Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139041 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afinii Nuryati
"Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan dari minyak nabati yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar minyak. Di camping keunggulan yang dimiliki biodiesel seperti sumbernya yang terbarukan dan emisinya yang lebih rendah, kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi menyebabkan ketidakstabilan oksidasi selama penyimpanan. Pyrogallol diketahui sebagai antioksidan fenolik yang memiliki performa paling baik dalam meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Namun, pyrogallol memiliki kepolaran yang berbeda dengan biodiesel sehingga mudah mengendap. Penelitian telah dilakukan untuk membuat senyawa turunan pyrogallol dari reaksi antara pyrogallol dengan metil linoleat murni menggunakan katalis 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Ulfiah
"ABSTRAK
Alam Indonesia kaya dengan kelapa sawit menjadikan kelapa sawit memiliki potensi besar untuk diajdikan bahan baku pembuatan biodiesel. Walaupun, biodiesel dari minyak kelapa sawit lebih stabil dari minyak lainnya tetapi pasti ada reaksi oksidasi dalam penyimpanan, sehingga tidak dapat memenuhi spesifikasi biodiesel yang disyaratkan pada SNI 7182-2015 yaitu minimal 48 jam. Pada penelitian ini, biodiesel yang disintesis dengan bahan baku minyak kelapa sawit melalui proses tahapan transesterifikasi dilakukan penambahan anti oksidan yaitu pyrogallol dengan rentang konsentrasi 500 ndash; 2000 ppm serta periode pengamatan 1 ndash; 3 minggu. Pyrogallol digunakan untuk penambahan antioksidan karena memiliki efektifitas yang tinggi untuk meningkatkan kestabilan oksidasi biodiesel. Kestabilan oksidasi biodiesel diamati pengujian densitas, angka asam, stabilitas oksidasi dan viskositas kinematic. Penambahan antioksidan pyrogallol 1500 ppm mampu menghambat terjadinya oksidasi biodiesel sampai lebih dari 48 jam yang merupakan kestabilan oksidasi maksimum di minggu ke 2.

ABSTRAK
Indonesia have plentiful oil palm, which oil palm has great potential for biodiesel production as raw materials. Meanwhile, plm oil biodiesel is more stable than other oil although there must be oxidation reaction in storage, so it can not meet biodiesel specification that is not in SNI 7182 2015 that is at least 48 hours. In this study, biodiesel which is synthesized with palm oil raw materials through the process of transesterification stage is done by addition of anti oxidant that is pyrogallol with concentration range 500 2000 ppm and observation period 1 3 weeks. Pyrogallol is used for the addition of antioxidants because it has a high effectiveness to improve the oxidation stability of biodiesel. The stability of oxidation of biodiesel was observed by density test, acid number, oxidation stability and kinematic viscosity. The addition of 1500 ppm pyrogallol antioxidant can inhibit oxidation of biodiesel up to more than 48 hours which is stability in two week.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Prasetio Ajie
"Kebutuhan bahan bakar dalam menunjang ketersediaan energi bagi masyarakat terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi manusia. Disatu sisi cadangan bahan bakar seperti minyak bumi terus menipis, sehingga dari kebutuhan tersebut mendorong dikembangkannya bahan bakar alternatif yang terbarukan salah satunya biodiesel. Pemakaian biodiesel memiliki kekurangan mudah teroksidasi akibat ikatan rangkap dua pada struktur molekul yang dimilikinya, sehingga berpotensi untuk terjadinya degradasi dalam masa penyimpanan. Ikatan rangkap pada biodiesel dapat teroksidasi dengan mudah menghasilkan produk samping peroksida yang dapat merusak biodiesel terutama selama proses pembakaran. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut supaya biodiesel memiliki spesifikasi ketahanannya terhadap oksidasi sehingga layak dipakai dan digunakan dapat dilakukan penambahan antioksidan ke dalam biodiesel. Dalam rangka meningkatkan performa antioksidan dalam biodiesel dapat dilakukan dengan mencampurkan dua antioksidan membentuk antioksidan biner. Dalam penelitian ini biodiesel ditambahkan dengan antioksidan biner campuran pyrogallol dengan antioksidan monohidrik dalam beberapa variasi rasio konsentrasi antara pyrogallol dengan antioksidan monohidrik. Biodiesel yang sudah dicampur dengan antioksidan akan diukur stabilitas oksidasinya dengan pengujian bilangan asam, bilangan iodin dan periode induksi Rancimat selama 4 minggu. Dari uji yang telah dilakukan penambahan antioksidan PY:BHA dengan perbandingan 1:1 pada 500 ppm dapat meningkatkan periode induksi Rancimat biodiesel dari 6,49 jam menjadi 31,24 jam. Sedangkan pada bilangan asam dan iodin penambahan antioksidan dapat menurunkan kenaikan bilangan asam dan menurunkan laju penurunan bilangan iodin pada biodiesel dibandingkan dengan biodiesel tanpa penambahan antioksidan.

The need for fuel to support the availability of energy for the community continues to increase along with the increasing human population. On the other hand, conventional fuel such as petroleum are running low, so that these needs encourage the development of renewable alternative fuels, one of which is biodiesel. The use of biodiesel has the disadvantages of being easily oxidized due to its double bond in the molecular structure it has, so that it has the potential for degradation during the storage period. The double bond on biodiesel can be oxidized easily to produce peroxide products which can damage biodiesel especially during the combustion process. To minimize these deficiencies so that biodiesel has a specification of its resistance to oxidation so that it is suitable for use and can be used to add antioxidants to biodiesel. In order to improve the performance of antioxidants in biodiesel can be done by mixing two antioxidants to form binary antioxidants. In this study, biodiesel was added with a binary antioxidant pyrogallol mixture with monohydric antioxidants in several variations in the ratio of the concentration between pyrogallol and monohydric antioxidants. Biodiesel mixed with antioxidants will be measured for oxidation stability by testing acid numbers, iodine numbers and Rancimat induction periods for 4 weeks. From the tests that have been carried out with the addition of antioxidant PY: BHA with a ratio of 1: 1 at 500 ppm can increase the period of induction of Rancimat biodiesel from 6.49 hours to 31.24 hours. While the acid number and iodine addition of antioxidants can reduce the increase in acid numbers and decrease the rate of decrease in iodine number in biodiesel compared to biodiesel without the addition of antioxidants. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Farras Ahadan
"Biodiesel merupakan bahan bakar yang berasal dari turunan minyak sayur dan lemak hewan yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar mesin diesel. Biodiesel memiliki kekurangan yaitu mudah teroksidasi yang disebabkan oleh adanya ikatan hidrokarbon sehingga dapat menurunkan kualitas biodiesel. Salah satu cara untuk mempertahankan stabilitas oksidasi biodiesel yaitu dengan penambahan antioksidan. Pyrogallol merupakan antioksidan yang paling efektif untuk mencegah oksidasi pada biodiesel. Akan tetapi, pyrogallol memiliki polaritas yang berbeda dengan biodiesel sehingga pyrogallol tidak dapat larut dan tidak terdispersi. Dibutuhkan modifikasi terhadap pyrogallol agar memiliki polaritas yang mendekati biodiesel. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa reaksi antara pyrogallol dan methyl linoleate murni dengan senyawa radikal 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) membentuk derivat pyrogallol terbukti dapat meningkatkan kelarutan pyrogallol pada biodiesel. Namun, methyl linoleate murni jika diaplikasikan pada skala industri tidak ekonomis. Pada penelitian ini, digunakan biodiesel jagung hasil transesterifikasi dari minyak jagung sebagai sumber methyl linoleate pengganti mehyl linoleate murni. Uji GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) menunjukkan bahwa biodiesel jagung memiliki kandungan methyl linoleate sebesar 47,27 %. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan 10 ml biodiesel, 5 ml DPPH, dan 5 ml pyrogallol. Keberadaan senyawa derivat pyrogallol ditunjukkan dengan terbentuknya spot baru pada TLC dan adanya pergeseran bilangan gelombang gugus C-O pada FTIR. Sintesis menghasilkan senyawa yang memiliki berat molekul 622,54 g/mol dengan yield 10,47% yang menunjukkan senyawa tersebut terdiri dari pyrogallol dan methyl linoleate. Berdasarkan pengukuran spektrofotometer UV-Vis, penambahan senyawa derivat pyrogallol ke dalam biodiesel kelapa sawit (B100) menghasilkan selisih absorbansi yang lebih kecil dibandingkan pyrogallol murni yang menunjukkan bahwa derivat pyrogallol lebih larut dalam biodiesel. Penambahan senyawa derivat pyrogallol ke dalam biodiesel kelapa sawit (B100) meningkatkan periode induksi (Induction Period) dan menghambat penurunan bilangan iodin.

Biodiesel is a fuel derived from vegetable oil and animal fat derivatives that can be used as an alternative to diesel engine fuel. Biodiesel has the disadvantage of being easily oxidized due to hydrocarbon bonds which can reduce the quality of biodiesel. One way to maintain the stability of biodiesel oxidation is by adding antioxidants. Pyrogallol is the most effective antioxidant to prevent oxidation in biodiesel. However, pyrogallol has a different polarity from biodiesel so that pyrogallol is insoluble and undispersed. A modification to pyrogallol is needed to have a polarity close to biodiesel. Previous research has shown that the reaction between pyrogallol and pure methyl linoleate with the radical compound 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) forming pyrogallol derivatives has been proven to increase the solubility of pyrogallol in biodiesel. However, pure methyl linoleate if applied on an industrial scale is not economical. In this study, corn biodiesel made by transesterification from corn oil is used as a source of methyl linoleate instead of pure mehyl linoleate. GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) test shows that corn biodiesel has 47.27% methyl linoleate content. Synthesis was carried out by reacting 10 ml of biodiesel, 5 ml of DPPH, and 5 ml of pyrogallol. The existence of pyrogallol derivative compounds is indicated by the formation of new spots on TLC and the shifting of C-O groups in FTIR. Synthesis produces compounds which have a molecular weight of 622.54 g/mol with a yield of 10.47% which indicates the compound consists of pyrogallol and methyl linoleate. Based on UV-Vis spectrophotometer measurements, the addition of pyrogallol derivative compounds into palm oil biodiesel (B100) results in a smaller absorbance difference than pure pyrogallol which shows that pyrogallol derivatives are more soluble in biodiesel. The addition of pyrogallol derivative compounds into palm oil biodiesel (B100) increases the induction period and inhibits the decrease in iodine number."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesias, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Hana Dhia
"Penggunaan biodiesel sebagai sumber energi alternative terbarukan terkendala karena rendahnya stabilitas oksidasi yang menyebabkan biodiesel mengalami penurunan kualitas dan memiliki masa penyimpanan yang singkat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah oksidasi biodiesel adalah dengan penambahan aditif antioksidan. Pyrogallol adalah aditif antioksidan yang umum digunakan untuk biodiesel. Tetapi, pyrogallol dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga menyebabkan pyrogallol tidak terdistribusi dengan baik pada biodiesel. Polyglyceryl-4-isostearate adalah surfaktan non ionik yang umum digunakan dalam industri kosmetik sebagai pengemulsi water in oil untuk mencampurkan bahan-bahan industri kosmetik agar lebih homogen.
Pada riset ini, biodiesel diberikan aditif berupa pyrogallol dan polyglyceryl-4-isostearate. Karakteristik dari biodiesel yang dilihat untuk menentukan stabilitas oksidasi adalah perubahan bilangan asam dan iodin selama empat minggu masa penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan polyglyceryl-4-isostearate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol di dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menahan oksidasi. Selain itu, penambahan surfaktan polyglyceryl-4-isostearate hingga 300 ppm dan pyrogallol 1000 ppm atau rasio 3:10 mampu meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel.

The used of biodiesel as renewable energy resources is constrained due to low oxidation stability that causes the decreasing quality of biodiesel and has a short storage period. The addition of antioxidant additives is needed to prevent the oxidation. Pyrogallol is an effective antioxidant additive and it is commonly used in industry. But, the use of pyrogallol is not maximized due to differences in polarity between pyrogallol and biodiesel, causing the pyrogallol are not mutually soluble or not distributed well. Polyglyceryl 4 isostearate is a non ionic surfactant that commonly used in the cosmetics industry as a water in oil emulsifier for mixing cosmetic industry ingredients to be more homogeneous.
In this research, biodiesel will be given pyrogallol as antioxidant additives and polyglyceryl 4 isostearate as surfactant. The parameter used to determine the biodiesel oxidation stability are acid number and iodine number in four weeks of storage.
It is found that after the addition of polyglyceryl 4 isostearate, the dispersion between pyrogallol and biodiesel is increased and performace of pyrogallol for maintaining the oxidation stability improved. Also, adding surfactant polyglyceryl 4 isostearate until 300 ppm and pyrogallol 1000 ppm or 3 10 ratio can cause the oxidation stability improved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rafif
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang dapat dihasilkan dari minyak kelapa sawit. Meskipun biodiesel memiliki karakteristik seperti diesel konvensional, biodiesel memiliki kekurangan yakni mudah teroksidasi karena memiliki ikatan tak jenuh pada rantai esternya. Antioksidan seperti Pyrogallol (PY), Ter-butyl Hydroquinone (TBHQ) dan Butyl Hydroxytoluene (BHT) terbukti efektif dalam meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Pada penelitian ini, antioksidan biner berbasis PY dikombinasikan dengan TBHQ dan BHT sebagai aditif untuk meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel kelapa sawit. Formulasi optimum penambahan antioksidan didapatkan dengan menguji bilangan asam, bilangan iodin serta periode induksi dengan metode Rancimat pada sampel biodiesel yang ditambahkan antioksidan biner PY:TBHQ dan PY:BHT sebesar 100ppm, 250ppm, dan 500ppm serta rasio antioksidan biner sebesar 1:3, 1:1 dan 3:1. Pengambilan data pengujian dilakukan sebanyak 1 kali seminggu dari minggu ke-0 hingga minggu ke-4 waktu penyimpanan. Hasil uji stabilitas oksidasi dengan metode Rancimat menunjukkan bahwa antioksidan biner PY:TBHQ dengan rasio 1:1 memiliki kinerja terbaik dimana penambahan 500ppm antioksidan dapat meningkatkan periode induksi biodiesel kelapa sawit dari 6,59 jam menjadi 38,48 jam. Dengan demikian, maka penambahan antioksidan biner PY:TBHQ terbukti dapat meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel kelapa sawit.

Biodiesel is one of alternative energy that can be produced from palm oil. Eventhought biodiesel has similar properties to conventional diesel, it has low oxidation stability due to the unsaturated bond in its ester chains. Antioxidant, such as Pyrogallol (PY), ter-Butyl Hydroquinone (TBHQ) and Butylated Hydroxytoluene (BHT) are proven as an effective solution to increase oxidation stability of biodiesel. In this research, PY-based binary antioxidants were combined with TBHQ and BHT as additives to improve the oxidation stability of palm oil biodiesel. The optimum formulation of antioxidant addition was obtained by testing the acid number, iodine number and Rancimat induction period method on biodiesel samples which added binary antioxidant PY: TBHQ and PY: BHT at 100ppm, 250ppm, and 500ppm and ratios 1: 3, 1: 1 and 3:1. The tests done once a week from week 0 to week 4 of storage time. The results of the oxidation stability test using the Rancimat method showed that binary antioxidant PY: TBHQ with ratio of 1: 1 had the highest performance where an addition of 500ppm of antioxidants could increase the induction period of palm oil biodiesel from 6.59 hours to 38.48 hours. Thus, the addition of binary antioxidant PY: TBHQ has been shown to increase the oxidation stability of palm oil biodiesel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman
"ABSTRAK
Biodiesel merupakan senyawa alkil ester dari asam lemak yang diolah dari sumber trigliserida alami terbarukan dan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, biasanya dibuat melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dalam aplikasi maupun penyimpanannya, biodiesel berpotensi mengalami kerusakan akibat reaksi oksidasi karena faktor internal kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi dan faktor eksternal udara, panas, atau cahaya yang mengakibatkan terjadinya perubahan karakteristik serta kualitas dari biodiesel. Untuk menjaga karakteristik dan kualitas dari biodiesel agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perlu ditambahkan antioksidan yang dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada biodiesel. Pada penelitian ini digunakan antioksidan Pyrogallol yang ditambahkan ke dalam biodiesel minyak sawit dengan berbagai konsentrasi dan berbagai suhu penyimpanan. Parameter biodiesel yang diamati selama masa penyimpanan adalah yang dapat mewakili terjadinya oksidasi yaitu, parameter yang dapat adalah perubahan viskositas kinematik, densitas, bilangan asam, dan bilangan iodin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan antioksidan Pyrogallol dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada biodiesel. Penggunaan antioksidan dengan konsentrasi 0,1 pada suhu penyimpanan 30 C maupun 60 C diketahui dapat mempertahankan karakteristik dan kualitas biodiesel selama masa penyimpanan dari kerusakan akibat reaksi oksidasi.

ABSTRACT
Biodiesel is an alkyl ester compound of fatty acids that is processed from a source of naturally renewable triglycerides and used as a fuel for diesel engines, usually made through esterification or transesterification processes. In the application and its storage, biodiesel has a potential to be damaged by oxidation reaction due to internal factors high unsaturated fatty acid content and external factors air, heat, or light resulting in changes of biodiesel rsquo s characteristics and quality. To maintain the characteristics and quality of the biodiesel to the established standards, it is necessary to add antioxidants that can inhibit the oxidation reaction in the biodiesel. In this research, Pyrogallol will be used as antioxidants and will be added to the palm oil biodiesel with various concentrations and various storage temperatures. The biodiesel parameters observed during the storage period are those that can represent oxidation, which are kinematic viscosity, density, acid number, and iodine number. The results of this research show that the addition of Pyrogallol antioxidants can inhibit the oxidation reaction in biodiesel. The use of antioxidants with a concentration of 0.1 at storage temperatures of 30 C and 60 C is known to maintain the characteristics and quality of biodiesel during storage from damage caused by oxidation reactions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keyren Julianto
"Indonesia yang kaya dengan kelapa menjadikan minyak kelapa memiliki potensi besar untuk diajdikan bahan baku pembuatan biodiesel. Namun, biodiesel dari minyak kelapa dari minyak kelapa memiliki stabilitas oksidasi yang rendah, sehingga tidak dapat memenuhi spesifikasi biodiesel yang disyaratkan pada SNI 7182-2015 yaitu minimal 480 menit dengan metode rancimat. Pada penelitian ini, biodiesel yang disintesis dengan bahan baku minyak kelapa melalui proses transesterifikasi dilakukan penambahan anti oksidan yaitu pyrogallol dengan rentang konsentrasi 500 ndash; 2000 ppm serta periode pengamatan 1 ndash; 4 minggu. Pyrogallol digunakan karena memiliki efektifitas yang tinggi untuk meningkatkan kestabilan oksidasi biodiesel yang dapat menurun seiring berjalannya waktu. Kualitas kestabilan biodiesel diamati dengan dilakukannya pengujian densitas, angka asam, stabilitas oksidasi, angka iodium, viskositas kinematik, dan intensitas warna. Penambahan antioksidan pyrogallol minimal 500 ppm sudah mampu menaikkan menjadi 2880 menit yang merupakan kestabilan oksidasi maksimum.

Indonesia rsquo s rich in coconut causing coconut oil has great potential to be used as raw material for making biodiesel. However, biodiesel from coconut oil has low oxidation stability so it cant rsquo t meet the biodiesel specifiaction required on SNI 7182 2015 which is at least 480 minutes using rancimat method. In this research, biodiesel is synthesized with coconut oil as ram material through transesterificaion process is done by addition of pyrogallol as antioxidant with concentration range 500 ndash 2000 ppm and observation period 1 ndash 4 weeks. Pyrogallol is used because it has high effectiveness to increase the oxidation stability of biodiesel that can decrease over time. The quality of biodiesel stability is observed by testing density, acid number, oxidation stability, iodine number, viscosity, and color intensity. The result showed addition of pyrogallol minimum 500 ppm can increase oxidation stability into 2880 minutes which is maximum limit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Astri Faradiba
"Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi adalah strategi yang layak saat ini untuk meningkatkan asupan mineral zat besi. Dalam penelitian ini, kedelai dalam olahan tahu, tempe, dan susu diuji untuk kesesuaian sebagai media fortifikasi dengan zat besi. Ferrous fumarate dan ferrous bisglycinate ditambahkan pada beberapa variasi penambahan dan diuji bioavailabilitasnya secara in vitro pencernaan. In vitro pencernaan pada pangan berbasis kedelai menggunakan enzim pepsin dan campuran enzim pancreatin beserta extract bile. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bioavailabilitas zat besi yang difortifikasi pada pangan berbasis kedelai dapat terserap baik pada tahu dengan nilai efektivitas 94,86% untuk ferrous fumarate dan 77,14% untuk ferrous bisglycinate.

Fortification of staple foods with iron is a viable strategy at this time to increase the intake of iron minerals. In this study, processed soy in tofu, tempeh, and milk were tested for suitability as a medium for fortification with iron. Ferrous fumarate and ferrous bisglycinate added on some additional variations and tested its bioavailability in vitro digestion. In vitro digestion in soybean-based food using the pepsin enzyme and pancreatin enzyme mix along with extract bile. The results of this study indicate that the bioavailability of iron in fortified soy-based food can be absorbed well in tofu with the effective value for ferrous fumarate 94.86% and 77.14% for ferrous bisglycinate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans
"Biodiesel adalah bahan bakar nabati sebagai alternatif bahan bakar fosil yang mengandung metil ester asam lemak dan memiliki banyak keunggulan. Akan tetapi, biodiesel memiliki kelemahan yaitu rentan terhadap oksidasi karena adanya ikatan rangkap pada struktur asam lemak penyusunnya. Salah satu aditif antioksidan biodiesel yang paling efektif adalah pyrogallol. Akan tetapi, pyrogallol memiliki kelemahan yaitu kelarutan yang rendah dalam minyak. Untuk itu telah dikembangkan turunan pyrogallol melalui reaksi antara pyrogallol dan methyl linoleate dengan menggunakan radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl atau DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa methyl linoleate dan pyrogallol bereaksi membentuk turunan pyrogallol yang lebih larut dalam biodiesel. Akan tetapi,
penggunaan methyl linoleate murni tidak ekonomis karena memiliki harga yang tinggi. Pada penelitian ini, biodiesel minyak biji bunga matahari dengan 54.13% methyl linoleate yang telah diuji oleh GCMS digunakan untuk mensintesis turunan
pyrogallol dengan rasio 10 ml biodiesel, 5 ml DPPH, dan 5 ml pyrogallol. TLC, FTIR, dan LCMS/MS digunakan untuk menentukan keberadaan senyawa turunan pyrogallol. Pada hasil TLC terdapat spot baru yang memiliki perbedaan ketinggian spot antara senyawa turunan pyrogallol dengan pyrogallol yang menunjukkan
perbedaan polaritas dari keduanya. FTIR menunjukkan adanya pergeseran peak pada 1240 cm-1 yang menunjukkan terbentuknya senyawa turunan pyrogallol. LCMS/MS menunjukkan adanya senyawa dengan berat molekul yang terdiri dari methyl linoleate dengan pyrogallol. UV-Vis dari senyawa turunan pyrogallol
menunjukkan bahwa senyawa tersebut lebih larut dalam biodiesel dibandingkan
dengan pyrogallol. Karakteristik stabilitas oksidasi diuji dengan bilangan iodin dan
periode induksi. Penambahan turunan pyrogallol sebanyak 2000ppm ke dalam
biodiesel dapat menghambat penurunan bilangan iodin dan meningkatkan periode
induksi sebesar 0,75 jam.

Biodiesel is renewable plant-based fuel as an alternative for fossil fuel containing
fatty acid methyl esters and also has many advantages. However, biodiesel has the
disadvantage of oxidation instability because of the double bonds in the constituent
fatty acid structures. One of the most effective antioxidant for biodiesel is
pyrogallol. Unfortunately, pyrogallol has a low solubility in biodiesel. Subsequent
research was developed by synthesizing pyrogallol derivative through the reaction
between pyrogallol and a pure methyl linoleate using 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl
or DPPH as catalyst. The results showed that the pyrogallol derivative formed was
more soluble in biodiesel. However, the use of pure methyl linoleate is not
economical because it has a high selling price. In this research, sunflower oil
biodiesel with 54.13% methyl linoleate which has been tested by GCMS used to
synthesize pyrogallol derivative with ratio of 10 ml biodiesel, 5 ml DPPH, and 5 ml
pyrogallol. TLC, FTIR, and LCMS/MS were used to determine the presence of
pyrogallol derivative compounds. TLC shows a new spot marked by the difference
of height between pyrogallol and pyrogallol derivative which has a different
polarity. FTIR shows a different peak at 1240 cm-1 which shows the formation of
pyrogallol derivative. LCMS-MS indicates a possible molecular weight consisting
of methyl linoleate and pyrogallol. UV-Vis of the derivatives in biodiesel shows
that the derivative is more soluble in biodiesel in comparison with the solubility of
pure pyrogallol. Iodin number and Rancimat were also tested to find out the
oxidation stability. Addition 2000ppm pyrogallol derrivative to biodiesel can
inhibit the decrease on iodine number and increase the induction period up to 0.75
hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>