telah menghasiikan alat adsorpsi berikut dengan pola siklus adsorpsinya.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang memakai larutan amonia teknis sebagai adsorbat, penelitian sekarang menggunakan limbah asli, yaitu air danau UI yang kadar amonianya telah ditingkatkan. Ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh bahan-bahan lain dalam proses adsorpsi amonia. Proses adorpsi yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti pola siklus adsorpsi yang dihasilkan dari penelitian terdahulu.
Hasil penelitian mcnunjukkan bahwa limbah yang diolah dengan mengikuli polar siklus yang ada, tidak semuanya mencapai baku mutu kandungan amonia. Limbah yang mengikuti proses adsorpsi pada seri A, B, C, yang menggunakan 14, dan 5 buah batch ZAL, belum mencapai baku mutu, sedangkan limbah yang diolah pada seri adsorpsi D dan E , yang menggunakan 6 buah batch ZAL telah mencapai baku mum. Untuk limbah yang diolah pada seri adsorpsi A, yang semua batch-nya berisi ZAL barn, kemungkinan dibutuhkan jumlah batch bam sebanyak 4 buah umuk menoapai baku mum amonia. Hal ini menandakan perlunya diadakan penyempurnaan umuk pola siklus adsorpsi yang ada.
Hasil penelitian juga menggambarkan bahwa zeolit juga dapat menyerap senyawa organik dalam limbah. Ini digambarkan dengan lebih sedikitnya jumlah amonia teradsorp pada batch pertama dibandingkan dengan batch kedua dari proses adsorpsi pada seri A dan C, yang mempunyai kandungan senyawa organik relatif tinggi. Pada batch pertama ini, penurunan senyawa organik terjadi dengan jumlah penurunan cukup besar. Pada batch kedua, hal yang sebaliknya terjadi, dimana penurunan COD kurang signifikan, akan tetapi penurunan konsentrasi amonia terjadi dengan cukup drastis. Fenomena ini menggambarkan bahwa pada saat konsentrasi senyawa organik dalam larutan tinggi, proses adsorpsi amonia menjadi terhalang, dan zeolit lebih cenderung menyerap senyawa organik. Pada saat konsentrasi senyawa organik telah mengalami penurunan, zeolit dapat mengadsorp amonia dengan lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>