Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80261 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erly Mulfias Yuli
"Penelitian ini menguji pengaruh topik yang familiar terhadap performa menulis siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XI yang merupakan penulis pemula di konteks pemelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa asing (English as a Foreign Language-EFL). Kefamiliaran siswa terhadap topik ini dibagi berdasarkan kedekatan peristiwa dengan pengalaman hidup siswa, yaitu topik dengan peristiwa yang sudah atau belum pernah dialami. Selain familiaritas topik, pada penelitian ini siswa diminta menulis dua genre teks yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah familiaritas topik memberikan pengaruh yang sama pada genre teks yang berbeda. Setelah itu, peneliti menginvestigasi persepsi siswa terhadap penulisan melalui kuesioner persepsi yang menggunakan skala Likert. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 4 bulan pada 34 siswa SMA kelas XI dan seorang guru bahasa Inggris di Bogor. Penelitian ini menggunakan mixed method (kualitatif dan kuantitatif) untuk pengolahan data, sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, observasi secara langsung, dan tugas akhir menulis. Untuk menilai tugas akhir menulis siswa, peneliti menggunakan rubrik analitik. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada aspek kosakata pada topik yang familiar dengan peristiwa yang sudah dialami. Sementara itu, perbandingan tulisan siswa dengan menggunakan topik yang familiar dengan peristiwa yang sudah dialami pada dua genre menunjukkan nilai grammar yang lebih tinggi pada genre cause effect, dan nilai kosakata yang lebih tinggi pada genre recount. Temuan lainnya adalah siswa memiliki persepsi positif terhadap penugasan menulis dengan menggunakan familiaritas topik, dan terdapat korelasi yang positif antara persepsi dan performa menulis siswa. Dengan adanya temuan ini, guru perlu memperhatikan pemilihan topik yang familiar yang diberikan kepada siswa untuk tugas menulis, dan perlu menjadikan pembahasan tentang topik yang akan ditulis sebagai bagian dari kegiatan pra-menulis pada pelaksanaan pembelajaran menulis di kelas.

This study investigated the effects of topic familiarity on the eleventh grade high school students writing performance in an English as a Foreign Language (EFL) context. These eleventh grade senior high school students were in their first year on learning to write in English. The students were assigned to finish two writing tasks with topics that they were familiar with. In the first task students were asked to write with a topic they were familiar with and had been experienced it themselves. In the second task students were asked to write with a topic they were familiar with but had not experienced it themselves. They were also assigned to write in two genres, cause effect and recount. The purpose was, to find out if topic familiarity would result in the same quality performance in two different genre. This study was also investigating the students perception about the use of topic familiarity in writing by asking them to complete a Likert-scale questionnaire. It was conducted for about 4 months with 34 eleventh graders and an English teacher participated in the study. This study used mixed method qualitative and quantitative and data were collected by using questionnaire, direct observation, and students writing post-tasks. Students writing tasks were assessed using analytic scoring rubrics. The findings show that a familiar topic with personal experience significantly affects students vocabulary production. However, the comparison of students writing performance with personal experience topics in two genres shows that cause effect text has a higher grammar score than does a recount text, and a recount text got a higher vocabulary score than did a cause effect text. The finding shows that students had positive perception towards topic familiarity writing task and there was a positive correlation between their perception and writing performance. By this finding, it is important for teachers to be more selective in choosing familiar topics for students writing tasks, and also it is important for a teacher to put this activity as a pre-writing task in his her writing lesson plan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Hapsari
"Penelitian ini bertujuan untuk melibat pengaruh kecenderungan kepribadian dan lingkungan belajar terhadap kreativitas menulis remaja. Hipotesis yang dikemukgkan pada penelitian ini adalah (1) kecenderungan kepribadian remaja yang kreatif dalam menulis adalah introvert, (2) lingkungan belajar memberi pengaruh signifikan terhadap kreativitas menulis remaja, (3) lingkungan belajar dan kecenderungan kepribadian secara bersama-sama memberi pengaruh signifikan terhadap kreativitas menulis remaja.
Subyek penelitian ini adalah remaja SMP yang juga siswa Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesional (LBPP) LIA. Subyek diminta untuk mengisi kuisioner dan mengarang berbahasa Inggris sesuai dengan topik yang telah ditentukan. Mat ukur variabel kecenderungan kepribadian diadaptasi dan dimodifikasi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) yang dikembangkan Isabel Briggs-Myers da Katherine Briggs. Kuisioner untuk variabel lingkungan belajar dikembangkan peneliti berdasarkan kerangka teoritis yang ada. Tulisan dievaluasi dengan menggunakan skema penilaian tulisan kreatif yang dirancang oleh Utami Munandar. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dengan bantuan SPSS for Windows versi 13.00.
Analisis hasiI penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan kepribadian dan lingkungan belajar tidak memberi pengaruh bermakna terhadap kreativitas menulis remaja. Alasan-alasan yang menyebabkan tidak terbuktinya hipotesis penelitian ini serta beberapa analisis tambahan dibahas pads bagian diskusi dari tesis.
Beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya antara lain (1) melakukan penelitian serupa dalam konteks pendidikan formal, (2) penggunaan metode kualitatif pada penelitian selanjutnya, dan (3) penggunaan seluruh komponen dari keempat dikotomi MBTI pada variabel kecenderungan kepribadian.

This research aims to examine the effects of personality preferences and learning environment to adolescents' creativity in writing. The objective of this study is to demonstrate these following hypotheses: (1) that introversion is the personality preference of adolescents who are creative in writing, (2) that learning environment gives significant effect to adolescents' creativity in writing, and (3) that both personality preferences and learning environment give significant effects to adolescents' creativity in writing.
Subjects of this study are junior-high school adolescents who at the same time are students of LBPP LIA Galaxy English course. Subjects are supposed to fill in questionnaires and write an English composition based on a topic given. Instrument used to measure personality preference variable is adopted and modified from the Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) developed by Isabel Briggs-Myers and Katherine Briggs. Questionnaire for learning environment variable is developed based on related theoretical framework. Scoring system used to examine the English composition is adopted from the Creative Writing Scoring Scheme developed by Utami Munandar. Multiple Regression Analysis with the help of a computer software called Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) version 13.00 for Windows is used to examine whether the two independent variables (personality preferences and learning environment) can be predictors for adolescents' creativity in writing.
The result shows that neither personality preferences nor learning environment can be predictor for adolescents' creativity in writing. Contradictive evidences with previous studies and shortcomings in terms of methodology are discussed.
Suggestions for subsequent studies are proposed Similar research in formal educational context is needed The use of qualitative method as well as the whole MBTI dichotomies will enrich information for this research.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamilia Rahadyani
"Siswa yang berada di tingkat akhir sebuah jenjang, seperti siswa kelas 12 SMA, memiliki kecenderungan stres akademik yang tinggi. Hal ini disebabkan karena siswa di tingkat akhir menerima frekuensi ujian lebih tinggi dan mencemaskan masa depan yang jauh lebih dekat, sehingga permasalahan stres akademik menjadi permasalahan penelitian. Di samping permasalahan tersebut, peneliti menemukan
manfaat mindfulness untuk para siswa, seperti membantu meningkatkan resiliensi dan membantu regulasi emosi, sehingga peneliti juga ingin mencari tahu cara untuk membantu para siswa memiliki kondisi mindfulness. Expressive writing
adalah cara untuk menurunkan stres akademik dan berpeluang menciptakan kondisi mindfulness. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh expressive writing terhadap stres akademik dan mindfulness pada siswa kelas 12 SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tipe pre-experimental design berjenis one-group pre-test post-test design serta dilaksanakan secara luring. Pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner dari alat ukur Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA) dan Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ). Total partisipan adalah 27 siswa kelas 12 SMA yang berumur 17 dan 18 tahun (M = 17.22). Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pengaruh expressive writing terhadap penurunan stres akademik (t(26) = 7.26, p < 0.05) dan tidak berpengaruh pada kenaikan mindfulness.

Students who are in the final year of a level, such as 12th grade high school students, have a tendency to be high academic stress. This is because students in their final year receive higher frequency of exams and worried about a much closer future, so the academic stress is the research problem. In addition to these research problem, researcher found the benefit mindfulness for tudents, such as helping increase resilience, helping emotion regulation, so researcher want to
looking for the way for helping student have a state of mindfulness. Expressive writing is a way to reduce academic stress and have the opportunity to create a state of mindfulness. This study aimed to look at the effect of expressive writing on academic stress and mindfulness in grade 12th high school students. This research is a quantitative research with a type of pre-experimental design type one-group pre-test post-test design and carried out offline. Research data collection using questionnaires from Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA) and Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ) measuring instruments. The total participants were 27 grade 12th high school students aged 17 and 18 years (M = 17.22). The results showed that there was an effect of expressive writing on reducing academic stress (t (26) = 7.26, p < 0.05) and no effect on increasing mindfulness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janna Aliftanindya Sartyawan
"Pandemi Covid-19 mengakibatkan dampak yang cukup meluas ke berbagai sektor kehidupan, salah satunya adalah sektor pendidikan. Sektor pendidikan terpaksa mengubah mekanisme kegiatan belajar mengajar yang semula dipusatkan di sekolah berkenaan dengan penerapan kebijakan PSBB dan PPKM yang diberlakukan oleh pemerintah. Perubahan mekanisme belajar ini tidak hanya terjadi sekali saja, tetapi dua kali, yakni pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka terbatas. Hal ini membuat siswa sebagai aktor utama di dalam pendidikan itu sendiri mau tidak mau menyesuaikan diri terhadap dinamika perubahan yang terjadi, walaupun pada akhirnya menimbulkan kondisi-kondisi yang membuat mereka rentan, seperti tingginya tingkat stres, minimnya interaksi dengan dunia luar, hingga kurang maksimalnya materi pembelajaran yang ditangkap. Penelitian ini mencoba untuk melihat dan memahami perubahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran dan resiliensi siswa kelas 12 SMA dalam mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Penelitian in menggunakan metode kualitatif yang mencakup wawancara mendalam secara daring dan luring, serta kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setidaknya resiliensi yang diterapkan siswa kelas 12 SMA tidak terlepas dari coping mechanism, keluarga sebagai supporting system, dan interaksi dengan teman.

The Covid-19 pandemic has a fairly widespread impact on various sectors of life, one of which is the education sector. The education sector was forced to change the mechanism for teaching and learning activities which were originally centered in schools regarding the implementation of the PSBB and PPKM policies imposed by the government. This change in learning mechanism did not only happen once, but twice, which is online learning and limited face-to-face learning. This makes students as the main actors in education itself inevitably adapt to the dynamics of change that occur, although in the end it creates conditions that make them vulnerable, such as high levels of stress, minimal interaction with the outside world, to less-than-optimal material. captured learning. This study tries to see and understand the changes that occur in the learning process and resilience practices of 12th grade high school students in overcoming the problems they face. This research uses a qualitative method which includes in-depth interviews online and offline, as well as a literature review. The results of the study show that at least the resilience practices applied by 12th grade high school students are inseparable from coping mechanisms, the family as a supporting system, and interactions with friends."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niswatun Nafi'ah
"Perilaku sedentari merupakan faktor risiko gangguan metabolisme tubuh seperti: obesitas, kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes melitus, serta berkaitan dengan gejala depresi dan kecemasan pada remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran perilaku sedentari siswa SLTA di Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor tahun 2023 dan determinannya. Penelitian dengan desain cross sectional. Sampel sebesar 240 siswa diambil secara proportional random sampling  pada 16 sekolah. Pengumpulan data dengan cara responden mengisi sendiri kuesioner yang diadaptasi dari The Adolescent Sedentary Activity Questionnaire. Analisis univariat, bivariat (Chi Square), dan multivariat (regresi logistik ganda) dilakukan pada penelitian ini. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 58,8% siswa berperilaku sedentari kategori tinggi (≥6 jam/hari). Faktor individu yang berhubungan dengan perilaku sedentari siswa adalah jenis kelamin dan status ekonomi keluarga. Faktor interpersonal yang berhubungan dengan perilaku sedentari adalah pola asuh orang tua dan dukungan teman sebaya, sedangkan peraturan sekolah merupakan variabel confounding. Jenis kelamin adalah faktor yang dominan berhubungan dengan perilaku sedentari siswa, siswa perempuan berpeluang hampir 12 kali untuk berperilaku sedentari tinggi dibanding siswa laki-laki (OR=11,8; 95% CI=5,829–23,934) setelah dikontrol oleh status ekonomi keluarga, pola asuh orang tua, dukungan teman sebaya dan peraturan sekolah. Untuk itu, Dinas kesehatan dan Puskesmas perlu mengoptimalkan peran dan fungsi edukasi pencegahan perilaku sedentari siswa serta menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama agar upaya pencegahan perilaku sedentari dapat maksimal.

Sedentary behavior is a risk factor for metabolic disorders such as obesity, high cholesterol, hypertension, diabetes mellitus, and is associated with symptoms of depression and anxiety in adolescents. The research objective was to describe the sedentary behavior of high school students in Tajurhalang District, Bogor Regency in 2023 and its determinants. Research with cross sectional design. A sample of 240 students was taken by proportional random sampling in 16 schools. Data collection by means of respondents filling out a questionnaire adapted from The Adolescent Sedentary Activity Questionnaire. Univariate, bivariate (Chi Square), and multivariate (multiple logistic regression) analyzes were performed in this study. The results of the study found that 58.8% of students behaved sedentarily in the high category (≥6 hours/day). Individual factors related to students' sedentary behavior are gender and family economic status. Interpersonal factors related to sedentary behavior are parenting and peer support, while school regulations are confounding variables. Gender is the dominant factor related to students' sedentary behavior, female students are almost 12 times more likely to have high sedentary behavior than male students (OR=11.8; 95% CI=5.829–23.934) after being controlled by family economic status, pattern parenting, peer support and school rules. For this reason, the Health Service and Community Health Centers need to optimize the role and function of education to prevent sedentary behavior in students and collaborate with the Education Office and the Ministry of Religion so that efforts to prevent sedentary behavior can be maximized.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafshoh
"Kesejahteraan subjektif siswa di sekolah merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena memiliki banyak manfaat positif untuk perkembangan siswa di sekolah maupun kesejahteraannya secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari dimensi keberfungsian keluarga, yakni family cohesion, family flexibility, dan family communication terhadap kesejahteraan subjektif siswa di sekolah. Partisipan pada penelitian ini merupakan 475 siswa SMA yang berasal dari lima sekolah di Jabodetabek. Kesejahteraan di sekolah diukur menggunakan brief adolescent subjective well-being in school scale (BASWBSS), dan family functioning diukur menggunakan family adaptability and cohesion evaluation scale (FACES III) serta family communication scale (FCS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa family flexibility dan family communication memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan siswa di sekolah.

Subjective well-being in school is one of the important thing to noticed because it has plenty positive benefits for students development in school and their overall well-being. The aims of this research is to examine the effect of family functioning dimensions, namely family cohesion, family flexibility, and family communication towards subjective well-being in school. Participants of this research are 475 students from five high schools in Jabodetabek. Subjective well-being in school is measured by Brief Adolescent Subjective Well-Being in School Scale (BASWBSS), while family functioning is measured by Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale (FACES III) and Family Communication Scale (FCS). The Result show that family flexibility and family communication has a positive and significant effect to subjective well-being in school."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nur Oktafia
"Penelitian mengenai emotional intelligence telah banyak dilakukan khususnya pada remaja ( misalnya Bracket & Katulak, 2006). Sayangnya, hingga saat ini belum ada penelitian mengenai hubungan emotional intelligence dan prestasi akademik pada siswa SMA yang dikhususkan berdasarkan jurusan mereka di sekolah. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa tingkat emotional intelligence remaja, menentukan hasil prestasi akademik mereka (Nasir & Masru, 2010; Nasir & Munaf, 2011).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran, perbedaan serta hubungan antara emotional intelligence dan prestasi akademik pada siswa SMA kelas XI jurusan IPA dan jurusan IPS, serta untuk melihat perbedaan gender dalam emotional intelligence dan prestasi akademik. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif, pada 236 orang siswa SMAN 71. Untuk alat ukur emotional intelligence, digunakan Self-Report Emotional Intelligence Scale (SREIS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara emotional intelligence dengan prestasi akademik pada siswa SMA pada jurusan IPA maupun IPS. Pada emotional intelligence tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan baik pada jurusan IPA maupun IPS. Sedangkan pada prestasi akademik, secara signifikan siswa perempuan memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki.baik pada jurusan IPA maupun IPS, dimana siswa perempuan memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki.

Research about emotional intelligence has been done especially among adolescents (look for example Bracket & Katulak, 2006). Unfortunately, until now there has been no research about the relationship between emotional intelligence and academic achievement among high school students. Several studies have described that the level of emotional intelligence in adolescents determines their achievement performance (Nasir & Masru, 2010; Nasir & Munaf, 2011).
This research aims to find the relationship between emotional intelligence and academic achievement among the high school students, and to determine whether or not there is gender difference in emotional intelligence and academic achievement. Using quantitative approach, 236 high school student from SMA 71 participated in this study. For emotional intelligence measurement, the Self- Report Emotional Intelligence Scale (SREIS) was used.
The result shows that there is no significant correlation between emotional intelligence and academic achievement. For the gender difference, there is no significant difference between male and female students on emotional intelligence, both among science major students and social major students. But significant differences on academic achievement were found between male students and female students academic score, both among science major students and social major students with females have higher scores.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Citra Br
"Asupan gula, garam dan lemak melebihi batas yang direkomendasikan beresikomenyebabkan obesitas dan terjadinya penyakit tidak menular seperti diabetes melitus,penyakit jantung, hipertensi, stroke dan kanker. Penyakit tidak menular merupakanpenyebab kematian utama di dunia dan juga di indonesia yang disebabkan salah satunyaoleh perilaku makan yang tidak sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuifaktor dominan asupan gula, garam dan lemak pada siswa-siswi SMA Negeri 3 KotaDepok tahun 2018. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juni 2018 dengan desaincross sectional dan jumlah sample sebanyak 205 responden. Maka diperoleh hasilanalisis asupan tinggi gula, garam dan lemak sebesar 62,4 dimana asupan gula, garamdan lemak saling berkorelasi. Responden yang obesitas sebesar 4,9 dan kegemukansebesar 14,6 . Sedangkan analisis bivariat ada hubungan yang signifikant antara citratubuh p value = 0,002, OR = 2,611 , emotional eating p value = 0,001, OR = 3,763 ,alasan pemilihan makanan p value = 0,001, OR = 4,646 , sikap terhadap perilaku pvalue = 0,03, OR = 2,011 dan pengaruh keluarga p value = 0,004, OR = 2,505 denganasupan tinggi gula, garam dan lemak. Pada analisis multivariat maka variabel yangpaling dominan adalah emotioanl eating dengan nilai OR 3,35 yang artinya emotionaleating berpeluang 3,35 kali mengonsumsi asupan tinggi gula, garam dan lemak setelahdi kontrol oleh variabel citra tubuh, alasan pemilihan makanan, sikap terhadap perilakudan pengaruh keluarga. Oleh karena itu perlu mengendalikan emotional eatingresponden dengan promosi kesehatan tentang asupan gula, garam dan lemak padakeluarga dan ketersediaan makanan yang sehat baik dirumah dan kantin sekolahsehingga asupan gula, garam lemak dapat dibatasi dan pentingnya memperhatikankomposisi dan zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.Kata kunci:Asupan gula, garam dan lemak, remaja, perilaku makan, emotional eating.

Intake of sugar, salt and fat exceeds the recommended limits at risk of causingobesity and the occurrence of non communicable diseases such as diabetes mellitus,heart disease, hypertension, stroke and cancer. Non communicable diseases are themain cause of death in the world and also in Indonesia caused by one of them byunhealthy eating behavior. The purpose of this study was to determine the dominantfactors of sugar, salt and fat intake in students of senior high school in Depok City. Thisresearch was conducted on April June 2018 with cross sectional design and 205respondents. Analysis results showed high intake of sugar, salt and fat by 62.4 wherethe intake of sugar, salt and fat are correlated. Obese respondents were 4.9 and obesitywas 14.6 . While bivariate analysis there is significant relation between body image pvalue 0,002 , emotional eating p value 0,001 , food selection p value 0,001 ,attitude toward behavior p value 0,03 and family influence p value 0.004 withhigh intake of sugar, salt and fat. In multivariate analysis, the most dominant variable isemotional eating with OR 3.35, which means emotional eating 3.35 times consuminghigh intake of sugar, salt and fat after control by body image variable, food selectionreason, attitude toward behavior and influence of family. Therefore it is necessary tocontrol the emotional eating of respondents with the promotion of health about theintake of sugar, salt and fat in the family and the availability of healthy foods both athome and school canteen so that sugar intake, fat salt can be limited. The importance ofpaying attention to the composition and the nutrients contained in the food consumed.Keywords Intake of sugar, salt and fat, adolescents, emotional eating."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniar Gusna Fatimah
"Dalam proses pemilihan karier, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa efikasi-diri keputusan karier dapat diprediksi dari gaya berpikir. Namun, efikasi-diri keputusan karier dapat berbeda antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini ingin melihat peran gender sebagai moderator pada hubungan gaya berpikir dengan efikasi-diri keputusan karier siswa SMA. Jumlah responden penelitian ini adalah 353 siswa SMA. Selanjutnya variabel diukur dengan menggunakan kuesioner penelitianya itu skala Career Decision Self-Efficacy-Short Form dan Thinking Style Inventory-Revised II yang sudah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Data dianalisis menggunakan program macro PROCESS dari Hayes yang terdapat dalam SPSS. Hasil menunjukkan bahwa gender hanya dapat memoderasi hubungan gaya berpikir tipe I dengan efikasi-diri keputusan karier pada siswa SMA (b3 -0,24, t-2,51, p 0,05); sedangkan gender tidak menjadi moderator pada hubungan gaya berpikir tipe II dengan efikasi-diri keputusan karier siswa SMA (b3 -0,12, t-1,28, p 0,5). Limitasi dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan.

In the career selection process of high school students, previous research has shown that career decision self-efficacy can be predicted from thinking styles. However, the self-efficacy of career decisions can differ between men and women. Therefore, the purpose of this study is to look at the role of gender as a moderator in the relationship of thinking styles with the self-efficacy of career decisions of high school students. The number of respondents in this study were 353 high school students. Furthermore the variables were measured using a research questionnaire namely the Career Decision Self-Efficacy-Short Form (CDSE-SF) scale and Thinking Style Inventory-Revised II (TSI-R2) which had been adapted into Indonesian. Data were analyzed using PROCESS macros program from Hayes that contained in SPSS. The results show that gender can only moderate the relationship of type I thinking styles with career decision self-efficacy in senior high school students (b3 -0,24, t-2,51, p 0,05); while gender doesnt become a moderator in the relationship of type II thinking styles with career decision self-efficacy of high school student (b3 -0,12, t -1,28, p 0,5). Limitation and suggestions for further research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T55167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Imaduddin
"Siswa masih sering melewatkan sarapan, padahal sarapan memiliki fungsi yang penting dalam menunjang proses belajar. Manfaat yang didapatkan oleh siswa ketika sarapan adalah dapat memberikan energi untuk otak sehingga dapat berkonsentrasi dan memperbaiki daya ingat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian buklet digital sarapan terhadap pengetahuan dan perilaku sarapan siswa SMAN 3 Cibinong tahun 2023. Penelitian ini menggunakan rancangan ini menggunakan rancangan kuasi eksperimental, dimana terdapat kelompok perlakuan dan kontrol yang tidak dilakukan randomisasi. Total sampel yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 62 orang yang terdiri atas 31 siswa SMAN 3 Cibinong sebagai kelompok perlakuan dan 31 siswa SMAN 1 Tajur Halang sebagai kelompok kontrol. Data penelitian diperoleh melalui kuesioner secara daring, form food record, dan media untuk masing-masih kelompok yaitu buklet digital untuk kelompok perlakuan dan leaflet digital untuk kelompok kontrol. Kemudian hasilnya akan dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan Uji T Dependen dan Uji T Independen. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat peningkatan rata-rata skor pengetahuan sarapan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang signifikan setelah diberikan intervensi. Sementara itu perilaku sarapan berupa asupan pada kelompok perlakuan dan kontrol sama-sama mengalami peningkatan setelah diberikan intervensi walaupun tidak signifikan.

Students still often skip breakfast, even though breakfast has an important function in supporting the learning process. The benefits that students get at breakfast is that it can provide energy for the brain so that it can concentrate and improve memory. This study aims to determine the effect of giving breakfast digital booklets on knowledge and breakfast behavior of SMAN 3 Cibinong students in 2023. This research uses a quasi-experimental design, where there are treatment and control groups that are not randomized. The total sample involved in this study was 62 people consisting of 31 students of SMAN 3 Cibinong as the treatment group and 31 students of SMAN 1 Tajur Halang as the control group. Research data were obtained through online questionnaires, food record forms, and media for each group, namely digital booklets for the treatment group and digital leaflets for the control group. Then the results will be analyzed univariately and bivariately using the Dependent T Test and Independent T Test. The results of the study found that there was a significant increase in the average breakfast knowledge score in the treatment group and the control group after being given the intervention. Meanwhile, breakfast behavior in the form of intake in the treatment and control groups both experienced an increase after being given the intervention, although not significantly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>