Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91645 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Suseno
"

Abstrak

Hiu merupakan salah satu kelompok hewan laut yang terancam keberadaan. Hiu yang tertangkap dan didaratkan di PPN Prigi salah satunya adalah hiu kejen (Carcharhinus falciformis). Tujuan penelitian adalah 1) menganalisis perikanan hiu kejen yang didaratkan di PPN Prigi; 2) menyusun strategi pengelolaan perikanan hiu kejen yang bertanggung jawab. Penelitian ini menggunakan metode analisis struktur ukuran panjang, hubungan panjang berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, CPUE, MSY, ekologi, ekonomi, kelembagaan dan A'WOT. Hasil tangkapan maksimum lestari di perairan Teluk Prigi sebesar 9.934 kg/tahun. Jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan ditangkap (total allowable catch) adalah sebanyak 7.947 kg/tahun.  Penangkapan hiu telah membawa dampak secara ekonomis dan ekologis, yang berdasarkan kedua aspek tersebut penangkapan hiu membawa kerugian bagi nelayan. Hasil tangkapan hiu kejen memiliki kisaran panjang total hiu betina 61-162 cm dan jantan 76-189 cm. Pola pertumbuhan tubuh adalah alometrik negatif. Perbandingan jumlah hiu yang tertangkap adalah 0,45:1. Hiu yang didaratkan di PPN Prigi sebagian besar belum mengalami matang gonad (97%). Berdasarkan analisis alternatif strategi pengelolaan yang dapat dilakukan berdasarkan skala prioritas adalah 1) penguatan peran lembaga-lembaga dalam pengawasan pemanfaatan hiu, (2) penetapan pengaturan penangkapan hiu untuk menghindari overfishing, illegal, unreported, dan unregulated fishing, (3) peningkatan sistem monitoring, controlling, survailance tangkapan hiu.


Abstract

Sharks are a group of marine animals that its existence is threatened. Kejen shark (Carcharhinus falciformis) is one of the various types of sharks that are caught and landed on it. The aims of study are 1) analyzing the fisheries of Kejen shark that landed at Prigi fishing port; 2) developing responsible kejen shark resource management strategies. This study uses a long-size analysis method, long weight relationships, sex ratio, gonadal maturity, CPUE, MSY, ecological, economic, institutional and A'WOT. Maximum sustainable catch is insulated by Prigi Bay at 8.619 kg/year and the total allowable catch is 6,895 kg/year. The capture continuously to have an impact on economics and ecology, which are based on those two aspects are carrying losses for fishermen. The catch has a total length range of approximately 61-162 cm for female sharks and 76-189 cm for male sharks. The pattern growth is negative allometric. The ratio of the number of sharks captured is 0.45: 1. The sharks that landed at Prigi fishing port are mostly not from mature gonads (97%). Alternative analysis as a management strategy can be carried out based on priority scales including (1) strengthening the role of institutions in monitoring shark utilization, (2) regulation of shark fishing arrangements to avoid over-fishing, illegal, unreported, and unregulated fishing, (3) improving monitoring systems, controlling, surveillance of shark catches.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Agastya
"ABSTRAK
Ikan Layur termasuk dalam superfamili Trichiuroidea dan merupakan salah satu ikan dasar demersal . Ikan Layur merupakan bahan baku usaha pengolahan ikan asap. Fenomena penurunan sumberdaya Ikan Layur di perairan Teluk Prigi dan sekitarnya dapat menjadi ancaman keberlanjutan usaha ikan asap. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status dan strategi keberlanjutan usaha ikan asap di Kawasan Teluk Prigi. Metode yang dilakukan meliputi aspek biologi dengan faktor kondisi dan metode surplus produksi, status keberlanjutan menggunakan metode rapfish dan strategi keberlanjutan dengan metode AHP.Aspek biologi Ikan Layur di perairan Prigi menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan yang tertangkap dan didaratkan adalah alometrik negatif. Nisbah kelamin menunjukkan bahwa Ikan Layur betina lebih banyak dengan perbandingan 1:1,2. Berdasarkan TKG diketahui bahwa Ikan Layur yang tertangkap kebanyakan pada TKG 4 dengan persentase sebesar 33,5 , sehingga banyak Ikan Layur yang tertangkap dalam kondisi matang gonad. Hasil grafik perhitungan CPUE, sumber daya Ikan Layur masih dapat ditingkatkan dengan meningkatkan upaya tangkap. Sumberdaya potensial lestari MSY sumberdaya Ikan Layur di perairan Prigi diestimasi sekitar 2.424.884 kg per tahun. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB sebesar 1.939.908 kg per tahun 80 dari potensi lestari . Tingkat pemanfaatan 5 sebesar 18,42 dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB .Status keberlanjutan usaha ikan asap di lokasi penelitian layak secara finansial dengan indeks keberlanjutan multidimensi diperoleh nilai sebesar 60,42 dengan urutan prioritas strategi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut fasilitasi peralatan pengolahan yang digunakan; bimbingan dan penyuluhan dalam penerapan cara pengolahan yang baik dan penerapan standar sanitasi higiene dalam proses pengolahan dan penanganan produk; pembentukan kelembagaan pengolah berupa kelompok-kelompok pengolah dan wadah komunikasi antar-pengolah.

ABSTRACT
Hairtail Trichirius Sp. is included in superfamily Trichiuroidea and grouped as a demersal fish. It is one of raw materials for smoked fish product. The decreasing of population of the fish in Prigi Gulf could be a jeopardy for sustainability of smoked fish business in the area. This research was aimed to determine the level status of Hairtail population and to examine strategies for preserving the bussiness activity. Method used in this research includes biological and economical prespectives. To determine the danger level status AHP Technique was used.The results showed that according to biological prespective the growth of the fish population was algoritmic negatif. Sex ratio was 1 1,2 male to female respectively. According to Gonad Maturity Level GML , it is found that the majority of sample have GML Score 4 at 33,5 , so that the majority of sample has gonad in mature condition. CPUE graphic shows that the fish population still could be enhanched by improving fish catching technique. Potential sustainable yield of hairtail was estimated around 2.424.884 kg per year. Total Allowable Catch TAC was aqual to 1.939.908 kg per year 80 sustainable potency . Resources utility was equal to 18,42 TAC.On economical prespective, the business was estimated as financially visible since it has multidimensional sustainable index 60,42. Sequentially, strategies recomended for preserving the business activity are provision of processing equipment extension program on good and hygiene processing practices and establishment of information and communication center for fisherman and stake holders."
2016
T47461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teluk Prigi merupakan pantai berbatu dan berenergi gelombang tinggi. Di tempat ini terdapat juga beberapa muara sungai dengan perairan yang cukup tenang dan banyak ditumbuhi mangrove, sehingga mungkin untuk dihuni oleh beragam polychaeta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman jenis, kebiasaan hidup, dan pola makan polychaeta di Teluk Prigi. Sampel sedimen pada Sembilan titik sampling yang terletak di empat lokasi di dalam teluk diambil masing-masing sebanyak lima kali dengan menggunakan hand core (0,02 m2). Dari sampel ini ditemukan 26 spesies yang terhimpun dalam 13 famili. Komunitas polychaeta di Teluk Prigi spesifik pada setiap stasiun dan diduga ditentukan oleh habitatnya (tipe substrat dan tekanan hidrodinamika). Kebanyakan polychaeta tersebut bersifat menetap, bertindak sebagai pemakan partikel di dalam substrat atau pemakan partikel di atas permukaan substrat. "
OLDI 38:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arik Sulandari
"Perairan Prigi termasuk Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Samudera Hindia, merupakan kawasan dengan status pemanfaatan tinggi. Nelayan Prigi umumnya menangkap ikan-ikan pelagis dengan alat tangkap jarring, pancing tonda dengan menggunakan alat bantu penangkapan lainnya berupa rumpon. Pada umunmya para nelayan Prigi masih menangkap dengan peralatan sederhana, sehingga hasilnya kecil.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian yang terkait dengan strategi peningkatan produksi hasil tangkapan bagi Nelayan Pancing Tonda ini. Berdasarkan variabel yang menpengaruhi produktivitas pancing tonda antara lain adalah jumlah trip penangkapan,ukuran kapal, daya mesin, panjang tali, ukuran mata pancing, jumlah Anak Buah Kapal (ABK), pengalaman ABK dan nahkoda. Dengan mengunakan pengujian model Cobb Douglas , hasilnya menunjukan jumlah trip, jumlah ABK, Pengalaman ABK mempengaruhi hasil produksi . Jumlah trip paling berpengaruh terhadap produktivitas nelayan pancing tonda. Faktor-faktor produksi yang terdapat dalam model dapat menjelaskan perubahan hasil tangkapan dengan alat tangkap pancing tonda pada armada kapal sekoci sebesar 87,5% sedangkan sisanya yaitu 12,5% disebabkan karena faktor-faktor lain ataupun variabel ? variabel yang tidak termasuk dalampenelitian.
Strategi yang dianggap tepat adalah : (i) perlu dilakukan penambahan waktu trip dan memperhatikan pengalaman ABK dan nahkoda kapal; (ii) perlu adanya pengembangan alat bantu penangkapan seperti Fish Finder dan pemakaian umpan yang lebih menarik bagi ikan sasaran dan(iii) pemberian pelatihan dan pengetahuan dasar tentang teknologi alat bantu penangkapan sesuai sifat dasar ikan yang menjadi sasaran penangkapannya.

Prigi waters including the Regional Fisheries Management (WPP) of the Indian Ocean, is a different region on the status of high utilization. Prigi Fishermen generally catch pelagic fish with nets and fishing gear trolling lines by using the tools of rumpon other catching. In general, the fishermen are still experiencing the limitations of capture technology. With a simple fishing gear sehingaan average revenue per month small.
Based on the description above, it is necessary to research associated with increased production strategy for Fishermen Fishing catches this Trolling Variables that menpengaruhi productivity between assessments adalahjumlah trip fishing, boat size, engine power, length of rope, hook size, number of crew (ABK), the experience of ABK and helmsman. Using a Cobb model the results show the amount of trips,amount of ABK, ABK experience affect the results of production. The amount of trips the most influence on the productivity of fishermen fishing trolling lines. Production factors included in the model can explain the changes in the catch by fishing gear fishing boat trolling lines on a fleet of ships at 87.5% while the remaining 12.5% is due to other factors or variables - variables that are not included dalampenelitian.
In order to achieve optimal results the proposed strategies are: (i) the need to do additional trip time and attention to the experience of crew and ship captains, (ii) is necessary to arrest the development of assistive devices such as Fish Finder and use of bait is more attractive to fish targets and delivery training and basic knowledge of technology tools and the nature of the capture of fish that were targeted.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30000
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini merupakan laporan tentang ditemukannya jenis bintang laut kecil dan tersembunyi (cryptic) Cryptasterina pentagona (Muller&Troschel 1842) (Asteroidea, Asterinidae) di daerah berbatuan Teluk prigi, pesisir selatan Jawa Timur, pada bulan September 2011. Spesies ini merupakan penghuni daerah littoral dan sublittoral yang sebarannya meliputi perairan Indo Pasifik Tropis. Ukuran terbesar individu C. pentagona di Prigi adalah 20,86 mm. (R), dengan warna tubuh yang senada dengan lingkungannya. Karakter morfologi dari spesies yang ditemukan akan dijabarkan bersama dengan beberapa aspek tingkah lakunya.
"
OLDI 38:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cinthia
"Kabupaten Pacitan terdiri dari Teluk Pacitan dan perairan Samudera Hindia yang dimanfaatkan nelayan untuk mencari ikan. Sebagian besar cara yang digunakan adalah dengan menggunakan rumpon. Penempatan rumpon didaerah yang sesuai dengan kondisi oseanografi dapat lebih meningkatkan hasil produksinya dibanding yang tidak menggunakan rumpon. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui wilayah kesesuaian rumpon dan produksi perikanan pada wilayah kesesuaian rumpon, yang terletak pada wilayah dengan kondisi oseanogafi. Baik nelayan yang tanpa menggunakan rumpon dan yang memanfaatkan rumpon. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan Citra Landsat 8, dengan parameter yang digunakan pada penelitian ini diantaranya suhu, kecepatan arus, kekeruhan, salinitas, kedalaman dan kelimpahan klorofil-a. Metode analisis spasial yang digunakan yaitu analisis overlay dengan teknik SIG. Adapun untuk memperoleh data produksi pada wilayah kesesuaian rumpon dilakukan wawacara dengan nelayan. Hasil penelitian  menunjukkan pada wilayah kesesuaian rumpon, pada region 1 terdapat wilayah yang terkategori sesuai dengan sedikitnya terdapat wilayah yang sesuai. Pada region 2 tergolong wilayah yang sesuai dengan 5 % wilayah yang kurang sesuai. Pada region 3 tergolong sesuai. Produksi ikan dari nelayan yang menggunakan rumpon memiliki produksi 5 kali lipat atau lebih tinggi dibanding yang tidak menggunakan rumpon. Wilayah yang secara kualitas air sangat sesuai untuk penempatan rumpon, menghasilkan ikan dengan kualitas lebih baik, yakni 75 % hasil produksinya merupakan ikan pelagis besar.

The main fishing ground of Pacitan Regency are Pacitan Bay and Indian Ocean. In addition to traditional methods, Pacitan fishermen also use Fish Aggregating Devices(FADs) to catch fish. The use of FADs in areas that have suitable water quality can further improve their production. The purpose of this study was to determine effective fish production at FADs locations, which are located in areas with appropriate oceanic conditions. This applies for both fishermen who use fishing rods and those who use FADs. The data collection method in this study used Landsat 8 Imagery, with parameters used in this study including temperature, current velocity, turbidity, salinity, depth and abundance of chlorophyll-a. The method used in this research was Spatial with GIS technique. As for obtaining production data, an interview was conducted with fishermen. The results of the study show that the FAD conformity area, in region 1, is categorized according to at least the corresponding area. In region 2 it is classified as an area that corresponds to 5% of the regions that are not suitable. In region 3 it is considered appropriate. Whereas in quite suitable areas are in the waters south of Pacitan with very deep water conditions. Fish production from fishermen using FADs has 5 times higher production than those who do not use FADs. Areas that are highly suitable for the placement of FADs, produce better quality fish, which is 75% of its production is large pelagic fish.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Slim mudskipper, parapocryptes sp. is commanly found in estuary and brackish water pond area. Study on gonad maturity and food habits of this fish was done from February to June 2002...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Marsidy
"Ikan hiu merupakan top predator dalam rantai makanan di laut, sehingga penangkapan ikan hiu secara ekstraktif dikhawatirkan menimbulkan ancaman kelangkaan ikan. Tujuan penelitian ini adalah (a) mendeskripsikan teknologi penangkapan ikan hiu yang digunakan nelayan Indramayu; (b) menganalisis pertumbuhan ikan hiu yang tertangkap; (c) mengkaji kecenderungan CPUE hiu; dan (d) menentukan sejumlah pilihan aksi pengelolaan berkelanjutan perikanan hiu. Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan panjang bobot ikan, analisis pertumbuhan, analisis CPUE, analisis ekonomi dan A'WOT. Analisis teknik mengungkapkan bahwa penangkapan hiu oleh nelayan Indramayu menggunakan gillnet millenium yang merupakan alat tangkap modifikasi dari jaring insang. Analisis pertumbuhan menghasilkan korelasi antara panjang dan bobot hiu per jenis bersifat allometrik negatif, yang artinya pertumbuhan panjang ikan hiu lebih dominan dibandingkan dengan bobotnya. Analisis CPUE mengungkapkan bahwa trendnya selalu meningkat, dimana musim puncak bulan November - Februari, musim sedang bulan Maret - Juli, dan musim paceklik bulan Agustus - Oktober. Sementara analisis A'WOT menghasilkan strategi peningkatan produksi tangkapan utama, optimalisasi armada penangkapan ikan dalam mendukung industrialisasi dan minapolitan, serta peningkatan fasilitas dan pelayanan PPI Karangsong.

Sharks are the top predators in the marine food chain, so that extractively shark fishing is feared to cause the threat scarcity of fish. The purposes of this study are (a) describe the technology of fishing shark that is used in Indramayu; (b) analyze the growth of sharks that were caught; (c) examine the trend of CPUE of sharks; and (d) determine a number options for actions of shark fishing sustainability management. Technical analysis reveal that shark fishing by Indramayu's fishermen that use millennium gillnet which is a modification fishing gear of gillnet. Growth analysis produces a correlation between the length and weight of the sharks that is negative allometric, which means the growth in length of sharks is more dominant than the grow thin weight. CPUE analysis reveal that the trend always increase, where the top season on November to February, the medium season on March to July, and the lack season on August to October. While the A'WOT analysis increasing of main fishing,the optimization of the fishing vessel to support industrialization and minapolitan, and increasing of facility and services in the PPI Karangsong.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parmanto
"

 

ABSTRAK

Kondisi produksi tangkapan ikan pari 10 tahun terakhir di Lamongan mengalami penurunan dan ukuran tangkapan yang semakin mengecil. Kabupaten Lamongan merupakan penghasil ikan pari terbesar di Jawa Timur dengan pusat pendaratan di PPN Brondong. Penelitian bertujuan menganalisis aspek biologi pari (hubungan panjang-berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, CPUE dan MSY) yang tertangkap cantrang yang didaratkan di PPN Brondong, menentukan status keberlanjutan perikanan tangkap pari di Kabupaten Lamongan, dan menganalisis strategi pengelolaan berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan di PPN Brondong pada bulan Agustus sampai Oktober 2018. Analisis status keberlanjutan menggunakan RAPFISH, dan menyusun prioritas strategi menggunakan metode Proses Hirarki Analitik. Hasil perhitungan panjang-berat mempunyai sifat pertumbuhan alometrik negatif dengan nilai b<3, yaitu pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan beratnya. Nisbah kelamin menunjukkan pari betina lebih banyak daripada pari jantan. Hasil pengamatan TKG menunjukkan pari kembang jantan TKG I (61%), TKG II (39%), TKG III (0%), sedangkan pari kembang betina TKG I (41%), TKG II (54%), TKG III (4%). Hasil CPUE menunjukkan upaya penangkapan sudah melebihi batas maksimum, sedangkan potensi lestari masih di bawah batas maksimum.  Status keberlanjutan pengelolaan pari secara multidimensi di Kabupaten Lamongan dalam kondisi kurang berkelanjutan dengan indeks 47,57. Peringkat strategi pengelolaan pari  berkelanjutan di Kabupaten Lamongan skala prioritas adalah 1) program revitalisasi alat penangkap ikan dan teknologi hasil tangkapan, 2) program zonasi wilayah dan upaya pembatasan, 3) program aturan pengelolaan pari dan pengawasan hukum, 4) program penanganan status konflik dan sosialisasi pengetahuan tentang laut, 5) program pemasaran, lapangan kerja alternatif bagi nelayan dan anggota keluarga, 6) program bantuan kapal.

 


The condition production of catches for the last 10 years of stingrays in Lamongan has been decreasing and the size of the catch is getting smaller. Lamongan is the largest producer of stingrays in East Java with a landing center at Brondong Fishing Port. The aims of the study to analyze the biological aspects of rays (the relationship of length of weight, sex ratio, level of gonadal maturity, CPUE and MSY) caught by cantrang landed at Brondongn Fishing Port, to determine the sustainability status of stingrays in Lamongan Regency, and to analyze sustainable management strategies. Brondong PPN from August to October 2018. Analysis of sustainability using RAPFISH, and prioritizing strategies  the Analytical Hierarchy Process method. Results of the calculation of weight length have negative allometric growth properties with a value of b <3, which is long growth faster than the growth of weight. Sex ratio more female rays than male rays. The GML observations showed male growth buddy GML I (61%), GML II (39%), GML III (0%), while female bluespotted stingray GML I (41%), GML II (54%), GML III (4 %). The CPUE results indicate that the capture effort has exceeded the maximum limit, while the MSY is still below the maximum limit. Status of sustainability  multidimensional ray management in Lamongan is in an unsustainable condition with an index of 47.57. Ranking of sustainable rays management strategies in Lamongan priority scale are 1) revitalization program of fishing gear and catch technology, 2) regional zoning program and restriction efforts, 3) program for stingray management and legal supervision, 4) programs for handling conflict status and socialization knowledge of the sea, 5) marketing programs, alternative employment opportunities for fishermen and family members, 6) ship assistance programs.

"
[;;;;, ]: 2019
T53328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Sandi Perdani
"Penelitian dilakukan pada Masyarakat Kukusan di masa awal pandemi COVID-19. Data dikumpulkan melalui penelitian lapangan menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipan dengan memperhatikan protokol kesehatan dan penggunaan berbagai alat komunikasi untuk menggali data di masa pandemi COVID-19. Temuan dalam penelitian ini, Masyarakat Kukusan berinteraksi secara resiprokal dengan virus COVID-19 dalam proses adaptive co-management untuk mengelola ketakutan dalam masyarakat. Pemaknaan virus COVID-19 sebagai bentuk makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dan hidup berdampingan dengan masyarakat Kukusan membuat masyarakat Kukusan mampu mengendalikan ketakutan di masa pandemi. Dengan demikian, pandemi COVID-19 yang merubah tatanan sistem ekosistem yang terdapat manusia di dalamnya di respons dengan pengelolaan ketakutan yang baik melalui adaptive co-management dengan tokoh agama sebagai adaptive manager. Saya berargumentasi bahwa menejemen ketakutan di tengah pandemi mampu secara perlahan membuat masyarakat dan COVID-19 mampu hidup berdampingan dengan sistem ekosistem yang baru.

The research was conducted in Kukusan community in the early days of the COVID-19 pandemic. The data was collected through fieldwork using in-depth interview techniques and participants' observations by paying attention to health protocols and the use of various communication tools to dig up data during the COVID-19 pandemic. The findings in this study, Kukusan community interacted reciprocally with the COVID-19 virus in the process of adaptive co-management to manage fear in the community. The use of the COVID-19 virus as a form of being created by God and coexisting with the Kukusan community makes the Kukusan community able to control fear during the pandemic. Thus, the COVID-19 pandemic that changed the order of the ecosystem system contained in it in response with good management of fear through adaptive co-management with religious leaders as adaptive managers. I argue that managing fear in the midst of a pandemic is able to slowly make people and COVID-19 able to coexist with the new ecosystem system."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>