Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129475 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nugroho Adi Sasongko
"Ketersediaan air bersih merupakan sebagian besar masalah utama diwilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Padahal terdapat korelasi antara faktor kecukupan air, kesehatan dan pembangunan ekonomi. Salah satu daerah yang merepresentasikan kondisi ini adalah di Desa Labuan Bajo. Pesona wisata Pulau Flores yang terdapat di Kabupaten Manggarai Barat, dimana Labuan Bajo merupakan pintu gerbang untuk memasuki pesona wisata tersebut merupakan tempat yang sangat ingin dikunjungi oleh wisatawan. Sebagai bentuk upaya pemerintah untuk memperketat pengawasan dan penjagaan perbatasan maritim Labuan Bajo, pemerintah membentuk Pos TNI Angkatan Laut. Oleh karena itu, ketersedian air bersih sangat dibutuhkan di daerah tersebut. Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Labuan Bajo, meningkatkan sarana dan infrastruktur untuk mendatangkan para wisatawan yang banyak, juga untuk memenuhi dukungan logistik markas TNI AL. Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, maka ada 2 opsi yang diperkirakan dapat menyelesaikan masalah, yakni (1) pemetaan air bawah tanah di desa Labuan Bajo dan pemompaannya dengan menggunakan tenaga listrik dari hasil photo voltaic, dan (2) bilamana butir (1) nihil maka dilakukan pemompaan air dari reservoir yang tersedia pada jarak sekitar 3 km dari desa Labuan Bajo. Mengingat contour daerahnya, maka diperlukan pembuatan reservoir baru dan sistem pemompaan air dari reservoir yang telah tersedia, sehingga diperoleh tingkat ketinggian air yang memadai untuk mengalirkan air ke desa tersebut. Pemetaan air bawah tanah dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik. Bilamana opsi 1 berhasil, maka sistem yang dibangun dapat dijadikan sebagai model pemompaan air bawah tanah, utamanya di wilayah Kabupaten Manggarai Barat yang memerlukannya. Kemudian air bersih yang didapat akan diolah melalui proses Reverse Osmosis untuk menghasilkan air siap minum."
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2019
343.01 JPBN 9:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A. Harsono Soepardjo
Depok: UI-Press, 2013
PGB 0012
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
"Currently, the use of fossil energy such as oil, natural gas and coal in Indonesia is still dominant. The surge of oil price up to US$ 50 -70 per barrel recently has severely affected the world economy, including Indonesia. The oil crisis being faced by Indonesia now prompts the opportunity of developing other types of energy which are potential to be applied. Although we know that it is out of question to replace all fossil energy with renewable energy, the implementation of renewable energy in Indonesia is extremely crucial and must be embarked at once especially in remote areas close to the country border. The typical capacity of solar power for those areas is about 50 - 200 Wp per household. Other technologies powered by solar energy which are potentially applied are centralized solar power, street lighting, water pumps and satellite communication for blank spot areas. In addition to that, Indonesia has to manage the renewable, energy developnet seriously and intensively as other countries did. Indonesia must find the way out to overcome the electricity supply crisis occurred in the underdeveloped areas/villages close to the country border.. The ministry of the development for underdeveloped Areas in coordination with ministry of energy and mining and other related government institutions has developed a pilot plant project on renewable energy applications."
KEENTER
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azwir Syahputra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, A. Besty
"Masalah energi dalam 20 tahun terakhir ini telah menjadi perhatian dunia. Disadari bahwa sumberdaya tak terbaharui seperti minyak bumi, batu bara dan gas bumi suatu saat akan dapat habis, bahkan minyak bumi yang merupakan sumber daya utama yang saat ini dipergunakan diperkirakan akan habis di awal abad ke 21.
Dari berbagai alternatif yang dicari, penggunaan sumber daya tenaga listrik termasuk sesuatu yang menarik perhatian oleh karena bahan ini tidak akan habis. Secara konvensional, pemanfaatan energi matahari telah dikenal di berbagai belahan bumi.
Namun secara penggunaan teknologi khususnya di Indonesia masih relatif baru diterapkan. Berbagai cara pemanfaatan energi surya telah diuji coba. Cara pemanfaatan energi surya melalui panas (thermal) dapat dipergunakan untuk pemanas air, pemanas ruang, alat pemasak, sterilasi peralatan medis, msnggerakkan pompa air dan pengering hasil panen. Cara pemanfaatan energi surya melalui sinar yang bersifat elektromagnetik dapat pula dimanfaatkan untuk menggerakkan pompa air, pemanas air, lemari pendingin, penerangan listrik dan komunikasi.
Semuanya masih mempunyai permasalahan dalam penerapanya. Di bagian akhir dari makalah ini, permasalahan tersebut dihubungkan dengan berbagai peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia.
Sebagai kesimpulan adalah bahwa walaupun investasi untuk pembuatan instalasi relatif mahal, teknologi surya ini tetap harus dimanfaatkan sambil terus mencoba menemukan bahan yang lebih murah, namun lebih efisien."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Kumara
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Artantyo
"Penggunaan energi matahari sebagai sumber daya energi pembangkit listrik sudah mulai dikembangkan di Indonesia. Pada kondisi saat ini penggunaan sel surya sudah menggunakan sistem tracking yang akan mengikuti arah gerak matahari. Namun dalam studi ini dilakukan pada sudut permanen tanpa mengikuti arah gerak matahari untuk melihat daya yang dihasilkan sel surya. Adapun studi ini dilakukan pada daerah sekitar pantai utara Jakarta. Kemiringan optimum yang dihasilkan adalah 00. Pada suhu lingkungan 280C akan menghasilkan daya rata-rata sebesar 442,705 Watt. Adapun energi yang dihasilkan setahun sebesar 64 kWh.

The use of solar energy as an energy resource electricity generation has begun to be developed in Indonesia. At the current state of the use of solar cells is to use a tracking system to follow the direction of the sun. But in this study was performed at a permanent angle without following the direction of the sun to see the power generated solar cells. The study was conducted in the area around the northern coast of Jakarta. The slope of the resulting optimum is 00. At 280C ambient temperature will result in an average power of 442,705 Watt. The energy produced per year is 64 kWh. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derry Luthfy
"Energi surya merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang tersedia melimpah dan ramah lingkungan terutama di negara tropis. Penggunaan pembangkit listrik tenaga surya semakin bervariasi, baik dalam bentuk pembangkitan besar-besaran di daerah yang luas dan terpencil maupun di tempat-tempat umum yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik yang praktis. Pada penelitian ini dilakukan simulasi perancangan PLTS on-grid di Kantin Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan pengujian dengan 2 metode yang berbeda. Metode pertama adalah perancangan berdasarkan beban harian pada kantin on-grid dan cadangan baterai on-grid, yang kedua adalah pemanfaatan area yang dapat dipasang panel surya on-grid dan baterai cadangan on-grid. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kelayakan teknis dan ekonomis dari rancangan ini. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa metode perancangan PLTS berdasarkan on-grid area yang tersedia menghasilkan tingkat keandalan ekonomi yang paling baik, dimana sistem ini dapat memberikan kontribusi penyediaan energi listrik sebesar 68,98% dari beban hari kerja dan 182,18%. dari beban. hari libur, dan dapat menghasilkan potensi energi sebesar 16.063 kWh per tahun.

Solar energy is one of the renewable energy sources that is abundantly available and environmentally friendly, especially in tropical countries. The use of solar power plants is increasingly varied, both in the form of large-scale generation in large and remote areas and in public places with the aim of reducing dependence on practical electricity generation. In this study, a simulation of the on-grid PV mini-grid design was carried out at the Canteen of the Faculty of Engineering, University of Indonesia by testing with 2 different methods. The first method is a design based on the daily load on the on-grid canteen and on-grid battery backup, the second is the utilization of the area that can be installed on-grid solar panels and on-grid backup batteries. This study aims to see the level of technical and economic feasibility of this design. From the results of the analysis, it can be concluded that the PLTS design method based on the available on-grid area produces the best level of economic reliability, where this system can contribute to the supply of electrical energy by 68.98% of the workday load and 182.18%. from the load. holidays, and can generate energy potential of 16,063 kWh per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"Rancangan alat pengering surya tidak langsung menggunakan kolektor plat datar bersirip dan kipas untuk pengeringan kakao fermentasi telah dilakukan. Kualitas produk kakao sangat ditentukan oleh kakao pasca panen yaitu proses fermentasi dan pengeringan. Hasil pengeringan yang baik dicapai pada temperatur (50-60) ºC pada laju pengeringan tidak terlalu fluktuatif. Kolektor plat datar bersirip dapat menaikkan suhu udara pengering hingga 30ºC diatas suhu lingkungan. Tujuan Penelitian ini adalah membuat rancangan alat pengering surya tidak langsung menggunakan kolektor bersirip dan kipas. Sefesifikasi hasil rancangan box pengering terbuat dari plat aluminium 30 mm dengan dimensi panjang 1m, lebar 1 m dan tinggi 1 m. Pada bahagian atas dibuat cerobong dan kipas untuk sirkulasi udara pengering. Dimensi kolektor panjag 2 m, lebar 1 m, tinggi 0,20 m dan kemiringan 600. Plat dan sirip kolektor terbuat dari aluminium 30 mm, isolator terdiri dari kayu, styrofoam dan rockwool dan penutup kaca bening 8 mm. Hasil perhitungan kinerja alat yang dirancang. Kehilangan panas pada dinding 5,124 Wat, sisi alas 13,268 Wat, penutup kaca 102,670Wat, panas radiasi 0,105 Wat. Total Kehilangan panas 121,167 Wat. Panas masuk pada kolektor sebesar 682,060 Wat dan yang digunakan 492,687 Wat."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Fathah
"Energi surya merupakan sebuah energi terbarukan yang dapat menjadi energi listrik. Berdasarkan Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 ayat 7 mengenai peralihan ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dengan menginstalasi PLTS pada seluruh gedung pemerintah daerah. Indonesia mempunyai potensi energi bekisar 4,8 kWh/m2/hari yang dapat mengurangi polusi dari penggunaan energi fosil. Pemakaian energi pada hampir disemua sekolah cukup besar di siang hari dan saat malam hari hampir tidak adanya profil beban. Pembangkit Listrik Tenaga Surya mampu memberikan energi berkelanjutan dan penghematan biaya pemakaian listrik. Perancangan PLTS mempunyai standar kelayakan teknis dan ekonomis. Standar kelayakan teknis seperti, parameter irradiasi di lokasi, daya yang dihasilkan harus lebih besar 50% dari daya puncak beban, serta pemakaian luas area yang tersedia harus lebih besar dari yang terpakai untuk perancangan plts. Standar kelayakan ekonomis berdasarkan nilai NPV harus positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan baik secara teknis maupun secara ekonomis dari perancangan ini. Energi listrik yang dihasilkan PLTS berasal dari sel surya berjenis monokristalin yang mempuyai tingkat efisien 24% lebih tinggi dibandingkan jenis sel surya yang lain. Sistem perancangan PLTS yang digunakan terhubung langsung dengan PLN dengan menggunakan grid tie converter serta pencatat kWh expor-impor. Daya PLTS yang dihasilkan harus lebih besar dari 50% daya puncak beban yang ada. Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa perancangan PLTS di SDN 01 Pejaten Timur mempunyai nilai kelayakan secara teknis maupun secara ekonomis. Penelitian ini layak secara teknis karena, tingkat irradiasi matahari yang ada di lokasi sebesar 4 kWh/m2/hari, daya PLTS yang dihasilkan sudah lebih besar dari 50% daya puncak beban, dan luas area yang terpakai untuk perancangan plts di area sekolah masih lebih kecil dengan luas area sekolah yang tersedia. Penelitian ini layak secara ekonomis karena, nilai NPV yang didapatkan positif selama 25 tahun umur PLTS. Perancangan PLTS ini mempunyai lama titik impas berada pada tahun ke 18 penggunaan dan sudah mendapatkan keuntungan.

Solar energy is a renewable energy that can be electricity. Based on Governor Instruction Solar energy is a renewable energy that can be electricity. Based on Governor Instruction Number 66 Year 2019 paragraph 7 regarding the transition to renewable energy and reducing dependence on fossil fuels by installing PLTS in all local government buildings. Indonesia has an energy potential of around 4.8 kWh/m2/day which can reduce pollution from the use of fossil energy. Energy use in almost all schools is quite large during the day and at night there is virtually no load profile. Solar Power Plants are able to provide sustainable energy and reduce electricity consumption costs. The design of PLTS has technical and economic feasibility standards. Technical feasibility standards such as irradiation parameters at the site, the power produced must be greater than 50% of the peak power, and the use of the available area must be greater than that used for the design of PLTS. Standard of economic feasibility based on NPV value must be positive. This study aims to determine the level of feasibility both technically and economically from this design. The electrical energy produced by PLTS comes from monocrystalline solar cells which have an efficient level of 24% higher than other types of solar cells. The PLTS design system used is connected directly to PLN using a grid tie converter and export import kWh recorder. The PLTS power generated must be greater than 50% of the existing peak load power. From the results of the research analysis it can be concluded that the design of PLTS in SDN 01 Pejaten Timur has technical or economic feasibility. This research is technically feasible because, the level of solar irradiation at the site is 4 kWh/m2/day, the solar power generation generated is greater than 50% of the peak load power, and the area used for designing solar power in the school area is still smaller with the size of the school area available. This study is economically feasible because, the NPV value obtained is positive for 25 years of PLTS. The design of this PLTS has a break even point in the 18th year of use and has already benefited."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>