Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202079 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Budhy Suwono
"ABSTRAK
Perbandingan Layanan Hemodialisis Rawat Jalan Antara Sistem Outsourcing Dan Sistem KSO Ditinjau Dari Segi Biaya Dan Kebijakan Di rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2013 merupakan gambaran layanan hemodialisis rawat jalan di Rumah Sakit Puri Cinere.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keuntungan dan kerugian layanan hemodialisis bila dijalankan dengan sistem outsourcing dan bila dijalankan dengan sistem KSO, mengetahui biaya satuan rata-rata hemodialisis rawat jalan dengan sistem outsourcing yang selama ini dilakukan di Rumah Sakit Puri Cinere, mengetahui biaya satuan rata-rata tindakan hemodialisis rawat jalan dengan sistem KSO yang akan menjadi alternatif pilihan, mengetahui sistem mana yang lebih menguntungkan bagi Rumah Sakit Puri Cinere antara sistem outsourcing dan KSO, mengetahui kebijakan Rumah Sakit Puri Cinere terhadap layanan hemodialisis yang berlangsung saat ini. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan partial economic evaluation. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menghitung biaya satuan yang menjadi dasar dalam penetapan tarif tindakan hemodialisis. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam untuk memperoleh informasi mengenai dasar pemilihan sistem outsourcing yang sedang berjalan saat ini dan rencana selanjutnya setelah masa kontrak outsourcing telah berakhir.
Hasil penelitian menunjukkan biaya investasi gedung merupakan biaya yang paling tinggi dalam biaya investasi dan biaya investasi alat non medis merupakan biaya yang paling rendah dalam biaya investasi. Biaya total tindakan hemodialisis dengan sistem Outsourcing tahun 2013 lebih tinggi daripada biaya total tindakan hemodialisis dengan sistem KSO. Biaya satuan aktual tindakan hemodialisis dengan sistem outsourcing lebih rendah daripada tarif tindakan hemodialisis yang berlaku di RS Puri Cinere. Biaya satuan normatifnya juga lebih rendah daripada tarif tindakan hemodialisis yang berlaku di RS Puri Cinere. Pada tindakan hemodialisis dengan sistem KSO biaya satuan aktual dan biaya satuan normatif lebih rendah daripada tarif yang berlaku di RS Puri Cinere. CRR dengan sistem outsourcing lebih rendah (109,06%) dibanding dengan CRR sistem KSO (121,63%), yang artinya sistem KSO lebih memberikan benefit dibandingkan sistem outsourcing. Kebijakan rumah sakit terhadap layanan hemodialisis setelah habis masa kontrak dengan pihak outsourcing tergantung negosiasi antara kedua belah pihak, jika diperpanjang maka persentase bagi hasil harus dievaluasi, jika tidak bisa dievaluasi maka kontrak tidak diperpanjang lagi. Dengan demikian KSO dapat menjadi alternatif pilihan.

ABSTRACT
Comparison Outpatient Hemodialysis Patient Between Outsourcing System And Join Operational System Consideration Cost Factor And Hospital Policy At Puri Cinere Hospital In 2013 is a description of comparison outpatient at Puri Cinere Hospital.
This Study is to compare the advantage and disadvantage hemodialysis service in outsourcing system and join operational system, to determine outpatient average cost unit in outsourcing sistem undergo at Puri Cinere Hospital, to determine average outpatient cost unit in join operational system to become alternative choice, to determine which system give more advantage to Puri Cinere Hospital between outsourcing system and join operational system, to determine hospital policy to undergo hemodialysis service. This study uses a case study with partial economic evaluation approach. A quantitative approach is done by calculating cost unit that become the basic of determining of hemodialysis tariff. A qualitative approach is done by deep interview to gain information about the basic choice undergo outsourcing system and futher plan after the end of the outsourcing period.
The result showed that building investment is the highest cost in investment cost, and non medic investment is the lowest cost in investment cost. Total cost of hemodialysis in outsourcing system in 2013 is higher than join operational system. The actual cost and the normative cost unit of hemodialysis service with outsourcing system is lower than Puri Cinere Hospital hemodialysis service tariff. The same condition happen in Join Operational system. Cost Recovery Rate (CRR) in outsourcing system is lower (109.06%) than CRR in Join Operational System (121.63%), The Illustration above shows that the Join Operational System give more advantage compare to outsourcing system. Hospital policy to hemodialysis service after the end of the period with outsourcing depends on negotiation between two sides, and must be evaluated especially in terms of cost sharing. The result of this negotiation could become a basic to take a further decision.
"
Depok: Fakultas Kesehatan masyarakat, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Budhy Suwono
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keuntungan dan kerugian layanan hemodialisis bila dijalankan dengan sistem outsourcing dan bila dijalankan dengan sistem KSO,
mengetahui biaya satuan rata-rata hemodialisis rawat jalan dengan sistem outsourcing yang selama ini dilakukan di Rumah Sakit Puri Cinere, mengetahui biaya satuan rata-rata tindakan hemodialisis rawat jalan dengan sistem KSO yang akan menjadi alternatif pilihan, mengetahui sistem mana yang lebih menguntungkan bagi Rumah Sakit Puri Cinere antara sistem outsourcing dan KSO, mengetahui kebijakan Rumah Sakit Puri Cinere terhadap layanan hemodialisis yang berlangsung saat ini. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan partial economic
evaluation. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menghitung biaya satuan yang menjadi dasar dalam penetapan tarif tindakan hemodialisis. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam untuk memperoleh informasi mengenai dasar pemilihan sistem
outsourcing yang sedang berjalan saat ini dan rencana selanjutnya setelah masa kontrak outsourcing telah berakhir. Hasil penelitian menunjukkan biaya investasi gedung merupakan biaya yang paling tinggi dalam biaya investasi dan biaya investasi alat non medis merupakan biaya yang paling rendah dalam biaya investasi. Biaya total tindakan hemodialisis dengan sistem Outsourcing
tahun 2013 lebih tinggi daripada biaya total tindakan hemodialisis dengan sistem KSO. Biaya satuan aktual tindakan hemodialisis dengan sistem outsourcing lebih rendah daripada tarif tindakan hemodialisis yang berlaku di RS Puri Cinere. Biaya satuan normatifnya juga lebih rendah daripada tarif tindakan hemodialisis yang berlaku di RS Puri Cinere. Pada tindakan hemodialisis dengan sistem KSO biaya satuan aktual dan biaya satuan normatif lebih rendah daripada tarif yang berlaku di RS Puri Cinere. CRR dengan sistem outsourcing lebih rendah (109,06%) dibanding dengan CRR sistem KSO (121,63%), yang artinya sistem KSO lebih memberikan benefit dibandingkan sistem outsourcing. Kebijakan rumah sakit terhadap
layanan hemodialisis setelah habis masa kontrak dengan pihak outsourcing tergantung negosiasi antara kedua belah pihak, jika diperpanjang maka persentase bagi hasil harus dievaluasi, jika tidak bisa dievaluasi maka kontrak tidak diperpanjang lagi. Dengan demikian KSO dapat menjadi alternatif pilihan.

This Study is to compare the advantage and disadvantage hemodialysis service in outsourcing system and join operational system, to determine outpatient average cost unit in outsourcing sistem undergo at Puri Cinere Hospital, to determine average outpatient cost unit in join operational system to become alternative choice, to determine which system give more advantage to Puri Cinere Hospital between outsourcing system and join operational system, to determine hospital policy to undergo hemodialysis service. This study uses a case study with
partial economic evaluation approach. A quantitative approach is done by calculating cost unit that become the basic of determining of hemodialysis tariff. A qualitative approach is done by deep interview to gain information about the basic choice undergo outsourcing system and futher plan after the end of the outsourcing period. The result showed that building investment is the highest cost in investment cost, and non medic investment is the lowest cost in investment cost. Total cost of hemodialysis in outsourcing system in 2013 is higher than join operational system. The actual cost and the normative cost unit of hemodialysis service with outsourcing system is lower than Puri Cinere Hospital hemodialysis service tariff. The same condition
happen in Join Operational system. Cost Recovery Rate (CRR) in outsourcing system is lower (109.06%) than CRR in Join Operational System (121.63%), The Illustration above shows that the Join Operational System give more advantage compare to outsourcing system. Hospital policy to hemodialysis service after the end of the period with outsourcing depends on negotiation between two sides, and must be evaluated especially in terms of cost sharing. The result of this negotiation could become a basic to take a further decision."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T53862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muslimah Hussein
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui posisi Brand Equity Rumah Sakit Puri Cinere menurut persepsi pelanggan poliklinik Rumah Sakit, faktor-faktor yang apa yang paling bermakna dan paling berhubungan dari 4 faktor yang mempengaruhi brand equity.Brand Equity diukur berdasarkan 4 variabel dari Aaker yaitu brand awarness, brand association,perceived quality, dan brand loyalty. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional yang bersifat kuantitatif dilengkapi dengan metode kualitatif.Untuk memperoleh jumlah sample yang representatif maka digunakan teknik stratified random sampling sehingga diperoleh 96 responden. kemudian untuk memperoleh hasil, data kuestioner diolah secara univariat, bivariat dan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand awarness, brand association, perceived quality dan brand loyalty memiliki hubungan yang signifikan terhadap brand Equity. Namun yang memberikan kontribusi terbesar adalah brand loyalty disusul oleh perceived quality.

This research is aimed to assess the position of Puri Cinere Hospital?s Brand Equity according to the Hospital outpatient?s customers, which factors among the four identified factors that have the most significant relationship affecting the Brand Equity. Brand Equity was measured based on four variables proposed by Aaker: Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, and Brand Loyalty. This study used analytical descriptive method with quantitative cross sectional approach, complemented with qualitative method. Stratified random sampling technique was used to get 96 representative samples. Proceed from questionnaires was processed using univariat, bivariat, and multiple linear regression. Result from the study shows that Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, and Brand Loyalty all have significant relationship with Brand Equity. However, out of those four mentioned variables, Brand Loyalty, followed by Perceived Quality are two variables that have the most contribution relationship to Brand Equity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31515
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Purwohandoyo
"Penelitian ini membahas mengenai perbandingan biaya pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” antara sistem swakelola dengan sistem outsourcing. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan dilakukan dengan cara pengamatan, telaah dokumen langsung, dan perhitungan biaya menggunakan metode Activity Based Costing (ABC). Dari hasil penelitian diketahui bahwa alur proses pengelolaan limbah medis sudah berjalan baik dan pengelolaan limbah medis padat secara outsourcing lebih murah dibanding swakelola. Untuk mengurangi limbah medis padat, masih dapat dilakukan upaya minimisasi limbah.

This study discusses The comparative cost analyse of solid medical waste management in the "Dharmais" Cancer Hospital between self-managed system with outsourcing system. This research is a quantitative and descriptive study was done by observation, document review, and the calculation of the cost of using Activity Based Costing (ABC). The survey results revealed that the flow of medical waste management process has been running good and solid medical waste management outsourcing system is cheaper than self-managed. To reduce solid medical waste, they can do waste minimization efforts."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Judiwan Delias Maswar
"Pengendalian Manajemen Farmasi di Rumah Sakit merupakan suatu sistem yang memegang peranan penting, oleh karena keberhasilan tujuan manajemen farmasi tergantung dari memadai atau tidaknya unsur-unsur pengendalian yang ada.
Adanya obat-obatan dan alat kesehatan yang rusak atau kadaluarsa, juga adanya kekosongan persediaan pada waktu tertentu mengindikasikan pengawasan terhadap pengelolaan obat dan alat kesehatan yang merupakan sebagian dari manajemen faramasi di rumah sakit masih kurang baik.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Puri Cinere; yang bertujuan untuk memperoleh gambaran unsur-unsur yang mempengaruhi pengendalian manajemen farmasi, mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi setiap unsur. Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan saran dan masukan bagi manajemen Rumah Sakit Puri Cinere.
Hasil penelitian diperoleh melalui kegiatan survey, pengumpulan data melalui pengamatan dokumen dan observasi di lapangan serta wawancara mendalam dengan pejabat struktural dan staf pelaksana. Masalah yang timbul dalam Pengendalian Manajemen Farmasi di Rumah Sakit Puri Cinere ini disebabkan oleh berbagai hal yang saling berkaitan seperti pengorganisasian yang belum efektif, kebijakan yang belum terarah dan belum direview secara berkala, penyusunan rencana kerja belum optimal, sistem pencatatan dan pelaporan yang belum baik, pembinaan personil yang masih kurang dan SPI yang belum berfungsi dengan baik. Untuk masa mendatang, bagi manajemen Rumah Sakit Puri Cinere disarankan untuk melakukan beberapa langkah penyempurnaan; sehingga dapat dicapai tujuan yaitu tersedianya obat dan alat kesehatan secara efisien.

System Analysis of Controlling Pharmacy Management at Puri Cinere HospitalControlling Pharmacy Management at Puri Cinere Hospital is a system which is also being an important role, because the achievement of pharmacy management result depends on the sufficient or insufficient of the existing control.
Broken medical equipments and expired medicine, as well as out of stock of the provision occasionally indicate that the control of medicine and medical equipment a part of the pharmacy management of the hospital is not good enough.
This research was conducted at Puri Cinere Hospital which aims to get a picture of the factors that has influence to the control of the pharmacy management, to identify and analyze factors that has influence to each others. Therefore, result of the research is expected giving a suggestion and input for Puri Cinere Hospital.
Result of the research was obtained through a survey activity, collecting data looking for document and observation in the field, as well as an interview with the structural officer and operational staff. Problems arise in controlling pharmacy, management at Puri Cinere Hospital are caused by different factors connecting to each others; as the organization that is not effective yet, policies that is not clear and has not been reviewed periodically, planning set up is not optimum yet, recording and reporting system has to be improved, personal development is not sufficient as SPI does not function well.
In the future the management of Puri Cinere Hospital has to do some steps for improvement, to achieve the aim in providing medicine and medical equipment effectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Sistha Prima
"Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 di rumah sakit Puri Cinere terlihat bahwa ada penurunan angka BOR dan BTO. Menurunnya angka BOR dan BTO pada pasien rawat inap tersebut secara tidak langsung menunjukkan adanya penurunan dalam pemanfaatan fasilitas rawat inap di rumah sakit Puri Cinere, dimana pemanfaatan fasilitas tersebut sangat erat kaitannya dengan kwalitas pelayanan.
Penelitian ini ingin melihat lebih lanjut mengenai pelayanan rawat inap di rumah sakit Puri Cinere, terutama pada lama waktu dari pelayanan pembayaran terhadap semua jenis pembayaran dan kelas perawatan yang berasal dari pasien rawat inap, dimana dengan mengetahui hal tersebut diharapkan dapat melihat lama waktu pelayanan yang diperlukan dan hambatan-hambatan yang terjadi pada pelayanan rawat inap di rumah sakit Puri Cinere.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil observasi langsung pada bagian verifikasi dan kasir pelayanan rawat inap, yang berupa lama waktu yang diperlukan bagi verifikator dan kasir untuk menyelesaikan administrasi pasien rawat inap yang akan pulang, selain itu juga dilakukan pengambilan data yang berasal dari rekam medis guna mendapatkan waktu perintah kepulangan pasien oleh dokter yang bersangkutan. Populasi dalam penelitian adalah semua pasien rawat inap yang ada dirumah sakit puri cinere. Sedangkan sampel penelitian yang diambil adalah pasien rawat inap yang akan pulang terhitung mulai tanggal 30 November sampai dengan tanggal 7 Desember 2012, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 100 sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dirumah sakit Puri Cinere terdapat perbedaan dan hubungan antara waktu pelayanan dengan jenis pembayaran, selain itu lama waktu pelayanan berdasarkan kategori kelas perawatan menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik.
Peneliti menyarankan, perlu adanya system yang mampu mengukur waktu tanggap (respon time) di Rumah Sakit Puri Cinere agar pihak manajemen lebih mudah melakukan pengawasan terhadap kinerja dari masing-masing titik pelayanan yang ada.

Based on the BTO and BOR inpatients data rate in 2010 to 2011, the Puri Cinere hospital had declines BOR and BTO inpatients rate. The reduced number of BOR and BTO in hospitalized patients indirectly suggests a decrease in the utilization of inpatient facilities at Puri Cinere hospital, where the utilization of these facilities are closely linked with the quality of service.
This study would like to see more on inpatient care in Puri Cinere hospital, especially on service time for all types of payment and hospital care classes derived from hospitalized patients who will go home, it is expected that the service time required and the obstacles on inpatient care in hospitals Puri Cinere could occur.
This type of research is a descriptive study with cross sectional approach. The data in this study were obtained through direct observation on the the cashier and verification of inpatient services, which form how long does it take for the verifier and the cashier to complete administration of inpatients who will go home, other data was also taking from the medical records, the purpose is to gain the patient return time, concerned by a physician orders. Population in the study were all inpatients who was in the Puri Cinere hospital. While the study sample is taken from hospitalized patients from 30 November to 7 December 2012, and the number of sampling as many as 100 samples.
The results showed that there are time differences and relationships between service time with type of payment, in addition, the service time based hospital class category showed a statistically significant difference.
Researchers suggest, the need for systems that can measure the response time at Castle Hospital Cinere in order to make management easier on monitoring the performance of each existing service points.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frita Nadia
"Pengendalian persediaan obat antibiotik di RS Puri Cinere menunjukkan belum adanya keseimbangan antara pembelian dengan pemakaian obat. sehingga perlu untuk dilakukan analisis pengendalian persediaan obat antibiotik di gudang medik RS Puri Cinere. Jenis penelitian ini adalah studi kasus untuk melihat pengendalian persediaan obat antibiotik yang memiliki nilai investasi paling besar pada periode Januari hingga Desember 2011. Penelitian ini memperlihatkan bahwa pengendalian persediaan obat antibiotik di Gudang Medik belum optimal walaupun kebijakan mengenai persediaan obat telah mendukung kegiatan pengendalian persediaan obat. Hal ini dapat dilihat dari belum ada perhatian khusus terhadap jenis persediaan obat antibiotik dengan analisis pareto berdasarkan nilai pemakaian dan investasi. Penentuan jumlah pemesanan belum menerapkan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ).
Perhitungan EOQ dalam menentukan jumlah optimal dapat meningkatkan efisiensi pada persediaan obat antibiotik sebesar Rp149.818.987,00. Penentuan nilai stok minimal masih berdasarkan asumsi darinilai pemakaian lalu. Nilai stok minimum saat melakukan pemesanan bervariasi antara 4-353 unit. Frekuensi pemesanan bervariasi antara 69-249 kali dalam satu tahun. Demand forecast belum dapat mendukung pelaksanaan pengendalian persediaan di Gudang Medik karena belum menggunakan peramalan sebagai pertimbangan dalam menentukan jumlah pemesanan obat. Rumah Sakit Puri Cinere telah mempunyai kebijakan berupa Standard Operating Procedure (SOP) yaitu ; prosedur perencanaan pembelian, penerimaan obat dari supplier, pendistribusian obat, alur invetorisasi dan Surat Keputusan (SK) tentang Standarisasi Obat dan Alkes. Kebijakan yang tertulis dalam SOP dan SK telah sesuai dengan panduan dari Kementrian Kesehatan.
Penulis menyarankan Instalasi Farmasi perlu memberi perhatian pada perencanaan pembelian sebagai awal titik pengendalian persediaan antiobiotik. Sebaiknya Instalasi Farmasi mengendalikan persediaan obat antibiotik dengan penggunaan pareto untuk mempermudah pengendalian variasi jenis obat, perhitungan EOQ dimana biaya pemesanan dan penyimpanan dipertimbangkan dalam menentukan jumlah pemesanan, perhitungan ROP untuk menentukan batas stok minimum, dan penggunaan demand forecast sebagai informasi masukan perencanaan pembelian.

Inventory control of antibiotic drug have shown yet the balancing between purchasing and the use of those drugs so there need to be analyzed about inventory control of antibiotic in medical warehouse at Puri Cinere Hospital. The type of this research is a case study to see inventory control of antibiotic drug that has the highest investment in the period January to December 2011. This research has shown that the inventory control in antibiotic drugs have not been optimal, although policy in Medical Warehouse regarding drug supplies has supported activities to control drug supplies. This can be seen from there has been no special attention to items of supplies antibiotic drugs with pareto analysis based on consumption and investment value. Determination of the number of purchasing have yet to apply the calculation of Economic Order Quantity (EOQ).
EOQ calculations in determining optimal amount on efficiency can provide supplies of antibiotic drug 149.818.987 rupiahs. Determining of minimum stockhas not set a minimum value still based on assumption. Minimum stock of antibitoic drugs got varied between 4-353 unit when ordering. The frequency of antibiotic order got varies between 69-249 times a year. Demand forecasts have not been supported inventory control of antibiotic drug because of applying forecasting as a consideration in determining the amount of ordering antibiotic drugs. Puri Cinere Hospital has some policy , such as Standard Operating Procedure : purchasing planning procedure, receiving drug from suppliers, drug distribution, inventory flow, and standard of drugs and medical devices based on guideline from Ministry of Health.
The author recommends to pharmaceutical installations to have attention to purchasing planning as a early inventory control of antibiotic drugs. Installation of Pharmachy have to control antibiotic drugs inventory with pareto. It would be making control the variety of item easier, use of the calculation of EOQ which ordering and storage cost considered to determining the order size, use of ROP calculations to determine the minimum stock, and the use of demand forecast as information of planning of purchasing or ordering.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muji Rahadi
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat clinical pathway dan perhitungan cost of treatment
hemodialisa serta melihat gambaran benefisitas biaya hemodialisa dengan sistem KSO dan
dikelola sendiri di RSUD Subang tahun 2013. Cost of treatment hemodialisa dengan sistem
KSO dan dikelola sendiri adalah hasil perhitungan biaya langsung dan tidak langsung dengan
kombinasi metode Activity Based Costing (ABC) dan Simple Distribution sesuai dengan
clinical pathway hemodialisa. Cost diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian antara
cost of treatment masing-masing penjamin dengan jumlah tindakannya dalam satu bulan.
Pendapatan diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian antara tarif rumah sakit kepada
masing-masing penjamin dengan jumlah tindakan dalam satu bulan. Hasil analisis benefisitas
biaya hemodialisa ternyata sistem KSO lebih menguntungkan dibandingkan dengan dikelola
sendiri.

ABSTRACT
This study was conducted to look at clinical pathways, calculation of cost of treatment of
hemodialysis and to figure of the level of benefits of cost of hemodialysis either by the
KSO and self-managed system in Subang District Hospital in 2013. Cost of hemodialysis
treatment both by the KSO and self-managed system is the calculation of direct and indirect
costs with a combination of Activity Based Costing (ABC) and Simple Distribution,
according to clinical pathways of hemodialysis. Cost obtained it by summing the results of
multiplying the cost of treatment of each guarantor with the number of actions in a single
month. Revenues obtained by summing the multiplication of hospital rates for each
guarantor with the amount of action in a single month. The results of the analysis of the level
of benefits of cost of hemodialysis appeared the KSO system was more profitable than the
self-managed."
Universitas Indonesia, 2013
T35373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Mulyaningsih
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis manajemen biaya yang dilakukan Rumah Sakit Puri Cinere dan mengimplementasikan metode manajemen biaya yang baru yaitu resource consumption accounting pada semua kegiatan yang menimbulkan biaya dan terkait dengan pusat biaya Instalasi Radiologi sehingga bisa menganalisis service cost tiap resource pool termasuk keuntungan implementasinya. Studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan service cost termasuk excess/idle capacity dan biaya penyusutan penggantian aset tiap resource pool, perbandingan perhitungan RCA dengan traditional costing dan penganalisis keuntungannya. Hasil penelitiannya menunjukkan jumlah service cost tiap resource pool lebih rinci pada metode RCA dibandingkan metode traditional costing.

The purpose of this study is to analyze cost management in Puri Cinere hospital and implementing resource consumption accounting as a new method to all activities that can give cost and related to radiology instalation cost center to analyze the amount of service cost in each resource pool including implementation advantages. The case study used in this research are service cost calculation including excess idle capacity and asset replacement depreciation cost in each resource pool, comparison between RCA calculation with traditional costing calculation and analyzing hospital profitability. The result of this research is the amount of service cost in each resource pool are more detail in RCA method than in traditional costing method.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>