Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titah Kusumastiti
"

Studi ini meneliti faktor secara keseluruhan yang mempengaruhi keinginan berpindah pelanggan pada penyedia layanan internet dengan menggunakan model Push-Pull Mooring. Metode yang digunakan adalah pengukuran kuantitatif kuesioner survei online pada 185 responden Indonesia dengan pengalaman menggunakan internet kabel selama setidaknya 1 bulan. Pengukuran menggunakan metode SEM untuk menganalisa data perolehan riset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor Push tidak memiliki pengaruh terhadap keinginan berpindah konsumen, sedangkan faktor Pull dan Mooring memiliki pengaruh terhadap keinginan berpindah konsumen layanan internet. Sebagai moderasi, faktor Mooring memiliki dampak terhadap hubungan faktor Pull dengan keinginan berpindah, tetapi tidak berpengaruh terhadap hubungan faktor Push dengan keinginan berpindah. Validasi faktor-faktor yang paling mempengaruhi niat switching pelanggan dapat menjadi referensi bagi penyedia layanan internet, sehingga perusahaan dapat merumuskan strategi pemasaran untuk meminimalkan niat switching pelanggan. Penelitian ini membangun model yang komprehensif terhadap niat beralih pelanggan dari penyedia layanan internet di Indonesia.


This study examines the holistic factors that influence the customers switching intention on fixed internet services provider using the Push-Pull Mooring model. Employs quantitative measurements of online survey questionnaire on 185 Indonesian respondents with experience using cable internet for at least 1 months, the measurement uses structural equation model to examine the research data. The result shows that Push factors doesnt have impact to switching intention. However, Pull and Mooring factors have an impact to switching intention. As moderating, the mooring factor has an impact to Pull and switching intention relationship but hasnt significant impact to Push and switching intention relationship. Validation the most factors influence customers switching intention can be a reference for internet service provider, so that company can formulate marketing strategy to minimize customers switching intention. This study builds comprehensive model toward customer switching intention of internet service provider in Indonesia.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Ramadani
"Tren sistem registrasi rekening online semakin meningkat terutama saat pandemi Covid-19 pada bank konvensional/syariah. Perkembangan tersebut menandakan semakin tinggi intensi adopsi sistem registrasi rekening online sehingga perlu diketahui faktor-faktor yang dapat berpengaruh. Teori yang digunakan adalah Push-Pull-Mooring (PPM). Push factor terdiri dari perceived severity (PS), perceived vulnerability (PV), serta perceived inefficiency (PI). Pull factor terdiri dari perceived ease of use (PEOU), perceived usefulness (PU), serta perceived privacy and security (PPS). Mooring factor terdiri dari institution-based trust (IBT), perceived innovativeness (PIO), serta social influence (SI). Usia dan tingkat pendidikan diteliti sebagai faktor moderasi. Pendekatan menggunakan explanatory sequential mixed methods dengan kuantitatif covariance-based structural equation modelling (CB-SEM) yang dilanjutkan kualitatif. Hasil penyebaran kuesioner daring 404 responden valid dan wawancara 9 responden. Hasil analisis membuktikan bahwa faktor PS dan PV mendorong adopsi, faktor PEOU dan PU menarik adopsi, serta semua mooring factor berpengaruh terhadap adopsi. Namun, PI dan PPS tidak memengaruhi adopsi. Usia terbukti memoderasi hubungan antara PV, PU, PPS, dan IBT dengan adopsi, sedangkan tingkat pendidikan dapat moderasi antara PV, PEOU, dan SI dengan adopsi. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian terdahulu dan bank sebagai penyedia sistem registrasi rekening online dapat mengatur strategi bisnis yang tepat.

The trend of online account registration at conventional/sharia banks is increasing yearly, especially during the Covid-19 pandemic. It indicates the intention to adopt an online account registration system is increasing, so it’s necessary to know the factors that influence it. This research uses Push-Pull-Mooring (PPM) theory. Push factors are perceived severity (PS), perceived vulnerability (PV), perceived inefficiency (PI). Pull factors are perceived ease of use (PEOU), perceived usefulness (PU), perceived privacy and security (PPS). Mooring factors are institution-based trust (IBT), perceived innovativeness (PIO), social influence (SI). Age and education level were investigated as moderating factors. This research was conducted using an explanatory sequential mixed methods approach with Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) for quantitative and followed by qualitative. The results of online questionnaires were 404 valid respondents and interviews with 9 respondents. The analysis result is prove that PS and PV push the adoption, PEOU and PU pull the adoption, and all mooring factors affect the adoption. However, PI and PPS do not affect the adoption. Age is proven to moderate the relationship between PV, PU, PPS, and IBT with the adoption, while education level moderate between PV, PEOU, and SI with the adoption. This research is expected to enrich previous research and help banks to organize the proper business strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makahanap, Malvin Edward
"Perkembangan industri investasi dalam beberapa tahun terakhir mendorong Bank XYZ untuk meluncurkan inovasi aplikasi mobile wealth management XYZ. Bank XYZ telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 10 tahun. Bank XYZ Indonesia adalah anak perusahaan dari Bank XYZ Global, sebuah institusi keuangan internasional yang terkemuka. Bank XYZ aktif melakukan pemasaran produk investasi salah satunya melalui aplikasi mobile wealth management XYZ yang berkontribusi dalam mewakili sekitar dari 30% - 50% investasi bank. Saat ini, penggunaan aplikasi ini belum berhasil mencapai target yaitu kontribusi investasi dari aplikasi mencapai 70%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi switching intention konsumen perbankan dari layanan wealth management tradisional menuju aplikasi mobile wealth management XYZ. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengadopsi teori push, pull, mooring. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh kuesioner yang disusun berdasarkan setiap faktor dalam skala Likert, serta dilengkapi dengan pertanyaan demografis. Survei ini akan melibatkan 262 responden yang merupakan pengguna aplikasi wealth management XYZ yang pernah menggunakan layanan wealth management tradisional. Pengolahan data akan dilakukan dengan pendekatan Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) yang akan dibantu dengan aplikasi Smart PLS 3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa variabel push effect (perceived information asymmetry & perceived inconvenience), pull (ubiquity, perceived personalization & relative advantage of substitution) serta mooring (habit & switching cost) memengaruhi switching intention dari layanan wealth management tradisional menuju ke aplikasi wealth management XYZ. Penemuan penelitian diharapkan dapat membantu bank XYZ untuk mempertimbangkan faktor berpengaruh dalam menyusun strategi untuk mendorong peralihan dari layanan tradisional menuju ke aplikasi.

The development of the investment industry in recent years has prompted Bank XYZ to launch the innovative XYZ mobile wealth management application. Bank XYZ has been operating in Indonesia for over 10 years. Bank XYZ Indonesia is a subsidiary of Bank XYZ Global, a leading international financial institution. Bank XYZ actively markets investment products, one of which is through the XYZ mobile wealth management application, which contributes approximately 30% - 50% of the bank's investments. Currently, the use of this application has not yet reached the target contribution of 70% in investments. The purpose of this research is to analyze the factors influencing banking customers' switching intention from traditional wealth-management to the XYZ wealth management mobile application. This study will adopt the push, pull, and mooring theories. A quantitative approach will be used, supported by a questionnaire designed based on each factor in the Likert scale, along with demographic questions. The survey will involve 262 respondents who are users of the XYZ wealth management application and have previously used traditional wealth management services. Data processing will be conducted using the Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) method, facilitated by the Smart PLS 3 application. The research results indicate that the push effect variables (perceived information asymmetry & perceived inconvenience), pull (ubiquity, perceived personalization & relative advantage of substitution), and mooring (habit & switching cost) influence the switching intention from traditional wealth management banking services to the XYZ wealth management application. The findings of this research are expected to help Bank XYZ consider influential factors in formulating strategies to encourage transition from traditional wealth services to mobile application."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Najwa Lathifah Ulima
"Dampak pandemi COVID-19 telah mengubah perilaku masyarakat Indonesia dalam mendapatkan hiburan, salah satunya dengan memanfaatkan platform digital, seperti layanan Video-on-Demand (VOD). Salah satu bentuk layanan VOD adalah Advertising Video-on- Demand (AVoD) di mana pengguna dapat menikmati konten secara gratis dengan menonton iklan yang ditampilkan. YouTube, sebagai salah satu aplikasi AVoD yang terkenal di Indonesia, menjadi fokus penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor push, pull, dan mooring yang memengaruhi switching intention pengguna YouTube versi gratis di Indonesia ke layanan berbayar YouTube, yaitu YouTube Premium. Penelitian ini dilakukan karena rendahnya angka pengguna YouTube versi gratis yang berpindah ke YouTube Premium. Penelitian ini memanfaatkan teori push- pull-mooring (PPM) yang kerap digunakan untuk meneliti niat beralih pengguna. Responden valid penelitian ini berjumlah 476 orang yang telah berlangganan akun YouTube Premium setidaknya sekali dalam satu tahun terakhir. Penelitian ini dianalisis secara kuantitatif (CB- SEM) dan kualitatif (wawancara). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perceived time efficiency, social influence, switching cost, dan habit memiliki pengaruh terhadap switching intention. Sementara itu, dissatisfaction, intrusiveness of advertising, perceived functional benefits, perceived emotional benefits, dan free mentality tidak berpengaruh pada switching intention. Untuk faktor moderasi, tiga dari empat faktor mooring terbukti memoderasi beberapa faktor push dan pull terhadap switching intention. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan industri AVoD, khususnya perusahaan YouTube, dalam meningkatkan jumlah pengguna premium pada layanan mereka. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap celah penelitian pada konteks layanan freemium ke premium dengan memanfaatkan teori PPM.

The COVID-19 pandemic has affected Indonesians in way of finding entertainment, one is to utilize digital platforms, such as Video-on-Demand (VOD). Advertising Video-on- Demand (AVoD) is one type of VOD service where the contents are free to watch, but the users need to watch certain advertisements. This research focuses on YouTube as one of the most popular AVoD in Indonesia. The research aims to identify push, pull, and mooring factors affecting Indonesian YouTube free users’ switching intention to a paid version of YouTube, namely YouTube Premium. This particular problem needs to be studied since the number of YouTube free user that have subscribed to YouTube Premium is exceedingly low. This research utilizes push-pull-mooring (PPM) theory, which researchers have often used to assess users' switching intentions in the past. The research has 476 valid respondents who have subscribed to YouTube Premium at least once in the past year. This study was analyzed quantitatively and qualitatively using CB-SEM and interview methods. This study shows that perceived time efficiency, social influence, switching cost, and habit affect users’ switching intention. Meanwhile, dissatisfaction, intrusiveness of advertising, perceived functional benefits, perceived emotional benefits, and free mentality do not affect users' switching intention. As for the moderating factors, three of the four mooring factors were found to affect a few of the push and pull factors' relation with switching intention. With those findings, it is hoped that this research can contribute to developing the AVoD industry, especially YouTube, in increasing its premium users. It is also hoped that this research can contribute to the freemium to premium service research gap incorporating PPM theory.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Husna Nabilah
"Dampak pandemi COVID-19 telah mengubah perilaku masyarakat Indonesia dalam mendapatkan hiburan, salah satunya dengan memanfaatkan platform digital, seperti layanan Video-on-Demand (VOD). Salah satu bentuk layanan VOD adalah Advertising Video-on-Demand (AVoD) di mana pengguna dapat menikmati konten secara gratis dengan menonton iklan yang ditampilkan. YouTube, sebagai salah satu aplikasi AVoD yang terkenal di Indonesia, menjadi fokus penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor push, pull, dan mooring yang memengaruhi switching intention pengguna YouTube versi gratis di Indonesia ke layanan berbayar YouTube, yaitu YouTube Premium. Penelitian ini dilakukan karena rendahnya angka pengguna YouTube versi gratis yang berpindah ke YouTube Premium. Penelitian ini memanfaatkan teori push-pull-mooring (PPM) yang kerap digunakan untuk meneliti niat beralih pengguna. Responden valid penelitian ini berjumlah 476 orang yang telah berlangganan akun YouTube Premium setidaknya sekali dalam satu tahun terakhir. Penelitian ini dianalisis secara kuantitatif (CB-SEM) dan kualitatif (wawancara). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perceived time efficiency, social influence, switching cost, dan habit memiliki pengaruh terhadap switching intention. Sementara itu, dissatisfaction, intrusiveness of advertising, perceived functional benefits, perceived emotional benefits, dan free mentality tidak berpengaruh pada switching intention. Untuk faktor moderasi, tiga dari empat faktor mooring terbukti memoderasi beberapa faktor push dan pull terhadap switching intention. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan industri AVoD, khususnya perusahaan YouTube, dalam meningkatkan jumlah pengguna premium pada layanan mereka. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap celah penelitian pada konteks layanan freemium ke premium dengan memanfaatkan teori PPM.

The COVID-19 pandemic has affected Indonesians in ways of finding entertainment, and one is to utilize digital platforms, such as Video-on-Demand (VOD). Advertising Video-on-Demand (AVoD) is one type of VOD service where the contents are free to watch, but the users need to watch certain advertisements. This research focuses on YouTube as one of the most popular AVoD in Indonesia. The research aims to identify push, pull, and mooring factors affecting Indonesian YouTube free users’ switching intention to a paid version of YouTube, namely YouTube Premium. This particular problem needs to be studied since the number of YouTube free user that have subscribed to YouTube Premium is exceedingly low. This research utilizes push-pull-mooring (PPM) theory, which researchers have often used to assess users' switching intentions in the past. The research has 476 valid respondents who have subscribed to YouTube Premium at least once in the past year. This study was analyzed quantitatively and qualitatively using CB-SEM and interview methods. This study shows that perceived time efficiency, social influence, switching cost, and habit affect users’ switching intention. Meanwhile, dissatisfaction, intrusiveness of advertising, perceived functional benefits, perceived emotional benefits, and free mentality do not affect users' switching intention. As for the moderating factors, three of the four mooring factors were found to affect a few of the push and pull factors' relation with switching intention. With those findings, it is hoped that this research can contribute to developing the AVoD industry, especially YouTube, in increasing its premium users. It is also hoped that this research can contribute to the freemium to premium service research gap incorporating PPM theory. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Habibie Permana
"Dampak pandemi COVID-19 telah mengubah perilaku masyarakat Indonesia dalam mendapatkan hiburan, salah satunya dengan memanfaatkan platform digital, seperti layanan Video-on-Demand (VOD). Salah satu bentuk layanan VOD adalah Advertising Video-on-Demand (AVoD) di mana pengguna dapat menikmati konten secara gratis dengan menonton iklan yang ditampilkan. YouTube, sebagai salah satu aplikasi AVoD yang terkenal di Indonesia, menjadi fokus penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor push, pull, dan mooring yang memengaruhi switching intention pengguna YouTube versi gratis di Indonesia ke layanan berbayar YouTube, yaitu YouTube Premium. Penelitian ini dilakukan karena rendahnya angka pengguna YouTube versi gratis yang berpindah ke YouTube Premium. Penelitian ini memanfaatkan teori push-pull-mooring (PPM) yang kerap digunakan untuk meneliti niat beralih pengguna. Responden valid penelitian ini berjumlah 476 orang yang telah berlangganan akun YouTube Premium setidaknya sekali dalam satu tahun terakhir. Penelitian ini dianalisis secara kuantitatif (CB-SEM) dan kualitatif (wawancara). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perceived time efficiency, social influence, switching cost, dan habit memiliki pengaruh terhadap switching intention. Sementara itu, dissatisfaction, intrusiveness of advertising, perceived functional benefits, perceived emotional benefits, dan free mentality tidak berpengaruh pada switching intention. Untuk faktor moderasi, tiga dari empat faktor mooring terbukti memoderasi beberapa faktor push dan pull terhadap switching intention. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan industri AVoD, khususnya perusahaan YouTube, dalam meningkatkan jumlah pengguna premium pada layanan mereka. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap celah penelitian pada konteks layanan freemium ke premium dengan memanfaatkan teori PPM.

The COVID-19 pandemic has affected Indonesians in ways of finding entertainment, and one is to utilize digital platforms, such as Video-on-Demand (VOD). Advertising Video-on-Demand (AVoD) is one type of VOD service where the contents are free to watch, but the users need to watch certain advertisements. This research focuses on YouTube as one of the most popular AVoD in Indonesia. The research aims to identify push, pull, and mooring factors affecting Indonesian YouTube free users’ switching intention to a paid version of YouTube, namely YouTube Premium. This particular problem needs to be studied since the number of YouTube free user that have subscribed to YouTube Premium is exceedingly low. This research utilizes push-pull-mooring (PPM) theory, which researchers have often used to assess users' switching intentions in the past. The research has 476 valid respondents who have subscribed to YouTube Premium at least once in the past year. This study was analyzed quantitatively and qualitatively using CB-SEM and interview methods. This study shows that perceived time efficiency, social influence, switching cost, and habit affect users’ switching intention. Meanwhile, dissatisfaction, intrusiveness of advertising, perceived functional benefits, perceived emotional benefits, and free mentality do not affect users' switching intention. As for the moderating factors, three of the four mooring factors were found to affect a few of the push and pull factors' relation with switching intention. With those findings, it is hoped that this research can contribute to developing the AVoD industry, especially YouTube, in increasing its premium users. It is also hoped that this research can contribute to the freemium to premium service research gap incorporating PPM theory."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inez Gabrina
"Femvertising (iklan yang menampilkan perempuan dengan citra positif dan memberdayakan) merupakan strategi pemasaran yang saat ini cukup marak digunakan oleh perusahaan. Dengan femvertising, diharapkan perusahaan akan terhubung dengan lebih baik dengan target konsumen dan mendapatkan sikap yang positif terhadap brand mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel anteseden dari attitude toward femvertising yaitu perceived congruence, perceived authenticity, public self-consciousness, social anxiety dan need for emotion dan bagaimana pengaruh sikap terhadap femvertising pada brand attitude, purchase intention dan e-WOM intention. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada 294 sampel, data diolah untuk kemudian dianalisis menggunakan SEM dan aplikasi AMOS. Hasil analisis menunjukkan bahwa perceived congruence, perceived authenticity dan public self-consciousness berpengaruh positif terhadap attitude toward femvertising, sedangkan social anxiety tidak berpengaruh secara signifikan dan need for emotion berpengaruh signifikan namun tidak secara positif. Ditemukan juga bahwa attitude toward femvertising berpengaruh positif secara signifikan terhadap brand attitude, purchase intention dan e-WOM intention. Penelitian ini memberikan kontribusi secara akademik dan implikasi manajerial mengenai strategi pemasaran dan periklanan dengan menggunakan isu pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender untuk menciptakan sikap yang positif sehingga berujung pada niat membeli.

Femvertising (ads that present women with an empowered and positive image) is a marketing strategy that is currently being widely used by companies. With femvertising, it is hoped that companies will better connect with target consumers and gain a positive attitude towards their brand. This study aims to analyze the antecedent variables of attitudes towards femvertising, namely perceived congruence, perceived authenticity, public self-consciousness, social anxiety and need for emotion and how attitudes towards femvertising influence brand attitudes, purchase intentions and e-WOM intentions. The research was carried out by distributing questionnaires to 294 samples, then the data was processed and analyzed using SEM and the AMOS application. The results show that perceived congruence, perceived authenticity and public self-consciousness have a positive effect on attitudes towards femvertising, while social anxiety has no significant effect and need for emotion has a significant but not positive effect. It was also found that attitudes towards femvertising has a significant positive effect on brand attitudes, purchase intentions and e-WOM intentions. This research contributes academically and has managerial implications regarding marketing and advertising strategies by using the issue of women's empowerment and gender equality to create positive attitudes that lead to purchase intentions."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N. Putranti
"Strategi positionning iklan merupakan salah satu cara
dalam menarik perbatian masyarakat akan suatu iklan dari
produk atau jasa yang di tawarkan be:cupaya
memberi makna dari suatu produ'k · kepada masyarakat.,
lebib mudatJ mengingat produk yang diiklankan. St>rategi
demikian d i tuangkan dala.m aspek. kreatif iklan, yang meliputi
v:isutd.iscisi, copy, ·ta:l::-a warna, dan ta·ta letak disal.n iklan.
Sa.le.b satu produk yang . iklannya menempuh :J trat.egi
I? O:':.dl.io1i .ing adalab . Cokla·t Wafer 'rop. Produk ini diposj_sikan
sebe.gai jajanan para remaja. Dalam iklannya menggunakan"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S4052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Eka Puspitasari
"Penelitian ini ingin menguji apakah terdapat pengaruh ancaman kematian terhadap sikap dan intensi membeli produk luks dengan menggunakan dasar teror management theory. Teror management theory dalam penelitan yang dilakukan Mandel dan Heine (1999) membuktikan saat individu diingatkan akan kematiannya, maka sikap dan intensi membeli produk luks akan meningkat. Partisipan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok saliansi mortalitas tinggi dan kelompok saliansi mortalitas rendah. Kelompok partisipan tingkat saliansi mortalitas tinggi diberikan skenario mengenai berita-berita tentang kecelakaan dan bencana alam yang terjadi kematian, sedangkan kelompok partisipan kelompok saliansi mortaiitas rendah diberikan skenario mengenai berita-berita tentang kecelakaan, bencana alam tanpa ada kematian. Setelah itu partisipan menjawab melengkapi kata, selanjutnya memperhatikan iklan produk dan menjawab pertanyaan tentang sikap dan intensi membeli produk. Hasilnya pada produk luks terjadi perbedaan yang signifikan antara tingkat saliansi mortalitas tinggi dan tingkat sallansi mortalitas rendah. Sedangkan produk ekonomi, pada hipotesis awal dituliskan tidak terjadi perbedaan terhadap sikap dan intensi membeli produk dalam kondisi saliansi mortalitas tinggi dan kondisi saliansi mortalitas rendah. Hasilnya terdapat perbedaan, dalam tesis ini dibuktikan dalarn kondisi saliansi mortalitas rendah sikap dan intensi membeli produk ekonomis meningkat.

This research demonstrates that exposure to death-related stimuli can increase attitude and intention to buy luxurious product. This research demonstrates that consumer who has been recently reminded of their own impending mortality wish to purchase luxurious product, Mandel and Heine (1999) has approved this hypothesis. Participants divided into two groups, first group are mortality salience group and the second group are control group. Participants in the first group were asked to read scenario about news article related to death, and second group participants were asked scenario about news article not related to death. After that participants, must answer the question about mortality salience word and answer question about attitude and intention to buy after saw the advertising. The result of this research, there is correlation about level of mortality salience with attitude and intentions to buy luxurious product and vice versa on economic products. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T33907
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atrasina Luthfiyah Adviany
"Saat ini, industri musik tengah mengalami transformasi yang didorong oleh kemajuan teknologi. Kemajuan ini menawarkan aksesibilitas yang lebih besar dan membuka peluang baru bagi para musisi independen. Oleh sebab itu, para musisi independen perlu beradaptasi dengan memanfaatkan strategi pemasaran yang efektif, seperti transmedia storytelling. Salah satu musisi independen Indonesia yang memanfaatkan transmedia storytelling dalam pemasarannya adalah Hindia. Studi ini bertujuan untuk mengobservasi penggunaan strategi transmedia storytelling oleh Hindia dalam pemasaran album ‘Lagipula Hidup Akan Berakhir’ untuk mendorong keterlibatan audiens. Jurnal makalah ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan observasi. Narasi album ‘Lagipula Hidup Akan Berakhir’ oleh Hindia diobservasi melalui 7 prinsip transmedia storytelling oleh Jenkins dan keterkaitan dengan 5 proses audience engagement oleh Turner di dalamnya. Berdasarkan 7 prinsip transmedia storytelling, terdapat 4 prinsip, yaitu drillability, immersion vs extractability, worldbuilding, dan performance yang sangat mendorong keterlibatan audiens, mulai dari proses engage hingga reward. Keterlibatan ini membangun hubungan emosional yang lebih dalam antara Hindia dan audiensnya.

Currently, the music industry is undergoing a transformation driven by technological advances. This advancement offers greater accessibility and opens up new opportunities for independent musicians. Therefore, independent musicians need to adapt by utilizing effective marketing strategies, such as transmedia storytelling. One of the independent Indonesian musicians who utilizes transmedia storytelling in their marketing is Hindia. This study aims to observe the use of transmedia storytelling strategies by Hindia in marketing the album ‘Lagipula Hidup Akan Berakhir’ to encourage audience engagement. This presentation journal uses a qualitative method with an observational approach. The narrative of the album ‘Lagipula Hidup Akan Berakhir’ by Hindia is observed through the 7 principles of transmedia storytelling by Jenkins and the relationship with the 5 audience engagement processes by Turner in it. Based on the 7 principles of transmedia storytelling, there are 4 principles, namely Drillability, Immersion vs Extractability, Worldbuilding, and Performance which greatly encourage audience engagement, from the Engage process to Reward. This engagement builds a deeper emotional connection between Hindia and his audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>