Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138462 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahlia Amanda Putri
"ABSTRAK
Dalam mendukung pendidikan di Indonesia, pemerintah telah memberikan perhatian dengan cara mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, masalah pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) masih ditemukan, dimana salah satu akar permasalahannya adalah kurangnya fasilitas pendidikan. Jumlah SMA yang relatif banyak merupakan salah satu penghambat dalam penyaluran dana APBN tersebut. Dengan demikian, analisis pengelompokan SMA berdasarkan fasilitas pendidikan di Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi pemerintah dalam memprioritaskan penyaluran dana APBN secara cepat dan tepat. Banyaknya observasi yang digunakan adalah 13.486 SMA dengan 9 variabel kategorik fasilitas pendidikan yang tercatat di website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada bulan Agustus tahun 2019. Adapun metode yang digunakan adalah Robust Clustering Using Link (ROCK) yang diyakini mempunyai tingkat akurasi yang baik dan mampu menangani data kategorik dalam jumlah yang besar. Untuk mendapatkan profil kelompok yang lebih jelas, metode ROCK dimodifikasi dengan melakukan Nested Clustering. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terbentuk 14 kelompok SMA yang memiliki karakteristik masing-masing. Diperoleh kelompok 3 merupakan kelompok yang relatif baik dan kelompok 1a merupakan kelompok yang relatif kurang baik. Secara umum, SMA di Indonesia membentuk kelompok yang memiliki kebutuhan fasilitas pendidikan yang berbeda dan memerlukan perhatian dari pemerintah.

ABSTRACT
The government has given attention to support education in Indonesia by allocating the state budget (APBN). However, the problem of education at the senior high school level is still found, which one of the root problems is the lack of educational facilities. The large number of senior high schools in Indonesia becomes one of the barriers to distributing APBN funds. Thus, the analysis of the grouping of senior high schools based on educational facilities in Indonesia is expected to be an alternative for the government in prioritizing the distribution of APBN funds quickly and accurately. The number of observations is 13,486 with nine categorical variables recorded on a website of the Ministry of Education and Culture in August 2019. The method used is Robust Clustering Using Link (ROCK), which is believed has good accuracy and good to handle many categorical data. To get clearer profile of cluster, ROCK method modified with do Nested Clustering. The results of this study indicate that 14 clusters were formed and have their profiles. Cluster 3 is relatively good cluster while cluster 1a is relatively poor cluster. In general, high schools in Indonesia consist of groups that have different educational facility needs and require attention from the government."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tirani
"Pencapaian tujuan layanan bimbingan dan konseling yang berkualitas memerlukan keterlibatan manusia dan sumber daya lain yang dikelola secara berkualitas dan efektif, menjadi latar belakang penelitian ini. Permasalahan penelitian berdasarkan fakta yakni administrasi bimbingan dan konseling sering terabaikan, kompetensi guru BK masih rendah, proporsi guru BK tidak seimbang dengan jumlah siswa mengakibatkan guru BK kesulitan mengatur tugasnya.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling berjalan mengikuti dinamika tugas-tugas perkembangan siswa dan berupaya memfasilitasi kebutuhan peserta didik meliputi aspek personal, sosial, akademik dan karier. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan layanan bimbingan dan konseling di Taman Madya 1 Jakarta Pusat belum mampu melaksanakan semua komponen kebutuhan siswa. Hampir semua layanan hanya pada masalah yang muncul saja sehingga lebih pada pelaksanaan fungsi penyembuhan (kuratif ) saja.
Penelitian ini menyarankan kebijakan harus memperkuat bidang bimbingan dan konseling sampai pada tingkat sekolah. Administrator sekolah harus memberikan program bimbingan dan konseling di sekolah secara terjadwal serta anggaran program BK yang sesuai. Konselor harus melaksanakan tugas pokok secara sistematis.

The accomplishment of objective of qualified guidance and counseling service that requires effectively and well-managed human and other resources involvement becomes the relational of this study. Based on the real phenomenon, the problems of this study are: guidance administration and counseling is often overlooked, low competence of counselor, the proportion of counselor is not balanced by the number of students which resulted in counselor difficulty for organizing tasks.
This study is aimed to know the implementation of management of guidance and counseling takes place following the dynamics of adolescent development tasks of students and seeks to facilitate the students?needs such as personal, social, academic aspects and career. The approach of this study uses qualitative method through interview technique, observation and documentary review.
The result of this study indicates that guidance and counseling services in Taman Madya 1 Central Jakarta has not been able to implement all components of students? needs. Almost all services are conducted only in term of the arising problems, so the services tend to implement healing function (curative).
The result of this study suggest that Educational Unit to provide proper policy in order to strengthen guidance and counseling sphere to school level. School administrators should provide well-organized guidance and counseling programs at schools and appropriate budget for the program itself. Counselors must perform basic tasks systematically.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinna Safitri
"Tesis ini membahas tentang  penggunaan alat bukti kesamaan dokumen/surat oleh KPPU dalam memutus perkara Nomor 41/KPPU-L/2010 tentang Tender Pengadaan Sarana dan Prasarana Konversi Energi. Alat bukti yang digunakan oleh KPPU dalam memutus perkara ini adalah kesamaan dokumen, Alat Bukti kesamaan dokumen tersebut merupakan alat bukti petunjuk. Petunjuk dari berbagai macam alat bukti tidak mungkin dapat diperoleh hakim tanpa menggunakan suatu pemikiran tentang adanya persesuaian antara kenyataan yang satu dengan yang lain, atau antara satu kenyataan dengan tindak pidana itu sendiri. Oleh karena itu alat bukti petunjuk harus mengacu pada persesuaian antara kejadian, keadaan, perbuatan, maupun dengan tindak pidana itu sendiri. Alat bukti petunjuk hanya dikenal dalam hukum acara pidana (KUHAP) dan UU No.5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha tidak Sehat. Pengaturan mengenai petunjuk di hukum pidana didasarkan pada prinsip bahwa hakim bersifat aktif untuk mencari keadilan,

This thesis discusses the use of document similarity evidence / letter by the Commission in deciding the case 41/KPPU-L/2010 of Tender for Procurement of Infrastructure Energy Conversion. Evidence used by the Commission in deciding the case this is the similarity of a document, the document similarity Evidence is evidence instructions. Hints of various kinds of evidence may not be obtained without the use of a judge thought about the fact that the existence of correspondence between one another, or between one reality to the offense itself. Therefore evidence should refer to the instructions of correspondence between the events, circumstances, actions, and with the crime itself. Instructions only known evidence in criminal procedural law (Criminal Procedure Code) and Act No. 5 of 1999 on the Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition. Instructions on setting the criminal law is based on the principle that judges are actively to seek justice."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmadinanti
"Untuk memaksimalkan proses kegiatan pembelajaran dibutuhkan fasilitas pendidikan yang memadai. Namun, masalah pendidikan masih ditemukan, dimana salah satu akar permasalahannya adalah kurangnya fasilitas pendidikan. Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), jumlah SMP yang relatif banyak merupakan salah satu penghambat dalam penyaluran dan pemerataan dana APBN. Selain itu salah satu parameter untuk mengukur mutu pendidikan adalah nilai Ujian Nasional (UN). Sebagai Ibu Kota, DKI Jakarta adalah provinsi yang merupakan pusat pendidikan di Indonesia dan Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Maka, analisis hubungan fasilitas sekolah dengan nilai UN pada DKI Jakarta dan Jawa Barat dapat diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi pemerintah untuk melihat keadaan SMP pada kedua provinsi terebut dan dalam menyalurkan dana APBN secara cepat dan tepat dengan melihat fasilitas apa saja yang memiliki hubungan dengan hasil belajar siswa. Banyaknya observasi yang digunakan adalah 987 SMP di Provinsi DKI Jakarta dan 4766 SMP di Provinsi Jawa Barat dengan 9 variabel kategorik fasilitas pendidikan dan sebuah variabel numerik yaitu nilai ujian nasional. Adapun metode yang digunakan untuk mengelompokkan adalah Robust Clustering Using Link (ROCK) yang diyakini mempunyai tingkat akurasi yang baik dan mampu menangani data kategorik dalam jumlah yang besar. Serta untuk mengetahui hubungan antara fasilitas dengan hasil ujian nasional akan di tentukan menggunakan Analisis Regresi. Didapat bahwa fasilitas SMP di DKI Jakarta sudah cukup merata dan cukup baik sehingga tidak terbentuk cluster dengan profil berbeda, sedangkan di Jawa Barat terbentuk 5 cluster dengan karakteristik masing masing. Terdapat indikasi hubungan yang kuat pada fasilitas laboratorium, rasio murid per guru, status, dan daya listrik dengan nilai ujian nasional di DKI Jakarta. Sedangkan untuk Provinsi Jawa Barat, hampir setiap cluster memiliki hubungan yang berbeda terhadap nilai ujian nasional. Namun, pada setiap cluster, fasisilitas daya listrik merupakan fasilitas yang memiliki hubungan signifikan dengan hasil ujian nasional siswa.

To maximize the process of learning activities, adequate educational facilities are needed. However, there are still some problem, where one of the root causes is the lack of educational facilities. At the junior high school level, the relatively large number of junior high school is one of the obstacles in the distribution of APBN funds. In addition, one of the parameters that can be used to measure the quality of education is the value of the National Examination (UN). As the capital city, DKI Jakarta is a province that is the centre of education in Indonesia and West Java is the province with the largest population in Indonesia which is directly adjacent to DKI Jakarta. Thus, the analysis of the relationship between school facilities and the UN scores in DKI Jakarta and West Java is expected to be an alternative for the government to see the state of SMP in the two provinces and to distribute the APBN funds immediately and properly by looking at what facilities have a relationship with student learning outcomes. The number of observations used was 987 junior high schools in DKI Jakarta Province and 4766 junior high schools in West Java Province with 9 categorical variables for educational facilities and a numeric variable, which is the national exam scores. The method used for clustering is Robust Clustering Using Link (ROCK) which is believed to have a good level of accuracy and able to handle large amounts of categorical data. Also, to confirm the relationship between facilities and the results of the national exam will be determined by using Regression Analysis. It was found that the junior high school's facilities in DKI Jakarta were quite evenly distributed and good enough so that there were not forming any cluster with different profile, while in West Java there were 5 clusters with their respective characteristics. There are indications of a strong relationship with laboratory, student-teacher ratio, status, and electrical power to national exam scores in DKI Jakarta. Whereas for West Java Province, almost every clusters have a different relationship to the national exam scores. However, in each cluster, the utility of electrical power has a significant relationship with student's national exam results."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhaimin Abdillah
"Ketika berinteraksi, individu melakukan pengamatan secara terus menerus dan berasumsi mengenai kondisi mental lawan bicaranya. Kemampuan ini dikenal dengan istilah "mindreading". Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara "familiarity" dan "perceived similarity" terhadap kecepatan dan ketepatan "mindreading" pada kelompok etnis minoritas. Partisipan penelitian adalah 83 dewasa muda yang tergolong ke dalam etnis minoritas Indonesia yang tinggal di Ternate. Eksperimen ini dilaksanakan secara luring di Kota Ternate dengan menggunakan aplikasi MindProbe yang berisi alat ukur Strange Stories Task, Perceived Similarity Scale, dan Questionnaire Familiarity. Pengujian statistik dengan Mixed Model ANOVA mengindikasikan bahwa partisipan yang merasa lebih familiar dan memiliki banyak kesamaan dengan target “mindreading”, lebih akurat melakukan "mindreading". Selanjutnya, analisis regresi berganda menunjukkan bahwa "familiarity" dan "perceived similarity" berperan sebesar 19,2% terhadap ketepatan "mindreading" partisipan.

When interacting, individuals make continuous observations and assumptions about the mental state of their interlocutors. This ability is known as "mindreading". This study aims to identify the relationship between familiarity and perceived similarity in the speed and accuracy of mindreading in minority ethnic groups. The participants are 83 young adults belonging to Indonesian ethnic minorities living in Ternate. The experiment is conducted offline in Ternate City using the MindProbe application which contains the Strange Stories Task, Perceived Similarity Scale, and Familiarity Questionnaire. Statistical testing with Mixed Model ANOVA indicates that participants who felt more familiar and had more in common with the "mindreading" target, performed "mindreading" more accurately. Furthermore, multiple regression analysis shows that "familiarity" and "perceived similarity" contribute 19.2% to participants' mindreading accuracy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsy Hanifa Noverani
"Pandemi COVID-19 telah mengubah kehidupan kita sehari-hari yang dulu kita anggap membosankan dan biasa saja menjadi sesuatu yang kita rindukan. Aktivitas duniawi seperti bekerja di kantor dan belajar di sekolah telah dipindahkan ke lingkungan online sesuai dengan aturan social distancing. Namun, dengan keterbatasan infrastruktur dan sumber daya, pembelajaran daring memiliki keterbatasan dan kekurangan. Sementara banyak guru telah mengadopsi alat pengajaran dan pembelajaran yang bersifat gamified ke dalam pelajaran mereka, masih ada beberapa yang belum dan masih mengajar dengan cara tradisional. Sementara itu, pembelajaran daring hadir dengan banyak gangguan dan sebagian besar dilakukan dalam penyampaian satu arah. Hal ini kemudian menciptakan lingkungan belajar yang tidak efektif. Oleh karena itu, analisis pengaruh gamifikasi pada siswa SMA dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode structural equation modeling (SEM). Studi ini secara khusus dianalisis berdasarkan platform Quizizz dan Kahoot, yang merupakan beberapa alat dan wadah yang bersifat gamified yang umum digunakan oleh guru untuk menilai siswa mereka. Sebanyak 286 tanggapan diperoleh. Berdasarkan hasil pengolahan data, faktor motivasi belajar, kecemasan belajar, beban kognitif, dan prestasi akademik dipengaruhi oleh gamifikasi. Berdasarkan analisis lebih lanjut atas hasil tersebut, maka dirumuskan seperangkat strategi dengan menggunakan metode why how laddering kemudian divalidasi dengan ahli dengan menggunakan strategy to mission matrix, sehingga diperoleh seperangkat strategi yang diprioritaskan untuk dijadikan rekomendasi bagi sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan.

The COVID-19 pandemic has altered our daily lives that we once consider as normal have become something that we take for granted. Mundane activities such as working in the office and studying in school has been moved to online environments in accordance with the social distancing regulation. However, with limited infrastructure and resources, online learning had its limitations and shortcomings. While many teachers have adopted gamified teaching and learning tools into their lessons, there are still some that have not and are still teaching the traditional way. Meanwhile, online learning comes with many distractions and is mostly carried out in a one-way delivery. This then creates an ineffective learning environment. Thus, analysis on the effects of gamification on senior high school students is conducted in this study by using the structural equation modeling (SEM) method. The study was specifically analysed based on the platforms Quizizz and Kahoot, which are some of the commonly used gamified tools and platforms by teachers to assess their students. A total of 286 responses were obtained. Based on the results of the data processing, factors learning motivation, learning anxiety, cognitive load, and academic performance were affected and influenced by gamification. Based on further analyses on the results, a set of strategies were formulated using the why how laddering and then validated with experts using the strategy to mission matrix, eventually obtaining the set of prioritised strategies to be used as recommendations to schools and educational institutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Desya Febrianti
"Penelitian ini menganalisis korelasi bantuan pendidikan dengan basis syarat need dan merit di Universitas Indonesia terhadap pendapatan individu dan ketimpangan pada tingkat program studi. Studi ini menggunakan metode pooled cross section regression dengan data Tracer Study Universitas Indonesia. Hasil menunjukkan penerima bantuan berbasis need memiliki pendapatan yang lebih rendah sedangkan penerima bantuan merit memiliki pendapatan lebih tinggi dibandingkan non-penerima bantuan. Pada penelitian ini juga ditemukan korelasi positif antara proporsi bantuan pendidikan need terhadap ketimpangan prodi. Namun tidak ditemukan korelasi antara proporsi bantuan merit dengan ketimpangan pendapatan pada tingkat program studi. Studi ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak dari dua jenis bantuan pendidikan di tingkat perguruan tinggi, khususnya di Universitas Indonesia.

This research analyzes the correlation of educational aid based on need and merit at the University of Indonesia with individual income and inequality at the study program level. This research uses pooled cross-section regression method with data from the Tracer Study at the University of Indonesia. The results show that need-based aid recipients have lower incomes, while merit-based aid recipients have higher incomes compared to non-recipients. The study also found a positive correlation between the proportion of need-based educational aid and income inequality at the study program level. However, no correlation was found between the proportion of merit-based aid and income inequality at the study program level. The study provides a deeper understanding of the impact of these two types of education assistance at the university level, especially at the University of Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Gantini
"Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dianggap semata-mata sebagai pemberian nasihat, padahal kenyataan menunjukkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling meyangkut seluruh kepentingan siswa dalam rangka pengembangan dirinya secara 'Optimal. Disamping memerlukan. nasihat pada umumnya siswa sesuai dengan masalah yang dihadapinya memerlukan pelayanan lain, seperti pemberian informasi, penempatan dan penyaluran, konseling, bimbingan belajar, pengalihtangan kepada tenaga yang lebih ahli dan berwenang dan sebagainya. Selanjutnya kenyataan membuktikan bahwa para guru pembimbing menghadapi berbagai permasalahan yang di alami .siswa di sekolah . merlyangkut bidang pribadi-sosial, belajar dan karir. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dihadapinya adalah melalui layanan konseling perorangan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi proses pelaksanaan layanan konseling perorangan dan faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dari layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di SMA Dwiwarna.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh deskripsi tentang masalah yang menjadi fokus penelitian, maka diambil SMA Dwiwama sebagai kasusnya. Data diperoleh dari informan sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam proses pelaksanaan layanan konseling perorangan dan sasaran penerima layanan konseling perorangan. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data ini dianalisa secara induktif dengan menggunakan berbagai konsep yang menjadi kerangka pemikiran, yaitu konsep-konsep yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling dan konsep layanan konseling perorangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan layanan konseling perorangan dilaksanakan melalui tahap-tahap yaitu tahapan sebelum dan sesudah proses konseling dilaksanakan. Tahapan sebelum melaksanakan proses konseling adalah berupa pengumpulan data siswa, sedangkan tahapan setelah proses konseling dilaksanakan terdiri dari tahapan awal berupa membangun hubungan dengan siswa, tahapan inti meliputi langkah untuk memperoleh gambaran diri dan hakikat masalah yang dihadapi dan faktor penyebabnya, penemuan altematif pemecahan masalah dan tatapan akhir, yaitu tahap penilaian dan tindak lanjut serta terminasi. Tahap-tahap tersebut sejalan dengan yang dinyatakan oleh Zastrow. Pelaksanaan layanan konseling perorangan menunjukkan adanya perubahan tingkah laku pada siswa yang memanfaatkan layanan tersebut, dan adanya perubahan pola berfikir dan pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapinya serta adanya peningkatan kemampuan di dalam pengambilan tindakan dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya melalui pengembangan potensi yang dimilikinya melalui bantuan guru pembimbing/konselor. Selain itu bahwa melalui layanan konseling perorangan semua permasalahan yang dihadapi siswa dapat diatasi oleh tenaga-tenaga khusus yang ada seperti pihak BK, dengan dibantu oleh pihak kurikulum, pihak kesiswaan, guru, wali kelas, pihak asrama dan didukung oleh tenaga-tenaga ahli lainnya seperti psikolog, psikiater dan terapis. Selain itu bahwa ditemukan faktor-faktor penghambat dalam proses pelaksanaan layanan konseling perorangan yaitu berkaitan dengan penghimpunan data siswa berupa hasil tes maupun non tes belum dilaksanakan secara optimal dan adanya kebutuhan dari pembina asrama untuk diberikan pengetahuan tentang konseling.
Berdasarkan temuan lapangan tersebut maka direkomendasikan kepada pihak BK agar melakukan penghimpunan data siswa yang terkumpul secara tertib dan teratur dan pemanfaatan komputer sebagai cara untuk memudahkan pemasukan dan penyelenggaraan data dengan menggunakan program khusus. Bagi pimpinan sekolah dapat berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah dalam penyusunan program, dan pihak sekolah agar dapat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang konseling dan pengembangan dan pertumbuhan remaja bagi pembina asrama serta peningkatan sistem rujukan melalui pemanfaatan form rujukan psikolog secara optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Hermawan
"ABSTRAK
Penelitian ini mengambil fokus tentang pengaruh Dana Alokasi Khusus bidang pendidikan dan belanja pemerintah serta Bantuan Operasional Sekolah terhadap nilai Ujian Nasional Murni siswa Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP , di 33 provinsi pada kurun waktu 2008 sampai 2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode estimasi data panel. Peneliti melakukan estimasi pooled least square, fixed effect method, dan random effect method sebagai metode estimasi regresi data panel.Persamaan regresi terdiri dari nilai UN SD dan SMP sebagai variabel terikat dan alokasi DAK Pendidikan lagt-2 serta BOS sebagai variabel bebas dan menambahkan variabel kontrol berupa PDRB per kapita dan Belanja Pendidikan untuk masing-masing provinsi. Temuan utama penelitian adalah variabel BOS berpengaruh positif terhadap nilai UN SD walaupun tidak signifikan dan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai UN SMP. Sedangkan variabel DAK pendidikan berpengaruh positif signifikan terhadap kedua nilai UN, baik SD maupun SMP. Adapun variabel kontrol yaitu PDRB per kapita berpengaruh positif signifikan terhadap hasil UN SD maupun UN SMP. Variabel kontrol kedua Belanja pendidikan berpengaruh positif terhadap hasil UN SD dan SMP, walaupun tidak signifikan secara statistika.Dari hasil penelitian, peneliti menyarankan Pemerintah baik pusat dan daerah perlu meningkatkan kualitas persiapan hingga penyaluran BOS dan DAK Pendidikan yang tepat sasaran sebagai instrumen membantu peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu, Pemerintah baik pusat dan daerah dapat lebih memberdayakan belanja daerah bagi peningkatan kualitas pembelajaran siswa melalui proksi Ujian Nasional tingkat SD dan SMP.

ABSTRACT
This research aim is to understanding the effect of educational specific grant DAK Pendidikan and government funding scheme school operational assistance grant BOS , toward national examination score on elementary SD and junior high school SMP across 33 provinces in Indonesian during 2008 2011. Our research uses quantitative method by utilizing estimation of panel data. The researcher runs three estimations pooled least square, fixed effect methods and random effect methodsas a method of panel fata regression.Regression equation consists of two dependent variables such as national examination score UN SD and UN SMP and also two independent variable such as DAK Pendidikan lagt 2 , BOS and added Regional GDP per capita and education spending each provinces as a control variable.The main findings are educational specific grant DAK Pendidikan has a positive significant effect toward national examination score for elementary and junior high school. However, government funding scheme school operational assistance grant BOS has a positive signifcant effect on junior high schiil national examination score, but not significant for elementary school examination score. In addition, the first control variable Regional GDP per capita has positive significantly affected on elementary national examination score and junior high school examination score. For another control variable education spending has positive significantly affected on junior high school examination score, but not positive significant for elementary school.From the findings, recommendations are as follow both central and local governments are needed to maximize BOS and DAK Pendidikan as an instrument to enhance education quality. Moreover, researcher urges the government should revitalize education spending for each provinces in order to improve the quality of education using proxies of elementary and junior high school examination score."
2015
T47265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman Saleh
"Butir kegiatan pustakawan yang termasuk kegiatan unsur utama, namun tidak termasuk tugas pokok dari pustakawan adalah pembuatan karya tulis/ karya ilmiah di bidang kepustakawanan. Kegiatan ini dikelompokkan ke dalam unsur pengembangan profesi. Angka kredit untuk kegiatan ini cukup besar, terutama bila dibandingkan dengan pelaksanaan kegiatan teknis perpustakaan lainnya. Oleh karena itu, banyak pustakawan yang mengejar kekurangan angka kredit dari kegiatan tersebut. Sayangnya, banyak pustakawan yang tidak hati-hati dalam menulis, atau mungkin jugamemang sengaja melakukan hal yang tidak terpuji, sehingga karya tulis yang dihasilkan banyak mengandung dugaan plagiarisme. Kajian ini mencoba memotret karya tulis pustakawan yang diusulkan kepada Tim Penilai Tingkat Pusat di Perpustakaan Nasional. Kajiandilakukan terhadap 129 judul karya tulis yang diajukan oleh 16 pustakawan selama Bulan Januari -Mei 2019. Sampel diambil menggunakan teknik non probability sampling yaitu ditarik secara incidental sampling. Seluruh karya tulis diperiksa menggunakan aplikasi Turnitin dan dicatat tingkat kemiripannya dengan artikel lain yang ada di dunia maya. Tingkat kemiripan (similarity) tertinggi diketahui sebesar 94% atau dapat dikatakan seluruh bagian dari artikel tersebut diduga meniru tulisan orang lain (plagiat) yang diperoleh dari internet. Sedangkan tulisan yang memiliki tingkat kemiripan terendah adalah sebesar 2%, atau hampir tidak ada dugaan praktek plagiarismedari tulisan tersebut. Dugaan plagiarismetersebut bisa memang sengaja dilakukan oleh penulis, atau bisa secara tidak sengaja dilakukan oleh penulis, misalnya karena ketidak tahuan cara menulis kutipan. Karenanya, disarankan agar para penulis mempelajari pedoman penulisan yang banyak beredar di dunia akademik sehingga hasil tulisannya sesuai dengan peraturan dan terhindar dari dugaan plagiarisme."
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2019
020 PUS 26:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>