Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ersan Pamungkas
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk memperlihatkan hasil penerjemahan pidato politik karya penerjemah penutur jati bahasa Indonesia dan penerjemah penutur jati bahasa Inggris. Berdasarkan tujuan ini, ada tiga sasaran penelitian, yaitu mendeskripsikan penerapan metode penerjemahan yang diterapkan oleh kedua penerjemah dalam menerjemahkan lima pidato politik dan pengaruhnya pada hasilnya, menemukan teknik penerjemahan yang digunakan oleh kedua penerjemah dalam menerjemahkan pidato politik dan pengaruh pada hasilnya, dan mendeskripsikan teknik penerjemahan yang cenderung digunakan oleh kedua penerjemah dalam menerjemahkan tiap bagian pidato politik. Kajian dilakukan dengan menggunakan pendekatan berbasis korpus, model komparatif, serta teori strategi penerjemahan. Metode kualitatif berupa analisis teks sebagai sebuah studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Analisis terjemahan sebagai sebuah produk didasarkan pada strategi yang diterapkan kedua penerjemah dalam menerjemahkan pidato politik. Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua penerjemah menerapkan metode dan teknik penerjemahan yang sama. Empat metode penerjemahan yang diterapkan kedua penerjemah adalah metode penerjemahan harfiah, metode penerjemahan setia, metode penerjemahan semantis, dan metode penerjemahan komunikatif. Penerapan empat metode itu menunjukkan adanya dua ideologi penerjemahan dalam terjemahan keduanya. Adapun sembilan teknik terjemahan diterapkan oleh kedua penerjemah yakni transferensi, kalke, teknik literal, padanan budaya, padanan lazim, transposisi, modulasi, reduksi, dan eksplisitasi. Temuan lain dalam penelitian ini adalah bahwa meskipun kedua penerjemah menguasai dua bahasa jati yang berbeda, strategi penerjemahan yang diterapkan sama dan hal ini menggambarkan kualitas terjemahan keduanya. Penelitian ini juga menunjukkan kecenderungan penerapan sejumlah teknik penerjemahan dalam lima bagian pidato politik.

ABSTRACT
This research aims to demonstrate the result of the translation of political speeches done by an Indonesian native speaker translator and an English native speaker translator. Based on this objective, there are three research goals to be met, namely to describe the application of translation methods applied by the two translators in translating those speeches and the impacts to the translation, to find translation techniques applied by the two translators in translating political speeches and the impacts to the translation, and describing translation techniques that tend to be used by the two translators in translating five parts of a political speech. The research is one by using corpus-based approach, a comparative mode, and translation strategy theories. A qualitative method in the form of a text analysis as a case study is adopted in this research. Analysis of a translation as a product is based on the translation strategies adopted by the the two translators in translating political speeches. The research shows that the two translators apply the same translation methods and techniques. Those four methods are literal translation method, faithful translation method, semantic translation method, and communicative translation method. The adoption of these four methods also signify two translation ideologies in their translations. In the meantime, nine translation techniques adopted by the two translators are transferensi, calque, literal, cultural equivalence, established equivalence, transposition, modulation, reduction and addition. The research also shows that although the two translators have two different native languages, translation strategies adopted by them are the same and this can describe the quality of their translations. The research also shows a tendency of the application of certain translation techniques by the two translators in translating five parts of a political speech."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
D2745
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Alif Rayhan
"Dialogue subtitling telah menjadi bagian penting dari video game modern dan terikat pada proses di mana subtitle dialog diterjemahkan dari bahasa sumber asli (SL) ke bahasa target lain (TL) (Pelwood, 2021). Gagasan ini sesuai dengan video game online populer Genshin Impact di mana game ini menggabungkan terjemahan subtitle ke dialog karakternya. Jumlah interaksi karakter game yang tinggi di Genshin Impact menghasilkan berbagai tindak tutur yang ditemukan dalam dialog karakter yang memiliki pengaruh pada strategi subtitling yang digunakan oleh penerjemah. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana tindak tutur dalam dialog karakter di Genshin Impact diterjemahkan menggunakan teori strategi subtitling Gottlieb. Proses analisis dimulai dengan mengevaluasi dan mengklasifikasikan jenis-jenis tindak tutur dan strategi subtitling yang digunakan oleh penerjemah. Kemudian, data dianalisis untuk melihat tren dalam proses penerjemahan. Hasil makalah menunjukkan strategi subtitling yang konsisten digunakan untuk menerjemahkan kategori tindak tutur tertentu. Proses penerjemahan dialog karakter di Genshin Impact mencakup strategi parafrase, transfer, imitasi, kondensasi, dislokasi, ekspansi, transkripsi, peniadaan, dan strategi pengunduran diri.

Dialogue subtitling has been an important part of modern video games and is bound to be a process where dialogue subtitle is translated from its original source language (SL) to another target language (TL) (Pelwood, 2021). This notion sticks true to the popular online role-playing video game Genshin Impact where the game incorporates subtitle translation to its characters' dialogue. The high number of game characters’ interactions in Genshin Impact results in a variety of speech acts found in the character dialogue which has an influence on the subtitling strategies employed by the translator. Thus, this paper aims to explore how speech acts in character dialogue in Genshin Impact are translated using Gottlieb's subtitling strategies theory. The analysis process starts with evaluating and categorizing the types of speech acts and subtitling strategies used by the translator. Then, the data are analysed to see the trends in the translation process. The results of the paper indicate consistent subtitling strategies employed for translating specific categories of speech acts. The translation of characters’ dialogues process in Genshin Impact includes paraphrase, transfer, imitation, condensation, dislocation, expansion, transcription, decimation, and resignation strategies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrul Alrista Darajat
"[Skripsi ini membahas korelasi penguasaan verba lampau mahasiswa program studi Inggris Universitas Indonesia penutur Jawa dengan kesalahan pelafalan verba lampau Penelitian ini adalah perpaduan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif analisis Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan dua tahap pengujian yaitu membaca lisan naskah dan berbicara langsung Hasil dari penelitian ini menggambarkan adanya perbedaan penguasaan pelafalan verba lampau pada bentuk teratur regular dan tidak teratur irregular serta pada saat membaca lisan dan berbicara langsung Hal ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi pada saat membaca lisan dan berbicara langsung ;The focus of this study is to find the correlation between Javanese speaking English Department Students rsquo past verbs speech proficiency and past verbs speech errors This research uses a mixture of qualitative and quantitative approach with descriptive analytical method The data are collected through two steps which are speech reading and spontaneous speech The results show that there is a difference between past verbs speech proficiency during oral reading and direct speaking tasks This happens because of the different condition between oral reading and direct speaking tasks ;The focus of this study is to find the correlation between Javanese speaking English Department Students rsquo past verbs speech proficiency and past verbs speech errors This research uses a mixture of qualitative and quantitative approach with descriptive analytical method The data are collected through two steps which are speech reading and spontaneous speech The results show that there is a difference between past verbs speech proficiency during oral reading and direct speaking tasks This happens because of the different condition between oral reading and direct speaking tasks , The focus of this study is to find the correlation between Javanese speaking English Department Students rsquo past verbs speech proficiency and past verbs speech errors This research uses a mixture of qualitative and quantitative approach with descriptive analytical method The data are collected through two steps which are speech reading and spontaneous speech The results show that there is a difference between past verbs speech proficiency during oral reading and direct speaking tasks This happens because of the different condition between oral reading and direct speaking tasks ]"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Adhli Fahira
"Upaya meyakinkan seseorang dikenal dengan istilah persuasi. Setelah penutur bahasa meyampaikan tuturan persuasif, seyogianya tuturan tersebut berhasil meyakinkan mitra tuturnya. Namun, tampaknya agen properti tidak hanya mengucapkan tuturan persuasifnya sekali. Berdasarkan pencermatan awal, tampaknya agen properti menyampaikan tuturan persuasifnya berkali-kali, ia menyampaikan sekuens (urutan) tuturan persuasif kepada calon pembeli. Oleh karena itu, sekuens tuturan persuasif agen properti kepada calon pembeli menarik untuk dicermati. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan realisasi dan karakteristik sekuens tuturan persuasif bahasa Jepang dalam penjualan properti. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah 12 percakapan yang mengandung sekuens persuasif. Data itu diperoleh dari drama Jepang Ie Uru Onna. Penelitian ini menemukan bahwa sekuens tuturan persuasif oleh agen properti kepada calon pembeli dapat dikategorikan menjadi (i) Sekuens tuturan persuasif dengan eksplikatur, (ii) Sekuens tuturan persuasif dengan implikatur, dan (iii) Sekuens tuturan persuasif dengan eksplikatur dan implikatur. Hasil analisis menunjukkan bahwa agen properti cenderung mengujarkan tuturan persuasifnya berkali-kali. Sekuens tuturan persuasif yang paling banyak digunakan adalah sekuens tuturan persuasif dengan implikatur. Dengan kata lain, agen properti cenderung menyampaikan beberapa kali tuturan persuasif yang disertai alasan agar persuasi berhasil.

The effort to convince someone is known as persuasion. After the speaker delivers a persuasive speech, the speech should successfully convince his/her speech partner. However, it seems that real estate agents do not only utter their persuasive speech only once. Based on the initial observation, it seems that the real estate agents utter their persuasive speech many times, they deliver persuasive speech sequence to convince potential buyers. Therefore, the persuasive speech sequence by real estate agents to potential buyers are interesting to observe. This study aims to explain the realization and characteristics of Japanese persuasive speech sequence in property sales. The research data consists of 12 conversations containing persuasive sequence. The datas were obtained from Japanese drama Ie Uru Onna. This study found that persuasive speech sequence by real estate agents to potential buyers can be categorized into (i) persuasive speech sequence with explicatures, (ii) persuasive speech sequence with implicatures, and (iii) persuasive speech sequence with explicatures and implicatures. The analysis results indicate that real estate agents tend to repeatedly deliver their persuasive speech. The most frequently used persuasive speech sequence is the one with implicature. In other words, real estate agents tend to convey persuasive speech multiple times, accompanied by reasons, in order to achieve successful persuasion."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kotambunan, F.E.
"ABSTRAK
Untuk menunjukkan betapa signifikan kesepadanan makna TSu dan TSa dalam teks hukum bisnis merupakan tujuan penelitian ini. Adapun manfaat penelitian adalah memotivasi penerjemah agar lebih kritis dan cermat sehingga menghasilkan terjemahan yang berkualitas. Hasil penelitian juga bermanfaat sebagai acuan untuk penelitian lanjutan dalam ranah dan kajian yang sejenis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian perpustakaan dan lapangan untuk mengumpulkan data serta teknik analisis data dengan model komparatif dan kausal. Faktor ekstratekstual dan intratekstual TSu dan TSa Nord adalah variabel yang ditetapkan dalam menganalisis data. Penelitian ini dibatasi pada strategi penambahan dan penghilangan makna dalam kata, frasa atau ungkapan, klausa, dan kalimat. Sebagai dampak penerapan strategi ini, kesesuaian TSu dan TSa dengan bidal Grice dianalisis. Hasil penelitian adalah pertama, faktor ekstratekstual, intratekstual TSu dan TSa cenderung sama untuk mencapai kesepadanan makna TSu dan TSa. Kedua, kesalahan penyimpangan, penambahan, dan penghilangan makna ditemukan sebagai dampak penerapan strategi penambahan dan penghilangan makna. Ketiga, gaya penulisan teks hukum bisnis dalam bahasa Indonesia belum seragam dibandingkan penulisan dalam bahasa Inggris. Sebagai kesimpulan, penerjemahan teks hukum bisnis mengikuti kriteria setia dan konvensional. Kemudian, penguasaan pengetahuan di berbagai bidang dan kerja sama yang baik antarpihak menentukan keberhasilan praktik penerjemahan. Saran peneliti adalah penelitian yang lebih komprehensif dalam teks hukum lain perlu dilakukan. Disamping itu, sebaiknya penyuntingan teks dan penyelarasan kata dilakukan lebih dari dua kali untuk mengurangi kesalahan penafsiran.Kata kunci:Faktor ekstratekstual dan intratekstual; kesalahan penafsiran; kesepadanan makna; strategi penambahan dan penghilangan makna; teks hukum bisnis.

ABSTRACT
To show how crucial the equivalence of ST and TT in business law text is the main goal of this research. Besides that, the benefit of this research is to motivate a translator to become more critical and accurate in producing more quality translations. The results of research can be utilized as benchmark to conduct further research in similar study. The library research and field method are commonly administered in translation research. And the technique of analyzing data exerts comparative and causal model between the Source Text ST and the Target Text TT . It is determined that the approach is pursuant to ST and TT both Nord Extra textual and Intra textual factors. In addition, the research scope is limited to addition and omission, strategy of translating in word, phrase or term, clause, and sentence. The conformity of ST and TT to Grice rsquo s maxim is also analyzed as the effect of employing strategy of translating, the addition and omission. This research findings, firstly verifies that extra textual and intra textual factors are mostly integrated in achieving equivalence of ST and TT. Secondly, it is also discovered that translation error of deviation, addition, and omission of meaning as the impact of translating strategy application, addition and omission. Thirdly, it is acquired that writing business law text in English is more conventional comparing to Indonesian. In conclusion, the translation of business law text complies with faithful and conventional main criteria. Moreover, not only the mastery of other knowledge related, but also good collaboration are required between concerned parties and determined the success of translation practice. Therefore, it is wished for these results and implications could be referred to proceed with comprehensive research in other legal texts. Hereafter, it is also advised that proofreading is performed more than twice to minimalize misinterpretation. "
2016
T47203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Pratiwi
"Penelitian ini membahas tindak tutur direktif bahasa Jepang dalam anime Gakuen Babysitters. Teori tindak tutur direktif yang dikemukakan oleh Searle menjadi acuan dalam penelitian ini. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, yakni menjelaskan tuturan direktif yang disampaikan oleh dewasa kepada anak-anak dan tuturan direktif anak-anak kepada dewasa. Hasil penelitian ini menunjukan tindak tutur direktif dalam anime Gakuen Babysitter diperoleh data berjumlah 81. Tindak tutur direktif oleh dewasa kepada anak-anak berjumlah 44 data, terdiri dari perintah, permintaan, larangan, ajakan, dan izin. Tindak tutur direktif anak-anak kepada dewasa berjumlah 37 data, terdiri dari perintah, permintaan, dan larangan. Tuturan anak-anak cenderung menggunakan kata halus dan santun, seperti penggunaan bentuk ~te kudasai, ~naide kudasai, dan onegai shimasu. Berbeda dengan anak-anak, tuturan dewasa menggunakan bentuk yang terdengar kasar, memaksa dan penggunaanya hanya dapat digunakan oleh orang dengan status lebih tinggi, seperti bentuk ~ro, ~na, ~nasai, dan ~te kure.

This research discusses Japanese directive speech acts in the anime Gakuen Babysitters. The theory of directive speech acts put forward by Searle becomes a reference in this study. The purpose of this research is to explain the directive speech delivered by adults to children and children's directive speech to adults. The results of this study show that directive speech acts in the anime Gakuen Babysitter obtained data totaling 81. Directive speech acts by adults to children amounted to 44 data, consisting of commands, requests, prohibitions, invitations, and permissions. Directive speech acts of children to adults amounted to 37 data, consisting of commands, requests, and prohibitions. Children's speech tends to use subtle and polite words, such as the use of the forms ~te kudasai, ~naide kudasai, and onegai shimasu. In contrast to children, adult speech uses forms that sound harsh, forceful and can only be used by people with higher status, such as the forms ~ro, ~na, ~nasai, and ~te kure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Marudut Hotman Pangihutan Bancin
"Penelitian ini terutama bertujuan untuk mengungkap derajat kepatutan tindak tutur direktif bahasa inggris yang dicapai pemelajar bahasa Inggris yang telah mempelajari bahasa ini sebagai bahasa kedua selama lima semester di FIPB UI. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendiskusikan, mengklasifikasi, dan mengkuantitikasi kesalahan yang dibuat pemelajar ini menurut penyebab atau sumber kesalahan tersebut.
Korpus data penelitian ini dikumpulka1i dari jawaban responden dengan kuesioner survei. Sementara ancangan kualitatif dimanfaatkan untuk mengungkap hentuk-bentuk tindak tutur yang digunakan dan kesalahan yang ada yang dibuat responden penelitian ini, ancangan kuantitatif dipakai untuk mengkuantifikasi data dengan analisis statistik, Anaiis variansi dan Uji-t.
Temuannva mencakupi kelebihsukaan responden dalam menggunakan strategi bertutur tertentu, jenis dan sumber kesalahan kompetensi, dan korelasi kompetensi linguistik dengan kompetensi sosiolinguistik. Kemudian analisis variansi dalam hal jenis kelamin memperoleh basil yang menunjukkan bahwa kepatutan tindak tutur direktif responden berbeda secara signifikan menurut jenis kelamin seperti yang dapat disimpulkan dari basil uji-t yang signitikan pada a=0,05 Implikasinya adalah kelompok perempuan cenderung memiliki tindak tutur yang lebih patut daripada kelompok laki-laki.

This research is primarily aimed at exploring and revealing the appropriateness degree of English directive speech acts achieved by the English learners who have been exposed to English as a second language for five semesters at FiPB UI. in order that a speaker speaks English appropriately, he should take several factors into account whether or not the hearer is superior, the speaker and the hearer have known each other well, and the verbal interaction takes place in public. Also, it is the aim of this study to discuss. classify, and quantify errors made by the learners according to their causes or sources.
The corpus of data for this research was extracted from the answers of the respondents via a survey questionnaire. Whereas the qualitative approach was employed in this work to explore the forms of speech act used and the existing errors commitTed by the respondents, the quantitative approach was utilized to e quantify the data using statistical analyses, Analysis of variance and T-test.
The findings include the respondents' preference to use particular strategies, the types and sources of competence errors, and the correlation between linguistic competence and sociolinguistic competence. Moreover, the analysis of variance in terms of sex yields a result which shows that appropriateness of the respondents' directive speech acts does vary significantly according to sex as can be inferred from the result of the t-test significant at a=0.05. The implication is that female group tends to have more appropriate speech act than male group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rissari Yayuk
"ABSTRAK
Penelitian ini mengangkat materi tindak tutur ekspresif pujian pada masyarakat Banjar. Masalah yang dikaji 1) Bagaimana wujud tindak ekspresif pujian dalam bahasa Banjar, 2) Modus kalimat apa yang digunakan dalam tindak tutur ekspresif pujian, 3) Strategi kesantunan apa yang digunakan dalam tindak ekspresif bahasa Banjar. Tujuan penelitian meliputi pendeskripsian 1) wujud tindak ekspresif pujian dalam bahasa Banjar, 2) Modus kalimat yang digunakan dalam tindak tutur ekspresif pujian, 3) Strategi kesantunan yang digunakan dalam tindak ekspresif bahasa Banjar. Metode yang digunakan deskritif kualitatif. Teknik penelitian adalah rekam dan catat. Sumber data dari kota Martapura. Waktu pengambilan data Juni 2015 sampai dengan Januari 2016. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan Wujud tindak ekspresif pujian dalam bahasa Banjar ini ditandai dengan modalitas umayamboi, salutsalut, dan dasar dasar. Ujaran ini dituturkan dalam situasi santai. Pada umumnya tuturan memiliki modus kalimat berita atau deklaratif. Intonasi kalimat datar dengan disertai senyum ramah penutur. Penggunaan tindak pujian ini berpegang kepada prinsip kesantunan (maksim) kerendahantian. Kerendahatian ditandai dengan mengutamakan pujian kepada kelebihan yang dimiliki orang lain."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzi
"ABSTRACT
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pidato Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad AlTsani pada 21 Juli 2017 yang tetap menggunakan bahasa yang santun dalam penyampaianya, meskipun Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan mengembargonya pada 5 Juni 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tindak tutur dan kesantunan bahasa dalam pidato Emir Qatar tersebut. Adapun teori yang digunakan ialah teori tindak tutur Searle 1979 dan teori kesantunan bahasa Brown dan Levinson 1987. Tindak tutur menurut Searle 1979 terbagi menjadi lima jenis, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Adapun kesantunan menurut Brown dan Levinson 1987 terbagi menjadi lima jenis, yaitu kesantunan bertutur langsung, kesantunan positif, kesantunan negatif, kesantunan bertutur samar-samar, dan diam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif. Data yang dianalisis berupa teks pidato Emir Qatar tertanggal 21 Juli 2017 yang bersumber dari situs resmi pemerintah Qatar. Penulis berhasil mengidentifikasi 35 yang mengandung tindak tutur dengan rincian 19 asertif, 7 direktif, 8 ekspresif, dan 1 komisif. Sedangkan tuturan kesantunan ditemukan sebanyak 26 tuturan, dengan rincian 4 penggunaan strategi bertutur langsung, 5 strategi kesantunan positif, 14 strategi kesantunan negatif, dan 3 strategi kesantunan berututur samar-samar. Identifikasi tersebut menunjukkan bahwa Emir Qatar menekankan pidatonya pada realita yang sesungguhnya terjadi dalam hubungan antara Qatar dengan empat negara tetangganya. Selain itu, ia juga mengkritik dan menyindir mereka di samping menolak tuduhan terorisme dan ikut campur dalam urusan dalam negeri mereka. Meskipun demikian, Emir Qatar tetap berupaya menjaga hubungannya dengan empat negara tetangga dengan mengungkapkan keakrabannya untuk memperbaiki dan mengevaluasi kedekatan hubungan demi mengakhiri perselisihan yang terjadi

ABSTRACT
This research was based on Qatari Emirs speech, Sheikh Tamim bin Hamad AlThani on July 21, 2017, that still preferred to use polite language, although Saudi Arabia, the United Arab Emirates, Bahrain, and Egypt discontinued their diplomatic relations with Qatar and executed embargo it on June 5, 2017. This research aimed to analyze the speech act and politeness in Qatari Emirs speech and reveal the intention of its use. The theory used in this research was Searles speech act theory 1979 and Brown and Levinsons politeness theory 1987. The speech acts according to Searle 1979 are divided into five types, namely assertive, directive, commissive, expressive, and declarative. Brown and Levinson classify politeness into five types, namely on record without redressive action-baldly, on record with positive politeness, on record with negative politeness, off record, and silent (do not do face threatening act). The method used in this research was qualitative-descriptive. The data analyzed in this research was Qatari Emirs speech text on July 21, 2017 which officially sourced from the government of Qatar. The author successfully identified 35 speech acts with details of 19 assertive, 7 directives, 8 expressive, and 1 commissive and 26 politeness speech with 4 on record without redressive action-baldly strategy, 5 positive politeness strategy, 14 negative politeness strategy, and 3 off-record strategy. Based on the results of the identification, it shows that the Qatari Emir stressed his speech on the reality of the relationship between Qatar and its four neighboring countries. In addition, he also criticized and quipped them in addition to rejecting terrorism charges and interfering in their internal affairs. Nevertheless, the Emir of Qatar is still working to maintain his relationship with the four neighboring countries by expressing his intimacy to improve and evaluate the closeness of the relationship to end the disputes."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Yuanita Setyohardjo
"Di masa kini, media sosial dimanfaatkan sebagai lapangan pekerjaan. Dengan adanya citra diri dan jumlah engagement (tolak ukur) yang tinggi, seseorang dapat menjadi pemengaruh. Selain mendapat dukungan dan pujian dari masyarakat, beberapa pemengaruh juga mendapat penolakan dan ujaran kebencian. Ujaran kebencian ini dirasakan oleh beberapa pemengaruh di Indonesia. Kasus ini dapat ditelaah lebih dalam dengan ilmu linguistik. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana ujaran kebencian terhadap pemengaruh Indonesia melalui pesan langsung (direct message) Instagram jika diteliti secara semantik dan pragmatik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) penutur menggunakan konteks linguistik yang lebih sedikit daripada konteks nonlinguistik, (2) penutur menggunakan kata makian yang memiliki makna asosiatif, dan (3) jenis tindak tutur yang digunakan adalah lokusi dalam bentuk pernyataan, pertanyaan, dan perintah, ilokusi pada kategori asertif, direktif, komisif, dan ekspresif, dan perlokusi dalam bentuk meyakinkan, membujuk, menghasut, dan menyesatkan.

Nowadays, social media is used as a job opportunity. With personal branding and a high number of engagements, someone can become an influencer. Apart from receiving support and praise from the public, several influencers also received rejection and hate speech. This hate speech was felt by several influencers in Indonesia. This case can be studied more deeply in linguistics. The formulation of the research problem is how hate speech towards Indonesian influencers via Instagram direct messages is examined semantically and pragmatically. The method used in this research is a qualitative method. The results of this research are (1) speakers use fewer linguistic contexts than non-linguistic contexts, (2) speakers use swear words that have associative meaning, and (3) the types of speech acts used are locutions in the form of statements, questions and commands, illocutionary in the categories of assertive, directive, commissive, and expressive, and perlocution in the form of convincing, persuading, inciting, and misleading."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>