Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Binarlyn Indri Rahayu
"Usaha non-pertanian di perdesaan semakin memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi bagi negara berkembang. Kinerja usaha non-pertanian di perdesaan tersebut diduga makin membaik seiring dengan pemanfaatan teknologi telekomunikasi dalam usaha tersebut. Hal ini karena pemanfaatan teknologi telekomunikasi seperti telepon seluler dan internet dapat menekan biaya pencarian informasi dan memperluas informasi pasar. Studi ini menganalisis peran pemanfaatan telepon seluler dan internet terhadap kinerja usaha non-pertanian di perdesaan. Dengan menggunakan data tingkat rumah tangga yang bersumber dari Indonesian Family Life Survey gelombang lima (IFLS5) tahun 2014 dan metode Propensity Score Matching, kajian menemukan bahwa penggunaan telepon seluler dan internet dalam usaha non-pertanian memiliki peran positif terhadap kinerja usaha non-pertanian rumah tangga perdesaan. Hasil ini menunjukan bahwa kebijakan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di wilayah perdesaan mampu memberikan peningkatan ekonomi bagi rumah tangga desa.

Non-farm businesses in rural areas have increasingly an important role in economic development in developing countries. The performance of non-farm businesses in rural area is expected to have improved in line with the use of telecommunications technology in business. This is due to the use of communication technologies such as mobile phones and internet be able to shortened the cost of information and the expand market information. This study analyzes the role of mobile phone and internet utilization to the performance of non-farm businesses in rural areas. By using data sourced household level from Indonesian family life survey part 5 (IFLS 5) in 2014 and the propensity score matching method, the study found that the use of mobile phones and the internet in non-agricultural businesses has a positive impact on the performance of rural non-farm household businesses . This shows that the telecommunications infrastructure development policy in rural areas is able to provide economic improvement for rural households."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andari Cita Candrika
"Telepon seluler dan internet adalah salah satu bentuk dari ICT yang dapat dijadikan alat dalam meningkatkan inklusi keuangan. ICT dapat meningkatkan inklusi keuangan melalui dua cara, yaitu: peningkatan sisi supply (penyediaan jasa keuangan digital) sehingga dapat mengurangi biaya transaksi lembaga keuangan formal dan peningkatan pada sisi demand berupa meningkatkan arus informasi dan pengetahuan akan keuangan (Sarma & Pais, 2008; Ouma, Odongo & Were, 2017; Kabakova & Plaksenkov, 2018). Indonesia merupakan negara dengan basis digital yang terus berkembang. Walau pun dinilai memiliki kualitas internet yang buruk, penduduk yang memiliki koneksi sangat aktif di dunia maya, terutama pada media sosial (McKinsey, 2016). Dengan tujuan untuk menganalisis hubungan antara ICT dan inklusi keuangan, penelitian ini tertarik untuk melihat apakah penggunaan telepon seluler dan internet pada rumah tangga di Indonesia dapat meningkatkan arus informasi dan edukasi akan keuangan. Penelitian ini menggunakan data Susenas 2017 dan Podes 2018 dengan data berada pada tingkat rumah tangga untuk seluruh kota/kabupaten di Indonesia. Pengolahan data pada penelitian menggunakan metode Poisson Regression dan Logistic Regression. Penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan telepon seluler dan akses internet pada rumah tangga di Indonesia secara signifikan dapat meningkatkan kepemilikan akun tabungan di lembaga keuangan formal sebagai proksi dari inklusi keuangan.

Mobile phone and internet are form of ICT that can be used as a tool in increasing financial inclusion. ICT can improve financial inclusion in two ways: increasing the supply side (providing digital financial services) so that it can reduce transaction costs of formal financial institutions and increasing the demand side in the form of increasing information flows and knowledge of finance (Sarma & Pais, 2008; Ouma, Odongo & Were, 2017; Kabakova & Plaksenkov, 2018). Indonesia is a country with a digital base that continues to grow. Even though it is considered to have poor internet quality, Indonesian is very active in cyberspace, especially on social media (McKinsey, 2016). With the aim of analyzing the relationship between ICT and financial inclusion, this study is interested in seeing whether households mobile phone and internet use in Indonesia can improve the flow of information and financial education. This study uses Susenas 2017 data and 2018 Podes with data at the household level for all cities / districts in Indonesia. The method use in this research are Poisson Regression and Logistic Regression methods. This study found that ownership of mobile phones and internet access in Indonesian households can significantly increase ownership of savings accounts in formal financial institutions as a proxy for financial inclusion."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fitri Andriyani
"Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling dasar. Salah satu teknologi yang digunakan untuk membantu kelancaran komunikasi adalah telepon seluler. Namun, pada kenyataannya ada faktor ? faktor yang dapat menghalangi kelancaran proses telekomunikasi seluler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kuat sinyal dengan faktor ? faktor yang mempengaruhinya seperti ketinggian tempat, tinggi BTS, arah hadapan lereng, dan jarak dari BTS. Penggunaan analisis keruangan secara kuantitatif menghasilkan suatu model keruangan kualitas sinyal telepon seluler di Kabupaten Temanggung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sinyal yang baik terdapat pada daerah yang dekat dengan BTS dengan lereng yang menghadap BTS.

Communication is one of the most basic human needs. One of the technology that are used to help smooth communication is mobile phone. However, in reality there are many factors that can obstruct the smooth process of mobile telecommunications. This study aims to determine the relationship between a signal strength by the influencing factors such as altitude, elevation of BTS, the direction of the level before the slope, and the distance from the base stations. The use of quantitative spatial analysis produced a spatial model of cell phone signal quality at Temanggung Regency. The results showed that the good signal quality present in the area near the BTS with a slope overlooking the BTS.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harmini
"Mayoritas rumah tangga petani khususnya petani padi sawah di Indonesia adalah rumah tangga petani berlahan sempit, yang hanya menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Dengan lahan yang demikian sempit, mereka hanya memperoleh pendapatan usahatani setara di bawah garis kemiskinan. Pendapatan off-farm, khususnya dari pekerjaan non-pertanian, dapat membantu rumah tangga petani berlahan sempit keluar dari kemiskinan. Di sisi makro peningkatan produktivitas sektor pertanian dan non-pertanian membawa implikasi terbukanya lapangan kerja sektor non-pertanian. Pertanyaannya kemudian, apakah peningkatan lapangan kerja sektor non-pertanian di level makro ekonomi mampu mendorong peningkatan kapasitas petani mengakses pekerjaan tersebut, dan mampu menjadi katalis peningkatan pendapatan off-farm rumah tangga petani lahan sempit. Disertasi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, dengan menggunakan data rumah tangga petani hasil survei Kementerian Pertanian tahun 2016 (data Patanas 2016).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbukanya lapangan kerja sektor non-pertanian di level makro ekonomi tidak mampu meningkatkan probability petani lahan sempit di pedesaan bekerja di sektor tersebut, dan tidak mampu menjadi katalis peningkatan pendapatan off-farm rumah tangga petani lahan sempit; dibanding rumah tangga petani lahan luas. Agar akses pekerjaan non-pertanian dan pendapatan off-farm rumah tangga petani lahan sempit meningkat diperlukan kebijakan yang dapat mendorong: peningkatan pendidikan/ketrampilan golongan petani lahan sempit; serta hadirnya industrialisasi pertanian di pedesaan yang kompatibel dengan produk unggulan desa setempat.

Most of the Indonesian farmer households in particular paddy rice farming own less than 0.5 hectare of land with on-farm income equivalent to below the poverty line. The off-farm income particularly the non-farm jobs could lead the smallholder farm households above the poverty line. On the macro level the increasing productivity of agriculture and non-agriculture sector could generate the non-agricultural sector employment. The question is then, whether the increase in non-agricultural sector employment at the macroeconomic level is able to boost the capacity of the farmer to access the jobs, and be able as a catalyst for increasing the off-farm income of the smallholder farmer households in particular. This dissertation aims to answer those research questions by using the farming household`s data from the survey carried out by the Ministry of Agriculture in the 2016 (2016 Patanas Data).
The results show that increasing non-agricultural sector employment does not able to boost the probability of smallholder farm households to access the non-farm jobs, and increase their off-farm income; compare to the large size land of farm households. To improve those conditions, policies that able to increase the education of small farm household members; and able to promote the rural industrialization in particular the agro-industries that compatible with the local agriculture products; are the utmost one."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2686
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riandy Laksono
"Peningkatan kesejahteraan dan perkembangan aktivitas ekonomi nonpertanian di perdesaan merupakan suatu indikator yang mencerminkan keberhasilan proses pembangunan di perdesaan. Penelitian ini memandang bahwa pencapaian tersebut tidak dapat tercipta dengan sendirinya; dibutuhkan suatu kebijakan pemerintah yang tepat sebagai landasannya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat lebih dalam kontribusi infrastruktur, sebagai suatu bentuk kebijakan pemerintah, dalam mendorong perkembangan aktivitas ekonomi non-pertanian dan pengentasan kemiskinan di perdesaan.
Model regresi probit dan tobit digunakan untuk menganalisis pengaruh dari infrastruktur fisik, jasa, institusi dan indikator non-infrastruktur lainnya terhadap status kemiskinan dan perkembangan aktivitas ekonomi non-pertanian rumah tangga perdesaan, berdasarkan data cross section survey IFLS4 2007.
Hasil regresi menunjukkan bahwa kelancaran proses pengentasan kemiskinan dan perkembangan aktivitas non-pertanian di perdesaan membutuhkan infrastruktur jalan yang berkualitas, sistem pasokan listrik yang handal, sistem irigasi yang modern, kualitas tata kelola pemerintahan kabupaten yang baik, dan tingkat pendidikan kepala keluarga yang memadai. Kepemilikan lahan dapat membuat rumah tangga di perdesaan terhindar dari kemiskinan, walaupun hal tersebut bukanlah suatu persyaratan untuk dapat terlibat dalam bisnis non-pertanian. Infrastruktur jasa memiliki peran yang bervariasi didalam pengentasan kemiskinan dan perkembangan aktivitas non-pertanian di perdesaan, sedangkan jumlah anggota rumah tangga yang semakin banyak dapat mendorong perkembangan sektor ekonomi non-pertanian di perdesaan.
Penelitian ini juga berhasil mengkonfirmasi secara statistik keabsahan premis utama yang menyatakan bahwa partisipasi ke sektor non-pertanian dapat menjadi strategi yang tepat bagi rumah tangga di perdesaan agar terhindar dari kondisi kemiskinan.

The increased of general welfare and spreading of rural non-farm activity represent the triumph of development process in rural area. This study argues that such achievement needs appropriate policy intervention as its cornerstone.
This research aims at analyzing the role of infrastructure, as a policy intervention, in stimulating the development of non-farm activity and poverty reduction in rural area.
Probit and tobit regression are used to analyze the impact of physical, services, and institutional infrastructures as well as non-infrastructure variables on poverty status of the rural household and development of non-farm economy, based on cross sectional survey data of IFLS4 2007.
The regression result suggests that the success of poverty reduction and development of non-farm activity in rural areas requires qualified road network, reliable electricity supply, advanced irrigation system, good corporate governance at municipality level, and higher education attainment of head of the rural household. The land ownership can keep the rural household out of poverty, though it is not a pre-requisite to participate in the non-farm economy. Services infrastructures have a mix impact on poverty reduction and rural non-farm activity, while the size of the household can support the development of rural non-farm economy.
The study also statistically confirmed the validity of the basic premise that the participation of rural household into the non-farm economy would serve as a strategy to be spared out of poverty status.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Darudjati D.B.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
TA3243
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Setio Laksono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
TA3240
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Azmaiza Hadsyah
"

Riset ini dilakukan di perusahaan yang bergerak di bidang industri teknologi telekomunikasi yang memproduksi telepon seluler dan menjual telepon seluler dengan merek dagang sendiri. Perusahaan ini menggunakan perangkat lunak manufaktur Manufacturing Execution System (MES) dalam proses manufakturnya. Perangkat lunak manufaktur harus selalu dikembangkan dan kinerjanya ditingkatkan. Perusahaan perlu melakukan pendekatan dan penilaian untuk meningkatkan kapabilitas dan kematangan proses manufaktur digital. Capability Maturity Model (CMM) digunakan sebagai dasar model pengukuran kematangan perangkat lunak manufaktur yang digunakan dalam proses manufaktur. Model kematangan kapabilitas menentukan tingkat kematangan digital perusahaan saat ini. Kemudian berdasarkan analisis celah, dibuat peta untuk peningkatkan kematangan digital pada proses manufaktur. Pada tingkat 2 berulang, perusahaan mencapai tingkat kematangan 2,23, kemudian pada tingkat 3 didefinisikan mencapai tingkat kematangan 2,17. Berdasarkan tingkat kematangan saat ini, dilakukan pembuatan profil KPA dan dirancang peta untuk meningkatkan tingkat kematangan digital perusahaan.


The research was conducted at a telecommunications technology company that manufactures mobile phones. The company uses Manufacturing Execution System (MES) manufacturing software in its manufacturing processes. Manufacturing software should always be developed and improved. Companies need to carry out approaches and assessments to increase the capability and maturity of digital manufacturing processes. Capability Maturity Model (CMM) is used as the basis for measuring the maturity of manufacturing software used. The capability maturity model determines the company's current level of digital maturity. Then based on the gap analysis, a map is created to increase digital maturity in the manufacturing process. At level 2 repeated, the company reaches a maturity level of 2,23, then at level 3 it is defined as reaching a maturity level of 2,17. Based on the current maturity level, a KPA profile is created and a map is designed to increase the company's digital maturity level.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Maulana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kegiatan online marketing yang dan mobile marketing terhadap brand love penggemar FC Barcelona. Terdapat 178 responden pada penelitian ini yang merupakan penggemar FC Barcelona yang berdomisili di Jabodetabek. Metode pengolahan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah multiple regression. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah hanya online marketing melalui Instagram yang berpengaruh secara positif terhadap brand love penggemar FC Barcelona di Jabodetabek.

ABSTRACT
This study aimed to analyze influences of online marketing and mobile marketing on brand love FC Barcelona fans. There are 178 respondents of this study who are FC Barcelona fans in Jabodetabek. This study uses multiple regression to process the data. The result of this study shows that its only online marketing using Instagram are significantly affect brand love FC Barcelona fans in Jabodetabek"
S66996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>