Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohana Surat Payon Philips
"Cash transfer program is one of the poverty alleviations programs that carried out by the government in some developing countries. In Indonesia, the unconditional cash transfer program was introduced in 2005, when the government cancelled fuel subsidies. This program then was criticized for its implementation problems such as leakage of fund and corruption, and others. In 2012, the government launched a cash transfer program called Poor Student Assistance (BSM) to help poor households to have more access to education. The question arises whether this assistance has reached the most deprived groups of people and family who need it. This study aims to see whether BSM has reached eligible beneficiaries based on income, urban-rural locations, Java and Non-Java Islands. Using quantitative method which are probit and logit estimations to Indonesian Family Life Survey (IFLS), the findings of this study show that the BSM program mostly reaches people living in rural areas and those who live outside Java, which is in line with the purpose. Meanwhile, when the location variable is controlled, the recipients come from middle to high-income household. The BSM cash transfer does not reach those who need it, the families who live in the remote rural area.

Program bantuan tunai adalah salah satu program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah di beberapa negara berkembang. Pada 2012, pemerintah meluncurkan program transfer tunai yang disebut Bantuan Siswa Miskin (BSM) untuk membantu rumah tangga miskin memiliki lebih banyak akses ke pendidikan. Muncul pertanyaan apakah bantuan ini telah menjangkau kelompok orang dan keluarga yang paling miskin yang membutuhkannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah BSM telah mencapai penerima manfaat yang memenuhi syarat berdasarkan pendapatan, lokasi kota-pedesaan, Pulau Jawa dan Pulau Non-Jawa. Menggunakan metode kuantitatif yang merupakan estimasi probit dan logit untuk Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (IFLS), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program BSM sebagian besar menjangkau orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan dan mereka yang tinggal di luar Jawa. Namun sebagian besar para penerima bantuan ini berasal dari rumah tangga berpenghasilan menengah ke atas. Dengan demikian transfer tunai BSM tidak menjangkau mereka yang membutuhkannya, keluarga miskin yang tinggal di daerah pedesaan terpencil.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Redatin Parwadi
Tanjungpura: Badan Penerbit Universitas Tanjungpura, 2013
362.5 RED c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Adi Santoso
"Kemiskinan adalah masalah multidimensi yang menjadi masalah utama di negara ini. Penanggulangan kemiskinan dilakukan oleh Pemerintah Pusat dengan PNPM yang melibatkan partisipasi masyarakat dan melibatkan masyarakat langsung dan Pemerintah Daerah dengan anggaran pro orang miskin melalui sektor pendidikan, kesehatan, dan infrasturktur. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki jumlah penduduk miskin terbesar di Indonesia, selain itu menjadi daerah penerima dana PNPM dan dana perimbangan terbesar. Hal ini menarik karena daerah yang memperoleh alokasi dana yang besar ternyata mempunyai penduduk miskin yang besar. Studi ini meneliti tentang seberapa besar pengaruh pendanaan secara bersama-sama melalui PNPM dan anggaran belanja daerah untuk pengentasan kemiskinan terhadap kemiskinan di Jawa Timur.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk penanggulangan kemiskinan dapat berhasil dilakukan kerjasama antara Pemerintah Pusat dengan daerah. PNPM dan belanja daerah untuk kesehatan berpengaruh negatif terhadap Indeks kemiskinan sedangkan belanja daerah untuk pendidikan dan pekerjaan umum tidak berpengaruh terhadap indeks kemiskinan. PNPM dan belanja daerah untuk pendidikan berpengaruh negatif terhadap indeks kedalaman kemiskinan sedangkan belanja daerah untuk pekerjaan umum berpengaruh positif sementara belanja daerah untuk kesehatan tidak berpengaruh terhadap indeks kedalaman kemiskinan. PNPM dan belanja daerah untuk pendidikan berpengaruh negatif terhadap indeks keparahan kemiskinan sedangkan belanja daerah untuk kesehatan dan pekerjaan umum tidak berpengaruh terhadap indeks keparahan kemiskinan.

Poverty is multidimention problem that being the main problem in this country. Poverty alleviation done by Central Government with PNPM that joining community participation and Regional Government with pro poor budget in education, health, and infrastructure. East Java Province is province that have the biggest poor people in Indonesia, beside that east java is region with the biggest PNPM and transfer fund. This is interesting because region with a lot of fund nevertheless become region with a lot of poor people. This study is to analyze relationship between fund from PNPM and regional budget for education, health, and inftastructure in East Java.
The result of this study is poverty alleviation can succeed if done by cooperation between central and regional government. PNPM and regional budget for health have negative effect for poverty index however regional budget for education and infrastructure don?t have relationship to poverty index. PNPM and regional budget for education have negative effect but regional budget for infrastructure have positive effect for poverty gap index however regional budget for health don?t have relationship with poverty gap index. PNPM and regional budget for education have negative effect for distributionally sensitive index however regional budget for health and infrastructure don?t have relationship with distributionally sensitive index.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29325
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daud Bahransyaf
"ABSTRAK
Kota Banda Aceh memiliki warga yang hidup dalam kemiskinan. Pendataan yang dilakukan pada lima kecamatan Syiah Kuala, Bandar Raya, Lueng Bata, Ulle Kareng dan Baiturrahman terhadap 600 kepala keluarga yang dikategorikan miskin secara acak diketahui terdapat beberapa perubahan sosial ekonomi yang mendasar dalam penghasilan, pengeluaran, dan kepemilikan barang. Penghasilan dan pengeluaran rumah tangga dalam sebulan di atas Rp.600.000,- Kepemilikan barang yang dahulu merupakan kebutuhan sekunder dan dimiliki oleh kalangan masyarakat menengah ke atas, sudah merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan mereka, HP dan sepeda motor kebanyakan dimiliki mereka. TV di atas 14 dan kulkas juga dimiliki sebagian besar responden. Listrik sebagai alat penerangan dan kemanfaatan lain dimanfaatkan oleh sebagian besar responden keluarga miskin di lima kecamatan terpilih. Program listrik telah menjangkau dan dinikmati oleh warga masyarakat di Kota Banda Aceh. Fakta empirik tersebut perlu dicermati dan ditelaah sebagai bahan masukan untuk melakukan penyesuaian kriteria kemiskinan oleh lembaga terkait, termasuk peraturan pemerintah, peraturan menteri pemerintah daerah, terkait khusus Kota Banda Aceh"
Yogyakarta: B2P3KS, 2017
300 JPKS 16:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arthur Huda Brahmantyo
"Penelitian ini menganalisis pengaruh dari lokal politik di desa berupa Musyawarah Desa dan anggota BPD sebagai perwakilan dari masyarakat desa terhadap pengentasan kemiskinan dan penyediaan barang publik. Dengan metode kuantitatif menggunakan data Potensi Desa 2018 yang menerapkan model ordinary least square dan logit binary regression, penulis menemukan bahwa secara nasional Musyawarah Desa dan anggota BPD memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap pengentasan kemiskinan. Selain itu, Musyawarah Desa dan anggota BPD juga memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap likelihood penyediaan barang publik di desa. Kami juga menemukan tingkat pendidikan kepala desa mempengaruhi pengentasan kemiskinan dan penyediaan barang publik. Analisis kualitatif berupa wawancara mendalam juga dilakukan untuk mendukung temuan kuantitatif.

This study examines the impact of local politics on poverty alleviation and the provision of public goods in a village setting. Specifically, it focuses on the influence of Village Deliberation and BPD members, who represent rural communities. The analysis employs quantitative methods, utilizing 2018 Village Potential data and employing ordinary least square and logit binary regression models. The results indicate a positive and significant relationship between Village Deliberation, BPD members, and poverty alleviation at the national level. Furthermore, Village Deliberation and BPD members demonstrate a positive and significant association with the likelihood of providing public goods within the village. Additionally, the education level of village heads is found to affect both poverty alleviation and the provision of public goods. To supplement the quantitative findings, qualitative analysis in the form of in-depth interviews was conducted. These interviews aimed to provide further support and insights into the study's results."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Veronica Calistdria Divani
"Penelitian ini membahas terkait pelaksanaan model layanan employee assistance program (EAP) yang dilakukan oleh PT XYZ sebagai penyedia jasa layanan EAP bagi pekerja pada perusahaan. Urgensi dari dilakukannya penelitian ini berangkat dari adanya peningkatan yang signifikan atas jumlah pekerja dan masalah pekerja yang tidak diikuti oleh peningkatan jumlah layanan EAP guna membantu pekerja di dalam mengatasi masalah dan meningkatkan kesejahteraannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan wawancara mendalam bersama 1 orang manajer EAP, 1 orang konsultan EAP, 3 orang psikolog EAP, dan 1 orang Business Operations. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan layanan EAP, PT XYZ telah memenuhi lima belas dari enam belas elemen dari model komprehensif, yang terdiri dari desain, orientasi, prinsip, fungsi, objektif, konsep, intervensi, layanan, lingkup, kontak awal, klien, pencegahan, staffing, perspektif, dan komitmen. Dalam hal ini, elemen staffing terkait penyediaan tim disipliner yang melibatkan pekerja sosial industri belum terwujud dalam layanan EAP PT XYZ. Di samping itu, masih dibutuhkan perhatian khusus pada elemen fungsi, terkhusus fungsi pelatihan supervisor bagi pekerja di level manajerial yang berada di perusahaan-perusahaan, yang masih belum dijalankan oleh PT XYZ. Faktor pendukung yang memengaruhi pelaksanaan model layanan EAP terdiri dari adanya kesamaan pemahaman di antara perusahaan dan penyedia jasa, masalah dan kebutuhan yang disadari oleh perusahaan, adanya hubungan internal yang baik di antara perusahaan dan pekerja, kondisi pekerja yang masih dapat berfungsi dengan baik, dan sikap kooperatif dari pekerja. Sedangkan, faktor penghambat dari pelaksanaan model layanan EAP terdiri dari ekspektasi perusahaan yang tidak sejalan dengan prosedur layanan EAP, adanya pandangan bahwa EAP bukan tanggung jawab perusahaan, dan kurangnya pemahaman pekerja atas layanan EAP. Layanan EAP merupakan salah satu bentuk model intervensi yang dilakukan oleh pekerja sosial dalam sektor industri. Kehadiran dan pengembangan layanan EAP ini menjadi bentuk kontribusi dari ilmu kesejahteraan sosial pada sektor industri dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, khususnya pada mata kuliah Kesejahteraan Sosial dalam Sektor Industri.

This study discusses the implementation of the employee assistance program (EAP) service model conducted by PT XYZ as an EAP service provider for workers in the company. The urgency of this study stems from a significant increase in the number of workers and the problem of workers not being followed by an increase in the number of EAP services to assist workers in addressing problems and improving their welfare. This study used a descriptive type of qualitative research method. Data collection was conducted through literature studies and in-depth interviews with one EAP manager, one EAP consultant, three EAP psychologists, and one Business Operations. The selection of informants is done by purposive sampling techniques. Research results show that in implementing EAP services, PT XYZ has met fifteen of the sixteen elements of the comprehensive model, consisting of design, orientation, principle, function, objective, concept, intervention, service, scope, initial contact, client, prevention, staffing, perspective, and commitment. In this case, the staffing element related to the provision of disciplinary teams involving industrial social workers has not been realized in PT XYZ's EAP service. In addition, special attention is needed to the functional elements, especially the supervisor training function for workers at the managerial level who are in companies, which are still not being run by PT XYZ. Supporting factors influencing the implementation of the EAP service model include a common understanding between the company and the service provider, problems and needs realized by the company, a good internal relationship between the company and the worker, the condition of the worker who can still function properly, and the cooperative attitude of the worker. Meanwhile, the inhibitory factors of implementing the EAP service model consist of expectations of companies that do not match EAP service procedures, the view that EAP is not corporate responsibility, and workers' lack of understanding of EAP services. EAP services are a form of intervention model conducted by social workers in the industrial sector. The presence and development of EAP services is a form of contribution from the social welfare sciences to the industrial sector in improving workers' welfare. The results of this study are expected to contribute to the Social Welfare Studies program, especially in the Social Welfare in the Industrial Sector course.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Prihadi
"[ABSTRAK
Fokus penelitian ini adalah menggali unsur praktek cerdas dari keberhasilan praktek permodelan ASCA (Accumulating Savings and Credit Association) yang diinisiasi Wahana Visi Indonesia di Kecamatan Kramat Jati dan Jatinegara dengan konteks perkotaan. Penerapan praktek permodelan ASCA ini ditujukan untuk mengatasi permasalahan kemiskinan dengan menciptakan akses permodalan di kelompok kecil. Jenis penelitian merupakan deskriptif menggunakan data kualitatif dengan didukung data kuantitatif dengan studi kasus sebagai strategi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan kemunculan unsur praktek cerdas di hampir seluruh mekanisme simpan pinjam yang dilakukan kelompok-kelompok permodelan ASCA tersebut maupun pada lembaga penyelenggara. Walaupun terjadi kendala pada setiap proses pelaksanaan baik di kelompok maupun lembaga penyelenggara, kelompok terbukti mampu bertahan hingga kini. Penelitian ini menyampaikan bahwa keberhasilan kelompok untuk berlanjut dan berdampak positif dikarenakan adanya unsur-unsur praktek cerdas dalam mengimplementasikan permodelan ASCA.

ABSTRACT
This research focuses on identifying best practice elements of the practice of ASCA (Accumulating Savings and Credit Association) modelling initiated by Wahana Visi Indonesia in Kramat Jati and Jatinegara district which located in urban area. The practice aim to solve poverty issue by creating an access to savings and loan in small group. This study is descriptive type of research using qualitative approach supported by quantitative data and case study as the strategy. The result shows that the best practice elements are in almost all savings and loan mechanisms in the groups and also implementing organisation as well. Although challenges occur in every step of process in the groups and the implementing organisation, the groups survive and continue running. This research reveals that the groups likely to sustain and show positive impact in implementing ASCA modelling by adding best practice elements.;This research focuses on identifying best practice elements of the practice of ASCA (Accumulating Savings and Credit Association) modelling initiated by Wahana Visi Indonesia in Kramat Jati and Jatinegara district which located in urban area. The practice aim to solve poverty issue by creating an access to savings and loan in small group. This study is descriptive type of research using qualitative approach supported by quantitative data and case study as the strategy. The result shows that the best practice elements are in almost all savings and loan mechanisms in the groups and also implementing organisation as well. Although challenges occur in every step of process in the groups and the implementing organisation, the groups survive and continue running. This research reveals that the groups likely to sustain and show positive impact in implementing ASCA modelling by adding best practice elements., This research focuses on identifying best practice elements of the practice of ASCA (Accumulating Savings and Credit Association) modelling initiated by Wahana Visi Indonesia in Kramat Jati and Jatinegara district which located in urban area. The practice aim to solve poverty issue by creating an access to savings and loan in small group. This study is descriptive type of research using qualitative approach supported by quantitative data and case study as the strategy. The result shows that the best practice elements are in almost all savings and loan mechanisms in the groups and also implementing organisation as well. Although challenges occur in every step of process in the groups and the implementing organisation, the groups survive and continue running. This research reveals that the groups likely to sustain and show positive impact in implementing ASCA modelling by adding best practice elements.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella, Laura Grace
"Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara berkembang telah meningkatkan pendapatan per kapita, namun pada sisi lainnya juga meningkatkan ketidakmerataan dalam ekonomi. Sektor keuangan berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Namun berdasarkan hasil temuan empiris, ketidakmerataan juga terus meningkat dengan adanya pembangunan keuangan. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa daerah dengan akses keuangan yang tinggi memiliki tingkat ketidakmerataan yang lebih rendah akibat pembangunan keuangan. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem keuangan yang bersifat inklusif sehingga seluruh kelompok masyarakat mendapatkan manfaat dari jasa keuangan.

Economic development which done by the developing countries has increased income per capita, otherwise it also creates inequality in economic. Financial sector has been successful to boost economic development in order to reduce poverty in Indonesia. However, based on empirical findings, inequality is also increased by the financial development. This research found that regions with high financial access make a lower inequality because of financial development. Therefore, it needs an inclusive financial system which can benefit every people when using financial service."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denisa Athallia
"Urbanisasi yang pesat terus meningkatkan jumlah permukiman kumuh, memperburuk kemiskinan dan menyebabkan kurangnya akses terhadap air, sanitasi, dan infrastruktur dasar lainnya. Proyek Slum Upgrading Nasional di Indonesia atau Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dasar di kawasan kumuh, namun dampaknya terhadap kemiskinan belum pernah dievaluasi. Penelitian ini menilai apakah KOTAKU 2017-2020 mempengaruhi angka kemiskinan di daerah sasaran dengan menggunakan metode kuasi-experiment. Hasil estimasi Regression Discontinuity in Time (RDiT) tidak sesuai untuk interpretasi, namun Difference-in-Differences (DiD) memperkirakan penurunan angka kemiskinan sebesar 11,3% setelah KOTAKU diterapkan.

Rapid urbanization continues to increase the number of slums, exacerbating poverty and leading to inadequate access to water, sanitation, and other basic infrastructure. Indonesia’s National Slum Upgrading Project or City Without Slums (KOTAKU) is a program aimed to improve basic infrastructure in slum areas, however, its impact on poverty is yet to be evaluated. This study assessed whether KOTAKU 2017-2020 affected the poverty rate in targeted regions using quasi-experimental methods. The Regression Discontinuity in Time (RDiT) estimation was unsuitable for interpretation, however, Difference-in-Differences (DiD) estimated an 11.3% reduction in the poverty rate after KOTAKU was implemented."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>