Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143951 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R.P. Soejono
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, 1977
930.1 SOE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R.P. Soejono
"Burial system of late prehistoric period in Bali Island."
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, 2008
930.1 SOE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R.P. Soejono
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, 2008
930.1 SOE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R.P. Soejono
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, 2008
930.1 SOE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R.P. Soejono
"Peninggalan-peninggalan kuno di Bali, baik yang berbentuk benda maupun yang berupa adat-istiadat dan bentuk-bentuk pranata social lainnya yang tidak memperlihatkan suatu ciri agama Hindu atau agama Buddha, pada umumnya dianggap sebagai hal-hal yang bersifat asli. Di antara istilah--stilah yang lazim dugunakan untuk menandai hal-hal asli itu ialah istilah "asli kuno" atau ancient indigenous (Gorse k Dronkers tt : 30-39; Swellengrebel 1960 24-30).
Anggapan bahwa ada perkembangan yang bersifat "praaejarah " sebelum unsur-unsur Hinduisme dan Buddhiasme muiai berpengaruh di Bali, mula-mula dikemukan oleh W.d.J. Nieuwenkamp ( 1920 : 93), kernudian dinyatakan pula oleh V.E. Korn (1928) dan P.A.J. Moo jean (1929). Anggapan tersebut didasari atas temtuan-temuan sarkofagus di Manuaba (Batu Lusu) dan di Busungbin. Ketika itu sarkofagus merupakan gejala kebudayaan yang mulai banyak diperhatikan para peneliti.
Kesimpulan mengenai temuan-temuan tercebut, ialah bahwa penguburan dalam sarkofagus itu tidak dilakukan lagi pada masa Hinduisme dan Buddhisme berkembang di Bali dan karena itu sarkofagus-sarkofagus Batu Luau oleh Nieuwenkamp (1926: 92) dikirakan sebagai praehistorisohe overblijfselen. Berdasarkan penemuan beberapa sarkofagus di bangkiangjaran, di utara. Petang, di antara sejumlah banyak sisa-sisa rangka orang dan pecahan gerabah tipe labu (kalebas) berleher tegak, Korn telah menafsirkan bahwa sebelum "jaman Hindu" hanyalah golongan terkemuka dalam masyarakat dikubur dalam peti-peti batu dari benda-benda yang ikut sorta dikubur terdiri dari senjata-senjata tajam, perhiasan serta pelindung jari-jari dari perunggu. Pada jaman itu penduduk di Bali Tengah (khusus antara Busungbiu dan Banjarangkan) telah mengenal teknik pembuatan benda perunggu, serta telah maju dalam cara pembuatan gerabah, walaupun beberapa Janis benda seperti pahat, pipisan dan lasing masih dibuat dari batu (Horn 1930).
Ketegasan tentang perkembangan suatu kebudayaan prasejarah di Bali, Bebelum ada pengaruh unsur-unsur Hinduisme dan Buddhisme dalam tata kehidnpan penduduk, timbul sejak penelitian sistimatis dimulai oleh P.V. van Stein Callenfels terhadap jaman perunggu di Bali (Stein Callenfels 1931). A.N.J: Th. a Th. van der Hoop dalam kategorinya (Hoop 1941 : 144-160, 195-197, 213, 246-247, 258-259, 300) lebih tegas lagi menggolongkan benda-benda temuan Bali sesuai dengan kategorinya dalam tingkat-tingkat jaman prasejarah. Penggolongan van der Hoop ini menggambarkan perkembangan prasejarah di Bali yang dibukikan kelangsungannya sejak tingkat bercocoktanam dengan adanya temuan-temuan beliung persegi di pulau ini, sampai pada tingkat perundagian, yang banyak menghasilkan benda-benda perunggu. Yang dimaksud dengan masa perundagian ialah suatu tingkat perkembangan kehidupan manusia yang dipandang sejajar dengan masa urbanisasi di Eropa dan Timur Tengah. Dalam masa ini berkembanglah dalam masyarakat keLompok-kelompok tukang dalam berbagai bidang keahlian (undagi-tukang)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1977
D324
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aliza Diniasti Saleh
"ABSTRAK
Penguburan merupakan kegiatan manusia dalam usaha untuk menyingkirkan mayat dari lingkungan orang yang masih hidup. Penguburan itu dilaksanakan secara berpola dan menurut aturan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Pola kebudayaan dan struktur sosial masyarakat, yang merupakan gagasan kolektif, sangat merpengaruhi kegiatan tersebut (Hastings 1961:411; Howells 1962:15-; Koentja_raningrat 1980a:227; 1980b:70-71; Seligman 1953:24).
Kegiatan yang berhubungan dengan penguburan meliputi: (1) perawatan mayat, (2) persiapan sesaji dan upacara, dan (3) pelaksanaan penguburan (Binford 1972: 232). Semua itu memerlukan pengelolaan dan pembagian kerja yang cermat, karena melibatkan sebagian besar atau bahkan seluruh warga masyarakat (Binford 1972:400; Soe--jono 1977a:9-10). Di samping. itu, kegiatan ini juga melibatkan bermacam-macam kelompok fungsional dalam ma_syarakat, seperti pemimpin upacara, keluarga si mati, dan kriawan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa_

"
1984
S11439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarti
"Perunggu merupakan salah satu artefak peninggalan masa Perundagian memiliki suatu potensi yang cukup penting untuk mengungkapkan teknologi logam purba, Perunggu tersebut umumnya ditemukan sebagai bekal kubur di beberapa situs yang tersebar di wilayah Jawa dan Bali. Oleh beberapa ahli arkeologi artefak tersebut diklasifikasikan dalam peninggalan dari tradisi masa Perundagian. Penelitian artefak perunggu yang dilakukan adalah terdiri dari analisis komposisi unsur-unsur kimia, dan analisis teknik-teknik pembuatan yang pernah diterapkan di dalam proses produksi.
Hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa teknik pembuatan benda perunggu secara cetak atau penuangan, dan penempaan erat kaitannya dengan kemampuan manusia dalam menyerap teknologi yang berkembang pada saat itu. Ditemukan adanya kecenderungan bagi para undagi untuk mempermudah, dan mempercepat proses pembuatan benda-benda perunggu cetakan yang dibuktikan dengan penambahan unsur timbel (Pb) yang berlebihan. Kehalusan penampilan suatu benda perunggu juga menjadi perhatian, yaitu dengan dipakainya silika sebagai bahan untuk mengupam atau menggosok permukaan benda, sehingga diperoleh hasil yang mengkilap dan halus."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T9030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
"ABSTRAK
"Tekstil" termasuk benda yanq tidak hahah melawan gigi waktu. artinva benda ini mudah sekali lapuk dan hancur termakan oleh zaman, sehinqqa secara fisik dalam
peninggalan arkeologis boleh dikatakan jarang atau belum pernah ditemukan sisa-sisa pemakaian benda ini. Akibatnya gambaran mengenai panggunaan pakaian dan tekstil pada mesa lampau menjadi samar-samar pula.
Dari penelitian ini diketahui ada beberapa indikalor penqqunaan tekstil dan pakaian pada masa prasejarah di Indonesia, yaitu motif-motif anyaman, berdiri dari motif anyam kepang, hiker, haqur, dan kain yang tercetak sebagai motif hias tembikar dari situs Gununq Wingko, dan situs Anyer; alat pemukul kulit kayu
yang ditemukan di beberapa situs di Kalilimantan dan Sulawesi.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Soegondho
Jalkarta: Himpunan Keramik Indonesia, 1973
738.095 98 SAN t (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>