Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212588 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Ima Oktaviana
"

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis work-family balance sebagai mediator dalam hubungan antara dukungan sosial dari multiple domain dan kepuasan kerja pekerja offshore. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui pengisian kuesioner secara self administered survey. Sebanyak 230 responden telah mengisi kuesioner penelitian ini secara online dan offline. Metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa work-family balance memiliki peran mediasi terhadap dua sumber dukungan sosial, yaitu dukungan atasan dan pasangan. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya work-family balance dikarenakan dukungan sosial yang diterima oleh pekerja offshore yang berdampak pada kepuasan kerja. Work-family balance tidak memberikan nilai yang signifikan pada relasi dukungan rekan kerja terhadap kepuasan kerja, akan tetapi terdapat korelasi yang positif.

 


This research analyzes work-family balance as a mediator of the relationship between social support from multiple domain and job satisfaction on offshore workers. This research used quantitative methods employing self-administered survey. A total of 230 respondents filled out the questionnaire, both online and offline. The analysis involved the Structural Equation Modeling (SEM) method. The finding showed that work-family balance had a mediating role in two sources of social supports (supervisor support and partner support). This result indicated that increasing work family balance was due to social support received by offshore workers that affects job satisfaction. Work family balance did not provide significant effect on the relationship of co-worker support and job satisfaction; however, there was a positive correlation.

 

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beatrice Clarisa
"Work-family conflict merupakan konflik antar peran yang terjadi ketika tuntutan peran dalam kehidupan pekerjaan dan keluarga bersifat saling bertentangan dalam beberapa hal.
Ketidakmampuan untuk menyeimbangkan dua tuntutan peran yang berbeda dapat memberikan dampak negatif bagi individu, keluarga, maupun perusahaan. Ketersediaan dukungan sosial dapat menyediakan sumber daya bagi individu untuk mengelola tuntutan peran pekerjaan dan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
dukungan sosial supervisor, rekan kerja, dan pasangan dengan work-family conflict pada perawat wanita yang telah menikah. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2023 dengan responden 75 perawat wanita yang telah menikah, yang dipilih dengan menggunakan stratified random
sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Hasil penelitian melalui uji korelasi Kendall’s tau-b menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial pasangan dan dukungan sosial rekan kerja dalam beberapa aspek (dukungan emosional,
dukungan informasi, dan dukungan penilaian) dengan work-family conflict. Sedangkan itu, ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial supervisor dengan work-family conflict. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat dukungan sosial pasangan dan rekan kerja yang dimiliki, maka akan semakin rendah tingkat
work-family conflict yang dialami. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi manajemen organisasi pelayanan kemanusiaan dalam mengembangkan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dalam kehidupan pekerjaan-keluarga pekerja

Work-family conflict is a form of an inter-role conflict that occurs when the demands of roles in work and family life are mutually contradictory in several ways. The inability to balance the demands of two different roles can have a negative impact on individuals, families and
even companies. The availability of social support can provide additional resources for
individuals to manage the competing demands of work and family roles. This research aims
to determine the relationship between the social support of supervisors, colleagues, and
partners with work-family conflict in married female nurses. This study used quantitative
methods with descriptive objectives. Data collection was conducted in June 2023 with 75
married female nurses as respondents, who were selected using stratified random sampling
as the sampling method. The research results obtained from Kendall's tau-b correlation test
showed that there was a significant negative relationship between spousal social support and
coworker social support in several aspects (emotional support, informational support, and
appraisal support) with work-family conflict. However, it was found that there was no
significant relationship between the social support of supervisors and work-family conflict.
The results showed that the higher the level of spousal and co-worker social support an
individual received, the lower the level of work-family conflict experienced. This research is
expected to contribute for the management of human service organizations in developing
efforts to improve the welfare in the work-family life of workers.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prajnadhyma Bramadewandhana
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran psychological capital sebagai moderator hubungan antara work-family conflict dan kepuasan kerja. Pengukuran work-family conflict dilakukan dengan melihat kedua arahnya work interference with family dan family interference with work, menggunakan alat ukur WFCS work-family conflict scale. Kepuasan kerja diukur menggunakan alat ukur MSQ Minnesota Satisfaction Questionnaire. Psychological Capital diukur menggunakan alat ukur PCQ Psychological Capital Questionnaire. Responden dalam penelitian ini adalah 205 ibu bekerja di daerah Jakarta dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara work interference with family dan kepuasan kerja r=-0,32, p0,05.

This research was conducted to know moderating role of psychological capital on relationship between work family conflict and job satisfaction. Each directions of Work family conflict work interference with family dan family interference with work was measured using WFCS work family conflict scale. Job satisfaction was measured using MSQ Minnesota Satisfaction Questionnaire. Psychological Capital was measured using PCQ 24 Psychological Capital Questionnaire 24. Respondents of this research are 205 working mothers in vicinity of Jakarta. The results showed there was negative significant correlation between work interference with family and job satisfaction r 0,32, p0,05."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Alsyifa Mawira Aura
"Flexible working arrangements (FWA) yang didukung oleh work-family culture (WFC) – dapat menjadi solusi untuk mengurangi persepsi karyawan tentang work-family conflict (WFCON) yang pada akhirnya akan meningkatkan job satisfaction (JS) karyawan. Berbagai penelitian menunjukkan pentingnya intervensi organisasi untuk mendukung keterkaitan antara peran pekerja dalam kehidupan pribadi dan profesional karyawannya. Belum banyak penelitian tentang topik ini di Asia dimana kasus work-family conflict lebih banyak dialami oleh karyawan perempuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh hubungan antara FWA dan WFC dengan memediasi WFCON terhadap JS karyawan wanita. Penelitian ini menggunakan hasil survei terhadap 295 karyawan wanita dari perusahaan jasa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) sebagai metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan wanita memiliki persepsi positif tentang flexible working arrangements (FWA), yang memengaruhi job satisfaction (JS) secara keseluruhan. Variabel work-family culture (WFC) berperan signifikan dalam meningkatkan kepuasan kerja dengan mengurangi work-family conflict (WFCON). Sedangkan pada hubungan pengaruh tidak langsung, diidentifikasi bahwa WFCON memediasi hubungan WFC terhadap JS serta pada hubungan FWA terhadap JS. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa penelitian bagi manajer SDM khususnya pada organisasi tentang dampak penerapan FWA dan budaya kerja-keluarga bagi JS melalui peran mediasi konflik kerja-keluarga untuk dapat menggali lebih jauh terkait hal-hal tersebut.

Reduced employee perceptions of work-family conflict (WFCON) can be achieved by flexible working arrangements (FWA) supported by work-family culture (WFC), which will ultimately lead to an increase in job satisfaction (JS). Several studies highlight the value of organizational interventions in establishing connections between employees' roles in their personal and professional life. Yet, research on this subject is lacking in Asia, where female employees are more likely to face work-family conflicts. This research aims to clarify how FWA and WFC affect on JS of female employees through the mediating role of WFCON. This study uses the results of a survey of 295 female employees from Information and Communication Technology (ICT) service companies using Structural Equation Modeling (SEM) as a data analysis method. The results showed that most female employees positively perceived flexible working arrangements (FWA), which influenced overall job satisfaction. The work-family culture variable plays a significant role in increasing job satisfaction by reducing work-family conflict. In the indirect influence relationship, the identification of WFCON mediates the relationship between WFC and JS also between FWA and JS. This research is expected to contribute to the form of research for HR managers, especially in organizations about the impact of implementing FWA and work-family culture for JS through the mediation role of work-family conflicts to be able to explore further related to these things."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Uzmarina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Information and communication technologies (ICTs) terhadap kepuasan kerja yang dimediasi oleh work family balance dan burnout para karyawan Industri Perbankan di Jabodetabek. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) yang diolah menggunakan software SPSS 22 dan smartPLS 3.3.9. Terdapat 240 yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan menganggap ICT memiliki dampak yang kuat terhadap tuntutan (demands), dibuktikan dengan adanya pengaruh yang signifikan terhadap burnout. Lalu, ICT demands dan ICT resources memiliki pengaruh yang signifikan juga terhadap work-family balance. Selain itu, ditemukan bahwa hanya burnout yang memediasi secara signifikan pengaruh antara ICT khususnya ICT demands terhadap kepuasan kerja.

The purpose of this research is to determine the effect of the use of Information and communication technologies (ICTs) on job satisfaction mediated by work family balance and burnout on employees of the banking industry in Jabodetabek. This research is a quantitative study using the Structural Equation Model (SEM) method which was processed using SPSS 22 software and smartPLS 3.3.9. In addition, there were 240 who participated in this study. The result of this study shows that employees perceive ICT to have a strong impact on demands which is proved by a significant effect on burnout. Moreover, ICT demands and ICT resources have a significant effect on work-family balance. In addition, it is found that only burnout significantly mediated the effect of ICT; especially, ICT demands on job satisfaction."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Fitria Rahmatika
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah work-family conflict work interfering with family/ WIF maupun family interfering with work/ FIW dan kepuasan kerja berhubungan secara negatif dan apakah family supportive supervisor behavior dapat berperan sebagai moderator untuk melemahkan hubungan negatif di antara work-family conflict WIF maupun FIW dan kepuasan kerja.
Tipe penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan kepada 205 ibu bekerja dengan menyebarkan kuesioner offline dan kuesioner online. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tiga variabel penelitian, yaitu Work-Family Conflict Scale WFCS untuk mengukur work-family conflict, Minnesota Satisfaction Questionnaire MSQ short-form untuk mengukur kepuasan kerja, dan Family Supportive Supervisor Behavior Scale untuk mengukur family supportive supervisor behavior.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa work-family conflict berhubungan secara negatif dan signifikan dengan kepuasan kerja work interfering with family, ? = -0.32, p < 0.05 dan family interfering with work, ? = -0.29, p < 0.05 . Akan tetapi, penelitian ini belum berhasil membuktikan peran moderasi family supportive supervisor behavior untuk melemahkan hubungan negatif antara work interfering with family maupun family interfering dan kepuasan kerja secara signifikan.

The aim of this study were to prove whether work family conflict work interfering with family WIF and family interfering with work FIW negatively related to job satisfaction and whether family supportive supervisor behavior as a moderator, could weaken negative relationship between work family conflict WIF and FIW and job satisfaction.
Type of this research was quantitative research with cross sectional design and conducted on 205 working mothers via offline and online questionnaire. There were three instruments to measure three variables, such as WFCS to measure work family conflict, MSQ SF to measure job satisfaction, and FSSB Scale to measure Family Supportive Supervisor Behavior.
This research has proven successfully that work family conflict WIF and FIW related negatively and significantly with job satisfaction work interfering with family 0.32, p 0.05 and family interfering with work 0.29, p 0.05. However, this research has not proven moderating role of family supportive supervisor behavior significantly to weaken negative relationship between work interfering with family nor family interfering with work and job satisfaction.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfianti Zakia
"Seperti negara berkembang lainnya, industri garmen merupakan salah satu industri andalan bagi perekonomian Indonesia. Namun, disamping menjadi industri andalan, industri garmen masih mengantongi banyak masalah terutama terkait kondisi kerja. Kondisi kerja yang buruk ini kemudian mempengaruhi kehidupan pribadi para pekerjanya, hingga menimbulkan konflik dan berbagai pengaruh negatif lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana work-family conflict yang dialami oleh pekerja di industri garmen di Indonesia diakibatkan oleh kondisi kerja yang buruk, dan bagaimana dukungan sosial berperan dalam hubungan antara keduanya. Data dikumpulkan dari 10 kelompok FGD yang melibatkan 93 responden yang berasal dari lima kota pusat industri garmen di Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui proses coding manual dibantu dengan Qualitative Data Analysis Software (QDAS) berupa Nvivo 12. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa pekerja pada industri garmen masih merasakan kondisi kerja yang buruk berupa target harian yang berlebih dan jam kerja yang panjang. Akibat dari kondisi tersebut, banyak pekerja mengalami work-family conflict terutama yang berkaitan dengan anak-anak. Dukungan sosial dari pasangan dan rekan kerja ditemukan dapat mengurangi work-family conflict yang dirasakan pekerja. Perusahaan dapat membuat kebijakan untuk mengurangi beban kerja dan jam kerja menjadi lebih masuk akal. Dengan jam kerja dan target kerja harian yang lebih sedikit, work-family conflict dan efek negatif dari work-family conflict yang dirasakan pekerja akan berkurang

Garment industry is one of the mainstay industries for the Indonesia economy. However, despites being a mainstay industry, garment industry still holds many problems, especially related to its working conditions. These poor working conditions then affect the personal lives of workers, causing conflicts and other negative effect. This research was conducted to understand how work-family conflict which was experienced by workers in the garment industry in Indonesia derived from poor working condition and how social support plays a role in the relationship between the two. Data from 10 focus group discussion, wich involved 93 participants from five major garment industry cities in Indonesia, were gathered. The analysis was carried out using qualitative methods trough manual coding process assisted with Qualitative Data Analysis Software (QDAS) in the form of Nvivo 12. The analysis found that workers in the garment industry still experience poor working conditions in the form of excessive daily targets and long working hours. As a result of these conditions, many workers experience work-family conflicts, especially related to children. Social support from spouses and coworkers was found to reduce work-family conflict felt by workers. Companies can create policies that will reduce workload and work hours and make it more sensible. With fewer work hours and daily targets, work-family conflict and negative effects of work-family conflict felt by workers will decrease"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfianti Zakia
"ABSTRAK
Seperti negara berkembang lainnya, industri garmen merupakan salah satu industri andalan bagi perekonomian Indonesia. Namun, disamping menjadi industri andalan, industri garmen masih mengantongi banyak masalah terutama terkait kondisi kerja. Kondisi kerja yang buruk ini kemudian mempengaruhi kehidupan pribadi para pekerjanya, hingga menimbulkan konflik dan berbagai pengaruh negatif lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana work-family conflict yang dialami oleh pekerja di industri garmen di Indonesia diakibatkan oleh kondisi kerja yang buruk, dan bagaimana dukungan sosial berperan dalam hubungan antara keduanya. Data dikumpulkan dari 10 kelompok FGD yang melibatkan 93 responden yang berasal dari lima kota pusat industri garmen di Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui proses coding manual dibantu dengan Qualitative Data Analysis.Software (QDAS) berupa Nvivo 12. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa pekerja pada industri garmen masih merasakan kondisi kerja yang buruk berupa target harian yang berlebih dan jam kerja yang panjang. Akibat dari kondisi tersebut, banyak pekerja mengalami work-family conflict terutama yang berkaitan dengan anak-anak. Dukungan sosial dari pasangan dan rekan kerja ditemukan dapat mengurangi work-family conflict yang dirasakan pekerja. Perusahaan dapat membuat kebijakan untuk mengurangi beban kerja dan jam kerja menjadi lebih masuk akal. Dengan jam kerja dan target kerja harian yang lebih sedikit, work-family conflict dan efek negatif dari work-family conflict yang dirasakan pekerja akan berkurang.

ABSTRACT
Garment industry is one of the mainstay industries for the Indonesia economy. However, despites being a mainstay industry, garment industry still holds many problems, especially related to its working conditions. These poor working conditions then affect the personal lives of workers, causing conflicts and other negative effect. This research was conducted to understand how work-family conflict which was experienced by workers in the garment industry in Indonesia derived from poor working condition and how social support plays a role in the relationship between the two. Data from 10 focus group discussion, wich involved 93 participants from five major garment industry cities in Indonesia, were gathered. The analysis was carried out using qualitative methods trough manual coding process assisted with Qualitative Data Analysis Software (QDAS) in the form of Nvivo 12. The analysis found that workers in the garment industry still experience poor working conditions in the form of excessive daily targets and long working hours. As a result of these conditions, many workers experience work-family conflicts, especially related to children. Social support from spouses and coworkers was found to reduce work-family conflict felt by workers. Companies can create policies that will reduce workload and work hours and make it more sensible. With fewer work hours and daily targets, work-family conflict and negative effects of work-family conflict felt by workers will decrease."
Lengkap +
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Pandu Dwi Fernanda
"Meningkatnya tingkat partisipasi perempuan dalam dunia kerja, membuat peran yang dipegang cukup kompleks dan mendorongnya untuk berkomitmen dalam keluarga maupun pekerjaannya. Oleh karena itu, dukungan dari supervisor sebagai jembatan antara perusahaan dengan karyawan menjadi penting dalam mengarahkan serta mengontrol kinerja karyawannya agar tetap sesuai dengan tujuan perusahaan. Perusahaan lewat supervisor harus menemukan strategi untuk meningkatkan hubungan yang positif antara keluarga dengan pekerjaan dan dampaknya pada kepuasan hidup yang dirasakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari supervisor support terhadap job performance dan life satisfaction dengan role conflict, role ambiguity, role overload, dan work family enrichment sebagai mediasi dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Data penelitian diperoleh dari 242 karyawan perempuan yang sudah menikah dan bekerja di bank di Daerah Jabodetabek melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisor support memiliki pengaruh positif terhadap job performance dan life satisfaction, dimana role ambiguity dan work family enrichment terbukti memediasi namun tidak dengan role conflict dan role overload.

The increasing level of women's participation in the world of work makes the roles held quite complex and encourages them to be committed in their family and work. Therefore, support from supervisors as a bridge between the company and employees becomes important in directing and controlling the performance of their employees so that they remain in accordance with company goals. Companies through supervisors must find strategies to enhance positive relationships between families and work and their impact on perceived life satisfaction. This study aims to determine the effect of supervisor support on job performance and life satisfaction with role conflict, role ambiguity, role overload, and work family enrichment as mediation using the Structural Equation Modeling (SEM) method. Research data were obtained from 242 female employees who were married and worked in banks in Jabodetabek through a questionnaire. The results showed that supervisor support has a positive influence on job performance and life satisfaction, where role ambiguity and work family enrichment are proven to mediate but not with role conflict and role overload."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratama Juli Hartini
"Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara konflik kerja-keluarga dan kepuasan kerja pada karyawati di perusahaan Ritel. Konflik kerja-keluarga merupakan sebuah konflik peran yang terjadi apabila tekanan dari peran seseorang di pekerjaan tidak sesuai dengan tekanan dari peran yang ia jalani di keluarga sehingga pemenuhan tuntutan pada satu peran menyulitkan pemenuhan tuntutan pada peran lainnya, sedangkan kepuasan kerja adalah kumpulan sikap dan perasaan, yakni bagaimana seseorang merasakan pekerjaannya dan merasakan berbagai aspek dari pekerjaannya. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 102 orang dan merupakan karyawati yang berasal dari 7 perusahaan ritel di Jakarta.
Peneliti menggunakan alat ukur work-family conflict scale untuk mengukur konflik kerja-keluarga dan job satisfaction survey untuk mengukur kepuasan kerja. Kedua alat ukur tersebut telah diadaptasi dan merupakan hasil dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment two tailed, didapatkan nilai korelasi sebesar -0,490 dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05). Artinya, ada hubungan negatif yang signifikan antara konflik kerjakeluarga dan kepuasan kerja pada karyawati di perusahaan ritel. Tingkat konflik kerja-keluarga partisipan dalam penelitian ini tergolong rendah, sedangkan tingkat kepuasan kerja partisipan tergolong tinggi.
Berdasarkan dua arah konflik kerja-keluarga, work interfering with family (WIF) merupakan penyumbang yang lebih besar dibandingkan dengan family interfering with work (FIW) dalam hal penurunan kepuasan kerja. Strain-based WIF dan behavior-based FIW juga memberikan sumbangan efektif dalam hal penurunan kepuasan kerja. Selain itu, ditemukan pula adanya hubungan antara usia partisipan dan kepuasan kerja, perbedaan kepuasan kerja berdasarkan masa kerja, serta tidak adanya perbedaan konflik kerjakeluarga pada sampel berdasarkan jumlah jam kerja perminggu, jumlah anak, dan usia anak. Berdasarkan hasil penelitian, saran diberikan kepada pembuat kebijakan dalam perusahaan untuk meninjau waktu kerja, beban kerja, dan prosedur kerja, dan karyawati untuk menyusun strategi pengaturan waktu.

This study correlates work-family conflict and job satisfaction among women worker in retail company. Work-family conflict is a form of interrole conflict in which the role pressure from the work and family domains are mutually incompatible in some respect. While job satisfaction is a constellation of attitude and feeling about how people feel about their jobs and different aspects of their job. The participants of this research are 102 women worker come from 7 retail companies in Jakarta who had children younger than 13 years.
The researcher use the work-family conflict scale to measure workfamily conflict and use job satisfaction survey to measure job satisfaction. Both scales are adapted from previous researches. The computation using two tailed pearson product moment, results coefficient of correlation -0,490 with signification 0,000 (p<0,05) which indicates that work-family conflict negatively correlates with job satisfaction. Participants in this research have a low level of work-family conflict and high level of job satisfaction. Based on direction of work-family conflict, work in terfering with family is a stronger predictor than family interfering with work.
Based on form of conflict, strain-based WIF and behavior-based FIW are the strongest predictor. There are correlations between career stage, age of participant and job satisfaction. There are no correlation between number hours working perweek, child?s age, number of children and work-family conflict. The suggestion are given to tha policy maker to observe the work-schedule, workload and work procedure, and to participant to arrange strategy of time management.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
303.6 PRA h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>