Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140938 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Fabiana
"ABSTRAK
Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna elektronik di seluruh dunia, jumlah Peralatan Listrik dan Elektronik Limbah (WEE) juga meningkat. Sebagian besar logam mulia ditemukan di Printed Circuit Boards (PCBs). Oleh karena itu, metode perolehan logam yang efektif diperlukan untuk memulihkan logam mulia dari PCB yang bersumber dari limbah elektronik. Dalam penelitian ini, logam tembaga diperoleh dari limbah Printed Circuit Board (WPCB) menggunakan proses Leaching dan Ekstraksi Cair-cair. Dalam penelitian ini, proses Leaching dilakukan menggunakan asam klorida 0,2 M (HCl) dan hidrogen peroksida 10% v / v (H2O2) pada suhu 50 °C dalam waktu 8 jam. Proses Leaching berhasil memulihkan 84,79% tembaga dari pre-treated PCB. Sedangkan untuk proses ekstraksi cair-cair, LIX® 84-ICNS 6% v/v yang dilarutkan dalam kerosin digunakan sebagai ekstraktan. Dalam proses ekstraksi, level pH fase akuatik disesuaikan menjadi pH 2, yang mengekstraksi total 98,55% tembaga dari larutan Leaching.

ABSTRACT
As the number of worldwide electronic users rise, so does the amount of Waste Electric and Electronic Equipment (WEE). A large fraction of precious metals is found on Printed Circuit Boards (PCBs). Hence, an effective method of metal recovery is needed in order to recover precious metals from PCBs sourced from electronic waste. In this study, copper metal are recovered from pretreated waste Printed Circuit Boards (WPCBs) using leaching and liquid-liquid extraction processes. In this research, the leaching process is done using 0.2 M hydrochloric acid (HCl) and 10% v/v hydrogen peroxide (H2O2) at a temperature of 50 °C within 8 hours. The leaching process successfully recovered 84.79% of copper from pretreated PCB. Whereas for the liquid-liquid extraction process, 6% v/v LIX® 84-ICNS diluted in kerosene is used as extractant. In the extraction process, the aquatic phase pH level was adjusted to pH 2, which extracted a total of 98.55% of copper from the leachate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Risma Iwana
"

Industri pupuk dapat menjadi salah satu sektor strategis yang dapat memacu perekonomian Indonesia dikarenakan industri pupuk memegang peranan penting dalam mendorong peningkatan produksi pada sektor pertanian yang meningkat seiring dengan bertambahnya populasi di Indonesia. Oleh karena itu untuk memenuhi kapasitas produksi yang terus meningkat, PT. Pupuk Kujang menggunakan katalis nikel oksida dengan alumina yang berfungsi sebagai penyangga pada proses steam reforming. Namun dengan harga logam berharga yang terus meningkat, perlu adanya proses perolehan kembali logam berharga,  yaitu nikel, yang efektif sebagai upaya menurunkan biaya produksi dan mencegah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah spent catalyst. Dalam penelitian ini, dilakukan upaya perolehan logam nikel pada limbah spent catalyst NiO/Al2O3 menggunakan asam asetat sebagai 3 M + 1% H2O2, rasio S/L 20 g/L, dengan temperatur 80 oC dalam waktu 120 menit, dan kecepatan agitasi sebesar 500 rpm berhasil mendapatkan efisiensi recovery logam nikel sebesar 74,63%. Studi kinetika yang dilakukan menggunakan Shrinking Core Model (SCM) menunjukan bahwa prosesnya dikendalikan oleh mekanisme reaksi kimia permukaan dengan energi aktivasi sebesar 23,28 kcal/mol. Kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi pada Pregnant Leached Solution (PLS) menggunakan LIX 84-ICNS dengan konsentrasi 40% v/v selama 120 menit pada pH fase akutik 6 dengan kecepatan 500 rpm diperoleh efisiensi ekstraksi nikel sebesar 99,56%.


The fertilizer industry can be one of the strategic sectors that can spur the Indonesian economy because the fertilizer industry plays an important role in encouraging increased production in the agricultural sector which increases along with the increasing population in Indonesia. Therefore, to meet the ever-increasing production capacity, PT. Pupuk Kujang uses a nickel oxide catalyst with alumina which functions as a buffer in the steam reforming process. However, with the price of precious metals continuing to increase, it is necessary to have an effective process for recovering precious metals, namely nickel, as an effort to reduce production costs and prevent environmental pollution caused by spent catalyst waste. In this research, efforts were made to recover nickel metal from spent catalyst NiO/Al2O3 waste using acetic acid as 3 M + 1% H2O2, S/L ratio of 20 g/L, with a temperature of 80 oC in 120 minutes, and an agitation speed of 500 rpm managed to get a nickel metal recovery efficiency of 74.63%. Kinetic studies conducted using the Shrinking Core Model (SCM) showed that the process was controlled by a surface chemical reaction mechanism with an activation energy of 23.28 kcal/mol. Then proceed with extraction in Pregnant Leached Solution (PLS) using LIX 84-ICNS with a concentration of 40% v/v for 120 minutes at pH aqueous phase 6 at a speed of 500 rpm to obtain a nickel extraction efficiency of 99.56%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Kristianto
"Katalis sering digunakan dalam industri pengolahan minyak bumi, terutama katalis berbasis nikel yaitu NiO/Al2O3. Setiap tahunnya limbah katalis ini dihasilkan oleh unit Hydrogen Plant UP VI Pertamina Balongan sebesar 100 ton, dengan persentase kandungan Ni sekitar 10-25%. Nikel termasuk sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui, dengan fraksi nikel di dalam tambang di Indonesia hanya sekitar 1,45%.
Limbah katalis nikel termasuk dalam golongan limbah B3 karena dapat membahayakan lingkungan jika dibuang tanpa perlakuan khusus. Melihat jumlah, potensi dan berbahayanya limbah katalis nikel, perlu dilakukan suatu proses rekoveri untuk memperoleh nikel dari limbah tersebut melalui beberapa proses, yaitu leaching menggunakan amonia-amonium karbonat, ekstraksi cair-cair menggunakan ekstraktan selektif LIX® 84-ICNS, dan stripping.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses leaching adalah pada konsentrasi amonium karbonat 2 M, dengan suhu 600C selama 5 jam, menghasilkan persentase leaching sebesar 29,31 % untuk sistem bejana terbuka. Kondisi optimum proses ekstraksi cair-cair adalah pada konsentrasi ekstraktan 10 % (v/v) dan pH 8,5; menghasilkan persentase ekstraksi sebesar 97,15%. Proses stripping menggunakan asam sulfat dengan konsentrasi 200 g/L menghasilkan persentase perolehan logam nikel total yang diperoleh adalah 15,36%

Catalyst often used in petroleum refinery industry, especially nickel based catalyst, that is NiO/Al2O3. Catalyst waste annually generated by the Pertamina Balongan Hydrogen Plant Unit UP VI in the amount of 100 tonne, with Ni percentage is around 10-25%. Nickel is a natural resource that is not renewable, with nickel fraction from mines in Indonesia is only 1,45%.
Spent nickel catalyst included in the group of hazardous waste because the waste can harm the environment if disposed of without special treatment. Consider the amount, potential, and hazardous properties of nickel catalyst, it is necessary to do a recovery process to utilize the nickel catalyst waste through several process, that is leaching with ammonia-ammonium carbonate, liquid-liquid extraction using selective extractant LIX® 84-ICNS, and stripping process.
The result showed that optimum conditions of leaching process is ammonium carbonate concentration of 2 M, temperature of 600C for 5 hour, resulting 29,31 % of leaching percentage for open vessel system. Optimum conditions of liquid-liquid extraction process is on extractant concentration of 10% (v/v) and pH 8,5; resulting extraction percentage of 97,15%. Stripping process using sulfuric acid with concentration of 200 g/L resulting the total percentage of nickel metal recovery of 15,36%
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Hafizabiyan Shahab
"Dalam era dunia digital yang sekarang banyak sekali penggunaan perangkat elektronik di dunia sangat tinggi, terutama di Indonesia. Banyak perangkat elektronik yang sudah using dan ketinggalan zaman menghasilkan limbah elektronik (e-waste) yang memiliki logam-logam berharga didalamnya terutama pada komponen Printed Circuit Board (PCB) yang dapat didaur ulang. Penelitian ini akan membahas tentang studi elektrokimia pada proses pelindian tembaga dengan menggunakan larutan asam klorida atau HCl yang di tambahkan aditif Hidrogen Peroksida (H2O2) pada konsentrasi 0,1M, 0,2M, dan 0,5M. Sampel yang berupa PCB akan dilakukan pengujian polarisasi dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dengan membandingkan hasil dengan lembaran Tembaga sebagai pembanding  untuk mengetahui proses pelindian yang terjadi dalam larutan. Laju pelindian pada PCB maupun pada tembaga semakin meningkat dengan bertambahnya konsentrasi Larutan, penggunaan peningkatan pada konsentrasi larutan 0,5 M pada PCB menghasilkan produk korosi dari unsur logam lain yang menghambat proses pelindian. Penelitian ini ditujukan untuk mencari larutan yang efektif dalam pengolahan limbah elektronik,dan juga menentukan Konsentrasi yang baik dalam proses pelindiannya.

In the era of the digital world, there are now very many uses of electronic devices in the world, especially in Indonesia. And electronic devices that are outdated and outdated are not used to produce electronic waste (e-waste) that has precious metals in it, especially on printed circuit board (PCB) components that can be recycled. This study will discuss electrochemical studies in the copper leaching process using a solution of chloride or HCL from which add hydrogen hydrogen peroxide (H2O2) at concentrations of 0.1M, 0.2M and 0.5M. Samples in the form of PCB will be tested for polarization and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) by comparing the results with Copper sheets as a comparison to determine the leaching process that occurs in solutions. The leaching rate on the PCB as well as on copper increases with increasing concentration of the solution, the use of an increase in the concentration of 0.5 M solution in the PCB produces corrosion products from other metal elements which inhibit the leaching process. This research is intended to find effective solutions in electronic waste processing, and also determine good concentration in the leaching process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Wisnu Prakoso
"Perkembangan teknologi serta penggunaannya yang pesat membuat meningkatnya jumlah limbah elektronik global, salah satunya adalah limbah printed circuit board PCB . Limbah PCB dipersiapkan dengan mengominusi hingga ukuran partikel 1-2 cm2. Limbah yang telah dikominusi dilindi dengan menggunakan campuran asam klorida 0,5 M dan hidrogen peroksida 0,4 M sebagai pelarut dan hasilnya diuji Atomic Absorption Spectrophotometer AAS.
Hasil analisis pelindian menunjukan peningkatan kadar emas mencapai 33,24 dan tembaga mencapai 24,60 . Hasil pelindian diadsorpsi dengan karbon aktif dengan variasi konsentrasi 10, 20, 25, 30, dan 50 g/L. Hasil adsorpsi dianalisis dengan AAS dan menunjukan peningkatan kadar emas mencapai 99,1 pada konsentrasi karbon aktif 50 g/L.

Advancement in technology and the increasing of its demand increase the amount of electronic waste especially printed circuit board PCB . Waste PCB was comminuted to particle size of 1 2 cm2. Comminuted waste PCB was leached in the mixture of 0,5 M hydrochloric acid and 0,4 M hydrogen peroxide as lixiviants and the result was tested using Atomic Absorption Spectrophotometer AAS.
The result showed that the gold recovery is 33.24 and copper 24.60 . Adsorption was done using activated carbon with the concentration of 10, 20, 25, 30, and 50 g L. The filtrate then was tested using AAS and showed that 99.1 of gold was recovered in the adsorption using 50 g L activated carbon.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Kurniyati
"Parameter mutu dan keamanan obat seringkali dikaitkan dengan kandungan cemaran di dalamnya terutama terkait dengan cemaran yang bersifat racun atau karsinogenik. Dalam konteks pengawasan obat di Indonesia, analisis yang akurat dalam mendeteksi dan mengkuantisasi cemaran pada senyawa obat maupun produk obat perlu dilakukan. Namun demikian, ketersedian bahan pembanding cemaran yang merupakan salah satu faktor penentu jaminan mutu hasil pengujian laboratorium, seringkali menjadi kendala karena sukar diperoleh dan cukup mahal harganya. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat bahan pembanding sekunder cemaran secara in situ dengan cara mengubah senyawa aktifnya dalam hal ini anhidrotetrasiklin hidroklorida yang dibuat melalui transformasi tetrasiklin hidroklorida dengan asam hidroklorida. Anhidrotetrasiklin hidroklorida merupakan cemaran pada senyawa antibiotik tetrasiklin hidroklorida yang bersifat racun dan keberadaannya dapat diterima jika tidak lebih dari 0,5%. Analisis kualitatif pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan LC-ESI-MS-MS dan HPLC yang dilengkapi detektor dioda array, sementara analisis kuantitatifnya dilakukan menggunakan HPLC UV-vis pada panjang gelombang 280 nm. Anhidrotetrasiklin hasil transformasi diuji stabilitasnya dengan microwave dan paparan sinar matahari dan hasilnya menunjukkan bahwa senyawa yang terbentuk bukan produk intermediet. Semua parameter validasi metode seperti spesifisitas/selektivitas, rentang, linearitas, presisi dan akurasinya telah terpenuhi dengan nilai sangat baik. Untuk rentang dan linieritas dilakukan dengan memvariasikan penimbangan tetrasiklin hidroklorida mula-mula yaitu ± 0,25, 0,5, 0,75, 1,0 dan 1,25 mg dengan dan tanpa perlakuan dengan asam. Kedua kurva regresi yang diperoleh menunjukkan linieritas yang sangat baik dengan nilai R=1,0000. Hal ini menunjukkan konsentrasi tetrasiklin hidroklorida mula-mula proporsional terhadap respon puncak anhidrotetrasiklin hidroklorida yang terbentuk pada rentang yang diamati. Uji homogenitas juga dilakukan dan tetrasiklin hidroklorida yang diuji dapat dinyatakan homogen dalam hal pembentukan anhidrotetrasiklin hidroklorida. Nilai yang ditetapkan terhadap baku pembanding primer anhydrotetracycline hydrochloride EPRS adalah 102,11% (n=20, SD=0,71%, RSD=0,70%) tanpa data outlier. Nilai estimasi ketidakpastian pengukuran diperluas yaitu 3,19%.

Quality and safety parameter of the drug substances are often connected to those content of impurities particularly related to the toxic or carcinogenic impurities. In the context of drug control in Indonesia, an accurate analysis in detecting and quantifying impurities in drug substance or drug product need to do. Nevertheless, the availability of impurity reference substance that is one of the factors determining quality assurance in analytical measurement of testing laboratory, are oftenly difficult to obtain and quite expensive. This research is aimed to establish in situ secondary reference substance of impurity by changing an active substance i.e. anhydrotetracycline hydrochloride that is obtained by transforming tetracycline hydrochloride with hydrochloric acid. Anhydrotetracycline hydrochloride is toxic impurity in antibiotic substance tetracycline hydrochloride and its existence is acceptable if not more than 0,5%. The qualitative analysis in this study was conducted by using LC-ESI-MS-MS and high performance liquid chromatography (HPLC) supported with diode array detector while quantitative analysis was conducted by using HPLC supported UV-Vis detector at wavelength 280 nm. The anhydrotetracycline hydrochloride formed was tested its stability by using microwave and daylight exposure at certain various time and the result proved that the substance formed was not an intermediate product. The parameters of method validation such as specificity/selectivity, range, linearity, accuracy, precision were fulfilled excellently. Range and linearity testing were conducted by varying initial tetracycline weight i.e. ± 0,25, 0,5, 0,75, 1,0 and 1,25 mg with and without acid treatment. Either regression curve of tetracycline without acid treatment or those with acid treatment showed good linearity with R value = 1,0000. It indicated that the tetracycline concentration transformed is proportional with peak response of anhydrotetracycline hydrochloride formed at range observed. The homogeneity test was also assigned and the examined tetracycline hydrochloride can be declared homogeneous in term of anhydrotetracycline hydrochloride formation, with ratio value of Mean Squared Between (MSB) to Mean Squared Within (MSW) is less than F table value at degree of freedom of the data. The assigned value was 102,11% (n=20, SD=0,71%, RSD=0,70%) without outlier data, determined to anhydrotetracycline hydrochloride EPRS. Estimation of expanded uncertainty of the measurement was 3,19%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T42880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Wibisono
"Dalam limbah elektronik, bagian yang paling banyak dan tinggi kandungan logam berharga terdapat pada bagian printed circuit board PCB , antara lain emas dan tembaga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan zat H2O2 dan MnO2 sebagai oksidator terhadap nilai recovery logam emas dan tembaga menggunakan media asam klorida pada printed circuit board. Ukuran PCB direduksi menjadi 1,0 ndash; 2,0 cm2. Pelindian dilakukan menggunakan aquaregia sebagai larutan kontrol untuk mengetahui kadar awal logam emas dan tembaga, kemudian analisa AAS. Setelah itu dilakukan pelindian dengan menggunakan media asam klorida dengan variasi penambahan oksidator H2O2 serta MnO2 sebanyak 3 dan 5 dan kemudian dilakukan analisa AAS. Sehingga akan didapatkan nilai recovery dari logam emas dan tembaga dari penelitian ini. Nilai recovery logam emas dan tembaga paling tinggi ada pada larutan HCl 0,5 M dengan penambahan oksidator H2O2 sebanyak 5 , nilai recovery yang didapat yaitu 59 untuk logam emas dan tembaga.

In electronic waste, part containing most and high content of valuable metals is located in printed circuit board PCB part, such as gold and cooper. This research aim to observe the effect of adding H2O2 and MnO2 as oxidizing agent on the value of gold and cooper recovery using chloric acid leaching media on printed circuit board. The size of PCB is reduced to 1.0 ndash 2.0 cm2. The leaching is done using aquaregia as lixiviant control in order to determine the gold and cooper content, and later be analyzed by AAS. Afterwards, leaching is done using chloric acid media with the variation addition of H2O2 and MnO2 as oxidizing agent with the amount of 3 and 5, and later be analyzed by AAS. The result of the research is the value of gold and cooper recovery. The highest gold and cooper metals recovery contained on HCl 0.5 M lixiviant with the addition of H2O2 5, with the value of recovery 59 for gold and cooper metals."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Annisa Wardhani
"Nikel merupakan logam berharga dengan nilai jual dan pemanfaatan yang tinggi dalam berbagai bidang industri. Kebutuhan nikel diperkirakan terus meningkat setiap tahunnya sehingga berdampak pada ketersediaannya. Limbah katalis steam reforming (NiO/Al2O3) mengandung logam nikel sebesar 6% berat dapat menjadi sumber alternatif nikel yang ekonomis melalui metode leaching menggunakan asam DL-malat sebagai leaching agent dan H2O2 sebagai oxidizing agent. Proses decoking pada suhu 600 °C selama 5 jam dengan laju pemanasan 10 °C/menit dilakukan sebagai pre-treatment limbah katalis untuk menghilangkan kokas dan kotoran lainnya yang mengganggu proses leaching serta oksidasi sulfida logam yang membantu meningkatkan kemudahan pelarutan logam nikel. Senyawa H2O2 ditambahkan untuk mengoksidasi logam nikel menjadi bentuk mudah terlarut sehingga dapat meningkatkan efisiensi leaching. Proses leaching menggunakan asam DL-malat 2,5 M, H2O2 2% v/v, ukuran partikel limbah 150 mesh, rasio S/L 20 g/L pada suhu operasi 90 ? selama 120 menit dengan kecepatan pengadukan 500 rpm memperoleh efisiensi leaching logam nikel sebesar 88,42%. Studi kinetika leaching menunjukkan proses leaching dikendalikan oleh mekanisme reaksi kimia pada permukaan dengan energi aktivasi sebesar 106,24 kJ/mol. Logam nikel yang terlarut dalam larutan leaching akan dipurifikasi melalui ekstraksi cair-cair. Ekstraksi cair-cair menggunakan LIX 84-ICNS 40% v/v, pH fasa akuatik 7, rasio O/A 1/1 pada suhu operasi 28 ? selama 60 menit dengan kecepatan pengadukan 500 rpm mampu mengekstraksi nikel sebesar 88,74%.

Nickel is a valuable metal with high selling value and utilization in various industrial fields. Nickel demand is expected to keep rising every year, which impacts its availability. Steam reforming spent catalyst (NiO/Al2O3) containing 6 wt.% nickel can be an economical alternative source of nickel through leaching method using DL-malic acid as a leaching agent and H2O2 as an oxidizing agent. Decoking process at 600°C for 5 hours with a heating rate of 10°C/min was carried out as a pre-treatment of spent catalyst to remove coke and other impurities that interfere with the leaching process and oxidize metal sulfides that help increase the ease of nickel dissolution. H2O2 is added to oxidize nickel into a soluble form that can increase the leaching efficiency. Leaching process using 2.5 M DL-malic acid, 2% v/v H2O2, 150 mesh waste particle size, solid/liquid ratio 20 g/L at an operating temperature of 90 ? for 120 minutes with a stirring speed of 500 rpm obtained 88.42% nickel leaching efficiency. The leaching kinetics study showed that the leaching process was controlled by a chemical reaction mechanism on the surface with an activation energy of 106.24 kJ/mol. The nickel dissolved in the leaching solution will be purified through liquid-liquid extraction. Liquid-liquid extraction using LIX 84-ICNS 40% v/v, aquatic phase pH 7, organic/aquatic ratio 1/1 at an operating temperature of 28 ? for 60 minutes with a stirring speed of 500 rpm was able to extract 88.74% nickel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Shauma Amanati
"

Pada industri terutama industri pengolahan minyak bumi, katalis yang banyak digunakan adalah katalis berbasis nikel salah satunya NiO/Al2O3. Di Pertamina Balongan RU VI untuk proses hydrotreating, limbah katalis yang dihasilkan mencapai angka 1000 ton per tahunnya. Padahal limbah katalis ini merupakan salah satu isu lingkungan karena termasuk kedalam golongan limbah B3. Kandungan nikel yang terdapat dalam limbah katalis hydrotreating mencapai angka 72438,59 mg/kg dan hal ini menyebabkan perlunya tindakan perolehan kembali atau recovery. Selain untuk kepentingan lingkungan, logam nikel juga dikategorikan berharga dengan harga per kilogramnya sebesar Rp 239.132. Metode yang dilakukan untuk memperoleh kembali logam nikel dari limbah yaitu dengan proses leaching dan dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair, karena metode ini dikenal sebagai metode yang efektif dalam me-recovery logam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching mencapai nilai optimum dengan menggunakan asam sitrat 1.5 M dan suhu 80°C selama 2 jam dengan persentase leaching sebesar 82,06%. Sedangkan kondisi optimum yang diperoleh dari proses ekstraksi cair-cair menggunakan 40% LIX 84-ICNS, rasio fasa ekstraktan/fasa internal: 1/1, pH 7 dan kecepatan pengadukan 750 rpm selama 10 menit mampu menghasilkan persentase ekstraksi sebesar 89,29%


In industry, especially in oil and gas industry, catalyst is widely used in order to enhance the process and optimize the production. One of the commonly used catalyst nickel-based catalyst, which is NiO/Al2O3. In Pertamina RU VI Balongan, this catalyst is used for the hydrotreating process, and it annually generates 1000 tons per year. This catalyst is being one issues since nickel is categorized as B3 waste. The nickel contained in hydrotreating spent catalyst is 72438,59 mg/kg and this led us the need to recover nickel metal from catalyst waste. In addition, nickel is also considered as valuable metal with a price per kilogram of Rp 239,132. The effective method used to recover nickel metal from waste is by leaching and continued with liquid-liquid extraction. The results showed that the leaching process reached the optimum value by using 1.5 M citric acid and 80°C for 2 hours resulting a leaching percentage of 82.06%. While the optimum conditions obtained from the liquid-liquid extraction process using 40% LIX 84-ICNS, the extraction phase / internal phase: 1/1, pH 7 and stirring speed of 750 rpm for 10 minutes were able to produce an extraction percentage of 89,29%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyanti Izinilah
"Printed Circuit Board PCB adalah suatu board tipis tempat letak komponen elektronika, dimana bagian sisinya terbuat dari lapisan tembaga. Hampir semua komponen elektronik terdapat PCB baik itu pada televisi, komputer, radio bahkan elektronik kecil seperti kalkulator pun terdapat PCB. Komponen PCB ini mengandung logam berat yang cukup berbahaya seperti Pb, Cu, Fe, Zn, Ni, Mn. Namun disisi lain logam tersebut juga memiliki manfaat lainnya contohnya seperti Cu yang banyak diaplikasikan pada komponen listrik sehingga alangkah baiknya jika diolah kembali. Salah satu metode perolehan logam dari limbah PCB yang dinilai efektif adalah metode hidrometalourgi yang mana dengan cara leaching menggunakan asam dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair. Asam yang digunakan dalam metode leaching terdiri dari asam anorganik HCl dan Asam sitrat yang ditambahkan H2O2 sebagai oksidator. Setelah melewati proses leaching kemudian diekstraksi dengan menggunakan Ekstraktan LIX84-ICNS dalam Pelarut Kerosin.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi operasi leaching optimum berada pada konsenstrasi leaching agent 2 M dan suhu 45o C dengan penambahan H2O2 1 M selama 20 jam dimana diperoleh persentase leaching dengan menggunakan HCl sebesar 62,06 dan untuk asam sitrat sebesar 22,83. Sedangkan untuk proses ekstraksi cair-cair diperoleh kondisi operasi optimum untuk ekstraksi Cu dalam larutan HCl pada konsentrasi ekstraktan 20 v/v dengan pH 0,3 sedangkan untuk Cu dalam larutan asam sitrat pada konsentrasi ekstraktan 20 v/v dengan pH 1.

Printed Circuit Board PCB is a thin board where electronics components are located, where the sides are made of copper layers. Almost all electronic components have PCBs on television, computer, radio and even small electronics such as calculators also have PCB. This PCB component contains of heavy metals such as Pb, Cu, Fe, Zn, Ni, Mn. But on the other hand the metal also has other benefits such as Cu that widely applied to electrical components so it would be nice if processed again. One method of obtaining metal from PCB waste that is considered effective is the hydrometalourgi method by leaching the metal with an acid then continued with liquid liquid extraction. The acid that used in the leaching method consists of inorganic acids HCl and organic acid citric acid then added H2O2 as an oxidizer. After passing through the leaching process then extracted by using LIX84 ICNS Extractant in Kerosene Solvent.
The results showed that the optimum leaching operation condition was in the concentration of leaching agent 2 M and the temperature of 45o C with the addition of H2O2 1 M for 20 hours which obtained the percentage of leaching using HCl of 62.06 and for citric acid of 22.83. As for the liquid liquid extraction process, the optimum operating conditions for Cu extraction in HCl solution at extractant concentration of 20 v v with pH 0.3, while for Cu in citric acid solution at extractant concentration of 20 v v with pH 1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>