Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arung Pancana Toa
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017
899.226 2 ARU it l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arung Pancana Toa
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017
899.226 2 ARU it l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arung Pancana Toa
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017
899.226 2 ARU it l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Basiah
Yogyakarta: Elmatera, 2012
899.22 BAS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Perdana
"Tesis ini membahas tentang komunikasi sebagai salah satu bagian dari fungsi museum dan identitas budaya sebagai salah satu peran museum dalam melayani masyarakat dan perkembangannya. Lokasi penelitian adalah Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan, La Galigo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan yang bersifat filosofis. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasi bahwa Museum La Galigo belum dapat mengkomunikasikan I La Galigo sebagai identitas budaya Sulawesi Selatan, karena museum ini masih berorientasi pada pengumpulan dan pelestarian tangible heritage. Museum La Galigo untuk menjadi new museum harus menampilkan I La Galigo sebagai identitas budaya dengan mengkombinasikannya sebagai memori kolektif. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pengumpulan informasi (intangible heritage) tentang I La Galigo sebagai tradisi lisan. Informasi tersebut digunakan untuk mendesain media komunikasi di Museum La Galigo yaitu melalui desain ekshibisi I La Galigo.

This thesis discusses about communication as one of museum?s function and cultural identity as one of the museum?s role in the service of the society and its development. The research study is in Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan ?La Galigo?. This is a descriptive-qualitative research with a philosophical approach to new museum. The result of research is La Galigo Museum has still not communicated I La Galigo as cultural identity of South Sulawesi, because this museum is still oriented in collect and conserves the tangible heritage. In order to become new museum, La Galigo has to display I La Galigo as cultural identity by combining it as collective memory. Based on it, collecting information about I La Galigo as oral tradition (intangible heritage) is needed. The information is aimed to design the communication media in La Galigo Museum through I La Galigo exhibition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27648
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Ramadhawianto
"[Negara Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan budaya, haruslah dijaga dan dilindungi keberadaanya. Saat ini perlindungan akan warisan budaya menjadi isu yang mendesak bagi penduduk Indonesia karena sering dengan perkembagan zaman dan teknologi, ancaman akan eksploitasi terhadap produk ekspresi budaya tradisional sangat mungkin terjadi. Tapi di sisi lain penggunaan atau exploitasi ekspresi budaya tradisional juga penting dilakukan agar nialinya tetap terkandung dimasyarakat. Hal tersebut lah yang mendorong penulis untuk membahas penggunaan ekspresi budaya tradisional secara bebas. Teater I La Galigo adalah contoh nyata dimana exploitasi terhadap ekspresi kebudayaan tradisional berjalan lurus dengan pelestariannya. Dan seabgai sebuah teater yang mengadopsi alur cerita dari warisan budaya, maka penting untuk menuntukan originalitasnya agar karya tersebut dapat diberikan perlindungan dalam ruang lingkup hak cipta. Di sisi lain penting juga menentukan bahwa I La Galigo sebagai modifikasi expresi budaya tradisional tidak melanggar norma-norma yang ada pada masyarakat bugis. Sudut pandang tentang pelanggaran tersebut haruslah sesuai dengan hokum hak cipta dan sesuai dengan rancangan undang-undang tentang pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional yang saat ini menunggu untuk disahkan. Pada akhirnya modifikasi atau penggunaan ekspresi budaya tradisional haurslah bermafaat dan dapat mensejahterakan masyarakat aslinya.

, The Republic of Indonesia, which consists of diverse ethnic and cultural,
the existence must be maintained and protected. Currently, the cultural heritage
protection was become an urgent issue for the people of Indonesia as often with
the times and technological developments, the threat of exploitation of the
products of traditional cultural expression is very possible to happen. But on the
other hand the use or exploitation of traditional cultural expressions are also
important so that its value remains contained in the community. That is what
prompted the authors to discuss the use of traditional cultural expressions freely.
Theater I La Galigo is a real example where the exploitation of the
traditional cultural expression goes straight to its preservation. And as a theater
that adopts the storyline of the cultural heritage, it is important to determine the
originality so the work can be granted protection within the scope of copyright.
On the other hand it is also important to determine that I La Galigo as a
modification of traditional cultural expression does not violate the norms that
exist in Bugis society. Viewpoints on these violations must be in accordance with
copyright laws and corresponding with the draft law on traditional knowledge and
traditional cultural expressions that are currently waiting to be approved. In the
end, modification or use of traditional cultural expressions should be useful and
can giving prosperity to the local communities.]
"
Depok: [Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ], 2015
S62276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Ideanto
"Saat ini mulai ada kesadaran dari negara berkembang untuk melindungi Folklor sebagai aset yang berharga dari negaranya, termasuk Indonesia. Folklor merupakan suatu ekspresi dari budaya dan identitas sosial dan pada umumnya disampaikan secara lisan melalui peniruan atau dengan cara lainnya. Bentuk Folklor meliputi antara lain bahasa, karya sastra, musik, tarian, permainan, mitos, upacara ritual, kebiasaan, kerajinan tangan, karya arsitektur dan karya seni lainnya.
Folklor merupakan salah satu bentuk kekayaan di bidang seni dan budaya yang memiliki hak kekayaan intelektual. Dalam kaitannya dengan Hak Cipta, Folklor memiliki hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi berkaitan dengan nilai ekonomis yang tercipta dari pemanfaatan Folklor, dan hak moral untuk melindungi kepentingan pribadi atau reputasi Pencipta dan penemunya. Namun mengingat Folklor adalah milk bersama suatu masyarakat yang biasanya sulit menentukan Pencipta dari Folklor, maka Negara menjadi pemegang dari Hak cipta Folklor. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 10 Undang-Undang No 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.
Perlindungan terhadap Folklor sesungguhnya sudah dilakukan sejak Undang-Udang Dasar 1945 melalui Pasal 32. Namun, upaya perlindungan terhadap Folklor di Indonesia masih dirasakan belum maksimal. Hal ini disebabkan teknis pelaksanaan ketentuan Pasal 10 Undang-Undang No 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta melalui Peraturan Pemerintah Tentang Hak Cipta atas Folklor yang dipegang oleh Negara masih berupa suatu rancangan sehingga belum memiliki kekayaan hukum.
I La Galigo merupakan naskah cerita rakyat yang berasal dari Bugis dan merupakan naskah terpanjang di dunia sehingga I La Galigo memiliki nilai yang sangat tinggi. I La Galigo adalah salah satu bentuk Folklor yang belum mendapatkan perlindungan hukum secara maksimal. Hal ini terkait dengan pementasan I La Galigo di kota besar dunia oleh orang asing sehingga merugikan Indonesia secara ekonomis dan moral."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widdiyanti Dwi Maynarni
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T37194
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>