Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13055 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Immaculatus Djoko Marihandono
Bangka Belitung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bangka Belitung, 2019
959.85 DJO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dien Madjid
Bangka Belitung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bangka Belitung, 2018
959.85 MUH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Husnial Husin Abdullah
Jakarta: Karya Unipress , 1983
959.85 HUS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Utomo
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Tata Kelola Kolaborasi Ekowisata Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Perhatian diberikan pada studi tentang tata kelola kolaborasi dianggap sebagai salah satu isu kunci keberhasilan dalam konteks pengembangan pariwisata Belitung sebagai bagian dari jaringan UNESCO Global Geopark. Kontribusi dan peran masing-masing aktor baik dari pemerintah, swasta, masyarakat atau komunitas telah memberikan kontribusi positif sebagai upaya membangun kualitas pariwisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan qualitative methods research eksploratori, dalam penelitian ini data diperoleh melalui wawancara mendalam, review dokumen dan survey sehingga proses triangulasi dapat dilakukan secara lebih lengkap. Informan penelitian terdiri dari unsur pemerintah, swasta, asosiasi, masyarakat dan komunitas. Sebanyak 13 orang informan telah diwawancarai dan 31 orang telah menunjukkan jawaban atas survei yang dilakukan. Hasil penelitian Praktik Tata Kelola Kolaborasi yang berlangsung di Kabupaten Belitung diinisiasi dengan adanya inovasi program dan kolaborasi yang berkembang dari proses bottom-up yang dipelopori oleh peran Komunitas Geosites dan Desa Wisata. Berikutnya Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa kepercayaan, nilai-nilai dan jaringan sosial atau dipersepsikan sebagai modal sosial (social capital) telah menjadi perekat dan mengikat masing-masing aktor untuk bersinergi sehingga berfungsi sebagai elemen dasar untuk membentuk kolaborasi yang baik. Penelitian ini menegaskan dan melengkapi model collaborative governance yang telah digagas oleh Ansell dan Gash. Berdasarkan penelitian yang dilakukan telah menunjukkan peran modal sosial (social capital) merupakan faktor utama yang mendukung berjalannya tata kelola kolaboratif. Jika dalam model collaborative governance Ansell dan Gash tidak dengan tegas menyatakan modal sosial sebagai faktor utama berjalannya proses kolaborasi, penelitian ini telah menunjukkan peran modal sosial (social capital) sebagai landasan untuk inisiatif melakukan kolaborasi. Sebagai salah satu temuan dan novelty dalam penelitian ini, maka penulis menambahkan satu indikator pada dimensi Kondisi Awal (starting condition) pada proses kolaborasi dengan menambah latar belakang modal sosial (social capital) yang meliputi pengetahuan lokal (norma atau nilai-nilai budaya dan jaringan) yang berpengaruh pada pelaksanaan kolaborasi.

This research analyzes the Governance of Ecotourism Collaboration in Belitung Regency, Bangka Belitung Islands Province. Attention is paid to the study of collaborative governance which is considered one of the key issues for success in the context of Belitung tourism development as part of the UNESCO Global Geopark network. The contribution and role of each actor, whether from the government, private sector, society, or community, has made a positive contribution to build quality tourism that is sustainable and environmentally friendly. This research uses an qualitative methods research approach. In this research, data was obtained through in-depth interviews, document reviews, and surveys so the triangulation process could be carried out more completely. Research informants comprised elements from the government, private sector, associations, society, and community. A total of 13 informants were interviewed and 31 people provided answers to the survey conducted. The results of research on Collaborative Governance Practices that took place in Belitung Regency were initiated with program innovation and collaboration that developed from a bottom-up process spearheaded by the role of the Geosites Community and Tourism Village. Next, the results of this research have shown that trust, cultural values, and social networks perceived as social capital have become the glue and bind each actor to work together so that it functions as a basic element for forming good collaboration. This research confirms and complements the collaborative governance model initiated by Ansell and Gash. Based on research conducted, has shown that the role of social capital is the main factor that supports collaborative governance. If Ansell and Gash's collaborative governance model does not explicitly state social capital as the main factor in the collaboration process, this research has shown the role of social capital as a basis for collaborative initiatives. As one of the findings and novelty in this research, the author added one indicator to the dimensions of Initial Conditions and/or Collaborative Process by adding social capital background which includes norms or cultural values and social networks. which influences the implementation of collaboration."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aula Dedy Sayogo
"Tulisan ini berangkat dari keinginan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang bertekad menjadikan sektor pariwisata menjadi sektor unggulan. Sebagai daerah yang telah Iama dikenal sebagai penghasil timah, hampir seluruh kegiatan perekonomian bergantung pada industri timah. Dampak negatif dari perkembangan industri timah ini adalah eksploitasi yang berlebihan sehingga terjadi degradasi lingkungan. Perlu disadari cadangan timah kian menipis dan timah akan habis.
Oleh karena itu penulis ingin menganalisis peranan sektor pariwisata (sektor hotel, sektor restoran dan sektor jasa hiburan dan rekreasi) yang diharapkan mampu menjadi andalan untuk menjaga kestabllan perekonomian daerah dimasa depan, Untuk itu akan dilihat kinerja sektor pariwisata ini dalam pembentukan output, nilai tambah bruto, permintaan antara dan permintaan akhir. Menganalisis keterkaltan ke belakang dan ke depan, angka pengganda output, pendapatan dan tenaga kerja. Serta melihat dampak ekonomi konsumsi kepariwisataan terhadap kontribusi perekonomian daerah (output, nilai tambah bruto, upah/gaji, pajak tidak langsung, dan tenaga kerja).
Model yang digunakan adalah model input output dengan memanfaatkan tabel input output Provinsi kepulauan Bangka Belitung tahun 2005 yang disusun dengan klasifikasi 45 sektor berdasarkan tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen. Dengan menggunakan model perekonomian tertutup dilihat kontrlbusi sektor pariwisata terhadap total sektor-sektor dalam perekonomian daerah dan terhadap sektor pariwisata sendiri dengan menggunakan tipe II.
Hasil penelitian menunjukkan sektor pariwisata hanya berperan relatif kecil terhadap total permintaan perekonomian daerah, terlihat dari total permintaan akhir dan total permintaan antara sektor pariwisata yang masih sedikit. Peranan terbesar masih didominasi oleh sektor industri terutama industri timah. Demikian terhadap angka pengganda sektor pariwisata belum mampu masuk dalam sepuluh besar sektor utama pencipta pengganda terbesar. Rendahnya peranan sektor pariwisata terhadap perekonomian ini tentunya butuh perhatian serius dari Pemerintah Daerah.
Sektor pariwisata memiliki keterkaitan ke belakang atau daya penyebaran diatas rata-rata. Ini memlliki arti bahwa sektor-sektor pariwisata mempunyai kemarnpuan yang cukup tinggi untuk menarik pertumbuhan output industri hulunya. Dengan demikian sektor-sektor pariwisata akan menumbuhkan sektor-sektor pendukungnya. Pada keterkaitan ke depan atau derajat kepekaan sektor hotel dan sektor jasa hiburan dan rekreasi kemampuannya mendorong sektor hilir masih berada dibawah rata-rata derajat kepekaan. Namun sektor restoran memiliki keterkaitan yang tinggi dalam mendorong sektor-sektor lain. Hai ini menggambarkan sektor restoran relatif mampu melayani permintaan sektor-sektor lain.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa untuk memperoleh kontribusi yang besar dari sektor pariwisata, maka pelaksanaan investasi dan pelaksanaan program visit babel archi 2010 akan memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian daerah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T34592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sediment of 16 sites in the Kelabat bay were monitorid for metal contamination and toxicity in 2006. Two pattern of metal contaminants distribution in the sediment were observed...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Bangka Belitung (Babel) province is one of the pepper producing areas in Indonesia, particularly for white pepper, Recently, its role however tends to lower indicated by the decreases in cultivation areas and production of white pepper. A number of factors causing the decreases, of production and plated area of pepper in Babel are fluctuation of pepper price, infestation of plants diseases, uncontrolled exploitation of tin mining and and expansion of other estate crops...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Niko Amrulloh
"[Sepanjang 1.200 km garis pantai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat potensi ekonomi yang meliputi perikanan dan wisata bahari. Namun di sisi lain, kemiskinan justru terjadi di wilayah perdesaan yang didominasi oleh desa pesisir. Padahal disitulah letak sumberdaya kelautan dan perikanan berada. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor prioritas dari aktivitas ekonomi yang terkait dengan sektor kelautan dan memproyeksikan estimasi investasi bagi pengelolaan sektor kelautan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Analisis Input Output digunakan untuk menentukan aktivitas ekonomi yang terkait di dalamnya. Dengan pendekatan ICOR (Incremental Capital Output Ratio) diproyeksikan estimasi kebutuhan investasi selama kurun waktu 2015-2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor prioritas dikembangkan adalah wisata bahari; perikanan budidaya; industri pengolahan dan pengawetan ikan dan hasil biota air lainnya; jasa kelautan; dan bangunan kelautan . Nilai ICOR Kelautan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah 2.93, lebih efisien dibandingkan sektor kelautan secara nasional.;Bangka Belitung Province has 1,200 km coastline with big potential economic including fisheries and marine tourism. Otherwise, poverty has occurred in rural areas with dominated by coastal villages. While therein lies the marine and fisheries resources. This study aims to identify the priority sectors of economic activity associated with the marine sector and project investment estimate for the management of the marine sector in Bangka Belitung Province. Input Output Analysis is used to determine the priority of economic activity. With the approach of ICOR (Incremental Capital Output Ratio) projected of investment for 2015-2017 period. The results showed the priority sectors to be developed are marine tourism; aquaculture; fish processing; marine services; and marine building. ICOR for Marine development of Bangka Belitung Province is 2.93. It is more efficient than the national marine sector, Bangka Belitung Province has 1,200 km coastline with big potential economic including fisheries and marine tourism. Otherwise, poverty has occurred in rural areas with dominated by coastal villages. While therein lies the marine and fisheries resources. This study aims to identify the priority sectors of economic activity associated with the marine sector and project investment estimate for the management of the marine sector in Bangka Belitung Province. Input Output Analysis is used to determine the priority of economic activity. With the approach of ICOR (Incremental Capital Output Ratio) projected of investment for 2015-2017 period. The results showed the priority sectors to be developed are marine tourism; aquaculture; fish processing; marine services; and marine building. ICOR for Marine development of Bangka Belitung Province is 2.93. It is more efficient than the national marine sector]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>