Ditemukan 113875 dokumen yang sesuai dengan query
Nasution, Harun
Jakarta: Universitas Indonesia, 1987
297.01 NAS m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nasution, Harun, 1919-
Jakarta: Penerbit UI,
297.01 NAS m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Timbulnya aliran Mu'tazilah merujuk kepada peristiwa diskusi antara Wasil Ibn Atho' dengan Hasan al-Basri di Basrah, pada suatu hari datang seseorang kepada Hasan al-Basri, lalu menanyakan pendapatnya tentang orang-orang yang telah berbuat dosa besar (murtakib al-kabair/capital sinners), sebagaimana diketahui kaum khawarij memandang mereka telah kafir, sedang kaum Mur'jiah memandang mereka masih mukmin, ketika Hasan al-Basri masih berpikir, Wasil mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai hal itu dengan mengatakan : "Saya berpendapat bahwa orang yang telah berbuat dosa besar itu sudah bukan mukmin, tetapi juga bukan kafir, akan tetapi menempati posisi antara keduanya, tidak mukmin dan tidak kafir (al-manzilah baina al-manzilatain). Tumbuhnya teologi Mu'tazilah pada abad pertengahan sebagai pengabdian pada kepentingan doktrin atau teologi dialektik retorik, merupakan dialektika yang terjadi dalam proses penghadapan antagonis antara satu doktrin dengan doktrin yang lainnya, maka dialektika teologi yang bersifat populis itu bersifat empiris yang merupakan dialektika dari proses penghadapan kritis antara realitas kehidupan dengan pesan-pesan universal."
KONSTAIN 1:2 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Suparno
"Tesis ini mengkaji tentang pemikiran dari dua mufassir modern, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha, dalam tafsir al-Manar tentang perempuan. Pemikiran Abduh dan Ridha ? yang dikenal oleh kebanyakan orang sebagai dua sosok yang liberal dan selalu sama dalam pendapat dan pemikiran karena mereka merupakan guru dan murid ? tidak selamanya sama dan selaras. Khusus tentang penafsiran mereka pada ayat-ayat yang menjelaskan perempuan, terdapat beberapa perbedaan penafsiran yang dapat dilihat dalam tafsir al-Manar. Perbedaan ini didasari oleh beberapa faktor. Faktor yang paling menonjol adalah jabatan Mufti yang disandang oleh Abduh menjadikan Abduh harus memberikan kejelasan hukum secara tegas dan bertujuan untuk kemaslahatan umat pada waktu itu. Faktor lain yang tidak bisa dipungkiri adalah background pendidikan mereka. Abduh yang selalu mengkaji persoalan filsafat menjadi seorang yang sangat liberal dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur?an. Berbeda dengan Rasyid Ridha yang pernah mengenyam pendidikan tasawuf dan ilmu-ilmu lainnya, menjadikan ia lebih bijak dalam menyikapi setiap permasalahan dan sedikit lunak dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur?an dengan mencantumkan beberapa pendapat para mufassir lain. Meskipun terjadi perbedaan dalam menafsirkan ayat-ayat tentang perempuan, Abduh dan Ridha sangat membela dan memperjuangkan hak-hak yang memang harus diperoleh oleh kaum perempuan. Menurut mereka, perempuan harus mendapatkan hak-hak mereka baik berkaitan dengan hak dalam rumah tangga, pendidikan, pekerjaan, politik, mu?amalah atau hak-hak lainnya. Selain itu, Abduh dan Ridha menginginkan relasi antara suami dan istri memang benar-benar sesuai dengan ayat yang menjelaskan tujuan dari sebuah pernikahan yaitu terciptanya rasa kasih sayang di antara suami istri, tanpa ada diskriminasi, tindak kekerasan, tindak amoral, dan perbuatan buruk lain. Mereka berdua sangat mengutuk keras perlakukan kekerasan dalam rumah tangga. Walaupun dalam al-Qur?an tertera aturan mengenai perempuan yang melakukan jalan nusyuz, termasuk diperbolehkannya memukul istri, menurut mereka itu merupakan yang amat harus dijauhi. Karena pada prinsipnya, Allah sangat mengharapkan dan mencintai suami istri yang menjalin hubungan rumah tangganya dengan penuh rasa kasih sayang dan cinta kasih. Allah membenci sekali tindak kekerasan dalam segala hal.
This thesis has assessed the thoughts of two modern commentators, Muhammad Abduh and Muhammad Rasyid Ridha, on exegesis of al-Manar related to the woman verses. The thoughts of Muhammad Abduh and Rasyid Ridha ? which was known as a teacher and student with a liberal thoughts and always have same opinion when they said something ? are not having the same opinion every time, especially when they did the interpretation of woman verses. There are some of differentiation that could we found on it. These differences are base on a many factors. The one of that factor is position of Mufti on Abduh personality which forces him to give the statement clearly for people kindness. The other factor is the background of their education. Abduh always learn and discuss the philosophy courses, that way he looks liberally when he did the interpretation of the verses on Koran. While Muhammad Rasyid Ridha has learned the Sufism courses (Tijaniyah?s way) and much kind of other courses, make him more softly and kindly in doing of Koran interpretation. Some of his interpretation based on Muslim commentators. Even there are some differences in their exegesis of woman verses, Abduh and Ridha were supported and struggled the woman rights. They said: the woman have to get their human rights in family, education, work, politic, mu?amalah and others. In the other side, both of them really want to make a connection between husband and wife as a Koran said. The Koran explains the goal of married that is creating a loving state in the daily life, without any discrimination, violence, amoral, and the other bad action. They are cursing the way of treating something in the family. Even there is the rule for woman in Koran that doing nusyuz way, including beating the wife legally, according to them opinion, these are must be avoided. Principally, our God has an expectation and loved the husband and wife who harmonize in their daily life with the compassion and loving affection."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Rashid Rida, Muhammad
"buku in menjelaskan kehidupan Muhammad Abduh, yaitu seorang tokoh pembaharuan bagi dunia Arab dan Islam. Pada volume ke dua ini menceritakan perjalan hidup Muhammad Abduh serta menceritakan karya-karyanya."
Kairo: Matba'at al-Manar, 1367 H
ARA 922.97 RAS t II
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jafar, Iftitah
Montreal: Institute of Islamic Studies, 1998
297.122 IFT m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Amin, Utsman
"Buku ini berisi tentang Muhammad Abduh serta pemikiran-pemikirannya."
Kairo : Maktabat Nahdat Misriyyah, 1955
ARA 922.97 AMI r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Amin, Utsman
"Buku ini berisi tentang pemikiran Imam muhammad Abduh serta pengaruh bagi Mesir."
Kairo: Maktabat al-Nahdat al-Misriyyah, 1955
ARA 297.6 AMI r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jammer, Max
Yogyakarta: Yayasan Relief Indonesia, 2004
201.65 JAM et
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library