Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145506 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muna Febi Afiyanti
"ABSTRAK
Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan volume impor migas nasional, terutama volume impor minyak olahan. Hal ini disebabkan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan untuk melakukan penghematan devisa dan melakukan peralihan sumber energi menjadi energi terbarukan. Selain itu, pemerintah juga berambisi untuk mengurangi tingkat polusi nasional, terutama di kota-kota metropolitan Indonesia. Jakarta saat ini menempati urutan ke 10 sebagai ibukota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia, dengan tingkat konsentrasi PM 2.5 sebesar 45.3 (Air Visual, 2018). Perimeter PM 2.5 digunakan sebagai acuan karena PM 2.5, yang paling banyak berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, merupakan polutan yang paling banyak menyebabkan kematian (WHO, 2017). Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah dengan mencanangkan percepatan pengadaan kendaraan bermotor listrik (KBL) nasional, yang selanjutnya dituangkan pada Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019. Di sisi lain, Indonesia memiliki pasar sepeda motor yang sangat besar. Terbukti tidak hanya dari jumlah sepeda motor yang konsisten merupakan jenis kendaraan yang paling banyak di Indonesia, tetapi juga posisi Indonesia di pasar sepeda motor ASEAN dan dunia, yang masing-masing berada di posisi pertama dan ketiga. Maka dari itu, Indonesia pun memiliki potensi pada industri KBL, terutama KBL roda dua atau motor listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak kebijakan pemerintah yang diterbitkan terhadap daya tarik untuk investasi industri motor listrik di Indonesia. Metode yang digunakan adalah pemodelan finansial yang dibagi menjadi tiga skenario. Berdasarkan hasil analisis, didapati bahwa kebijakan yang dibuat berdampak positif terhadap daya tarik investasi pada industri motor listrik. Maka dari itu, perlu dilakukan penjabaran lebih lanjut sesegera mungkin dari kebijakan yang ada."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Susana
"Abstrak: Ditengah kelangkaan sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil karena semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan semakin meningkatnya kebutuhan bahan bakar maka salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut adalah dengan bio fuel cell. Bio fuel cell (BFC) adalah sebuah alat/sistem yang mampu mengubah energi kimia suatu sumber bahan bakar menjadi energi listrik melalui reaksi elektrokimia. Mikroorganisme seperti E. coli dapat digunakan sebagai penghasil energi listrik melalui bantuan mediator electron sehingga terjadi kontak listrik (electron relays) antara biokatalis dengan elektroda. Uji voltametri siklik terhadap mediator methylene blue dalam larutan KCl dengan pelarut buffer fosfat pH 7 pada scan rate 75 mV/s menunjukkan terjadinya puncak oksidasi pada potensial + 0,28 V. Produksi arus listrik pada MFC dengan menggunakan kultur E. coli pada kondisi aerob diperoleh hasil yang lebih kecil dibandingkan dengan hasil pengukuran yang dilakukan pada kondisi anaerob. Pada kondisi aerob dihasilkan arus sekitar 12,8 mikroamper dan voltase 233 milivolt (daya sekitar 3 mikrowatt) sedangkan pada kondisi anaerob dihasilkan arus sekitar 40 mikroamper dan voltase 300 milivolt (daya sekitar 12 mikrowatt) Kata kunci : Microbial fuel cell, Eschericia coli, aerob, anaerob, methylene blue"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Wulan Romianingsih
"Saat ini, ada dua instrumen untuk menilai dampak lingkungan dan sosial dari proyek pembangkit listrik di Indonesia, yaitu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) dan Environmental and Social Impact Assessment (ESIA). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aspek lingkungan dan sosial dari Amdal dan ESIA untuk mengembangkan pedoman dan strategi pengintegrasian dua studi ini. Metode yang digunakan adalah analisis dokumen, wawancara semi terstruktur dan observasi. Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan utama ESIA dan Amdal terletak pada fase penapisan, pelingkupan, analisis dampak, dan tindak lanjut. ESIA mencakup aspek fisik-kimia, biologi, (lingkungan) dan sosio-ekonomi (sosial) yang lebih luas dibandingkan Amdal. Mengintegrasikan dua kajian lingkungan ini dapat mengurangi jejak karbon dari studi lingkungan, memperkuat perlindungan lingkungan, efisiensi biaya hingga 12%, meningkatkan kapasitas penyusun dan pelaksana Amdal dan ESIA, peningkatan keberterimaan oleh pengambil keputusan, yaitu pemerintah dan lembaga finansial. 

Currently, there are two instruments for assessing the environmental and social impacts of power development projects in Indonesia, which are Analisis Mengenai Dampak Lingkungan or Amdal and  Environmental and Social Impact Assessment (ESIA). This research aims to compare the environmental and social aspects of Amdal and ESIA to further develop guidance and strategy for the integration of these practices. This research employed document analysis, semi-structured interviews, and field observation. This research found that the main differences between Amdal and ESIA are in the screening, scoping, impact analysis, and follow-up phases. The ESIA covers a wider range of physicochemical, biological, and socio-economic (social) aspects than Amdal does. Integrating the two practices could reduce the carbon footprint, strengthen environmental protection, save costs up to 12%, increase the stakeholder capacity, and improve the acceptance of decision-makers (the government and financial institutions)."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tedo Hariscandra
"Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan keberlanjutan lingkungan telah merajalela di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Semakin meningkatnya keprihatinan akan perubahan iklim serta dampak negatif yang diakibatkan oleh polusi udara. Pencemaran udara telah menjadi salah satu isu lingkungan terkemuka di Indonesia. Terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, polusi udara menjadi permasalahan serius yang memberikan dampak buruk pada kualitas hidup masyarakat. Sejak tahun 2019, pemerintah Indonesia telah mengakui eskalasi permasalahan ini dengan langkah strategis, salah satunya adalah mendorong perkembangan kendaraan listrik dalam negeri melalui Peraturan Presiden No. 55/2019 pada 12 Agustus 2019. Meski demikian, hingga kuartal pertama tahun 2023, penggunaan kendaraan listrik masih belum mencapai target yang diharapkan, terlihat dari rendahnya persentase penjualan mobil listrik yang hanya mencapai 4,8% dari total target. Perbedaan pandangan masyarakat Indonesia dalam mengadopsi kendaraan listrik serta upaya pemerintah untuk mendorong pengembangan kendaraan listrik dalam negeri menjadi fokus penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model analisis sentimen dan pemodelan topik yang dapat mengeksplorasi data media sosial Twitter. Dengan Indonesia menempati peringkat kelima terbesar dalam jumlah pengguna aktif di dunia, terutama didominasi oleh kelompok usia 25-34 tahun sebanyak 18,45 juta pengguna, dataset yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 8630 data dari Twitter dengan kata kunci "kendaraan listrik," "mobil listrik," dan "motor listrik" selama periode 1 Januari sampai 30 Juni 2022. Penelitian ini mengeksplorasi berbagai algoritma klasifikasi, seperti CountVectorizer, TFIDF, dan Doc2Vec, serta menggunakan metode oversampling balanced class SMOTE. Dari hasil penelitian, algoritma klasifikasi yang paling optimal adalah Long Short Term-Memory (LSTM) dengan fitur Count Vectorizer, TF-IDF, Doc2Vec, dan metode oversampling balanced class SMOTE, mencapai akurasi sebesar 94,92%, presisi 94,76%, recall 94,92%, dan F1 score 94,76%. Hasil pemodelan topik menggunakan Latent Dirichlet Allocation menunjukkan bahwa pada kategori ‘negatif’, banyaknya ekspresi kekecewaan dan ketidaksetujuan terhadap subsidi kendaraan listrik yang tidak tepat sasaran, kekhawatiran akan kondisi kendaraan listrik yang mogok di jalan, dan keluhan akan kurangnya ketersediaan infrastruktur seperti pengisian daya yang tidak merata, tempat perawatan, dan perbaikan. Sementara pada kategori ‘positif’, terdapat beragam pandangan mulai dari dampak subsidi yang meningkatkan minat masyarakat dalam pembelian kendaraan listrik hingga kontribusinya dalam menghasilkan udara yang lebih bersih. Selain itu, desain kendaraan listrik yang dinilai bagus oleh sebagian masyarakat dan potensi penghematan miliaran rupiah setiap tahun dari penggunaan kendaraan konvensional menjadi poin penting dalam penelitian ini.

In recent years, global environmental sustainability awareness has proliferated, including in Indonesia. The escalating concern about climate change and the adverse effects caused by air pollution have heightened. Air pollution has become a prominent environmental issue in Indonesia, particularly in major cities like Jakarta, severely impacting the community's quality of life. Since 2019, the Indonesian government has acknowledged this escalating issue through strategic measures, including promoting the development of domestic electric vehicles via Presidential Regulation No. 55/2019 on August 12, 2019. However, as of the first quarter of 2023, the usage of electric vehicles hasn't met the expected target, evident in the low percentage of electric car sales, reaching only 4.8% of the total target. The differing perspectives of Indonesian society in adopting electric vehicles and the government's efforts to boost domestic electric vehicle development constitute the focus of this research. The objective is to develop a sentiment analysis model and topic modeling to explore Twitter social media data. With Indonesia ranking fifth globally in active users, notably dominated by the 25-34 age group with 18.45 million users, the dataset comprises 8630 Twitter data using keywords "electric vehicles," "electric cars," and "electric motorcycles" from January 1 to June 30, 2022. The research explores various classification algorithms like CountVectorizer, TFIDF, Doc2Vec, and uses the oversampling balanced class SMOTE method. The optimal classification algorithm discovered was the Long Short Term-Memory (LSTM) with Count Vectorizer, TF-IDF, Doc2Vec features, and the SMOTE method, achieving 94.92% accuracy, 94.76% precision, 94.92% recall, and a 94.76% F1 score. The Latent Dirichlet Allocation topic modeling revealed in the 'negative' category expressions of disappointment and disagreement regarding mis-targeted electric vehicle subsidies, concerns about electric vehicle breakdowns, and complaints about in adequate infrastructure. In the 'positive' category, diverse views ranged from subsidies boosting interest in electric vehicle purchases to their contribution to cleaner air. Additionally, the appealing design of electric vehicles and the potential for billions of rupiahs in annual savings from conventional vehicle use were pivotal points in this study."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Herlin Arina
"Menipisnya bahan bakar fosil adalah salah satu alasan utama untuk menggunakan energi alternatif terutama biodiesel kelapa sawit. Dilaporkan bahwa penggunaan biodiesel dalam kondisi suhu rendah menyebabkan penyumbatan pada filter bahan bakar kendaraan. Penyumbatan disebabkan oleh adanya endapan yang terbentuk dari aglomerasi monogliserida. Kehadiran deposit ini mengurangi sifat aliran biodiesel. Penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan sifat aliran dengan menambahkan surfaktan Sorbitan Monooleate (SMO). Dalam penelitian ini, digunakan biodiesel berbeda dengan konten monogliserida berbeda yaitu dengan kandungan 0,46% - 0,65% massa. Di setiap biodiesel, penambahan SMO bervariasi dengan 0,1% - 1% volume. Penyimpanan sampel biodiesel dikondisikan pada suhu rendah (16ºC) dan pada suhu ruang (± 27ºC). Penambahan SMO pada biodiesel dapat menghambat aglomerasi monogliserida sehingga dapat memperbaiki nilai flow properties biodiesel. Pengaruh SMO pada suhu awal pembentukan kristal / lilin pada biodiesel dianalisis dengan metode diferensial pemindaian kalorimetri (DSC), sedangkan efek pada sifat aliran dianalisis menggunakan 4 parameter: viskositas, densitas, titik kabut, dan Cold Filter Plugging Point (CFPP). Pengujian dilakukan setiap 1 minggu untuk setiap sampel biodiesel. Penggunaan SMO 0,1% - 1% untuk memperbaiki flow properties dengan menurunkan titik kabut sebesar ± 4,20C dan CFPP sebesar 20C.

Depletion of fossil fuel is one of leading factor to use alternate energy especially palm oil biodiesel. It was reported that the use of the biodiesel in cold condition caused a blockage in the vehicles fuel filter. Blockage is caused by the presence of deposits formed from agglomeration of monoglycerides that decreases the flow properties of biodiesel. Research has been carried out to improve the flow properties by adding Sorbitan Monooleate (SMO) surfactant.  In this research, three different biodiesels with monoglyceride content were used 0,46% - 0,65% by mass. In each biodiesel, the addition of SMO is varied by 0,1% - 1% by volume then samples is conditioned at low temperatures (160C) and at room temperature (± 270C). The addition of SMO to biodiesel can inhibit agglomeration of monoglycerides . The effect of SMO on the initial temperature of crystal formation/wax on biodiesel was analyzed by the method of differential scanning calorimetry (DSC), while the effect on flow properties was analyzed using 4 parameters: viscosity, density, cloud point, and cold filter plugging point (CFPP). Tests are carried out every 1 week for each biodiesel sample. The use of SMO 0,1% - 1% improves flow properties by decreasing the cloud point by ± 4,20C and CFPP by 20C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Danur Winda
"Pemerintah Indonesia terus mencanangkan program akselerasi kendaraan listrik berbasis baterai. Penjualan kendaraan listrik berbasis baterai (EVB) diperkirakan akan tumbuh signifikan. Biaya baterai sekitar 40% dari total biaya kendaraan listrik (EV). Dengan daya tahan baterai sekitar 8 tahun yang mendapatkan garansi dari produsen (OEM), baterai mobil listrik akan segera mencapai tahap akhir masa pakai dan akan berdampak pada lingkungan berupa limbah baterai yang tidak terpakai. Target jumlah EV di Indonesia pada 2030 mencapai 2 juta unit; sehingga diperkirakan akan ada 0,718 juta ton baterai yang perlu didaur ulang pada tahun 2040. Perlu adanya kajian tentang reverse logistic industri baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik. Diagram sebab-akibat digunakan untuk memeriksa dinamika potensial yang ada dalam sistem reverse logistic mobil listrik. Hasilnya dapat mendukung perencanaan kapasitas pengumpulan baterai mobil listrik dan mencegah pembuangan baterai yang tidak terkontrol. Skenario dan strategi yang dikembangkan akan membantu regulasi potensial di masa mendatang.

The Indonesian government continues to launch a battery-based electric vehicle acceleration program. It is estimated that there will be significant growth in sales of battery-based electric vehicle (EVB). The battery costs about 40% of the cost of an electric vehicle (EV). With a battery life of around 8 years that gets a warranty from the manufacturer (OEM), EV batteries will intensively face the retirement stage and have an impact on the environment in the form of unused battery waste. The target number of EVs in Indonesia in 2030 will reach 2 million units; hence, it is estimated that there will be 0.718 million tons of batteries that need to be recycled by 2040. There is a need for a study on the reverse logistics of the electric vehicle and electric vehicle battery industries. The causal loop diagram was utilized to examine the potential dynamics existing in the reverse logistics system of EV. The results can support the planning of electric car battery collection capacities and prevent uncontrolled battery disposal. The scenarios and strategies developed will help generate potential regulations in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Apriyadi
"Permasalahan klasik dalam industri listrik Indonesia adalah peningkatan kebutuhan yang besar, pasokan terbatas, sehingga mengakibatkan kehandalan sistem (defisit). Sebagian besar pemenuhan kebutuhan listrik menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga harga energi listrik menjadi mahal. Seiring kenaikan harga mentah dunia, salah satu solusinya adalah memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT), yaitu pemanfaatan biogas dari sampah untuk energi listrik (waste to energy). Sementara itu, pertumbuhan penduduk yang sangat cepat terus terjadi di DKI Jakarta sehingga mengakibatkan bertambahnya volume sampah.
Pengelolaan sampah secara terintegrasi untuk energi listrik merupakan solusi simultan dari masalah sampah perkotaan dan pemenuhan sebagian kebutuhan energi listrik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pemilihan teknologi tepat guna Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di DKI Jakarta. Saat ini, ada tiga alternatif teknologi, yaitu teknologi yang berbasiskan Incineration (Insinerasi) dan Mechanical Biological Treatment
(MBT) yang akan ditempatkan pada Intermediate Treatment Facility (ITF) yang berada di Sunter dan Cakung sebagai solusi pengelolaan sampah untuk energi di tingkat menengah yaitu di wilayah dalam kota (hulu) dan teknologi Gasification LandFill - Anaerobic Digestion (GALFAD) di tingkat pemprosesan akhir (hilir) yang berada di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Penelitian ini menghasilkan alat bantu manajemen untuk pengambilan keputusan. Data yang digunakan merupakan data primer dan sekunder mengenai volume, jenis, karakteristik, dan komposisi sampah di DKI Jakarta yang nantinya akan diproses baik melalui teknologi yang tepat. Penelitian ini akan menganalisis alternatif teknologi mana yang tepat guna berdasarkan kecocokan volume, jenis, karakteristik, dan komposisi sampah tertentu pada kondisi saat ini dan pertumbuhannya ke depan.
Berdasarkan hasil penelitian, jenis teknologi PLTSa yang cocok untuk komposisi sampah organik yang tinggi dan nonorganik yang tinggi dengan volume sampah lebih dari 1.000 ton/hari adalah teknologi MBT dengan NPV sebesar US$ 60,6 juta, sementara untuk jenis komposisi sampah organik yang tinggi dan nonorganik yang rendah (volume sampah sebesar 750 - 1.000 ton/hari), jenis teknologi yang cocok adalah Insinerasi dengan NPV US$ 85,4 juta. Jenis teknologi yang cocok untuk jenis sampah dengan komposisi sampah organik dan nonorganik yang rendah (250 ? 500 ton/hari) adalah GALFAD dengan NPV sebesar US$ 31,8 juta. Matriks RDF (Riset Darmawan Fajardhani) dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen untuk pengambilan keputusan untuk pemilihan teknologi tepat guna PLTSa studi kasus DKI Jakarta.

Classical problems in Indonesia's electricity industry are the increasing of large demand, the supply is limited thus resulting in system reliability (deficit). Most of the electricity demand using fuel oil (BBM) so that the price of electrical energy to be expensive. As rising crude prices, one solution is to make use of new and renewable energy (EBT), which is the utilization of biogas from waste to electrical energy (waste to energy). Meanwhile, the rapid population growth continues to take place in Jakarta, resulting in the increase in the volume of waste.
Integrated waste management for electric energy is the simultaneous solution of the problem of urban waste and the partial fulfillment electrical energy needs. Therefore, it is necessary to do research on the selection of effective technologies Waste Power PLTSa Plant (PLTSa) in Jakarta. Currently, there are three alternative technologies, ie technology-based Incineration that will be placed on the Intermediate Treatment Facility (ITF) in Sunter and Mechanical Biological Treatment (MBT) in ITF Cakung as waste management solutions to the energy in intermediate level that is in the area of the city (upstream) and Gasification Landfills - Anaerobic Digestion (GALFAD) at the end of the processing level (downstream) that are in place Integrated Waste (TPST) Bantargebang.
This research produced a management tool for decision making. The data used are primary and secondary data on the volume, type, characteristics, and composition of waste in Jakarta which will be processed either through appropriate technology. This research will analyze which technology alternatives appropriate matches based on volume, type, characteristics, and composition of specific litter on the current conditions and future growth.
Based on this research, PLTSa technology for municipal solid waste suitable high composition of organic and inorganic waste with a high volume of more than 1,000 tons / day is MBT technology with NPV of U.S.$ 60.6 million, while the suitable technology for the high composition of organic and the low composition of inorganic (volume of waste for 750 ? 1000 ton / day) is the incineration with NPV of U.S. $ 85.4 million. The suitable technology for the both of low composition of organic dan inorganic is GALFAD with NPV of U.S.$ 31.8 million. Matrix of RDF (Research Darmawan Fajardhani) can be used as a management tool for decision making for the selection of effective technologies for Waste Power Plant (PLTSa) case study DKI Jakarta.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Prihastuti
"ABSTRAK
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) merupakan pembangkit listrik yang
ramah lingkungan yang dapat mengatasi masalah tingginya pertumbuhan sampah
di Indonesia sekaligus memenuhi kebutuhan listrik untuk masyarakat.
Berdasarkan grafik dari kedua model estimasi produksi metana, produksi gas
metana dan laju penurunannya berbeda untuk setiap komposisi dan jenis sampah.
Produksi gas metana menentukan banyaknya listrik yang dihasilkan yang pada
akhirnya mempengaruhi besarnya pendapatan. Oleh karena itu, penentuan waktu
untuk membangun PLTSa menjadi faktor penting untuk diperhatikan karena dapat
mempengaruhi layak atau tidaknya investasi. Penelitian ini menggunakan sampah
padat rumah tangga dan sampah padat industri kelapa sawit yang dibedakan
menjadi 5 skenario komposisi sebagai bahan baku untuk PLTSa dan
menggunakan dua model estimasi produksi metana, yaitu model US EPA dan
model EPER France. Analisis kelayakan investasi yang dilakukan menggunakan
metode NPV, IRR, dan Payback Period. Setelah dilakukan simulasi pembangunan
PLTSa dengan adanya penundaan waktu dalam membangun, maka untuk skenario
1,4, dan 5, waktu untuk membangun PLTSa yang masih layak dan memberikan
keuntungan adalah dalam range tahun pembangunan awal 2014-2015, sedangkan
untuk skenario 2 dan 3 dalam range tahun pembangunan awal 2014-2018 dimana
pada tahun tersebut NPV masih bernilai positif. Sedangkan nilai NPV tertinggi
untuk semua skenario adalah pada tahun 2014 atau tahun tercepat PLTSa dapat
dibangun.
ABSTRACT
Waste Power Plant (PLTSa) is an environmentally friendly power plant that can
overcome the problem of waste growth in Indonesia as well as meet the electricity
needs for the residents. Based on the graphs from the two models for estimating
methane generation, methane generation and the rate of decline is different for
each composition and type of waste. Methane generation determine the amount of
electricity that is generated which eventually affects the income. Therefore, the
determination of time to build PLTSa is an important factor to consider because it
can affect the feasibility of investment. This study uses municipal solid waste and
industrial palm solid waste which is divided into 5 composition scenarios as
feedstock for PLTSa and uses two models for estimating methane generation, the
U.S. EPA and EPER France model. Investment feasibility analysis is performed
using the method of NPV, IRR, and Payback Period. After doing the simulation of
construction PLTSa with a delay time in build, then for scenario 1, 4, and 5, a
time to build PLTSa which still feasible and provide profit is in the range of early
construction years from 2014 to 2015, while for scenario 2 and 3 in range of early
construction years from 2014 to 2018 where the NPV is still positive in that year.
And the highest NPV value for all scenarios is in 2014 or the fastest year PLTSa
can be built."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Suhendra
"Tesis ini membahas kajian model bisnis jual beli listrik on-grid yang sejalan dengan regulasi dan kondisi di Indonesia untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang diharapkan bisa membangkitkan minat masyarakat atau swasta untuk
membangun dan meringankan beban PLN yang memiliki keterbatasan dalam
penyediaan listrik untuk seluruh rakyat Indonesia.
Tesis ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan berbagai batasan untuk
memberikan kejelasan atas cakupannya.
Beberapa kajian dilakukan atas model bisnis PLTS dan perubahannya yang mungkin
dilakukan untuk model bisnis yang lebih prospek. Dengan memakai Perangkat
Evaluasi Model Bisnis (PEMB) dan menerapkan Strategi Samudera Biru, diajukan
perubahan model bisnis yang bisa dikembangkan di Indonesia, meliputi penghapusan
power wheeling, regulasi atas TKDN dalam tahap rantai suplai, infrastruktur menjadi
tanggung jawab PLN, tingkat inflasi (inflation rate) perlu dihitung dalam model
finansial, asuransi untuk menggantikan extra account yang harus disetor pengembang,
FiT yang perlu berlaku untuk semua kementerian dengan acuan tarif plafon, atribut
pasar seperti kredit energi terbarukan surya (S-REC/solar renewable energy credits)
yang perlu diregulasikan dan pembebasan lahan yang diharapkan menjadi
tanggungjawab pemerintah daerah.
Perubahan model bisnis harus terus dilakukan sejalan dengan perubahan kondisi, baik
itu kondisi ekonomi, teknis dan infrastruktur maupun regulasi.

This tesis is discussing about the power purchase business model review on which in
line with regulations and conditions in Indonesia for distributed PV Solar Power
Generation and is expected to generate public or private interest to build and ease the
burden of PLN that have limitations in providing electricity to the entire people in
Indonesia.
This tesis is a qualitative descriptive study with a variety of constraints to provide
clarity on the scope.
Some review is conducted on the solar PV model business and its changes that may
be applied for more prospective business model. Using the Business Model
Evaluation Tools (BMET) and applying Blue Ocean Strategy, it is proposed that
business model change can be thrived in Indonesia include the elimination of power
wheeling, regulation of local content in the stage of the supply chain, infrastucture
become the responsibility of PLN, inflation rate should be calculated in financial
model, insurance to replace the extra accounts that must be paid by the developer,
feed-in tariff need for all ministries with ceiling tariff as reference, regulations for
market atributes like solar renewable energy credits (SREC) and land acquisition
become the responsibility of local government.
Business model change shall be done in line with the conditions change, by the
economic condition, technical concerns, infrastructure and regulation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Sary
"Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) semakin berkembang selain didorong oleh potensi energi surya yang melimpah juga didorong oleh harga modul surya yang semakin turun. PLTS Apung merupakan salah satu teknologi PLTS yang memiliki potensi besar di Indonesia, karena 2/3 luas Indonesia adalah perairan. Melihat perkembangan dan potensi PLTS Apung di Indonesia, perlu dibuat standar nasional karena masih banyak tantangan dalam penerapannya seperti ketidakpastian dampaknya terhadap lingkungan, kompleksitas dalam perancangan dan pengoperasian PLTS Apung di atas air. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas kebutuhan Standar Nasional PLTS apung di Indonesia sehingga hasilnya akan dibuat rekomendasi kerangka standar nasional. Terdapat 3 kriteria tujuan standardisasi nasional yaitu Jaminan Mutu, efisiensi dan perlindungan konsumen, produsen dan lingkungan. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode SWOT untuk mengetahui kelemahan dan tantangan PLTS Apung di Indonesia dan metode AHP untuk menentukan urutan prioritas kebutuhan Standar Nasional PLTS apung, sehingga hasilnya akan digunakan untuk menyusun rekomendasi standar. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai referensi dalam mendukung program pengembangan PLTS Terapung di Indonesia sehingga memudahkan pemerintah dan pemangku kepentingan menentukan strategi dan arah kebijakan. Dari hasil analisis AHP diperoleh kesimpulan bahwa prioritas standar nasional PLTS apung yang dibutuhkan di Indonesia saat ini adalah standar kajian kelayakan, sistem design dan ketahanan dan keamanan komponen, sehingga rekomendasi kerangka standar nasional dibahas dalam penelitian ini. 

Solar power plant technology is growing rapidly, apart from being driven by the abundant potential of solar energy, it is also driven by the decreasing price of solar modules. Floating PLTS is one of the solar power plant technologies that have great potential in Indonesia, because 2/3 of Indonesia's area is water. Seeing the development and potential of floating solar power plants in Indonesia, it is necessary to make a national standard because there are still many challenges in its implementation such as the uncertainty of its impact on the environment, complexity in the design and operation of floating solar power plants on water. This study aims to determine the priority needs of the National Standard for floating solar power plant in Indonesia so that the results will be made recommendations for the national standard framework. There are 3 criteria for national standardization, namely Quality Assurance, efficiency, and protection of consumers, producers, and the environment. Therefore, this study uses the SWOT method to determine the weaknesses and challenges of Solar power plants in Indonesia and the AHP method to determine the order of priority for the needs of the National Standard for PV mini-grid, so that the results will be used to develop standard recommendations. The results of this research will be used as a reference in supporting the Floating solar power plant program in Indonesia, making it easier for the government and stakeholders to determine strategies and policy directions. From the results of the AHP analysis, it was concluded that the priority national standards for floating solar power plants needed in Indonesia today are standards for feasibility studies, system design, and component resilience and safety, so that recommendations for the national standard framework are discussed in this study. 
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>