Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138084 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sultan Shiddiqi Salman
"ABSTRAK
Formaldehida merupakan senyawa kimia yang populer dengan banyak kegunaan, dengan jumlah kebutuhan yang cenderung terus bertambah. PT X merupakan salah satu produsen formaldehida yang masih memiliki permasalahan terkait kapasitas produksinya. PT X masih menggunakan pengendali Proportional-Integral (PI) yang masih mempunyai ruang untuk peningkatan produksinya. Model Predictive Control (MPC) digunakan untuk mengoptimalisasikan parameter pengendalian proses produksi formaldehida di PT X. Model empiris dibuat untuk diterapkan pada pengendali MPC berdasarkan Process Reaction Curve (PRC) dengan menggunakan pendekatan First Order Plus Dead Time (FOPDT). Kinerja pengendali diuji menggunakan set point (SP) tracking dan disturbance rejection. Ada empat pengendali yang diuji, yaitu pengendali laju alir steam (FIC-102), pengendali temperatur udara (TIC-101), pengendali level evaporator (LIC-101), dan pengendali tekanan evaporator (PIC-101). Didapatkan hasil model empirik FOPDT untuk masing-masing pengendali, dengan nilai parameter pengendalian Prediction Horizon (P), Control Horizon (M), dan Sampling Time (T) yang optimal secara berurutan: (1, 2, dan 1) pada FIC-102, (62, 21, dan 1) pada TIC-101, (50, 10, dan 6) pada PIC-101, dan (70, 21, dan13) untuk LIC-101. Terjadi perbaikan kinerja berdasarkan uji perubahan nilai set point baik dihitung melalui IAE maupun ISE sebesar 26,9% dan 8,03% untuk FIC-102, 15,37% dan 32,51% untuk TIC-101, 13,37% dan 25,9% pada PIC-101, serta 23,35% dan 6,71% pada LIC-101. Pada uji disturbance rejection juga terjadi perbaikan kinerja baik dihitung melalui IAE maupun ISE sebesar 96,4% dam 99.74% untuk FIC-102, 13,37% dan 25,9% untuk TIC-101, 54,25% dan 76,67% pada PIC-101, serta 15,96% dan 4,4% pada LIC-101.

ABSTRACT
Formaldehyde is a chemical compound known for its many uses, with the increase of its demand. PT X is one of the producers of formaldehyde that has problems related to its production capacity. PT X right now still uses Proportional-Integral (PI) that still have rooms of improvements. Model Predictive Control (MPC) is used to optimize the process control parameters of formaldehyde production in PT X. The empirical model is made for the MPC based on the Process Reaction Curve (PRC) using First Order Plus Dead Time (FOPDT). The control performance is tested using set point (SP) tracking and disturbance rejection. There are four controls that were tested, which are steam flow control (FIC-102), air temperature control (TIC-101), evaporator level control (LIC-101), and evaporator pressure control (PIC-101). Thus, the results of the empirical FOPDT model for each control is obtained, with the value of Prediction Horizon (P), Control Horizon (M), and Sampling Time (T) parameters are optimal and its value respectively are: (1, 2, and 1) for FIC-102 , (62, 21, and 1) for TIC-101, (50, 10, and 6) for PIC-101, and (70, 21, and 13) for LIC-101. The performance improvement based on the set point change test calculated through the IAE and ISE are 26.9% and 8.03% for FIC-102, 15.37% and 32.51% for TIC-101, 13.37% and 25, 9% for PIC-101, and 23.35% and 6.71% for LIC-101. Based on the disturbance rejection test it is also improvements on the performance both calculated through the IAE and ISE of 96.4% and 99.74% for FIC-102, 13.37% and 25.9% for TIC-101, 54.25% and 76.67% for PIC-101, and 15,96% and 4.4% on the LIC-101."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zulfikar Fauzi
"ABSTRAK
Formaldehida merupakan senyawa kimia yang digunakan pada industri perekat. PT X merupakan produsen formaldehida di Jawa Timur. Sistem pengendali proses yang digunakan di PT X masih berbasis proportional integral (PI). Pengendali konvensional ini masih memiliki kekurangan. Multivariable model predictive control (MMPC) diajukan untuk meningkatkan kinerja sistem pengendali pada PT X. Model empiris dibuat menggunakan process reaction curve (PRC) dan perhitungan parameter first order plus dead time (FOPDT). Empat manipulated variable (MV) dan empat controlled variable (CV) membentuk 16 model empiris. Perhitungan parameter MMPC, meliputi sample time (T), prediction horizon (P), control horizon (M), dilakukan dengan metode Shridhar dan Cooper (1998) dan dioptimalkan dengan metode fine tuning. Kinerja pengendalian MMPC diuji dengan perubahan set point (SP) dan ketahanan atas gangguan (disturbance rejection). Empat pengendali yang diuji, yaitu pengendali tekanan evaporator (PIC-101), pengendali liquid percent level evaporator (LIC-101), pengendali laju alir steam (FIC-102), dan pengendali suhu udara (TIC-101). Nilai parameter MMPC meliputi T, P, dan M yang optimal berturut turut adalah 3, 62, dan 2. Pengendali MMPC dapat memberikan peningkatan kinerja pengendalian pada uji SP tracking dengan rata rata sebesar 33,24% untuk IAE dan 42,93% untuk ISE. Sedangkan, pada uji disturbance rejection, terdapat peningkatan kinerja dengan rata-rata sebesar 33,48% untuk IAE dan 58,08% untuk ISE.

ABSTRACT
Formaldehyde is chemical substances that is used in adhesive industry. PT X is formaldehyde producer in East Java. PT X is using proportional integral based control system. This conventional controller has several weaknesses. Multivariable model predictive control (MMPC) is used to increase the performance of control system at PT X. Empirical model is made with process reaction curve (PRC) followed by first order plus dead time (FOPDT) calculation. Four manipulated variable (MV) and four controlled variable (CV) will construct 16 empirical models. Calculation of MMPC parameter, which include sample time (T), prediction horizon (P), and control horizon (M), is done with Shridhar and Cooper method (1998) and optimized by fine tuning method. Performance of MMPC is tested by set point changes and disturbance rejection. Four controllers tested are evaporator pressure control (PIC-101), liquid percent level control (LIC-101), steam flow control (FIC-102), and air temperature control (TIC-101). The optimized parameter of MMPC which include T, P, and M are 3, 62, and 2 respectively. MMPC Controller can increase controller performance in SP tracking with average number of 33.24% for IAE and 42.93% of ISE. Meanwhile, in disturbance rejection, there is an increase in average of 33.485 for IAE and 58.08% for ISE."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Abdan Syakuran
"Formaldehida merupakan bahan kimia yang memiliki banyak kegunaan seperti bahan baku dalam pembuatan resin, disinfektan, serta pengawet. Pada proses produksi di pabrik, salah satu aspek yang memiliki peran penting adalah aspek pengendalian. Saat ini PT. X masih menggunakan pengendali Proportional-Integral (PI) yang masih memiliki sejumlah kekurangan. Dalam rangka mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh pengendali PI, pengaplikasian pengendali MMPC dengan model gangguan dinilai mampu menghasilkan performa pengendalian yang lebih baik. Model empiris pada penelitian ini didapatkan dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Wahid dan Fauzi (2021), sedangkan model gangguan dibuat dengan bantuan process reaction curve dan perhitungan parameter First Order Plus Dead Time (FOPDT). Dalam memperoleh kinerja pengendalian yang optimal dilakukan proses tuning menggunakan metode Shridhar dan Cooper dan dioptimalkan dengan metode fine tuning. Kinerja pengendali MMPC dengan model gangguan diuji dengan perubahan Set Point (SP) dan ketahanan atas gangguan (disturbance rejection) dan diukur melalui perhitungan Integral Absolute Error (IAE) dan Integral Square Error (ISE). Pada uji perubahan Set Point (SP), pengendali MMPC berbasis model gangguan menghasilkan peningkatan kinerja dimana IAE mengalami penurunan yang berkisar dari 14,04-95,88% dan ISE mengalami penurunan yang berkisar dari 11,27-99,81%.

Formaldehyde is a compound that has many functions such as raw material of resin, disinfectant, and preservative. In the process production at the factory, one aspect that has significant role is controlling aspect. Currently PT X still uses Proportional-Integral controller which still has a few disadvantages. In order to overcome several disadvantages of PI controller, application of MMPC controller with disturbance model is considered to be able to achieve better control performance. Empirical model in this study was obtained from previous research conducted by Wahid and Fauzi (2021), while the disturbance model was made with the help of process reaction curve and First Order Plus Dead Time (FOPDT) parameters. In order to obtain optimal control performance, the tuning process is carried out using Shridhar and Cooper method and optimized by fine tuning method. The performance of the MMPC controller based on disturbance model was tested by changing the Set Point (SP) and the resistance to disturbance (disturbance rejection) and measured by calculating the Integral Absolute Error (IAE) and Integral Square Error (ISE). In the Set Point (SP) change test, the MMPC controller with the disturbance model result in increased performance, where IAE decreased about 14.04-95.88% and ISE decreased about 11.27-99.81%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Kunti Surya Andari
"Penyetelan ulang pengendali proporsional-integral dilakukan pada proses produksi formaldehida di PT X. Penyetelan ulang dilakukan untuk meningkatkan kinerja controller, karena penyetelan pengendali PI pada pabrik seringkali masih menggunakan metode ziegler-nichols close-loop yang kurang optimal. Model proses akan diestimasi dengan first order plus dead time model (FOPDT), dan kemudian parameter pengendali disetel ulang menggunakan Ziegler-Nichols (PRC), Wahid-Rudi-Victor (WRV), Cohen-Coon, autotuning, dan fine tuning. Kinerja pengendali diuji menggunakan set point (SP) tracking dan disturbance rejection. Integral of square error (ISE) akan digunakan sebagai indikator kinerja. Ada tiga pengendali yang diuji, yaitu, pengendali laju alir steam (FIC-102), pengendali temperatur udara (TIC-101), dan pengendali level tangki (LIC-102). Metode fine tuning memberikan kinerja pengendali yang paling baik untuk FIC-102 dan TIC-101, sedangkan metode autotuning memberikan kinerja pengendali yang lebih baik untuk LIC-102 dibandingkan dengan setelan di lapangan. Peningkatan kinerja untuk set point (SP) tracking adalah 81,59% (FIC-102), 94,11% (TIC-101), dan 85,61% (LIC-102). Sedangkan peningkatan kinerja untuk disturbance rejection adalah 95,5% (FIC-102), 94,53% (TIC-101), dan 93,16% (LIC-102). Pengujian penurunan kapasitas produksi sebesar 12,5% juga dilakukan, dan didapatkan bahwa controller masih mampu mencapai SP. Dengan demikian, penyetelan ulang pengendali PI berfungsi dengan baik.

A proportional-integral controller retuning is performed on formaldehyde production process at PT X. Retuning is carried out to improve the control performance, because PI controller in the factory often still uses ziegler-nichols close-loop tuning method which is not optimal. The process model is estimated by a first order plus dead time model (FOPDT), and then the controller parameters is tuned using the Ziegler-Nichols (PRC), Wahid-Rudi-Victor (WRV), Cohen-Coon, autotuning, and fine tuning. The control performance is tested using set point (SP) tracking and disturbance rejection with integral of square error (ISE) as performance indicator. There are three controllers that are tested, i.e., the steam flow controller (FIC-102), air temperature controller (TIC-101), and tank level controller (LIC-102). Fine tuning method give the better control performance for FIC - 102 and TIC-101, while autotuning method gives the better control performance for LIC-102 compared to the previous settings in the field. Performance improvement for set point (SP) tracking are 81.59% (FIC-102), 94.11% (TIC-101), and 85.61% ( LIC-102). While performance improvement for the disturbance rejection are 95.5% (FIC-102), 94.53% (TIC-101), 93.16% ( LIC-102). A test using reduction in production capacity of 12.5% was also carried out, and it was found that the controller was still able to reach SP. Thus, retuning PI controllers work well.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adjisetya
"Hidrogen merupakan salah satu gas yang memiliki banyak kegunaan. Salah satunya pada industri kimia. Pada pabrik biohidrogen, unit kompresor merupakan salah satu unit yang penting dalam pabrik biohidrogen dari biomassa. Kompresor berfungsi untuk mencapai tekanan tinggi pada kondisi operasi selanjutnya. Multivariable model predictive control (MMPC) digunakan untuk mengendalikan proses pada pabrik. Untuk mendapatkan pengendalian yang optimal, perlu dilakukan penyetelan. Penyetelan akan dilakukan pada Matlab-Simulink yang diintegrasikan dengan Aspen Plus Dynamics. Sistem pengendalian akan dibuat pada Simulink dan simulasi proses akan dilakukan pada Aspen Plus Dynamic. Penyetelan ini dilakukan dungeon metode Genetic Algorithm dungeon metode pencarian seleksi turnamen. Setelah itu, hasil penyetelan akan dijalankan juga dengan unisim design agar kinerja pengendalian dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Model first order plus dead time (FOPDT) digunakan sebagai model prediksi MMPC. Pada penelitian ini, model FOPDT yang digunakan di MMPC pada Matlab harus dihasilkan dengan cara satuan tekanan keluaran kompresor terlebih dahulu diubah menjadi satuan persentase karena MMPC pada Matlab akan menginterpretasikan variabel-variabel perhitungan dalam satuan persen. Parameter time sampling (T), prediction horizon (P), dan control horizon (M) terbaik yang diperoleh dari metode penyetelan seleksi turnamen pada simulasi dengan unisim untuk perubahan set-point (SP) yaitu 1 detik, 18, dan 3. Untuk uji gangguan parameter T, P, dan M yang diperoleh dengan penyetelan fine tuning terbaik yaitu 1 detik, 341, dan 121. Pada simulasi Matlab-Simulink-Aspen Plus Dynamics, parameter T, P, dan M yang terbaik yaitu 0,05 detik, 18, dan 2 untuk perubahan SP dan 0,05 detik, 7, dan 1 untuk perubahan gangguan.

Hydrogen is one of the gases that has many uses, including in the chemical industry. In a biohydrogen plant, the compressor unit is one of the important units in the biomass-based biohydrogen plant. The compressor unit works to achieve high pressure for further operational conditions. Multivariable Model Predictive Control (MMPC) is used to control the processes in the plant. To obtain optimal control performance, tuning process is necessary. The tuning process will be conducted in Matlab-Simulink integrated with Aspen Plus Dynamics. The control system will be designed in Simulink, and the process simulation will be executed in Aspen Plus Dynamics. The tuning was done using the Genetic Algorithm with tournament selection search method. Subsequently, the tuning results will also be implemented in Unisim Design to compare the control performance with previous research. The First Order Plus Dead Time (FOPDT) model is applied as the prediction model for MMPC. In this study, the FOPDT model used in MMPC in Matlab must be generated by converting the compressor output pressure unit into a percentage unit due to the MMPC in Matlab will interpret the calculation variables in percent units. For the set-point change, the best time sampling (T), prediction horizon (P), and control horizon (M) parameters that were obtained from the tournament selection tuning method in the simulation with Unisim design are 1 second, 18, and 3. For disturbance testinwere obtainedest parameters are 1 second, 341, and 121 that obtained by fine-tuning method. In the Matlab-Simulink-Aspen Plus Dynamics simulation, the best parameters T, P, and M for set-point changes are 0.05 seconds, 18, and 2, and for disturbance changes are 0.05 seconds, 7, and 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakaria Hafiz
"Budidaya mikroalga menggunakan PBR mampu memberikan hasil yang maksimal dikarenakan PBR mampu dikontrol secara maksimal. Meskipun begitu sistem ini sulit untuk dikembangkan untuk skala besar dikarena volume dan biaya yang dibutuhkan sangat besar. Pada penelitian ini dikembangkan sistem sepuluh photobioreactor (PBR) volume kecil dengan sistem kontinu yang disusun secara seri dengan sistem sirkulasi. Hal ini terbukti mempu meningkatkan produktivitas produksi biomassa mikroalga. Model yang dikembangkan mendapatkan hasil yang baik yaitu 162,2 g/m3 ­dan 192,2 g/m3 konsentrasi biomassa pada dua kondisi tekanan parsial karbon dioksida yang berbeda. Menggunakan metode regresi linear didapatkan bahwa model ini merupakan sistem yang tidak linear terhadap perubahan lajur alir masuk PBR dengan nilai regresi sebesar 0,69. Dikarenakan tingkat ke non-linearannya yang tinggi maka digunakan neural network model predictive control (NNMPC) pada sistem PBR ini sebagai pengendali. NNMPC digunakan dikarenakan kelebihannya dalam identifikasi sistem dibandingkan model MPC konvensional serta memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan pengendali MPC dan PID. NNMPC menggunakan neural network untuk mengidentifikasi hubungan nonlinear pada sistem dan mampu mengidentifikasi dengan akurat. Pada sistem ini konsentrasi biomassa dikontrol dengan cara memanipulasi laju alir masuk PBR. NNMPC terbukti mampu mengendalikan sistem PBR dengan baik dengan model neural network dan desain NNMPC yang tepat. Parameter optimum NNMPC yang berupa sampling time (T), prediction horzion (P), dan control horizon (M) yang digunakan pada sistem PBR ini berturut-turut adalah 0,2, 10, dan 3. NNMPC mampu mengatasi perubahan set point dan gangguan meskipun terdapat overshoot dan offset yang relatif kecil yaitu di bawah 1%. Selain itu settling time ketika menggunakan NNMPC berkisar 110 hingga 269 jam.

Microalgae cultivation using PBR is able to provide maximum results because PBR can be controlled optimally. This system is difficult to develop for a large scale because the volume and cost required are substantial. In this study, a ten-volume photobioreactor (PBR) system with a continuous system was developed in series with the circulation system. This has proven to be able to increase the productivity of microalgae biomass production. The developed model has good results, namely 162.2 g / m3 ¬ and 192.2 g / m3 biomass concentration under two different carbon dioxide partial pressure conditions. Using the linear regression method, it was found that this model is a non-linear system for changes in the PBR inlet flow with a regression value of 0.69. Due to the high level of non-linearity, the neural network predictive control (NNMPC) model is used as a controller in this PBR system . NNMPC is used because of its advantages in system identification compared to conventional MPC models and has better performance than MPC and PID controllers. NNMPC uses neural networks to identify non-linear relationships in the system and able to identify accurately. In this system, the biomass concentration was controlled by manipulating the PBR inflow rate. NNMPC is proven able to control PBR systems well with neural network models and the right NNMPC designs. The optimum parameters of NNMPC in the form of sampling time (T), prediction horizon (P), and control horizon (M) used in this PBR system are 0.2, 10, and 3. NNMPC is able to overcome changes in setpoints and interference, although there is a relatively small overshoot and offset, which is below 1%. Besides settling time when using NNMPC ranges from 110 to 269 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaki Haryo Brillianto
"ABSTRAK
Pengendalian proses pemisahan metanol-air pada produksi dimethyl ether (DME) dari gas sistesis menggunakan pengendali Model Predictive Control (MPC) jenis single-input single-output (SISO) telah menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan pengendali Propotional-Integral (PI). Namun, penerapan pengendali MPC tunggal ini membuat proses produksi DME menjadi tidak ekonomis dikarenakan biaya modal pengendali MPC lebih besar dibandingkan pengendali PI. Pada penelitian ini, dirancang pengendali Multivariable Model Predictive Control (MMPC 4x4) dengan empat variabel masukan atau variabel yang dimanipulasikan (manipulated variable, MV) dan empat variabel keluaran atau variabel yang dikendalikan (controlled variable, CV). Pengendali MMPC diusulkan untuk mengurangi jumlah pengendali yang digunakan (empat MPC) serta mengatasi interaksi antar-variabel yang akan memengaruhi kinerja pengendalian. Perancangan pengendali meliputi identifikasi interaksi antar-variabel melalui pemodelan empirik first-order plus dead time (FOPDT) dan penyetelan pengendali. Empat CV tersebut meliputi suhu kondensor, suhu keluaran cooler, level kondensor, dan level kolom, sedangkan empat MV-nya meliputi beban kondensor, beban cooler, laju alir produk distilat, dan laju alir produk bawah. Hasilnya menunjukkan bahwa interaksi antar variabel yang teridentifikasi meliputi seluruh variabel yang terlibat, sehingga didapatkan matriks 4x4 yang berisi 16 model FOPDT. Nilai parameter pengendali berupa sampling time (T), prediction horizon (P), dan control horizon (M) yang memberikan kinerja pengendalian yang optimum berturut-turut adalah 2, 24, dan 10. Penggunaan MMPC memberikan kinerja pengendalian yang lebih baik dibandingkan dengan MPC, yang ditunjukkan oleh penurunan IAE sebesar 7% hingga 72% dan penurunan ISE sebesar 14% sampe 83%.

ABSTRACT
Process control of separating methanol-water from the production of dimethyl ether (DME) from synthesis gas using the Model Predictive Control (MPC) controller of single-input single-output (SISO) type has shown better results compared to the use of Propotional-Integral (PI) controllers. However, the application of this single MPC controller made the DME production process uneconomical because the MPC controllers capital cost was greater than the PI controller. In this study, a Multivariable Model Predictive Control (MMPC 4x4) controller was designed with four input variables or manipulated variables (manipulated variables, MV) and four controlled variables (controlled variables, CV). The MMPC controller is proposed to reduce the number of controllers used (four MPC) and overcome inter-variable interactions that will affect control performance. The design of the controller includes the identification of inter-variable interactions through first-order plus dead time (FOPDT) empirical modeling and controller adjustments. The four CVs include condenser temperature, cooler output temperature, condenser level, and column level, while the four MVs include condenser load, cooler load, distillate product flow rate, and bottom product flow rate. The results show that the interactions between the variables identified include all the variables involved, resulting in 16 FOPDT models. The control parameter values ​​in the form of sampling time (T), prediction horizon (P), and control horizon (M) that provide optimum control performance are 2, 24, and 10. The use of MMPC provides better control performance compared to MPC, which is indicated by a decrease in IAE of 7% to 72% and a decrease in ISE of 14% to 83%.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Saptari
"Skripsi ini membahas tentang analisa pengendalian debu yang dilakukan pada area produksi Pre Cut PT X tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian semi-kuantitatif dengan desain observasional. Variabel yang diteliti adalah tingkat konsentrasi debu pekerja, ventilasi alami, local exhaust ventilation, housekeeping, dan alat pelindung diri.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian yang dilakukan pada area produksi Pre Cut belum efektif dalam mengendalikan debu. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengukuran konsentrasi debu di tiga unit (unit kerja pembelahan sebesar 1.765 mg/m3, unit kerja pemotongan sebesar 1.389 mg/m3, dan unit kerja penyerutan sebesar 0.016 mg/m3) dimana dua dari tiga unit kerja yang ada di area Pre Cut telah melewati Nilai Ambang Batas (1 mg/m3) yaitu unit kerja pmbelahan dan unit kerja pemotongan.

This research discusses the analysis of dust control in the Pre Cut production area at X Company 2011. This study is a semi-quantitative study with observational designs. The variables studied were level of dust concentration of workers, natural ventilation, local exhaust ventilation, housekeeping, and personal protective equipment.
Based on the results of research showed that the control in Pre Cut production areas have not been effective in controlling dust. This is evidenced by the results of measurements of dust concentration in the three units (fission units 1.765 mg/m3 division, cutting unit of 1.389 mg/m3, and shaving unit 0.016 mg/m3) in which two of the three units in the area pre Cut has passed the Threshold Limit Value (1 mg/m3) are fission unit and cutting unit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rici Adi Sa`bani
"ABSTRAK
Kolom destilasi merupakan salah satu unit operasi yang paling banyak digunakan di dunia industri dan memerlukan pengendalian proses yang lebih lanjut karena memiliki sistem multi input multi oputput (MIMO) atau sistem multivariable yang sulit untuk dikendalikan. Model predictive control (MPC) merupakan salah satu pengendali alternatif yang dikembangkan untuk mengatasi pengendalian yang memiliki sistem MIMO dengan interaksi diantara lup-lup yang dikendalikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model dinamik dari pengendalian proses pada kolom destilasi menggunakan MPC serta mendapatkan kinerja pengendali MPC yang optimum. Pengendalian proses kolom desitlasi dilakukan dengan mensimulasikan model dinamik dari kolom destilasi pada perangkat lunak UNISIM R390.1. Proses optimasi dilakukan dengan tuning terhadap parameter-parameter pengendali MPC seperti sampling time (T=1-240 s), prediction horizon (P=1-400), dan control horizon (M=1-400). Hasil simulasi dari pengendalian dengan MPC selanjutnya akan diuji dan dibandingkan dengan hasil pengendalian PI, menggunakan parameter pengujian Integral Absolute Error (IAE). Pengendali MPC memberikan kinerja lebih baik dibandingkan dengan pengendali PI untuk range set point 0,95 sampai 0,94 pada komposisi produk destilate menggunakan model 1 yang dimodifikasi dengan IAE 0,0584 untuk pengendali MPC dan 0,0782 untuk IAE pengendali PI

Abstract
Distillation columns are widely used in chemical industry as unit operation and required advance process control because it has multi input multi output (MIMO) or multivariable system, which is hard to be controlled. Model predictive control (MPC) is one of alternative controller develoved for MIMO system due to loops interaction to be controlled. This study aimed to obtain dynamic model of process control on a distillation column using MPC, and to get the optimum performance of MPC controller. Process control in distillation columns performed by simulating the dynamic models of distillation columns by UNISIM R390.1 software. The optimization process was carried out by tuning the MPC controller parameters such as sampling time ( t = 1 ? 240 s), prediction horizon (p = 1-400), and the control horizon (M=1-400). The comparison between the simulation result of MPC obtained with the simulation result of PI controller is presented and Integral Absolut Error (IAE) was used as comparison parameter. Then, result indicate that the performance of MPC is better then PI controller for set point range 0.95 to 0.94 on destillate product composition using a modified model 1 with IAE 0.0584 for MPC controller and 0.0782 for PI controller
"
2012
S43855
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>