Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179978 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Rishelin
"ABSTRAK
Konsumsi daging diperkirakan meningkat dalam dekade mendatang secara global. Sebagian besar bahan baku untuk produk makanan di Indonesia berasal dari daging yang akan mendorong permintaan daging tinggi. Daging merupakan salah satu produk yang didinginkan (cold chain) sehingga lebih sensitif terhadap kontaminasi dengan bakteri dan non halal. Bagian downstream pada supply chain daging di Indonesia terdiri dari logistik, grosir, dan pengecer. Indonesia masih minim dalam penelitian penilaian kriteria untuk sertifikasi halal supply chain pada bagian downstream. Penelitian ini berfokus pada kriteria penilaian halal supply chain daging di bagian downstream Indonesia. Tahap pertama dalam penelitian yaitu penentuan risiko berdasarkan literatur dan kemudian validasi oleh ahli. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode DEMATEL based ANP untuk mendapatkan rincian urutan risiko halal supply chain daging. Penentuan kriteria penilaian dari validasi oleh ahli didapatkan setelah mendapatkan urutan risiko. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ada 48 risiko yang diidentifikasi, 28 risiko untuk kriteria penilaian dan 44 kriteria penilaian halal supply chain daging pada bagian downstream di Indonesia.

ABSTRACT
Meat consumption is expected to increase in the next decade globally. Most of the ingredients of food products in Indonesia are meat, especially beef, which will drive a high-level demand for meat. Meat is one of the cold products, known as a cold chain that is more sensitive to bacteria and non-halal contamination. The downstream sector of the meat supply chain in Indonesia consists of logistics, wholesalers, and retailers. Indonesia still has minimal of halal supply chain research in the assessment of criteria for halal supply chain certification in the downstream sector. This study focuses on halal supply chain certification in the Indonesian downstream sector. The first stage is the determination of risk based on the literature and then expert validation. Furthermore, this study uses the DEMATEL based ANP method to get the ranking of halal meat supply chain risk. Determination of assessment criteria based on expert is obtained after getting the ranking of halal meat supply chain risk. The findings of this study are 48 identified risks, 28 risks for assessment criteria, and 44 assessment criteria of the halal supply chain in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lawrie, R.A.
Jakarta: UI-Press, 1995
641.3 LAW mt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Atika Putri
"Saat ini tren penggunaan kosmetik di Indonesia tidak untuk wanita saja, namun telah berinovasi pada produk kosmetik bagi pria maupun anak-anak. Hingga tahun 2019, pemerintah Indonesia mencatat terdapat sebanyak 797 perusahaan kosmetik dalam negeri baik dari skala kecil, menengah maupun besar dimana angka tersebut meningkat dari jumlah pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 760 perusahaan. Kinerja industri kosmetik juga mengalami pertumbuhan sebesar 5.59% pada tahun 2020 dan berhasil menyumbang devisa negara dengan nilai ekspor mencapai USD 317 juta atau mengalami kenaikan sebesar 15.2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Aliran rantai pasok dalam akivitas bisnis tentunya merupakan hal yang rumit untuk dibicarakan karena aktivitas, koneksi dan keterkaitan antar elemen dari hulu ke hilir penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model risiko rantai pasok pada industri kosmetik di Indonesia, sehingga pengelolaan risiko dan ketidakpastian dalam jaringan rantai pasok dapat dieksplor lebih lanjut sehingga dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan mitigasi risiko yang tepat. Terdapat 3 metode yang digunakan pada penelitian ini, pertama adalah literature review untuk mengumpulkan indikator risiko rantai pasok di industri kosmetik dari penelitian sebelumnya, kedua adalah metode CVI untuk melakukan validasi dari indikator yang telah diperoleh dari hasil literature review serta terakhir adalah DEMATEL berbasis ANP untuk mengetahui bobot dan pengaruh antar dimensi. 20 indikator dalam 6 dimensi telah berhasil tervalidasi dari 36 indikator oleh 5 expert di bidang industri kosmetik dengan rata-rata nilai I-CVI sebesar 0,91. Dimensi pada risiko rantai pasok di industri kosmetik yang paling kuat pengaruhnya adalah dimensi pasokan dan logistik, sementara dimensi keuangan dinilai sebagai dimensi yang paling mudah terpengaruh.

The trend of using cosmetic products in Indonesia is not only exclusively for women but also has expanded for men and children. Until 2019, the Indonesian government recorded 797 domestic cosmetic companies from small, medium, and large scale, which increased compared to 760 companies in the previous year. The cosmetics industry's performance also grew by 5.59% in 2020 and contributed to foreign exchange for export with USD 317 million, increasing 15.2% compared to the previous year. Supply chain flow in business activities is undoubtedly a complicated issue to discuss because the activities, connections, and interrelationships between elements from upstream to downstream are full of risks and uncertainties. This study aims to conceptualize a supply chain risk model in the Indonesian cosmetics industry to ensure the development of appropriate risk mitigation strategy. This research used qualitative data in a questionnaire assessment by experts, processed using a Content Validity Index (CVI) approach. This research used 3 methods, literature review for collecting supply chain risk indicators, CVI method for validating the indicators collected from literature review, and DEMATEL based ANP for find the weight and relation between each indicator and dimension. A total of 20 indicators in 6 dimensions have been successfully validated from 36 indicators by five experts in the cosmetics industry with an average I-CVI value of 0.91. The highest influence dimension in supply chain risk in cosmetic industry is the supply and logistic indicator, meanwhile the finance dimension is rated as the most easily affected dimension."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati Puji Rahayu
"Metode Taqman MGB real time PCR yang cepat merupakan kunci pengawasan pemalsuan daging yang efektif. Penelitian bertujuan mengevaluasi kuantitas, kualitas DNA produk olahan daging babi, serta kandungan DNA babi produk olahan daging sapi yang diduga mengandung babi menggunakan Taqman MGB real time PCR untuk memverifikasi label. Lima produk olahan daging babi, 30 produk olahan daging sapi: dendeng, abon, baso, dan daging asap sebagai sampel, serta daging babi segar sebagai kontrol positif diekstraksi, diukur konsentrasi, kemurnian DNA, dielektroforesis serta diamplifikasi dengan realtime PCR. Konsentrasi, kemurnian DNA, nilai Ct sampel diuji ANAVA satu arah dilanjutkan uji Tukey, kecuali nilai Ct produk olahan daging sapi. Integritas DNA genomnya dianalisis deskriptif. Hasil uji ANAVA menunjukkan ada pengaruh nyata (P˂0,05) konsentrasi, kemurnian DNA dan nilai Ct. Hasil uji Tukey produk olahan daging babi: ada beda nyata konsentrasi DNA sampel dan kontrol positif (P˂0,05), kecuali kornet (P˃0,05). Kemurnian DNA baso dan daging asap berbeda nyata (P˂0,05) dengan kontrol positif. Nilai Ct sampel dan kontrol positif berbeda nyata (P˂0,05), kecuali dendeng (P˃0,05). Hasil uji Tukey produk olahan daging sapi: konsentrasi DNA baso dan daging asap berbeda nyata (P<0,05) dengan kontrol positif, kemurnian DNA kornet berbeda nyata (P<0,05) dengan kontrol positif. Semua DNA genom sampel terfragmentasi ukuran terendahnya sekitar 250 bp dimiliki kornet dan abon. Produk olahan daging dapat meningkat kuantitas DNAnya dan menurun kualitas DNAnya tergantung pada suhu dan bahan tambahan yang diberikan. Tiga puluh produk olahan daging sapi tidak mengandung DNA babi menggunakan Taqman real time PCR yang sensitif dan cepat serta terverifikasi mematuhi peraturan label.

The fast Taqman MGB qPCR method is key to effective meat adulteration surveillance. This research aimed to evaluate the quantity, quality of DNA from processed pork products and the content of pork DNA in processed beef products suspected of containing pork DNA using the Taqman MGB qPCR to verify labels. Five processed pork products, 30 processed beef products: corned, jerky, shredded, meatballs, and smoked meat were used as samples as well as and fresh pork as a positive control were extracted, DNA concentration and purity were measured, electrophoresed, and amplified with qPCR. The DNA concentration, purity, and Ct value were tested by one-way ANOVA followed by the Tukey test, except for the Ct value of processed beef products. The genomic DNA integrity was analyzed descriptively. The ANOVA showed a significant effect (P˂0.05) on the concentration and purity of DNA and Ct value. Tukey test results for processed pork products: there was a significant difference (P˂0.05) in the DNA concentration of the samples and positive controls, except for corned (P˃0.05). The DNA purity of pork meatballs and smoked pork was significantly different (P˂0.05) from the positive control. The Ct values of the samples and positive control were significantly different (P˂0.05), except for jerky (P˃0.05). The results of the Tukey test for processed beef products: the DNA concentration of beef meatballs and smoked beef was significantly different (P<0.05) with the positive control, and the DNA purity of corned beef was significantly different (P<0,05) with positive control. All genomic DNA samples were fragmented with the smallest size of about 250 bp experienced by corned and shredded. Processed meat products can increase the quantity of DNA and decrease the quality depending on temperature and additives. Thirty processed beef products did not contain pork DNA using the sensitive and fast Taqman qPCR and verified to comply with label regulations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Daging sintetik dengan bahan baku gluten terigu, tepung kacang merah, jamur tiram putih, dan rumput laut dengan variasi komposisi massa jamur dan rumput laut telah selesai dilakukan. Daging sintetik terbaik memiliki komposisi 68% gluten; 13,5% tepung kacang merah; 4% ISP; 4,5% kuning telur; 2% jamur; dan 8% rumput laut. Hasil analisis proksimat dengan kadar protein tertinggi dimiliki oleh sampel A[2,8] sebesar 34,4%. Hasil uji TPA (Texture Profile Analysis) daging memiliki daya kohesiv sebesar 0,747g (gaya); kekerasan daging 5578g; dan elastisitas 92g. Sedangkan hasil pengujian organoleptik menunjukkan bahwa responden menilai kemiripan daging sintetik dengan daging hewani mengenai rasa sampel memperoleh nilai 61,8% menyerupai daging hewani; 80,6% untuk wujud; 68,2% untuk kekenyalan; dan aroma sebesar 62,8%. Peningkatkan kualitas daging dapat ditingkatkan dengan kombinasi bahan nabati lainnya., Synthethic Meat with main ingredients of gluten, red bean flour, white oyster mushroom, and seaweed with variation of mushrooom and seaweed composition has been done. The best composition of the meat has 68% of gluten; 13.5% red bean flour; 4% ISP; 4.5% yolk; 2% mushroom; and 8% seaweed.
Best proximate analysis with the highest protein content is sampel A[2,8] with value of 34.4%. For Texture Profile Analysisis, cohessiveness of meat is 0.747g (force); hardness 5578g; and elastisity 92g. While the organoleptic test results the meat resemblance has taste 61.8% like meat; 80.6% for form; 68.2% plasticity; and 62.8% for aroma. Improvement of synthethic meat can be made by new variation of other natural ingredients.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Hazhiyah Ikramina Busyra
"ABSTRAK
Logistik memainkan peran penting dalam mempertahankan pasokan makanan segar di seluruh dunia. Adanya risiko dalam aliran produk makanan pada supply chain yang dapat terkontaminasi dari berbagai aspek, seperti bahan baku, bahan baku untuk proses industri, penyimpanan dan distribusi makanan. Sektor makanan halal akan tumbuh sekitar 18,3% dari pengeluaran makanan global menjadi 1.914 milyar USD pada 2021. Halal supply chain management sebagai suatu aktifitas yang mengendalikan dan mengelola aliran material, informasi dan modal; melalui koordinasi strategis dan kolaborasi dengan sedemikian rupa sehingga Halal dan Toyyib diperluas dari farm-to-fork. Pada praktiknya ada kemungkinan risiko berupa kontaminasi dari produk makanan halal dalam halal supply chain. Identifikasi dan mitigasi risiko masih dilakukan secara terpisah dan belum terintergasi ditiap stream. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan model analisis risiko upstream halal supply chain pada industri daging dengan hasil akhir dirumuskannya kriteria penilaian yang dapat menjadi acuan untuk menghindari risiko pada halal supply chain.  Telah diidentifikasi 40 risiko pada halal supply chain dan dilakukan prioritisasi risiko yang akan menjadi dasaran penyusunan kritera. Terdapat 27 risiko prioritas yang menjadi dasaran pembuatan kriteria penilaian sehingga didapatkan 34 kriteria penialain halal supply chain pada level upstream yang. Metode yang digunakan dalam pengerjaan penelitian ini yaitu metode semi kuantitatif yang mana menggunakan pendekatan Multi Criteria Decision Making (MCDM) DEMATEL based ANP (D-ANP).

ABSTRACT
Logistics plays an important role in maintaining the supply of fresh food throughout the world. Types of food products have different uniqueness based on the type of food products such as agrifood (Akhtar, et al., 2016) and beef products (King, et al., 2014). There are risks in the flow of food products in the supply chain that can be contaminated from various aspects, such as raw materials, raw materials for industrial processes, food storage and distribution (Nerin, et al., 2016). The halal food sector will grow around 18.3% of global food spending to 1,914 billion USD in 2021 (Reuters and Standards 2016). Indonesia has a population of 255 million people where 87.2 percent are Muslim, representing the largest Muslim population in the world (Hefner, 2017). Halal supply chain management as an activity that controls and manages the flow of material, information and capital; through strategic coordination and collaboration in such a way that Halal and Toyyib are expanded from farm-to-forks (Khan et al., 2018). In practice there is a risk of contamination from halal food products in the halal supply chain. Risko identification and mitigation are still done separately (not integrated) in each halal supply chain stream. The risk of contamination will affect the safety and quality of halal food products. These risks should be integrated with each other so that they can manage risks properly. This study aims to develop a risk analysis and priority model and develop a risk mitigation strategy from halal supply chain activities in the beef industry, especially at the upstream level, from the cattle farm, slaughtering process, storage, distribution and retail. 40 risks have been identified in the halal supply chain and risk prioritization has been carried out which will be the basis for the preparation of criteria. There are 27 priority risks which are the basis for making the assessment criteria so that 34 criteria for halal supply chain management are obtained at the upstream level. The method used in conducting this research is a semi-quantitative method which uses the D-ANP Multi Criteria Decision Making (MCDM) approach."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Daging sintetik merupakan salah satu alternatif pilihan makanan yang dapat
menggantikan daging hewani dengan tingkat protein yang tidak kalah tinggi.
Kandungan protein yang tinggi dapat diperoleh dari berbagai bahan organik
seperti gluten dari tepung terigu, jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), dan
tepung kacang merah. Pembuatan daging sintetik dilakukan dengan variasi bahan
baku, yaitu tepung jamur dan jamur yang dicincang; serta variasi konsentrasi.
Penentuan jenis daging sintetik terbaik dilakukan dengan analisis proksimat, asam
amino, dan organoleptik. Daging sintetik terbaik diperoleh dari kombinasi 70%
gluten, 15% tepung kacang merah, dan 15% tepung jamur tiram putih dengan
kadar protein sebesar 29,7%; kadar air 48,05%; kadar abu 1,680%; kadar lemak
2,480%; dan kadar karbohidrat 18,05%. Terdapat 15 jenis asam amino yang
terkandung dalam daging sintetik, diantaranya adalah aspartat, glutamat, serin,
glisin, histidin, arginin, threonin, alanin, prolin, valin, tirosin, isoleusin, leusin,
phenylalanin, lisin. Sedangkan hasil pengujian organoleptik menunjukkan bahwa
responden menilai kemiripan daging sintetik dengan daging hewani mengenai
rasa sebesar 67,5%; kekenyalan 66,0%; aroma 73,5%; dan wujud 90,5%., Synthetic meat is one of the alternative food choices that can replace animal meat
with the same amount of protein content. High protein content can be obtained
from a variety of organic materials such as gluten from wheat flour, white oyster
mushroom (Pleurotus ostreatus), and red bean flour. In this research,
manufacturing process of synthetic meat is divided into two types, the first type
use mushroom flour and the second type use chopped mushroom as its raw
material. Every type of synthetic meat manufactured in different variety of
concentration. The best synthetic meat is determined by using proximate analysis,
amino acid analysis, and organoleptic analysis. The best synthetic meat derived
from a combination of 70% gluten, 15% red bean flour and 15% of white oyster
mushroom flour with a protein content of 29.7%; moisture content of 48.05%; ash
content of 1.680%; fat content of 2.480%; and carbohydrate content of 18.05%.
There are 15 types of amino acids contained in the synthetic meat, such as
aspartate, glutamate, serine, glycine, histidine, arginine, threonine, alanine,
proline, valine, tyrosine, isoleucine, leucine, phenylalanin, lysine. While the
organoleptic test results showed that the respondents assess similarity synthetic
meat with animal flesh about the taste of 67.5%; elasticity of 66.0%; scent of
73.5%; and form of 90.5%. ash content]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dudi Badruzaman
"ABSTRAK
Kerja sama bisnis ayam potong perspektif ekonomi syariah di Kecamatan Rajadesa dilaku-kan oleh kedua belah pihak yang berakad. Hasil dalam akad kerja sama di bagi saat keun-tungan di peroleh setelah usaha berjalan, namun pada praktiknya tidak demikian, pemba-gian hasil ditentukan di awal tidak berubah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana praktik kerja sama bisnis ayam potong di Kecamatan Rajadesa? (2) Bagaimana praktik kerja sama bisnis ayam potong di Kecamatan Rajadesa dengan ber-dasarkan akad musyarakah? Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan tersebut. Berdasarkan permasalahan diatas, jenis penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam pe-nelitian ini adalah sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari pebisnis ayam potong di jalan kubangsari Kecamatan Rajadesa. Dan sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari catatan, buku, jurnal dan lainnya yang terkait dengan permasalahan yang penulis kaji. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggu-nakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis fenomenologi."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2019
330 AJSFI 13:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Jasmine
"Kasus kontaminasi daging haram seperti babi hutan (Sus scrofa) dan babi domestik (Sus scrofa domesticus) dalam makanan yang beredar di Indonesia menyebabkan perlu dilakukannya verifikasi halal. Pengaplikasian real-time PCR telah mempermudah proses verifikasi halal untuk mendeteksi kandungan DNA babi sebab metode tersebut memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi. Studi analisis sekuensing gen 12S rRNA terdahulu menunjukkan bahwa gen 12S rRNA dapat membedakan spesies hewan yang berkerabat dekat sehingga gen tersebut memiliki potensi sebagai gen target dalam studi deteksi halal. Namun, adanya kekurangan pada desain primer pada studi deteksi halal sebelumnya mendorong perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut terkait potensi primer gen 12S rRNA sebagai dasar pengembangan halal kit. International Organization of Standardization (ISO) telah menetapkan metode standar untuk deteksi babi, yaitu ISO/TS 20224-3:2020(E) menggunakan primer Porcine-97 bp sebagai primer standar yang spesifik terhadap gen ACTB pada Sus scrofa. Penelitian ini bertujuan untuk merancang primer spesifik terhadap gen 12S rRNA Sus scrofa, menganalisis sensitivitas dan spesifisitas primer rancangan dalam mendeteksi gDNA babi, serta mengevaluasi potensi primer rancangan untuk dijadikan sebagai primer alternatif dalam deteksi halal. Penelitian ini dilakukan dengan merancang primer menggunakan gen 12S rRNA sebagai gen target. Primer 12S rRNA (SS12S-120bp) divalidasi dengan menganalisis spesifisitas secara in silico dan menguji sensitivitas primer menggunakan metode real-time PCR. Analisis perbandingan kualitatif antara primer 12S rRNA dengan primer ACTB ISO juga telah dilakukan. Uji sensitivitas dan linieritas dilakukan dengan melakukan dilusi bertingkat terhadap gDNA babi pada konsentrasi 10.000, 1000, 100, 10, 5, dan 1 pg/uL sebanyak 2 replikat. Hasil validasi spesifisitas in silico menunjukkan bahwa primer 12S rRNA (forward: 5’-GGT CCT GGC CTT TCT ATT AAT TCT TAA-3’; reverse: 5’-CCG TTA TAG GTG TGC TTG ATA CC-3’; dan probe: 5’-[FAM]-CCC GGT GAG AAT GCC CTC CAG ATC-[BHQ1]-3’) bersifat spesies spesifik terhadap gen 12S rRNA Sus scrofa. Analisis qPCR menunjukkan bahwa primer 12S rRNA dapat mendeteksi gDNA babi hingga konsentrasi paling rendah, yaitu 1 pg/uL dengan suhu 56 derajat celcius sebagai suhu optimal annealing primer. Nilai efisiensi dan nilai linieritas yang diperoleh adalah 85% dan 0,995. Berdasarkan analisis perbandingan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa primer 12S rRNA bersifat lebih sensitif dan spesies spesifik dalam mendeteksi gDNA babi dibandingkan dengan primer ACTB ISO.

Cases of haram meat contamination such as wild boar (Sus scrofa) and domestic pig (Sus scrofa domesticus) in foods circulating in Indonesia cause the need for halal verification. The application of real-time PCR has facilitated halal verification process to detect the content of pig DNA down to the smallest concentration. The 12S rRNA gene has previously been used in several species identification studies and is known to have potential as a target gene in halal detection studies. However, some deficiencies in the primer design from the previous research prompted the need for further research regarding the potential of the 12S rRNA gene primers as the basis for halal kit development. ISO/TS 20224-3:2020(E) has established primer Porcine-97 bp as the standard primer used to detect the ACTB gene in Sus scrofa. This study aims to design a specific primer for the 12S rRNA Sus scrofa gene, analyze the sensitivity and specificity of the designed primer in detecting pig gDNA, and evaluate the potential of the designed primer to serve as an alternative primer for halal detection. This research was done by designing primers using Sus scrofa 12S rRNA gene as the target gene. Designed 12S rRNA primers (SS12S-120bp) was validated by analyzing in silico specificity and primer sensitivity test using real-time PCR method. Qualitative comparisons between 12S rRNA and ACTB ISO primers was also analyzed. Sensitivity test was carried out by conducting serial dilution of porcine gDNA at 10,000, 1000, 100, 10, 5, and 1 pg/uL in duplicates. In silico specificity results showed that the designed 12S rRNA primer (forward: 5’-GGT CCT GGC CTT TCT ATT AAT TCT TAA-3’; reverse: 5’-CCG TTA TAG GTG TGC TTG ATA CC-3’; and probe: 5’-[FAM]-CCC GGT GAG AAT GCC CTC CAG ATC- [BHQ1]-3’) was species specific to 12S rRNA Sus scrofa gene. qPCR analysis showed that 12S rRNA primer could detect pig gDNA down to the lowest concentration of 1 pg/uL at 56 degree celcius as its optimum annealing temperature. The efficiency and linearity value obtained was 85% and 0,995. Based on the conducted qualitative comparison analysis, it can be concluded that primer 12S rRNA is more sensitive and species specific in detecting pig gDNA compared to ACTB ISO primer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>