Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Napitupulu, Mutiara
"Penelitian ini mencoba untuk melihat sejauh mana pengaruh penggunaan sarana telekomunikasi untuk dapat membantu permasalahan asimetris informasi selama kegiatan pra-pasca penangkapan dalam unit usaha perikanan, dan dampaknya bagi kesejahteraan rumah tangga nelayan di Indonesia. Studi ini menggunakan analisis data cross-section yang didapatkan dari IFLS (Indonesia Life Family Survey) dan data Potensi Desa tahun 2011 dan 2014 mengenai usaha tani, karakteristik dan kondisi ekonomi rumah tangga nelayan, penggunaan telepon seluler serta jaringan internet perkecamatan di Indonesia.
Survei nasional tersebut memiliki 683 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa penggunaan telepon seluler dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangga nelayan di Indonesia sebesar 30.6%. Hasil dari regresi melalui dua tahapan OLS atau 2SLS menunjukkan bahwa rumah tangga nelayan yang memiliki telepon seluler dan menggunakannya dalam usaha perikanan akan mengalami kenaikan konsumsi perkapita dibanding rumah tangga nelayan yang tidak memiliki telepon seluler. Hal ini memperlihatkan bahwa pengenalan akses telekomunikasi berbasis internet dalam rumah tangga nelayan menjadi faktor yang penting dalam kesejahteraan rumah tangga nelayan.

The study attempts to find out to what extent of the influence utilization of telecommunications facilities to be able to help asymmetric information problems during pre-capture fishing activities in the fisheries business unit, and their impact on the fishermen household`s welfare in Indonesia. This study uses cross-section data analysis obtained from the IFLS (Indonesia Life Family Survey) and Village Potential data in 2011 and 2014 concerning farming, economic characteristics and conditions of fishing households, cell phone utilization and internet connections sub-district in Indonesia.
The national survey had 684 respondents spread across 34 provinces in Indonesia. This study found that cell phone can increase the welfare of fishermen households in Indonesia by 30.6%. The results of the regression through two stages of OLS or 2SLS show that fishermen households that have cellular phones and use it in fisheries businesses will experience an increase in per capita consumption compared to fishermen households that do not have cell phones. This shows that the introduction of internet-based telecommunications access in the fishing households is an important factor in the welfare of the fishing households."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catra Evan Ramadhani
"Penyebaran telepon seluler di negara-negara berkembang memiliki implikasi yang signifikan bagi negara-negara tersebut. Meskipun berbagai penelitian telah mengkaji berbagai keuntungan penggunaan telepon seluler, hubungan antara akses telepon seluler dan kesejahteraan ekonomi rumah tangga relatif masih menjadi perdebatan. Oleh karena itu, makalah ini mengkaji pengaruh telepon seluler terhadap pengeluaran rumah tangga pada tahun 2007 dan 2014 dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) atau Survei Aspek Kerumahtanggaan Indonesia (Sakerti) yang dikombinasikan dengan Survei Potensi Desa (PODES). Ordinary Least Square (OLS), Endogenous Treatment Regression (ETR), Quantile Regression, dan Two-way Fixed Effect Estimation digunakan untuk mengidentifikasi efek homogen dan heterogen dari penggunaan telepon seluler. Menurut hasil estimasi, akses telepon seluler dan kualitas sinyal meningkatkan pengeluaran rumah tangga secara signifikan. Menurut hasil Quantile Regression, akses telepon seluler memiliki pengaruh terbesar pada rumah tangga dengan distribusi pengeluaran yang tinggi. Hal ini menyoroti pentingnya mempromosikan kebijakan yang meningkatkan penggunaan telepon seluler dan infrastruktur pendukung pada rumah tangga dengan distribusi pengeluaran yang lebih rendah.

The proliferation of mobile phones in developing countries has significant implications for these countries. Although numerous studies have examined the various advantages of mobile phone use, the relationship between mobile phone access and the economic welfare of households has received comparatively little attention. Consequently, this paper examines the effects of mobile phone on household expenditures in 2007 and 2014 utilising the Indonesian Family Life Survey (IFLS) combined with Potential Village Survey (PODES). Ordinary Least Square (OLS), Endogenous treatment regression (ETR), quantile regression, and two-way fixed effect estimations are used to identify the homogeneous and heterogeneous effects of mobile phone use. According to the estimated results, mobile phone access and signal quality significantly increases household expenditure. According to the results of quantile regression, mobile phone access has the greatest effect on the household with higher expenditure distributions. It is highlighting the importance of promoting a policy that increases mobile phone and the supporting infrastructure on the household with lower expenditure distributions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binarlyn Indri Rahayu
"Usaha non-pertanian di perdesaan semakin memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi bagi negara berkembang. Kinerja usaha non-pertanian di perdesaan tersebut diduga makin membaik seiring dengan pemanfaatan teknologi telekomunikasi dalam usaha tersebut. Hal ini karena pemanfaatan teknologi telekomunikasi seperti telepon seluler dan internet dapat menekan biaya pencarian informasi dan memperluas informasi pasar. Studi ini menganalisis peran pemanfaatan telepon seluler dan internet terhadap kinerja usaha non-pertanian di perdesaan. Dengan menggunakan data tingkat rumah tangga yang bersumber dari Indonesian Family Life Survey gelombang lima (IFLS5) tahun 2014 dan metode Propensity Score Matching, kajian menemukan bahwa penggunaan telepon seluler dan internet dalam usaha non-pertanian memiliki peran positif terhadap kinerja usaha non-pertanian rumah tangga perdesaan. Hasil ini menunjukan bahwa kebijakan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di wilayah perdesaan mampu memberikan peningkatan ekonomi bagi rumah tangga desa.

Non-farm businesses in rural areas have increasingly an important role in economic development in developing countries. The performance of non-farm businesses in rural area is expected to have improved in line with the use of telecommunications technology in business. This is due to the use of communication technologies such as mobile phones and internet be able to shortened the cost of information and the expand market information. This study analyzes the role of mobile phone and internet utilization to the performance of non-farm businesses in rural areas. By using data sourced household level from Indonesian family life survey part 5 (IFLS 5) in 2014 and the propensity score matching method, the study found that the use of mobile phones and the internet in non-agricultural businesses has a positive impact on the performance of rural non-farm household businesses . This shows that the telecommunications infrastructure development policy in rural areas is able to provide economic improvement for rural households."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Hayu Padma Juwita
"Penelitian ini menganalisis pengaruh kredit terhadap kesejahteraan rumah tangga yang dikepalai perempuan di Indonesia. Tesis ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilakukan pada tahun 2018, yang berisi sekitar 45.000 observasi terhadap kepala rumah tangga perempuan di Indonesia. Kesejahteraan di sini diukur dengan pengeluaran per kapita per bulan rumah tangga. Penelitian ini menggunakan Propensity Score Matching untuk menganalisis pengaruh rata-rata kredit terhadap pengeluaran dan mengendalikan faktor perancu seperti usia, pendidikan, lokasi, status perumahan, status perkawinan, status ibu rumah tangga, status pekerjaan, dan ukuran rumah tangga. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian kredit berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran rumah tangga yang dikepalai perempuan.

This study analyses credit's effect on female-headed household welfare in Indonesia. This thesis employed a dataset from the National Socio-economic Survey (SUSENAS) conducted in 2018, which contains approximately 45,000 observations of female-headed households in Indonesia. Welfare here is measured by expenditure per capita per month of the households. This study employed Propensity Score Matching to analyse the average effect of credit to expenditure while controlling confounding factors such as age, education, location, housing status, marriage status, housewife status, employment status, and household size. The result shows that the credit extension significantly affects the expenditure of female-headed households."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramu Maisandi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kepemilikan asuransi terhadap tingkat kesejahteraan nelayan di Indonesia. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut peneliti menggunakan pendekatan model Pooled Least Squared (PLS) dengan matching sample. Disamping itu peneliti menggunakan 3 dataset Susenas periode Maret 2019, Maret 2020, dan Maret 2021. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemilikan asuransi dengan tingkat kesejahteraan nelayan di Indonesia. Penelitian ini juga menemukan bahwa asuransi kecelakaan kerja memiliki nilai manfaat yang lebih besar dibandingkan asuransi kesehatan. Akan tetapi cakupan kepemilikan asuransi kecelakaan kerja pada nelayan di Indonesia masih rendah.

This study aims to investigate the impact of insurance ownership on Indonesian fishermen’s welfare. Authors utilized the Pooled Least Squares (PLS) model approach with matching sample to address the research objective. In addition, researchers utilized three Susenas datasets; March 2019, March 2020, and March 2021. The findings of this research show a positive and statistically significant correlation between insurance ownership and the level of well-being among Indonesian fishermen. This study also discovered that occupational accident insurance provides greater value than health insurance. However, the coverage of occupational accident insurance for fishermen in Indonesia is remains inadequate.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Farah Maulia
"Sebagian besar produk elektronik saat ini memiliki masa guna yang lebih pendek dari beberapa waktu lalu. Keusangan produk merupakan isu yang melatarbelakangi hal tersebut. Keusangan produk merupakan suatu kondisi di mana barang-barang menjadi usang atau sudah tidak relevan baik secara teknis maupun estetika. Hal ini menyebabkan siklus hidup barang-barang semakin cepat sehingga sampah yang dihasilkan dan sumber daya produksi yang digunakan lebih banyak. Sayangnya, hanya ada sedikit penelitian di negara berkembang yang mempelajari fenomena ini sehingga data empiris yang tersedia sangat terbatas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyediakan data empiris tentang perilaku konsumen dan produsen di pasar telepon seluler Indonesia guna mempelajari fenomena keusangan produk. Data diperoleh dari survey online pada 13 kota besar di Indonesia untuk analisa konusmen dan in depth interview kepada dua perusahaan yaitu media dan perusahaan telepon seluler untuk analisa produsen. Regresi data panel dengan model common effect dan uji staistik digunakan sebagai metode analisa data.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa baik konsumen dan produsen sama-sama mendorong pasar telepon seluler untuk bergerak lebih cepat. Masa guna telepon seluler terbukti semakin pendek dari tahun ke tahun. Sementara itu, produsen mendorong pasar dengan mengeluarkan produk secara lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Keusangan produk menjadi fenomena yang tidak hanya ditujukan bagi produsen tetapi juga merupakan tanggung jawab konsumen.

Most of todays electronic products are used shorter than ever before. Obsolescence becomes the issue behind this phenomenon. Obsolescence is the wearing out of technical and esthetical product. The problems are obsolescence creates more waste and excessive use of natural resources to produce goods. Unfortunately, this issue is not well captured and not realized in the developing counties. There is only a few studies and data which concerns to the issue.
The objective of this study is to provide data about consumer and producer behavior in the cellular phone market in Indonesia to analyze obsolescence fenomena. Data is gained from online survey in 13 most populous cities of Indonesia for consumer analysis and in depth interview to two cellular phone companies for produsen analysis. Panel regression common effect model and statistical correlation test was applied as the analysis tools.
The result shows that both consumer and producer push the cellular phone market to run faster overtime. It is confimed that the lifespan of cellular phone getting shorter by the year and the ownership order. Meanwhile, producer drives the market by releasing product rapidly in recent time than some couple years ago. Obsolescence is not only an issue that should be addressed to the manufacturers, but also as a responsibility for the consumers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Rahmanto Moeis
"ABSTRACT
The economic conventional wisdom stated by Arthur Lewis in his dual sector theorem says that people that work in the agriculture traditional sector that move out to non agriculture modern sector will be better off due to the modern sector having higher productivity. This also applies to farmland as farmland should be reinvested into capital that gives higher returns. In Indonesia, the number of agriculture workers have continually decreased in the last decade. This process is also accompanied by the decrease of average farmland ownership of households. These two phenomena show that the farmers are completely leaving agriculture sector and in hand with Lewis rsquo s theorem. However, can we guarantee they are better off Observing the last three waves of IFLS Indonesia Family Life Survey and applying the poverty line of 3.2 PPP capita month the writer investigates the factors that influence poverty and welfare dynamics of agriculture household. The writer rsquo s econometric evidence confirms that the movement of agriculture has decreased the probability of poverty and positive effects on welfare only in the early decade 2000 2007. From 2007 2014 and in the long run, the effects of the movement are not significant. On the other hand, farmland ownership continues to have an important role for agriculture households as their main livelihood. Higher Education and agriculture assets show a decrease of probability of being poor. These findings suggest that moving out of agriculture is not the solution to improve farmers well being in the current situation. Keeping farmland ownership, investment in human capital, and modernization of agriculture should be the main focus in agriculture development.

ABSTRACT
Pemikiran konvensional ekonomi yang dinyatakan oleh Arthur Lewis di dalam teori dual sector-nya mengatakan bahwa orang yang bekerja di sektor pertanian tradisonal yang pindah keluar ke sektor non-pertanian modern akan lebih baik dikarenakan sektor modern memiliki produktivitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berlaku terhadap lahan dimana lahan seharusnya diinvestasi ulang menjadi kapital yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi. Di Indonesia, jumlah dari pekerja pertanian secara terus-menerus menurun dalam satu dekade terakhir. Proses ini diiringi dengan berkurangnya rata-rata kepemilikan lahan rumah tangga. Kedua fenomena tersebut memperlihatkan bahwa petani sudah benar-benar meninggalkan sektor pertanian sesuai dengan teori Lewis. Namun, apakah dapat dijamin mereka lebih baik? Mengobservasi tiga gelombang IFLS Indonesia Family Life Survey terakhir dan menggunakan garis kemiskinan 3.2 PPP/kapita/bulan, penulis meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kemiskinan dan kesejahteraan rumah tangga pertanian. Bukti ekonometrika penulis dapat mengonfirmasi bahwa pergerakan keluar dari pertanian mengurangi probabilitas kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan hanya pada awal dekade 2000-2007. Dari 2007-2014 dan dalam jangka panjang, efek dari pergerakan keluar pertanian tidak signifikan. Di sisi lain, kepemilikan lahan tetap memiliki peran penting bagi rumah tangga pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Pendidikan dan kepemilikan aset pertanian yang lebih tinggi menunjukkan penurunan probabilitas menjadi miskin. Penemuan ini menimbulkan pemikian bahwa keluar dari pertanian bukan solusi yang menjamin kenaikan kesejahteraan petani pada situasi sekarang. Mempertahankan kepemilikan lahan, investasi dalam human capital, dan modernisasi pertanian seharusnya menjadi fokus utama dalam pembangunan pertanian."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andari Cita Candrika
"Telepon seluler dan internet adalah salah satu bentuk dari ICT yang dapat dijadikan alat dalam meningkatkan inklusi keuangan. ICT dapat meningkatkan inklusi keuangan melalui dua cara, yaitu: peningkatan sisi supply (penyediaan jasa keuangan digital) sehingga dapat mengurangi biaya transaksi lembaga keuangan formal dan peningkatan pada sisi demand berupa meningkatkan arus informasi dan pengetahuan akan keuangan (Sarma & Pais, 2008; Ouma, Odongo & Were, 2017; Kabakova & Plaksenkov, 2018). Indonesia merupakan negara dengan basis digital yang terus berkembang. Walau pun dinilai memiliki kualitas internet yang buruk, penduduk yang memiliki koneksi sangat aktif di dunia maya, terutama pada media sosial (McKinsey, 2016). Dengan tujuan untuk menganalisis hubungan antara ICT dan inklusi keuangan, penelitian ini tertarik untuk melihat apakah penggunaan telepon seluler dan internet pada rumah tangga di Indonesia dapat meningkatkan arus informasi dan edukasi akan keuangan. Penelitian ini menggunakan data Susenas 2017 dan Podes 2018 dengan data berada pada tingkat rumah tangga untuk seluruh kota/kabupaten di Indonesia. Pengolahan data pada penelitian menggunakan metode Poisson Regression dan Logistic Regression. Penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan telepon seluler dan akses internet pada rumah tangga di Indonesia secara signifikan dapat meningkatkan kepemilikan akun tabungan di lembaga keuangan formal sebagai proksi dari inklusi keuangan.

Mobile phone and internet are form of ICT that can be used as a tool in increasing financial inclusion. ICT can improve financial inclusion in two ways: increasing the supply side (providing digital financial services) so that it can reduce transaction costs of formal financial institutions and increasing the demand side in the form of increasing information flows and knowledge of finance (Sarma & Pais, 2008; Ouma, Odongo & Were, 2017; Kabakova & Plaksenkov, 2018). Indonesia is a country with a digital base that continues to grow. Even though it is considered to have poor internet quality, Indonesian is very active in cyberspace, especially on social media (McKinsey, 2016). With the aim of analyzing the relationship between ICT and financial inclusion, this study is interested in seeing whether households mobile phone and internet use in Indonesia can improve the flow of information and financial education. This study uses Susenas 2017 data and 2018 Podes with data at the household level for all cities / districts in Indonesia. The method use in this research are Poisson Regression and Logistic Regression methods. This study found that ownership of mobile phones and internet access in Indonesian households can significantly increase ownership of savings accounts in formal financial institutions as a proxy for financial inclusion."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah Ralea Lestari
"Pantai Depok dan Baron merupakan salah satu obyek wisata di Desa Parangtritis dan tempat perintisan perikanan di pesisir selatan Yogyakarta. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di pesisir Pantai Depok menjadi TPI dengan produksi ikan tertinggi di Bantul pada tahun 2013-2017 dan memberikan kontribusi nilai ekonomi sumber daya perikanan tertinggi di Pesisir Selatan Bantul begitupun dengan perikanan tangkap di Pantai Baron. Tetapi nelayan tidak lepas dari kemiskinan. Pendapatan mereka lebih tinggi hanya pada musim-musim tertentu. Minimnya kepastian penghasilan setiap hari dalam rumah tangga seorang
nelayan, membuat perempuan beradaptasi sebagai salah satu pilar penunjang kebutuhan hidup rumah tangga. Tidak hanya di rumah tangga, perempuan pesisir juga menjadi tonggak pembangunan desa pesisir, perempuan dengan usia rata-rata 20-40 tahun terlibat dalam usaha perikanan di pesisir Pantai Depok. Wanita yang bekerja dan memiliki posisi ekonomi juga faktor penentu dalam menghadapi laki-laki, baik dalam bidang kegiatan di keluarga maupun masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rumah tangga nelayan berdasarkan sebaran dan karakteristiknya. Serta mendeskripsikan hubungan
pengambilan keputusan rumah tangga berdasarkan setiap karakteristik rumah tangga istri nelayan. Metode yang digunakan adalah analisis spasial perbedaan kedua tempat.
Hasilnya adalah terdapat 3 karakteristik rumah tangga yang berbeda berdasarkan aset alat perikanan tangkap, yaitu rumah tangga nelayan juragan, pemilik kapal, dan buruh. Nelayan dan istri dari masing-masing rumah tangga nelayan memiliki pekerjaan, pendapatan, dan jam kerja yang beragam. Secara garis besar, rendah tingginya pendapatan istri nelayan tidak terlalu berpengaruh terhadap pengambilan keputusan di dalam rumah tangga, melainkan pendapatan sang nelayan itu sendiri.

Depok and Baron beaches are one of the tourist attractions in Parangtritis Village and a fishery pioneer site on the south coast of Yogyakarta. The Fish Auction Place (TPI) on the coast of Depok Beach became the TPI with the highest fish production in Bantul in 2013-2017 and contributed the highest economic value of fisheries resources on the South Coast of Bantul as well as capture fisheries on Baron Beach. But fishermen are not free from poverty. Their income is higher only in certain seasons. The lack of certainty of income every day in the household of a fisherman has made women adapt as one of the pillars to support the needs of household life. Not only in households, coastal women are also the pillars of coastal village development, women with an average age of 20-40 years are involved in fisheries business on the coast of Depok Beach. Women who work and have an economic position are also determining factors in dealing with men, both in the field of activities in the family and society. This study aims to analyze fisherman households based on their distribution and characteristics. As well as describing the relationship between household decision making based on each characteristic of the fishermen's wife's
household. The method used is a spatial analysis of the differences between the two places. The result is that there are 3 different household characteristics based on fishing gear assets, namely the household of skipper fishermen, boat owners, and workers. Fishermen and the wife of each fishing household have different jobs, incomes and working hours. Broadly speaking, the low and high income of fishermen's wives does not really affect decision making in the household, but rather the income of the fishermen themselves.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annanda Fatmawati
"Perkembangan teknologi pada telepon seluler memicu inovasi di segala bidang termasuk bidang pemasaran. Iklan saat ini dapat disampaikan melalui perantara media mobile (mobile advertising). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel yang telah diuji sebelumnya terhadap penerimaan mobile advertising di Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap 116 responden selama bulan juni 2012 dengan teknik analisa regresi berganda dan akan diolah dengan menggunakan software SPSS 17. Adapun variabel yang digunakan adalah customer’s attitude toward advertising, perceived utility, perceived risk, social norms, dan customer’s existing knowledge. Dan hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap mobile advertising saat ini adalah perceived utility dan perceived risk.

Development of cell phone technology trigger innovation in all fields including the field of marketing. Currently, advertisements can be communicated through mobile device (mobile advertising). The goal of this research is to find out the influence of the variables that have been previously tested against acceptance of mobile advertising in Indonesia. This research was conducted against 116 respondents during June 2012 with multiple regression analysis and will be processed using software SPSS 17. The variables used are customer’s attitude toward advertising, perceived utility, perceived risk, social norms, and customer’s existing knowledge. The result obtained from this research are factors that affects acceptance of mobile advertising are perceived utility and perceived risk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>