Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Khairunnisa
"

Abstrak

 

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan risiko likuiditas dengan risiko kredit pada bank Syariah dan bank konvensional serta melihat bagaimana pengaruh risiko likuiditas terhadap stabilitas pada bank Syariah dan bank konvensional di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 30 bank konvensional dan 11 bank Syariah yang berada di Indonesia dengan rentang waktu selama tahun 2013-2018. Metode penelitian yang digunakan adalah estimasi data panel 3 stage least square. 3 stage least square dapat digunakan untuk meneliti persamaan simultan. Hasilnya ditemukan bahwa risiko likuiditas dengan risiko kredit memiliki hubungan interkoneksi yang signifikan pada bank Syariah dan memiliki arah negatif, namun tidak signifikan pada bank konvensional. Selain itu penelitian ini juga menemukan hubungan interkoneksi risiko likuiditas dengan stabilitas pada bank Syariah signifikan dengan arah positif, namun tidak signifikan pada bank konvensional.

 

Kata Kunci: Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Stabilitas Bank, Bank Syariah, Bank Konvensional


Abstract

 

This study aims to look at how the relationship between liquidity risk and credit risk in Islamic banks and conventional banks and see how the effect of liquidity risk on stability in Islamic banks and conventional banks in Indonesia. This study uses a sample of 30 conventional banks and 11 Islamic banks in Indonesia with a time span of 2013-2018. The research method used is the estimation of panel data 3 stage least square. 3 stage least square can be used to examine simultaneous equations. The results found that liquidity risk and credit risk have a significant interconnection relationship with Islamic banks and have a negative direction, but not significantly in conventional banks. In addition, this study also found a relationship between liquidity risk interconnection and stability in Sharia banks which was significant in a positive direction, but not significantly in conventional banks.

 

Keywords: Liquidity Risk, Credit Risk, Bank Stability, Sharia Bank, Conventional Bank

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Aprilia Nugroho
"Pengungkapan risiko dan tata kelola perusahaan memiliki peran yang penting baik bagi industri
perbankan, investor, maupun stabilitas keuangan dalam jangka panjang. Selain itu, adanya
ambiguitas hubungan antara pengungkapan dengan stabilitas bank syariah serta hubungan antara
disclosure dengan profitabilitas bank menjadikan topik disclosure dan tata kelola perusahaan penting
untuk diteliti. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk melakukan pengujian hipotesis yang
diharapkan dapat menjelaskan hubungan antara mandatory disclosure dan voluntary disclosure
terhadap profitabilitas bank yang diproksikan dengan ROA (Return to Asset) serta hubungan antara
mandatory disclosure dan voluntary disclosure terhadap stabilitas bank yang diproksikan dengan
Z-score. Penelitian ini menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square), RE (Random Effect),
dan FE (Fixed Effect) untuk keempat model, dengan sampel 12 bank umum syariah (BUS) di
Indonesia periode 2013-2018. Data yang digunakan bersumber dari laporan keuangan bank
syariah, sementara indeks disclosure yang digunakan untuk mandatory disclosure adalah SEOJK
dan indeks voluntary disclosure yang bersumber dari IFSB (Islamic Financial Service Board).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan secara signifikan dan positif antara
pengungkapan risiko baik yang bersifat wajib dan sukarela terhadap stabilitas dan profitabilitas
perbankan syariah di Indonesia. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengungkapan
risiko yang dilakukan oleh bank syariah, maka semakin tinggi stabilitas dan profitabilitas bank
syariah. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa pentingnya bagi bank syariah
untuk meningkatkan pengungkapan yang bersifat wajib atau mandatory, serta memperluas
pengungkapan yang bersifat sukarela atau voluntary.
Risk Disclosure and corporate governance have an important role for banks, investors, and long-term financial stability. In addition, there is an ambiguity in the relationship between disclosure and stability of Islamic banks as well as the relationship between disclosure and bank profitability, which makes this topic is necessary ti be examined. In accordance, this study aims to explain the relationship between mandatory disclosure and voluntary disclosure of the profitability of banks measured by ROA (Return to Asset) as well as the relationship between mandatory disclosure and voluntary disclosure of bank stability proxied by Z-scores. This study employs metode OLS (Ordinary Least Square), RE (Random Effect), dan FE (Fixed Effect) methods for all four models, with a sample of 12 Islamic commercial banks (BUS) in Indonesia for period of 2013-2018, and the sources of mandatory disclosure index comes from SEOJK while the voluntary disclosure index that is sourced from IFSB (Islamic Financial Service Board).The results of the first and second model both show that there is a significant and positive relationship between mandatory and voluntary disclosure on stability and mandatory disclosure on profitability. When banks increase their disclosure, Islamic banks will have higher stability and profitability. Based on the result from this study, it is important for Islamic banks to increase mandatory or mandatory disclosures and expand voluntary disclosures."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Almira Fauni
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh risiko kredit dan risiko likuiditas terhadap stabilitas pada bank syariah serta hubungan pengaruh antara risiko kredit dan risiko likuiditas. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 32 bank syariah yang berada di 10 negara anggota OIC Organization of Islamic Cooperation pada tahun 2005-2015. Metode penelitian yang digunakan adalah panel data. Hasilnya ditemukan bahwa risiko kredit berpengaruh negatif terhadap stabilitas bank syariah. Hal ini diduga karena bank syariah mengalokasikan pembiayaan yang cukup besar dalam struktur asetnya. Bank syariah mengimbangi portofolio risiko kredit tersebut dengan menghimpun tingkat permodalan yang tinggi sebagai buffer. Risiko likuiditas juga signifikan mempengaruhi stabilitas dengan arah pengaruh positif. Karena risiko likuiditas yang tinggi mendisinsentif bank untuk mengambil risiko lain sehingga stabilitas bank tetap terjaga. Sementara itu, tidak ditemukan hubungan pengaruh antara risiko kredit dan risiko likuiditas.

The aim of this research is to investigate the influence of credit risk and liquidity risk to stability of Islamic banks and the relationship between both risks. This research employs 32 sample of Islamic banks in 10 OIC Organisation of Islamic Cooperation countries from 2005 2015. Using panel data method, researcher found evidences that credit risk negatively influences stability of Islamic banks. This is because Islamic banks allocated a greater share of their assets structure for financing activities. Islamic banks offset their portfolio of credit risk with a high capitalization rate as a buffer. Liquidity risk is also found significantly influence the stability of Islamic banks but with positive direction. Because high liquidity risk will disincentive Islamic banks to take another risk to maintain the stability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Drajat Ari Cahyadi
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi risiko likuiditas pada perbankan konvensional dan syariah di Indonesia. Faktor-faktor dalam penelitian ini dibandingkan untuk mengukur efek pada risiko likuiditas, yang meliputi faktor internal dalam bentuk ukuran bank (SIZE), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (RoA), Non Performing Loan/Financing (NPL/F), Pembiayaan terhadap Total Aset (FIN), Equity to Total Asset (ETA) dan faktor eksternal (variabel makroekonomi) dalam bentuk Gross Domestic Product (GDP), Inflasi (INF) dan suku bunga (INT). Sementara itu, untuk mengukur likuiditas, penulis menerapkan pendekatan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Financing Gap to Total Asset Ratio (FGAPR). Regresi panel data dari 50 bank konvensional dan 11 bank syariah dari 2012 hingga 2016 dianalisis untuk mengevaluasi hubungan mereka dengan tujuan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi risiko likuiditas dapat diidentifikasi, diukur, dan diantisipasi oleh manajemen dalam mengelola risiko likuiditas bank

This research is conducted to analyze the factors that influence liquidity risk in conventional and sharia banking in Indonesia. Factors in this study were compared to measure the effect on liquidity risk, which includes internal factors in the form of bank size (SIZE), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (RoA), Non Performing Loan / Financing (NPL / F), Financing to Total Assets (ETA), Equity to Total Assets (ETA) and external factors (macroeconomic variables) in the form of Gross Domestic Product (GDP), inflation (INF) and interest rate (INT). Meanwhile, to measure liquidity, we apply the Loan to Deposit Ratio (LDR) and Financing Gap to Total Asset Ratio (FGAPR) approach. The panel data regression from 50 conventional banks and 11 sharia banks from 2012 to 2016 were analyzed to evaluate their relationship with the aim that factors affecting liquidity risk can be identified, measured, and anticipated by management in managing bank liquidity risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laninca Swarintha Christine
"Tesis ini bertujuan untuk meneliti pengaruh risiko kredit yang ditunjukkan oleh pinjaman berisiko, yaitu pinjaman diberikan oleh pihak bank yang tidak dapat dibayarkan kembali oleh pihak peminjam, terhadap profitabilitas dan likuiditas bank yang ditunjukkan oleh nilai-nilai rasio kinerja pada bank, yaitu Net Interest Margin, Return on Assets, Return on Equity, dan Cash Flow to Total Assets. Risiko kredit menjadi salah satu masalah utama yang terjadi yang pada krisis keuangan, sehingga perlu diteliti lebih lanjut pengaruh risiko kredit terhadap kinerja perbankan dalam menghadapi krisis keuangan di masa mendatang. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data pada laporan keuangan dari perusahaan perbankan konvensional yang terdapat di Indonesia pada tahun 2010 hingga 2014. Pada penelitian ini digunakan metode analisis regresi data panel model Fixed Effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dari pinjaman berisiko yang diberikan oleh perusahaan perbankan terhadap profitabilitas dan likuiditas perusahaan tersebut.

This study aims to investigate the effect of credit risk indicated by risky loans, the loans granted by the bank which cannot be repaid by the borrower, on the profitability and liquidity of banks indicated by the performance ratio on banks, which are Net Interest Margin, Return on Assets, Return on Equity, and Cash Flow to Total Assets. Credit risk becomes one of the main problems that occurred were in a financial crisis, so it needs to be further investigated the effect of credit risk on bank performance to face the financial crisis in the future. The data used in this study is data on the financial statements of the conventional banking firm located in Indonesia in 2010 to 2014. In this study used regression analysis of panel data models Fixed Effect. Results of this study indicate that there are negative effects of risky loans granted by the banking company to profitability and liquidity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Archard
"Perbankan sebagai lembaga imtermediasi memiliki kecenderungan untuk melakukan maturity transformation dengan mengambil funding dalam jangka pendek dan melakukan financing dalam jangka panjang dan menimbulkan risiko likuiditas. Hal ini membuat otoritas melakukan tindakan pencegahan agar hal tersebut tidak berubah menjadi krisis yang dapat membahayakan perekonomian. Akan tetapi, terutama perbankan di Indonesia, menjadi terlalu nyaman dalam menaruh dana mereka pada aset berisiko rendah sehingga fungsi intermediasi mereka belum berjalan secara optimal. Kebijakan Makroprudensial atau dalam hal ini Placement Composition Ratio (PCR) diusulkan untuk membatasi penempatan pada aset berisiko rendah bagi perbankan, di sisi lain, perbankan didorong agar lebih disiplin dalam menyelaraskan funding dan financing nya sehingga risiko likuiditas mereka dapat tetap terjaga. Penelitian ini kemudian mencoba untuk melihat potensi dampak dari Kebijakan PCR terhadap CFG di bank syariah dan konvensional melalui data historis secara kuartal dari tahun 2014 – 2023. Hasil dari penelitian tersebut adalah kebijakan ini merupakan kebijakan yang baik, tetapi apabila diterapkan sementara perbankan belum siap justru akan menjadi boomerang. Selain itu, bank syariah dengan segala keunikan produknya seperti SRIA dan CWLD berpotensi untuk meningkatkan fungsi intermediasi sekaligus menurunkan risiko likuiditas atau dengan kata lain dapat comply dengan Kebijakan PCR.

Banks as financial intermediaries institutions intend to do maturity transformation, which gains short-term funding and lends it for a long-term financing project. Hence, they will be exposed to the liquidity risk. This issue made the authority to take some preventive actions, so this issue would not spread and create another crisis in the economy. But, especially for the banks in Indonesia, they become too much joy to put their money into the less risky assets, hence their intermediation function becomes sub-optimum. Macroprudential Policy or in this case the Placement Composition Ratio (PCR), is being introduced to limit the placement to the less risky assets. On the other hand, it will push the banks to become more disciplined to synchronize their funding and financing maturities. So, the risk can be still manageable. This research tries to see the potential impact of the PCR Policy on the CFG in the Sharia and conventional banks quarterly from 2014 to 2023. This research suggests that this policy is good, but if the banks are not ready yet to implement this policy, it can be a boomerang. Other than that, Sharia banks with all of their product uniqueness such as SRIA and CWLD have the potential to enhance the intermediation function while lowering the liquidity risk of the banks. In short, that will help the Sharia banks to comply with the PCR Policy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Archard
"Perbankan sebagai lembaga imtermediasi memiliki kecenderungan untuk melakukan maturity transformation dengan mengambil funding dalam jangka pendek dan melakukan financing dalam jangka panjang dan menimbulkan risiko likuiditas. Hal ini membuat otoritas melakukan tindakan pencegahan agar hal tersebut tidak berubah menjadi krisis yang dapat membahayakan perekonomian. Akan tetapi, terutama perbankan di Indonesia, menjadi terlalu nyaman dalam menaruh dana mereka pada aset berisiko rendah sehingga fungsi intermediasi mereka belum berjalan secara optimal. Kebijakan Makroprudensial atau dalam hal ini Placement Composition Ratio (PCR) diusulkan untuk membatasi penempatan pada aset berisiko rendah bagi perbankan, di sisi lain, perbankan didorong agar lebih disiplin dalam menyelaraskan funding dan financing nya sehingga risiko likuiditas mereka dapat tetap terjaga. Penelitian ini kemudian mencoba untuk melihat potensi dampak dari Kebijakan PCR terhadap CFG di bank syariah dan konvensional melalui data historis secara kuartal dari tahun 2014 – 2023. Hasil dari penelitian tersebut adalah kebijakan ini merupakan kebijakan yang baik, tetapi apabila diterapkan sementara perbankan belum siap justru akan menjadi boomerang. Selain itu, bank syariah dengan segala keunikan produknya seperti SRIA dan CWLD berpotensi untuk meningkatkan fungsi intermediasi sekaligus menurunkan risiko likuiditas atau dengan kata lain dapat comply dengan Kebijakan PCR.

Banks as financial intermediaries institutions intend to do maturity transformation, which gains short-term funding and lends it for a long-term financing project. Hence, they will be exposed to the liquidity risk. This issue made the authority to take some preventive actions, so this issue would not spread and create another crisis in the economy. But, especially for the banks in Indonesia, they become too much joy to put their money into the less risky assets, hence their intermediation function becomes sub-optimum. Macroprudential Policy or in this case the Placement Composition Ratio (PCR), is being introduced to limit the placement to the less risky assets. On the other hand, it will push the banks to become more disciplined to synchronize their funding and financing maturities. So, the risk can be still manageable. This research tries to see the potential impact of the PCR Policy on the CFG in the Sharia and conventional banks quarterly from 2014 to 2023. This research suggests that this policy is good, but if the banks are not ready yet to implement this policy, it can be a boomerang. Other than that, Sharia banks with all of their product uniqueness such as SRIA and CWLD have the potential to enhance the intermediation function while lowering the liquidity risk of the banks. In short, that will help the Sharia banks to comply with the PCR Policy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Archard
"Perbankan sebagai lembaga imtermediasi memiliki kecenderungan untuk melakukan maturity transformation dengan mengambil funding dalam jangka pendek dan melakukan financing dalam jangka panjang dan menimbulkan risiko likuiditas. Hal ini membuat otoritas melakukan tindakan pencegahan agar hal tersebut tidak berubah menjadi krisis yang dapat membahayakan perekonomian. Akan tetapi, terutama perbankan di Indonesia, menjadi terlalu nyaman dalam menaruh dana mereka pada aset berisiko rendah sehingga fungsi intermediasi mereka belum berjalan secara optimal. Kebijakan Makroprudensial atau dalam hal ini Placement Composition Ratio (PCR) diusulkan untuk membatasi penempatan pada aset berisiko rendah bagi perbankan, di sisi lain, perbankan didorong agar lebih disiplin dalam menyelaraskan funding dan financing nya sehingga risiko likuiditas mereka dapat tetap terjaga. Penelitian ini kemudian mencoba untuk melihat potensi dampak dari Kebijakan PCR terhadap CFG di bank syariah dan konvensional melalui data historis secara kuartal dari tahun 2014 – 2023. Hasil dari penelitian tersebut adalah kebijakan ini merupakan kebijakan yang baik, tetapi apabila diterapkan sementara perbankan belum siap justru akan menjadi boomerang. Selain itu, bank syariah dengan segala keunikan produknya seperti SRIA dan CWLD berpotensi untuk meningkatkan fungsi intermediasi sekaligus menurunkan risiko likuiditas atau dengan kata lain dapat comply dengan Kebijakan PCR.

Banks as financial intermediaries institutions intend to do maturity transformation, which gains short-term funding and lends it for a long-term financing project. Hence, they will be exposed to the liquidity risk. This issue made the authority to take some preventive actions, so this issue would not spread and create another crisis in the economy. But, especially for the banks in Indonesia, they become too much joy to put their money into the less risky assets, hence their intermediation function becomes sub-optimum. Macroprudential Policy or in this case the Placement Composition Ratio (PCR), is being introduced to limit the placement to the less risky assets. On the other hand, it will push the banks to become more disciplined to synchronize their funding and financing maturities. So, the risk can be still manageable. This research tries to see the potential impact of the PCR Policy on the CFG in the Sharia and conventional banks quarterly from 2014 to 2023. This research suggests that this policy is good, but if the banks are not ready yet to implement this policy, it can be a boomerang. Other than that, Sharia banks with all of their product uniqueness such as SRIA and CWLD have the potential to enhance the intermediation function while lowering the liquidity risk of the banks. In short, that will help the Sharia banks to comply with the PCR Policy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Yunike Putri
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko operasional terhadap kinerja perbankan, yang dilihat dari kinerja keuangan bank tersebut; pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko operasional; dimana risiko kredit diukur dengan rasio non-performing loans, risiko likuiditas diukur dengan current ratio dan loan-to-deposit ratio, serta risiko operasional diukur dengan basic indicator approach yang ketentuannya diatur oleh Basel II. Selain itu, terdapat variabel terikat dalam penelitian ini, yaitu kinerja perbankan, yang diukur dengan menggunakan rasio return on assets. Adapun terdapat variabel kontrol dalam penelitian ini, yaitu firm age, yang diukur dengan lamanya bank tersebut menjalankan operasionalnya; dan firm growth yang diukur melalui pertumbuhan pada persentase perubahan sales yang berhasil dicapai oleh bank di tahun tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menguji regresi data panel. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa risiko kredit dan risiko operasional memberikan pengaruh yang signifikan, sedangkan risiko likuiditas tidak memberikan pengaruh yang signifikan; terhadap kinerja keuangan bank. Firm age dan firm growth memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan bank.

The purpose of this study is to analyze the effect of specific risks; credit risk, liquidity risk, and operational risk towards bank’s performance, which is measured by bank’s financial performance on banks listed in IDX period 2016-2020. Credit risk, liquidity risk, and operational risk are the independent variables in this study. Credit risk is measured by non-performing loans ratio; liquidity risk is measured by current ratio and loan-to-deposit ratio; and operational risk is measured by basic indicator approach, which is regulated by Basel II. Moreover, bank’s performance as a dependent variable is measured by return on assets ratio. Furthermore, there are control variables in this study, i.e. firm age and firm growth. Firm age is measured by how long the banks do its business; and firm growth is measured by percentage change in sales. This is a quantitative research using panel data regression test. The results of this study find that credit risk and operational risk significantly influence financial performance; but liquidity risk shows insignificant affect the financial performance. On the other hand, firm age and firm growth significantly impact the bank’s financial performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Rinaldi Rahardjo
"Penelitian ini menganalisis risiko kredit, risiko likuiditas dan profitabilitas Bank Asing di Indonesia pada periode 2009-2018 di mana sejak 2014, Bank Asing diwajibkan untuk memenuhi persyaratan permodalan baru dalam rangka penerapanBasel 3, yakni regulasi Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA). CEMA mengharuskan modal Bank Asing untuk ditempatkan pada aset keuangan tertentu, sehingga dana tersebut tidak dapat dipergunakan untuk penyaluran kredit. Hasil penelitian menunjukkan Bank Asing memiliki risiko kredit yang lebih baik (terlihat dari penurunan NPL dan peningkatan CAR), namun mengalami penurunan profitabilitas (terlihat dari penurunan ROA). Selain itu, risiko likuiditas yang diharapkan dapat turut dimitigasi, ternyata mengalami peningkatan (terlihat dari penyaluran kredit yang meningkat dan LDR yang tetap tinggi). Pada Bank Asing BUKU 2, penerapan CEMA tidak memberikan perubahan signifikan bagi penurunan NPL dan perubahan LDR. Pasca penerapan CEMA, risiko kredit pada Bank Asing BUKU 3 lebih membaik sedangkan risiko likuiditasnya lebih meningkat dibandingkan pada Bank Asing BUKU 2. Walaupun demikian, profitabilitas Bank Asing BUKU 2 lebih menurun dibandingkan Bank Asing BUKU 3. Penelitian ini menggunakan metode uji beda mean two sample dengan t- Test.

The study is analysing credit risk, liquidity risk and profitability of foreign banks in Indonesia for the period 2009-2018, of which since 2014, foreign banks are required to meet new capital requirements following implementation of Basel 3, which is the regulation of Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA). CEMA requires foreign banks to channel their capital into specific financial assets, which resulting the funds cannot be used for credit disbursement. Result of the study shows that foreign banks have better credit risk (shown by lower NPL and increase in CAR), however they experiences lower profitability (shown by lower ROA). In addition to that, liquidity risk which was intended to be mitigated, is actually showing elevated level (shown by continuously increase of credit disbursement while LDR ratio is still showing high). BUKU 2 type foreign banks after CEMA implementation does not significantly have lower NPL nor have change of LDR ratio. After CEMA implementation, credit risk of BUKU 3 trpe foreign banks is better while their liquidity risk is elevated compare to BUKU 2 type foreign banks. On the contrary, profitability of BUKU 2 type foreign banks are lower compare to BUKU 3 type foreign banks. This study is using method of mean two sample difference with t-Test."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>