Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33754 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darwis A. R
"ABSTRAK
Ketersediaan pakan ayam harus terpenuhi agar ayam tumbuh dan berkembang dengan baik. Pemberian makan ayam dilakukan berdasarkan umur ayam. Pada alat pemberi makan ayam ini, ayam yang digunakan adalah yang berumur 51-57 hari sebanyak lima ekor ayam dengan jumlah kebutuhan pakan perekor 160 gram sehinggan yang dibutuhkan 800 gram per hari. Alat ini juga menggunakan solar panel sebagai sumber tenaga dengan energi matahari yang diubah menjadi energi listrik. Energi listrik diteruskan ke Solar Charge Controller untuk mengatur pengecasan baterai. Ketika tombol ditekan, maka solenoid pertama mengaktifkan motor dc untuk menggerakkan tempat pakan bergerak dan membuka solenoid kedua pada tempat pakan bergerak dan menjatuhkan pakan ke wadah makan ayam. LCD dan pilot lamp digunakan sebagai indikator alat. Ketika pakan akan habis, lomit switch akan mendeteksi untuk kemudian meneruskan informasi ini ke transmitor modul RF. Informasi ini kemudian akan diterima di receiver modul RF lalu mengaktifkan buzzer sehingga pemilik ayam tahu bahwa pakan akan habis. Pada tegangan 25 V, motor berputar selama 107 detik untuk menggerakkan tempat pakan, dan 97 detik untuk menggerakkan tempat pakan kembali tempat semula. Solenoid pertama terbuka sembilan detik dan menjatuhkan pakan sebanyak 400 gram. Solenoid kedua terbuka empat kali, pertama selama tiga detik menjatuhkan pakan sebanyak 100 gram, kedua selama empat detik menjatuhkan pakan sebanyak 90 gram, ketiga selama lima detik menjatuhkan pakan sebanyak 90 gram, dan keempat selama enam detik menjatuhkan pakan sebanyak 120 gram."
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 22:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fiddria Fala
"Pembangunan peternakan merupakan suatu usaha yang produktif untuk melakukan perubahan bagi kesejahteraan masyarakat. Karena itulah dalam rangka pengembangan usaha kecil dengan berbagai kendala dan tantangannya baik yang berasal dari pelakunya sendiri maupun dari pihak pemerintah sebagai lembaga yang menetapkan kebijakan perlu untuk dicarikan pemecahan masalahnya. Hal ini juga dialami oleh kegiatan usaha kecil peternakan di Kawasan Sentra Produksi Guguk Kabupaten Lima Puluh Kota. Kendala tersebut antara lain mencakup permodalan, pemasaran, dan teknologi pendukung yang tidak dimiliki serta ketergantungan dengan daerah lain penghasil pakan, bibit dan obat-obatari ayam. Berdasarkan hal tersebut diatas penelitian ini mencoba untuk melihat dan menganalisa kendala-kendala yang dihadapi para peternak ayam di Kawasan Sentra Produksi Peternakan Ayam Guguk Kabupaten Lima Puluh Kota. Berdasarkan temuan dan analisa tersebut tesis ini juga berusaha untuk.membahas kebijakan-kebijakan seperti apa yang dapat disusun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota dalam membantu usaha peternakan ayam tersebut guna menyempurnakan kebijakan penetapan Kawasan Sentra Produksi Peternakan Ayam Guguk Kabupaten Lima Puluh Kota sehubungan dengan kendala-kendala yang dihadapi oleh peternak tersebut.
Penelitian ini dilakukan di Kawasan Sentra Produksi Guguk Kabupaten Lima Puluh Kota dengan mempergunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indept interview) dengan para informan. Sementara itu pemilihan informan dilakukan dengan purposive dan snowballing. Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui 2 tahapan yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan melalui wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para peternak berasal dan berbagai tingkat pendidikan yaitu: SD sebanyak 4,38 %, SLTP sebanyak 21,91 %, SLTA sebanyak 63, 34 % dan Diploma s.d. Sarjana sebanyak 10,35 %. Modal yang ada pada peternak banyak yang berasal dari peternak itu sendiri dan ada yang berasal dari lembaga pemberi kredit serta para peternak terkendala dalam mencari modal tambahan untuk pengembangan dan peremajaan peternakan mereka. Teknologi yang digunakan masih kurang dan tidak merata untuk mendukung kegiatan produksi dan pascaproduksi dengan manajemen usaha yang digunakan ada yang menggunakan manajemen perusahaan dan juga menggunakan manajemen keluarga sebagai manajemen yang terbanyak yang dilakukan sehingga terdapat bias antara keuangan rumah tangga dan keuangan perusahaan. Untuk pemasaran hasil produksi peternakan ayam, ada peternak memasarkan sendiri dan lainnya akan menunggu para pembeli datang ke peternakan mereka. Kendala lain adalah besarnya ketergantungan akan dunia luar untuk penyediaan pakan ayam, obat-obatan dan bibit/DOC ayam.
Karena itulah dirasakan perlu intervensi pemerintah dalam rangka pengembangan usaha kecil peternakan untuk mendapatkan modal dari lembaga pemberi kredit dengan kembali memperhatikan sistem pemberian kredit yang telah ada pada saat ini agar benar-benar dapat menyentuh para peternak, penciptaan kestabilan harga produk yang mereka hasilkan, sehingga para peternak memiliki bargaining power terhadap produk yang mereka tersebut. Hal lainnya yang dapat dilakukan pemerintah adalah pengenalan usaha peternakan dengan mempergunakan manajemen perusahaan yang akan sangat membantu peternak untuk memulai usaha mereka bukan hanya sebagai kegiatan untuk menghidupi keseharian mereka saja melainkan dapat menambah kesejahteraan para peternak dan pengenalan serta percepatan penggunaan teknologi yang telah ada agar produk yang peternak hasilkan dapat bersaing dengan produk sejenis dan daerah lain. Disamping itu perlu juga untuk pengenalan pengolahan produk sampingan peternakan sehingga peternak akan menghasilkan nilai tambah untuk penghasilan para peternak ayam tersebut, serta pelebaran pasar produk peternakan dan juga produk sampingannya keluar Sumatera Barat dengan bantuan dari pemerintah sebagai jembatan penghubungnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahir Mukhammad
"ABSTRAK

Industri merupakan suatu konsep pembangunan ekonomi yang berbasis pada faktor-faktor seperti sumber daya manusia, akumulasi modal dan teknologi, dimana industri pangan merupakan salah satu dari komponen penyusunannya. Industri pangan erat hubungannya dengan ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi nasional. Ketahanan pangan berasal dari produksi pangan dalam negeri, maupun impor dari luar negeri. Impor pangan sendiri bergantung pada kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional. Pelaksanaan kebijakan tersebut seringkali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pemerintah sering bersengketa dengan negara lain terkait kebijakan perdagangan internasional. Kasus sengketa baru-baru ini antara Indonesia dengan Brasil menyebabkan Indonesia harus menyesuaikan kebijakan di bidang perizinan impor dengan Putusan WTO DS 484. Perizinan Impor merupakan salah satu bentuk hambatan non-tarrif untuk mengurangi impor di Indonesia yang didalamnya terdapat peryaratan yang harus dipenuhi oleh pengimpor. Selain melalui perizinan, bentuk perlindungan pemerintah juga terdapat dalam beberapa regulasi, yaitu Undang-Undang No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Peternak, Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Undang-Undang No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, dan Peraturan Menteri Pertanian No 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Putusan WTO DS 484 membuat prosedur perizinan tidak terlalu ketat seperti dulu, sehingga dikhawatirkan impor semakin mudah masuk. Hal ini tidak diimbangi daya saing yang kuat dari peternak lokal. Untuk memperkuat daya saing, pemerintah harus mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia, khususnya kedaulatan pada pangan pokok dan komoditas pakan ternak. Sehingga harga produksi dalam negeri memiliki daya saing yang tinggi pada perdagangan internasional.


ABSTRACT

 


Industry is a concept of economic development that is based on factors such as human resources, capital accumulation and technology, in which the food industry is one component of the system. The food industry has a strong relation with food security and national economic stability. Food security is a result of domestic food production, as well as imports from abroad. Food import depends on government policy in international trade. However, the implementation of these policies often does not meet expectations. The government frequently has disputes with other countries regarding international trade policy. A recent dispute case between Indonesia and Brazil caused Indonesia to adjust its import licensing policy to the WTO Decision DS 484. Import licensing is a form of non-tariff barrier to reduce imports in Indonesia, in which there are requirements that must be met by importers. In addition to licensing, forms of government protection are also contained in several regulations, namely Law No. 18/2009 concerning Animal Husbandry and Animal Health, Government Regulation No. 6/2013 concerning Farmer Empowerment, Law No. 18/2012 concerning Food, Law No. 7 of 2014 concerning Trade, and Regulation of the Minister of Agriculture No. 32 of 2017 concerning Provision, Distribution, and Supervision of the Race of Chicken and Consumption of Eggs. The WTO DS 484 decision makes licensing procedures less strict than before, therefore it is feared that it will be easier for imports to enter. These imports are not balanced by strong competition from local farmers. To strengthen competitiveness, the government must create food sovereignty in Indonesia, especially sovereignty in staple foods and animal feed commodities. In effect, domestic production has high competitive value in international trade.

 

"
2019
T53990
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Merawang chicken was a local chicken from Bangka Belitung Island, South Sumatera, with a special characteristic an uniform of feather colour by squeezing chocolate or golden in males and also females. The study was conducted to investigate the genetic and phenotype traits of production and reproduction of Merawang chicken. Fourty five males and thirty females of 21 - 26 weeks of age from identified parents were used in this experiment. The observed female variables were body weight, sexual maturity, egg production, fertility and hatchability. The male variables were body weight, sexual maturity, volume of semen, motility and concentration of spermatozoa. Semen were collected once a week by Burrows and Quinn methods. The data were analyzed by Burrows and Quinn methods. The data were analyzed by variance analyses of CRD and nested design to find out variance and covariance components. The results showed that the females variabilities of sexual maturity, body weight, egg production, fertility and hatchability were 8.07%, 10.55%, 24.82%, 38.87% and 19.98%, repectively. The males variabilities of sexual maturity, body weight, volume of semen, motility and concentration of spermatozoa were 4.96%, 14,21%, 42.50%, 7.12% and 45.16%, repectively. The heritabilities of females on sexual maturity, body weight, egg production, fertility and hatchability were 0.311, 0.509, 0.927, 0.677 and 0.314, respectively. The heritabilities of males on sexual maturity, body weight, volume of semen, motility and concentration of spermatozoa were 0.607, 0.393, 0.200, 0.203 and 0.011, respectively."
580 AGR 19 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ndaru Setyawan
"Penerangan Jalan Umum (PJU) merupakan prasarana publik yang dibutuhkan khususnya malam hari. Agar efisien dalam pengoperasian dan pengawasan, maka sistem lampu jalan pintar dirancang dapat menyesuaikan keadaan lingkungan sekitar dan terdapat sistem monitoring. Dalam penelitian ini penulis membuat sistem lampu jalan pintar berbasis mikrokontroler yang dapat menyala secara otomatis pada malam hari, keadaan gelap, dan dapat dikendalikan oleh server. Lampu pada sistem ini hanya menyala dengan terang apabila terdapat gerakan manusia di sekitar lampu jalan untuk menghemat energi. Selain tenaga surya, sistem memiliki sumber cadangan PLN. Sistem ini dapat memilih secara otomatis sumber daya mana yang harus digunakan berdasarkan level tegangan baterai. Dari hasil pengujian, sensor gerak dapat mendeteksi gerakan hingga jangkauan jarak 12 meter pada sudut 90°. Rata-rata kesalahan pada sensor arus sebesar 1,32 ± 2,75 % sedangkan pada sensor tegangan sebesar 4,73 ± 12,61 %. Sistem dapat mengirimkan data melalui komunikasi serial mengenai level tegangan baterai, arus dan tegangan pada lampu, status nyala lampu, waktu, tanggal, sumber daya yang sedang digunakan, serta peringatan apabila terjadi kerusakan pada lampu.
Street light is public infrastructure that needed in the evening. To reach efficiency of operation and monitoring, so street light system is designed to adapt with environment condition and monitoring system. This research design smart street light system based on microcontroller that can turn on automatically in the evening, in the dark, and controlled by server. The lamp only reach its maximum brightness if the motion detector sensing object to save energy. Except solar power, this system using back up power which is PLN. This system can choose automatically which resources should be used based on the level of battery voltages. By testing this system obtained motion detector can detect maximum range 12 meters at 90°. Error tolerance of current sensor is 1,32 ± 2,75 % and voltage sensor is 4,73 ± 12,61 %. The system can transmit data through the serial communication about the level of battery voltages, current and the voltage at the lamp, lamp state, time, date, resources are being used, and send a warning if the lamp is broken."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lentera
"Saat ini bahan bakar fosil masih mendominasi sumber bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia. Adanya dominasi bahan bakar fosil ini membuat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) meningkat pesat. Sementara itu, kebutuhan masyarakat akan energi listrik terus meningkat, terlebih lagi masi terdapat beberapa daerah di wilayah Indonesia bagian timur yang belum memiliki aliran listrik. Oleh karena itu, energi alternatif saat ini sangat dibutuhkan untuk memberikan energi listrik ke daerah yang belum teraliri listrik tanpa meningkatkan emisi gas rumah kaca. Energi alternatif ini dapat diperoleh dari potensi local yang ada di wilayag Indonesia timur dimana wilayah ini memiliki potensi penyinaran matahari yang tergolong tinggi sehingga daerah ini sangat cocok untuk diimplementasikan sistem PLTS karena dapat memanfaatkan energi matahari. Sistem PLTS diharapkan bisa memproduksi energi listrik secara maksimal, namun ada beberapa aspek utama yang mempengaruhi produksi listrik oleh PLTS salah satunya adalah aspek sudut kemiringan atau Tilt yang menentukan kinerja sistem PLTS. Oleh karena itu, studi ini meninjau pengaruh sudut kemiringan modul PV terhadap energi yang dihasilkan oleh PLTS. Perancangan serta evaluasi dilakukan melalui simulasi dengan perangkat lunak PVSyst. Dari hasil simulasi PVSyst menunjukkan bahwa potensi pengimplementasian sistem PLTS berkapasitas 50 kWp di wilayah Indonesia timur menghasilkan energi sampai 85.6 MWh per tahun, dengan kinerja pembangkitan sebesar 81,73% per tahun.

Currently, fossil fuels still dominate the source of fuel for power generation in Indonesia. The dominance of fossil fuels makes Greenhouse Gas (GHG) emissions increase rapidly. Meanwhile, the community's need for electrical energy continues to increase, moreover, there are still several areas in eastern Indonesia that do not yet have electricity. Therefore, alternative energy is currently needed to provide electrical energy to areas that do not have electricity without increasing greenhouse gas emissions. This alternative energy can be obtained from local potential in eastern Indonesia where this area has a relatively high potential for solar radiation so that this area is very suitable for implementing a PLTS system because it can utilize solar energy. The PLTS system is expected to produce maximum electrical energy, but there are several main aspects that affect the production of electricity by PLTS, one of which is the aspect of the tilt angle or Tilt which determines the performance of the PLTS system. Therefore, this study examines the effect of the tilt angle of the PV module on the energy produced by PV mini-grid. The design and evaluation is done through simulation with PVSyst software. The PVSyst simulation results show that the potential for implementing a PV mini-grid system with a capacity of 50 kWp in eastern Indonesia can produce up to 85.6 MWh of energy per year, with a generation performance of 81.73% per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Hijratul Hasanah
"ABSTRACT
Kesegaran merupakan faktor penting penentu kualitas daging ayam. Peningkatan jumlah TVB-N Total Volatile Base-Nitrogen pada daging ayam selama penyimpanan menunjukkan penurunan mutu. Senyawa volatil seperti trimethylamine TMA , amonia NH3, dan dimethylamine DMA bertanggung jawab atas bau busuk dan perubahan warna daging. TVB-N bersifat mudah menguap dan sebagian besar terdiri atas amonia. Pada penelitian ini indikator gas amonia dikembangkan menggunakan PVA polyvinyl alcohol, kertas, dan zat warna alami dari ekstrak beras ketan hitam. PVA dan kertas digunakan sebagai matriks/substrat untuk meimobilisasi zat warna alami yang mengandung antosianin. Indikator ini menggunakan metode gasochromic yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi di dalamnya. Spektrum larutan ekstrak antosianin menunjukkan variasi warna untuk nilai pH yang berbeda pH 2-13 . Warna larutan ekstrak berubah dari warna merah pada pH asam menjadi kuning pada pH basa. Spektrum UV-vis larutan ekstrak terukur pada panjang gelombang 449-662 nm. Preparasi label dilakukan menggunakan metode simultan casting dan imersi. Label PVA, label kertas Whatman dan kertas Kalkir digunakan sebagai indikator gas amonia. Label diuji terhadap gas amonia dengan variasi konsentrasi 0,005 ; 0,025 ; 0,05 ; 0,1 ; dan 0,5. Perubahan warna label akibat interaksi dengan gas amonia dianalisis menggunakan Scanner dengan bantuan software imageJ. Stabilitas warna label diuji terhadap temperatur, kelembapan relatif RH , dan cahaya. Uji aplikasi dilakukan untuk melihat potensi label sebagai indikator untuk memonitor kesegaran daging ayam. Indikator gas amonia menunjukkan perubahan warna dari merah menuju ungu untuk pH 2 akibat pembusukan daging ayam. Sedangkan label pH 7 tidak menunjukkan perubahan warna yang dapat dilihat secara visual. Oleh karena itu label indikator ini dapat dikembangkan sebagai label gasochromic untuk memonitor kesegaran daging ayam.

ABSTRACT
Freshness is an important factor determining the quality of chicken meat. TVB N Total Volatile Base Nitrogen in chicken meat during storage showed a quality degradation. Volatiles amines, such as trimethylamine TMA, ammonia NH3, and dimethylamine DMA responsible for the chicken meat odour and discoloration. TVB N is volatile and mainly consist of ammonia. In this research, an ammonia gas indicator was developed using PVA polyvinyl alcohol, papers, and natural dyes from black glutinous rice extract. Both PVA and paper are solid matrices used to immobilize natural dyes, anthocyanin. This indicator uses a gasochromic method involving redox reaction. Spectrum of anthocyanin extract solutions showed color variations to different pH values pH 2 13 . Color change from red at acidic pH to yellow at basic pH. The UV vis spectrum of anthocyanin extract solutions measured at the maximum absorption peak 449 662 nm. Label preparations was conducted using simultaneous casting and immersion methods. PVA labels, Whatman, and Kalkir paper labels are used as ammonia gas indicator. Labels were tested to different ammonia exposure levels 0,005 0,025 0,05 0,1 dan 0,5. Color change of labels due to interaction with ammonia gas were analyzed using Scanner with imageJ software. Color stability were tested to temperature, relative humidity RH, and light. A test was conducted for potential use of ammonia gas indicator to monitor chicken meat freshness. The label indicator showed color change from red to violet at pH 2 due to chicken meat spoilage. While labels at pH 7 has no visible color changes. This indicator used a gasochromic label for chicken meat freshness monitoring."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabilla Zahra Adi
"ABSTRACT
Pemanfaatan air terozonasi dalam upaya mempertahankan kualitas daging ayam telah dievaluasi berdasarkan parameter fisik, kimia, dan mikrobiologisnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi keefektivan kinerja metode air terozonasi dilihat dari pengaruh waktu kontak ozon dan penggantian air terozonasi. Untuk menjawab tujuan penelitian ini, dilakukan variasi waktu kontak ozon yaitu 40, 80, dan 120 menit dan penggantian air terozonasi yaitu setiap 40 dan 60 menit serta tanpa penggantian. Parameter kelayakan daging ayam yang dievaluasi adalah jumlah bakteri Escherichia coli, total mesofil aerobik TBMA, kadar protein, pH dan kadar air. Pada hari ketujuh penyimpanan pada waktu kontak 120 menit ozon mampu mendisinfeksi bakteri Escherichia coli dan TBMA sebanyak 1.700 dan 9,4 108 CFU/g, sementara pada penggantian air terozonasi setiap 40 menit sebanyak 1.700 dan 1,1 109 CFU/g lebih banyak dari blanko. Sedangkan kadar protein, kadar air, dan pH pada variasi waktu kontak serta penggantian air masing-masing sebesar 17,45 ; 79,85 ; 4,95 dan 15,70 ; 80,61 ; 4,91.

ABSTRACT
The application of ozonated water to maintain the quality of chicken meat had been evaluated based on its physical, chemical, and microbiological parameters. The objectives of this study were to evaluate the effectiveness of the performance of the ozonated water in terms of the influence of ozone contact time and the replacement of the ozonated water. To acknowleadge the objectives of this study, the variation of ozone contact time were done 40, 80, and 120 minutes and the replacement of ozonated water were done every 40 and 60 minutes and without replacement. The evaluated parameters were Escherichia coli, total mesophylic aerobic TBMA, pH, protein and water content. On the seventh day storage at 120 minutes of ozone contact time, it was able to disinfect Escherichia coli and TBMA as much as 1.700 and 9,4 108 CFU g, while on the replacement water every 40 minutes 1,700 and 1,1 109 CFU g more than blank. While the levels of protein, moisture content, and pH on the variation of contact time and replacement of water respectively of 17,45 ; 79,85 ; 4,95 and 15,70 ; 80,61 ; 4,91."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Rachma Yunia
"Listrik adalah salah satu kebutuhan yang sangat mendasar pada zaman ini, perannya sangat besar mulai dari listrik untuk rumah penduduk hingga memenuhi kebutuhan skala besar seperti usaha pabrik dan mendukung instansi pemerintahan. Penggunaan bahan bakar yang paling besar untuk pembangkit listrik di Indonesia saat ini masih menggunakan batu bara, sementara batu bara bukan termasuk energi terbarukan sehingga dapat habis di kemudian hari. Photovoltaic sistem adalah sebuah sistem yang menggunakan energi dari cahaya matahari untuk diubah menjadi energi listrik. Photovoltaic sistem ini menggunakan solar sel yang kemudian dapat dibuat dalam skala lebih besar menjadi solar modul atau solar array. Photovoltaic dapat digunakan secara on-grid ataupun off-grid. Kemudian, agar sistem photovoltaic dapat digunakan sebagai pembangkit, sistem ini dapat dihubungkan dengan kontroler Maximum Power Point Tracker (MPPT) dan converter. Dalam skripsi ini jenis MPPT yang digunakan adalah Perturb and Observation (P&O) dan converter yang digunakan adalah dc-dc converter buck-boost. MPPT P&O digunakan karena algoritmanya yang sederhana sehingga banyak digunakan dan buck-boost converter digunakan agar tegangan output yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan beban yang divariasikan.

Electricity is one of the very basic needs of this era, its role is very large ranging from electricity to houses to meet large-scale needs such as factory businesses and supporting government agencies. The use of the largest fuel for electricity generation in Indonesia is currently still using coal, while coal is not included as renewable energy so it can be used up later. Photovoltaic systems are system that uses energy from sunlight to be converted into electrical energy. This photovoltaic system uses solar cells which can then be made on a larger scale into solar modules or solar arrays. Photovoltaic can be used as on-grid or off-grid. Then, so that the photovoltaic system can be used as a generator, this system can be connected to the Maximum Power Point Tracker (MPPT) controller and converter. In this thesis the type of MPPT used is Perturb and Observation (P & O) and the converter used is a dc-dc buck-boost converter. MPPT P & O is used because the its simple algorithm and widely used in othe Solar Power Generation System and the buck-boost converter is used so that the output voltage can be adjusted to the varied load."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>