Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Symphony Akelba Christian
"ABSTRAK
Kolokasi merupakan gabungan kata yang memiliki hubungan makna dan selalu muncul berdampingan. Hubungan makna menyebabkan kolokasi tersebut tidak dapat digantikan dengan kata lain, atau jika digantikan dengan kata lain, akan menyebabkan perubahan makna. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pembentukan kolokasi dari bidang semantik kognitif. Penelitian ini merupakan penelitian campuran yang mengkombinasikan penelitian kuantitif dan kualitatif. Objek penelitian adalah kolokasi verba dan objek bahasa Mandarin bidang transportasi yang bersumber dari korpus data Chinese Web 2017 (zhTenTen11) Simplified Sketch Engine.
Hasil penelitian terhadap 900.029 kolokasi verba dan objek bidang transportasi menunjukkan bahwa konsep yang direpresentasikan oleh karakter Han berperan dalam pembentukan kolokasi, komponen makna dari verba berasosiasi dengan komponen makna dari nomina membangun makna kolokatif menyebabkan kolokasi tersebut tidak tergantikan, bingkai menunjukkan perbedaan perspektif dan interaksi elemen pembentuk kolokasi, dan pemaduan konseptual terbukti dapat digunakan sebagai alat untuk menggambarkan dan menjelaskan pembentukan kolokasi verba dan objek. Di samping itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kolokasi verba dan objek bahasa Mandarin mencerminkan pemahaman penutur bahasa Mandarin yang memahami kejadian berdasarkan interaksi anggota tubuh dengan benda secara keseluruhan dan detail.

ABSTARCT
Collocation is a combination of words that have a relationship of meaning and always appear in habitual company. The meaning relationship causes the collocation cannot be replaced with other words; in the event that the collocating words are replaced with others, changes in meaning will occur. The purpose of this study is to explain the formation of collocation from the view of cognitive semantic. This research is a mixed method research which combines quantitative and qualitative research. The object of research is the Chinese language verb-object collocation in the field of transportation sourced from the Chinese Web 2017 data corpus (zhTenTen11) Simplified Sketch Engine.
The results of the study on 900,029 verb-object collocation in the field of transportation show that the concepts represented by Chinese characters play an important role in the formation of collocations, the meaning components of verb associated with the meaning components of noun construct the collocative meaning, causing the collocation to be irreplaceable, the frame shows differences in perspective and the interaction of the forming elements of the collocations, and conceptual integration are proven to be used as a tool to describe and explain the formation of verb-object collocation. In addition, the results of the study also showed that the collocation of verbs and objects of the Chinese language reflected the understanding of Mandarin speakers who understood events based on the interaction of the part of the body with objects and view the event as a whole and in detail."
2020
D2742
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Shafa Fatiha
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kolokasi kata asease dalam media sosial Twitter, atau yang sekarang disebut X. Penelitian ini menggunakan teori kolokasi oleh Benson, Benson, & Ilson (2010) untuk mengklasifikasi tipe kolokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua kategori kolokasi yang terdapat dalam kata asease berdasarkan data dari Twitter, yaitu kolokasi dengan kata, kolokasi dengan tanda nonverbal. Keduanya memiliki kecenderungan letak kolokat yang berada sebelum kata asease. Kolokasi kata yang ditemukan pada asease adalah tipe adverbia + adjektiva dan verba +adverbia. Kolokasi asease dengan tanda nonverbal yang ditemukan adalah kolokasi dengan kaomoji dan emoji. Tanda nonverbal yang berkolokasi dengan kata asease memiliki makna yang sesuai dengan kata asease itu sendiri, yaitu perasaan gelisah, terburu-buru, tidak nyaman, dan perjuangan. Selain itu, penggunaan tanda nonverbal yang berkolokasi dengan asease berfungsi sebagai penegasan terhadap situasi atau perasaan penutur.

This study aims to explain the collocation of the word asease on the social media Twitter, or now called as X. This study uses collocation theory by Benson, Benson, & Ilson (2010) to classify collocation types. The results show that there are two categories of collocation found in the word asease based on data from Twitter, those are collocation with words and collocation with nonverbal signs. Both have a tendency to be located before the word asease. The type of word collocations found in asease are adverb + adjective and verb +adverb. Collocations of asease with nonverbal signs found are collocations with kaomoji and emoji. The nonverbal signs that collocate with the word asease correspond to the meaning of the word asease itself, which are feelings of anxiety, hurry, discomfort, and struggle. In addition, the use of nonverbal signs that collocate with asease functions as an emphasis of the situation or feelings of the speaker."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christiana Sidupa
"Disertasi ini membahas medan makna verba bahasa Inggris bidang ekonomi dari sudut pandang semantik leksikal berbasis korpus. Medan makna dalam penelitian ini didasarkan pada relasi sintagmatis atau yang disebut dengan kolokasi dan bertujuan agar dapat mengungkapkan rumpang konseptual medan makna kosakata bidang ekonomi increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bagi penutur Inggris dan penutur bahasa Inggris yang berbahasa ibu bahasa Indonesia. Metode penelitian dalam disertasi ini menggunakan kombinasi ancangan kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif dan komparatif serta pendekatan linguistik korpus. Sumber data penelitian berasal dari teks digital bidang ekonomi para mahasiswa Inggris (British Academic Written English/ BAWE) dan teks digital mandiri yang berisi artikel-artikel dari jurnal nasional terakreditasi Sinta 2 (Indonesian Economic Written English/ IEWE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan medan makna yang dibangun oleh makna kolokat verba increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bahasa Inggris yang digunakan oleh penutur bahasa Inggris dan penutur bahasa Indonesia merepresentasikan rumpang-rumpang konseptual yang dimiliki penutur-penutur tersebut.

This dissertation discusses the semantic field of economic English verbs from a study of corpus-based lexical semantics. The semantic field in this research is based on a syntagmatic relation or what is called collocation and aims to reveal the conceptual gaps of the semantic fields of economic field vocabularies increase, improve, raise, develop, expand, extend, and enhance for English speakers and English language speakers whose mother tongue is Indonesian language. The research method in this dissertation uses a combination of qualitative and quantitative approaches with descriptive and comparative methods as well as corpus linguistic approach. The research data sources come from the economic digital texts of British students (British Academic Writing English/ BAWE) and independent digital texts containing articles from the Sinta 2 accredited national journals (Indonesian Economic Writing English/ IEWE). The result of the research showed that the semantic fields differences constructed by the meanings of collocations of English verbs increase, improve, raise, develop, expand, extend, enhance used by English speakers and Indonesian language speakers represent the conceptual gaps possessed by those speakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viena Ulya
"Tulisan ini membahas pemakna jujur dalam korpus bahasa Jawa berdasarkan penggunaannya dalam korpus
bahasa Jawa. Data yang digunakan adalah kata jujur dalam web korpus www.korpus.ui.ac.id. Sumber data
korpus tersebut dikumpulkan dari beberapa karya tulis, sastra, majalah, maupun buku ajar sekolah yang terbit
mulai tahun 1950 sampai 2016. Selanjutnya data dikelompokkan berdasarkan kata di sebelah kanan yaitu mulai
dari R3 sampai R1 dan kata di sebelah kiri yaitu mulai L1 sampai L3 berdasarkan frekuensi MI Score.
Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada UCREL Semantic Analysis System (USAS) untuk mengetahui
kategori tiap-tiap kata yang berkolokasi dengan kata jujur. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
metode gabungan, yaitu menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Teori yang digunakan dalam
penulisan ini adalah teori semantic preference, yaitu merupakan item leksikal yang sering muncul bersamaan
dengan kata inti dan membangun suatu makna tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata jujur
berkolokasi dengan kata-kata yang cukup banyak dan tidak hanya terdapat dalam kategori tindakan, tetapi juga
menunjukan penggunaan kata jujur dalam beberapa bidang seperti pekerjaan dan pendidikan serta muncul
kategori waktu yang menunjukkan bahwa keadaan atau kondisi tertentu dapat mempengaruhi seseorang dalam
berlaku jujur.


This paper discusses meanings of honesty in the Javanese language based on their use in the corpus of the
Javanese language. The data used is an jujur honest word in the corpus web www.korpus.ui.ac.id. The source
of the corpus data was collected from several papers, literature, magazines, and school textbooks that were
published from 1950 to 2016. Furthermore, the data are grouped according to the words on the right side,
starting from R3 to R1 and the words on the left side, from L1 to L3 based on the frequency of MI Score. The
grouping is based on the UCREL Semantic Analysis System (USAS) to find out the categories of each word that
is confused with jujur words. The method used in this writing is a combined method of quantitative and
qualitative methods. The theory used in this paper is the semantic preference theory, which is a lexical item that
often appears together with the core words and constructs a certain meaning. The results of this study show that
jujur words collocate with quite a lot of words and not only in the category of action, but also to show the use of
the word jujur in several fields such as work and education and the time category shows that certain conditions
can affect someone in being honest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Riyawanti
"Skripsi ini merupakan penelitian semantis tentang kolokasi sintagmatis monem argent yang bermakna alat pemhayaran, di dalam ungkapan berbahasa Prancis. Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan kolokasi tersebut. Kolokasi sintagmatis adalah kesesuaian semantis antarunsur yang herada di dalam satu rangkaian ujaran.
Analisis mencakup dua segi pembahasan, yaitu segi semantis dan sintaktis. Teori-teori semantis yang digunakan untuk meneliti data, yang berjumlah 79 (tujuh puluh Sembilan) ungkapan diambil dari entri monem argent di dalam kamus Le Grand Robert dan Dictionnaire des Expressions et Locutions, adalah neon makna dan kolokasi yang dikemukakan oleh Palmer, teori konteks dan situasi oleh Baylon, teori perubahan makna dan proses metaforis oleh Rend Dirven dan Tutescu, serta teori-teori lain oteh Hillary Bool dan Harimurti Kridalaksana. Teori tentang satuan sintaktis oteh Andre Martinet digunakan untuk mengklasifikasikan data menurut tataran sintaktis Bahasa Prancis.
Setelah dilakukan analisis terhadap semua data, berdasarkan kolokasi sintagmatis monem argent, ditemukan dua jenis ungkapan yakni ungkapan yang berkolokasi hiasa, bila antarunsurnya mempunyai kesesuaian semantis hiasa, dan ungkapan yang berkolokasi iuar hiasa, bila di dalamnya terjadi perubahan makna pada satu atau beberapa unsurnya yang berupa proses metaforis. Proses metaforis yang didapatkan adalah metafora dalam arti sempit, metonimi, campuran metafora dan metonimi, serta sinestesia. Di samping itu ditemukan pula perubahan acuan pada monem argent, yaitu tidak lagi mengacu kepada alat pembayaran, melainkan kepada sesuatu yang herharga dan kepada pelaku."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Budhi Setyanto
"ABSTRAK
Analisis Isogeometrik (IGA) merupakan pengembangan dari Metode Elemen Hingga (FEM). IGA lahir untuk menjembatani Computer Aided Engineering (CAE), yang berbasiskan FEM dengan shape function polinomial, dan Computer Aided Design (CAD), yang menggunakan basis function NURBS, dengan mengaplikasikan penggunaan NURBS pada CAE agar dapat memodelkan struktur secara eksak. Skripsi ini mempelajari performa metode collocation pada IGA untuk Balok Timoshenko dan Pelat Reissner-Mindlin dengan peralihan lentur sebagai variabel tunggal melalui uji konvergensi. Pengujian mencakup peralihan dan gaya dalam, dan dibandingkan dengan metode Galerkin. Hasil pengujian menunjukkan konvergensi yang baik pada semua kasus yang diujikan.

ABSTRACT
Isogeometric Analysis (IGA) is a development of Finite Element Method (FEM). IGA was initiated to bridge Computer Aided Engineering (CAE), FEM-based program with polinomial shape function, and Computer Aided Design (CAD), which uses NURBS as basis function, by applying NURBS in CAE, so structure can be modelized exactly. This report is studying collocation method performance in IGA for Timoshenko Beam and Reissner-Mindlin Plate with bending displacement as single variable through convergence test. The test is including displacement and internal forces study, and compared to Galerkin method. The results of this study have a good convergency in every tested cases.
"
2016
S65329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christiana Sidupa
"Disertasi ini membahas medan makna verba bahasa Inggris bidang ekonomi dari sudut pandang semantik leksikal berbasis korpus. Medan makna dalam penelitian ini didasarkan pada relasi sintagmatis atau yang disebut dengan kolokasi dan bertujuan agar dapat mengungkapkan rumpang konseptual medan makna kosakata bidang ekonomi increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bagi penutur Inggris dan penutur bahasa Inggris yang berbahasa ibu bahasa Indonesia. Metode penelitian dalam disertasi ini menggunakan kombinasi ancangan kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif dan komparatif serta pendekatan linguistik korpus. Sumber data penelitian berasal dari teks digital bidang ekonomi para mahasiswa Inggris (British Academic Written English/ BAWE) dan teks digital mandiri yang berisi artikel-artikel dari jurnal nasional terakreditasi Sinta 2 (Indonesian Economic Written English/ IEWE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan medan makna yang dibangun oleh makna kolokat verba increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bahasa Inggris yang digunakan oleh penutur bahasa Inggris dan penutur bahasa Indonesia merepresentasikan rumpang-rumpang konseptual yang dimiliki penutur-penutur tersebut.

This dissertation discusses the semantic field of economic English verbs from a study of corpus-based lexical semantics. The semantic field in this research is based on a syntagmatic relation or what is called collocation and aims to reveal the conceptual gaps of the semantic fields of economic field vocabularies increase, improve, raise, develop, expand, extend, and enhance for English speakers and English language speakers whose mother tongue is Indonesian language. The research method in this dissertation uses a combination of qualitative and quantitative approaches with descriptive and comparative methods as well as corpus linguistic approach. The research data sources come from the economic digital texts of British students (British Academic Writing English/ BAWE) and independent digital texts containing articles from the Sinta 2 accredited national journals (Indonesian Economic Writing English/ IEWE). The result of the research showed that the semantic fields differences constructed by the meanings of collocations of English verbs increase, improve, raise, develop, expand, extend, enhance used by English speakers and Indonesian language speakers represent the conceptual gaps possessed by those speakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deodatus Perdana Putra
"Tesis ini meneliti kolokasi verba-nomina yang diproduksi oleh pemelajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) tingkat madya dalam kelas bahasa Indonesia untuk diplomat. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan merekam percakapan yang dihasilkan oleh tujuh subjek penelitian. Untuk menganalisis data, peneliti mencatat semua kolokasi verba-nomina yang diproduksi dan mengelompokkannya menjadi dua jenis: kolokasi kongruen dan nonkongruen. Kemudian, semua kolokasi yang ditemukan dikategorikan ke dalam kolokasi berterima dan takberterima untuk menemukan sumber kesalahan pada produksi kolokasi. Penilaian jenis kolokasi ini dilakukan melalui kamus, korpora bahasa Indonesia, dan penilaian penutur jati. Hasil penelitian menemukan 214 (1,8%) kolokasi yang diproduksi oleh pemelajar, jauh lebih kecil dibandingkan penutur jati. Terkait kongruensi, ditemukan bahwa 89% kolokasi yang diproduksi adalah kolokasi kongruen. Meskipun demikian, ternyata pemelajar BIPA mengalami kesulitan dalam memproduksi kolokasi kongruen. Hal ini terjadi karena terdapat kongruensi parsial antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dalam bentuk diferensiasi dan coalescing "penggabungan" (Gass dan Selinker, 2008). Terakhir, analisis pada kolokasi takberterima menemukan bahwa 35% kesalahan terjadi akibat terjemahan literal bahasa ibu, 27,5% dari pengabaian aturan bahasa, 22,5% dari aproksimasi, dan sisanya dihasilkan dari konsep yang salah serta overgeneralization "penggunaan yang berlebihan". Tesis ini ditutup dengan beberapa implikasi pedagogis dari penelitian, korpus mini bahasa Indonesia untuk diplomat, serta contoh latihan pembelajaran kolokasi yang dapat menjadi panduan yang bermanfaat untuk diterapkan dalam kelas bahasa Indonesia untuk diplomat.

This paper examines verb-nouns collocations produced by intermediate-level Indonesian language for foreign speakers (BIPA) in Indonesian classes for diplomats. The data in this study were obtained by recording conversations produced by seven research subjects. To analyze the data, the researcher recorded all verb-noun collations produced and grouped them into two types: congruent and non-congruent collocations. Then, all collocations found were categorized as well-formed and errorneous collocations to find the source of the errors in collocation production. This type of collocation judgements is carried out through dictionaries, Indonesian corpora, as well as three native speakers judgement. The results found 214 (1.8%) collocations produced by learners, much smaller than native speakers. Regarding congruence, it was found that 89% of the collocations produced were congruent. However, it turns out that BIPA learners found difficulties in producing congruent collocation. This happens because there is a partial congruence between English and Indonesian in the form of differentiation and coalescing (Gass and Selinker, 2008). Finally, an analysis of errorneous collocations found that 35% of errors occurred as a result of L1 literal translation, 27.5% from ignorance of rules, 22.5% from approximations, and the rest resulted from false concept hypothesised and overgeneralization. This paper concludes with some pedagogical implications of this research, an Indonesian mini corpus for diplomats, and some examples of collocation learning exercises that can be applied in Indonesian language classes for diplomats."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T55234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaqiatul Mardiah
"Disertasi ini membahas semantik spasial preposisi ala dan nomina spasial fawqa dengan memanfaatkan ancangan linguistik kognitif, khususnya semantik kognitif. Dengan sumber data dari corpus.kacst.edu.sa dan model polisemi berprinsip dari Tyler dan Evans (2003), serta konfigurasi dari Ferrando dan Gosser (2011), kajian ini menemukan makna primer ala dan fawqa yaitu yang menyatakan makna lebih tinggi dari atau posisi di atas. Perbedaan kedua leksem itu terletak pada ada atau tidaknya kontak pada salah satu sisi permukaan entitas yang berelasi. Untuk makna perluasan ala, secara dominan menunjukkan relasi kuasa dan relasi tumpuan, sedangkan makna perluasan fawqa menunjukkan makna melebihi atau melampaui. Data dari korpus juga memperlihatkan kecenderungan jumlah makna perluasan ala lebih banyak dibanding makna perluasan fawqa. Selain itu, makna perluasan ala lebih banyak menunjukkan hubungan yang erat antara verba atau nomina derivatifnya dengan ala, sedangkan makna perluasan fawqa tidak menunjukkan hal yang sama. Temuan tentang makna primer dan makna perluasan masing-masing ala dan fawqa disajikan dalam bentuk jejaring semantis. Jejaring semantis itu menggambarkan relasi polisemis antara makna-makna perluasan dengan makna primernya. Sebagai dua leksem yang bersinonim, fawqa dapat menggantikan ala pada situasi tertentu, dan begitu pula sebaliknya.

This dissertation discusses the spatial semantics of preposition ala and spatial noun fawqa by utilizing cognitive linguistic approaches, specifically cognitive semantics. With data sources from corpus.kacst.edu.sa and principled polysemy models from Tyler and Evans (2003), as well as configurations from Ferrando and Gosser (2011), this study found the primary sense of ala and fawqa, which states higher meaning or position above. The difference between the two lexemes lies in the presence or absence of contact on one side of the surface of the related entity. For the extended senses of ala, dominantly show the power relation and pedestal relation, while the extended senses of fawqa indicate the exceeding or beyond. Data from the corpus also show the tendency of the number of the extended senses ala more than the extended senses of fawqa. furthermore, the extended senses of ala show the close relationship between the verb or its derivative nouns with ala, while the extended senses of fawqa does not indicate the same thing. The findings of the primary sense and the extended senses of each ala and fawqa are presented in the frame of semantic network, which illustrates the polysemic relation between extended senses and their primary sense. As two synonymous lexemes, fawqa can replace ala in certain situations, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
"Bahasa Mandarin sudah lama dikenal di Indonesia. Di FSUI Program Studi Cina merupakan program studi yang cukup "tua" yang mengajarkan bahasa Mandarin pada tingkat Universitas. Pengajaran bahasa Mandarin pada beberapa puluh tahun lalu jelas berbeda dengan pengajaran dewasa ini. Hal ini berkenaan dengan tujuan pengajaran itu sendiri. Tujuan pengajaran pada masa silam berbeda dengan masa kini karena perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan masyarakat. Kalau pada masa silam tujuan pengajaran lebih condong pada pengguasaan bahasa secara pasif, maka pengajaran dewasa ini lebih ditekankan pada kemampuan komunikatif, walaupun kemampuan tulis diabaikan. Selain itu, beberapa tahun terakhir ini permintaan perusahaan-perusahaan akan lulusan program studi Cina menunjukkan gejala yang meningkat. Karena itu yang menjadi masalah ialah model silabus apa yang dapat memenuhi kebutuhan pada masa sekarang ini.
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model silabus untuk pengajaran bahasa Mandarin tingkat dasar. Dalam silabus itu akan dijabarkan kemampuan bahasa yang hendak ditanamkan kepada siswa.
Metode yang digunakan adalah metode kepustakaan. Caranya dengan mengumpulkan buku-buku tentang pengajaran bahasa. Berdasarkan pendekatan, teori dan metode yang telah ada, saya berusaha menemukan metode yang paling sesuai dengan pengajaran bahasa Mandarin di Indonesia.
Model silabus yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi program studi Cina FSUI, atau program pendidikan bahasa Mandarin lainnya dalam menyusun silabus bahasa Mandarin. Model silabus ini menjabarkan bahwa empat keterampilan yang akan diajarkan adalah menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Keempat keterampilan tersebut mempunyai bobot yang tidak sama. Penentuan bobot itu berhubungan dengan tujuan pengajaran. Karena tujuan pengajaran adalah agar siswa dapat berkomunikasi, maka keterampilan yang ditekankan pada semester I dan II adalah menyimak dan berbicara. Pada semester berikutnya membaca dan menulis mendapat penekanan yang lebih berat, kemudian diteruskan pada semester terakhir. Sementara itu kegiatan perkuliahan bahasa, sehingga pada semester terakhir yang patut ditekankan adalah kemahiran menulis huruf Han harus sejalan dengan kosa-kata yang dikuasai. Dengan kata lain, siswa harus dapat menuliskan semua kata yang sudah dipelajarinya ke dalam huruf Han."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>