Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Dwiatmi Dewijanti
"Telah dilakukan uji aktivitas antidiabetes dari daun salam (Syzygium polyanthum (Waigh) Walp, yang berasal dari kebun tanaman bumbu di Kebun Propinsi Puspiptek, dengan melakukan maserasi dalam pelarut etanol 70% lalu dipartisi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan butanol. Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa yang teraktif adalah fraksi ethil acetat maka dilakukan isolasi pada fraksi etil asetat dengan teknik kromatografi kolom lambat, dengan menggunakan fase gerak secara gradien (klorofom-metanol). Dipredeksikan ada beberapa senyawa dari isolat C1 (Quercetagetin; Lucialdehyde B; Valine dan Isomaltose), dari isolat C3 (Quercetagetin; Quercetin; 10-OAcetylgeniposidic acid; Bergenin; Gallic acid), dan dari isolat C5 (Feroxidin; Digiprolactone; Epianhydrobelachinal; 3,7-Dimethyloctane-1,3,6-triol; 5α,8α- Epidioxyer-gosta-6,22-dien-3β-ol; Lucialdehyde B) yang masing-masing telah diidentifikasi dengan spektrofotometer UV-Vis, FT-IR, LCMSMS. Hasil uji aktivitas antidiabetes dengan persen penghambatan pada 100 ug/mL berturut-turut adalah isolat C1 (90,46 ± 1,04), isolat C3 (65,99 ± 3,08) dan isolat C5 (49,00 ± 1,04) dan uji aktivitas antioksodan persen penghambatan pada 100 ug/ml berturutturut isolat C1 (80,32 ± 0,83), isolat C3 (93,94 ± 0,81), dan C5 (34,37 ± 3,30). Hasil analisa NMR dan instrumen lain menunjukkan dalam isolat C3 terdapat galic acid, yang merupakan antioksidan, memperkuat hasil uji aktivitas anti oksidan tertinggi pada isolat C3. Pengujian juga dilakukan pada ekstrak air daun salam dari Jawa Timur (SJT), Jawa Tengah (SJTeng), dan Jawa Barat (SJB), hasilnya aktivitas tertinggi adalah salam yang berasal dari Jawa Tengah (SJTeng) dan dipredeksikan salam dari daerah Jawa Timur (SJT) mengandung senyawa (quercetin dan coniferin) dari Jawa Tengah (SJTeng) mengandung (quercetin dan juncusol) sedangkan Jawa Barat (SJB) mengandung (quercetin, danretucine).

An antidiabetic activity test has been carried out from bay leaves (Syzygium polyanthum (Waigh) Walp, which comes from spice plantations in Puspiptek Province Gardens, by maceration in 70% ethanol solvent and then partitioned using n-hexane, ethyl acetate and butanol solvents. Previously, observed that the most active was the ethyl acetate fraction and isolation was carried out from ethyl acetate fraction by slow column chromatography, using a gradient mobile phase (chloroform - methanol). It was predicted that there were several compounds from isolate 1 (Quercetagetin Lucialdehyde B; Valine and Isomaltose), from isolate 3 (Quercetagetin; Quercetin; 10-O-Acetylgeniposidic acid; Bergenin; Gallic acid), and from isolate 5 (Feroxidin; Digiprolactone; Epianhydrobelachinal; 3,7- Dimethyloctane-1,3, 1,3 6-triol; 5α, 8α) -Epidioxyer-gosta-6,22-dien-3β-ol; Lucialdehyde B) which has been identified by UV-Vis, FT-IR, LCMSMS spectrophotometer. These compounds have antidiabetic activity with inhibition percentage in 100 ug/mL (IC50 values) respectively: C1 (90,46 ± 1,04), C3 (65,99 ± 3,08), and C5 (49,00 ± 1,04). Meanwhile, the antioxidant activity of C1, C2, and C3 were 80,32 ± 0,83; 93,94 ± 0,81; and 34,37 ± 3,30 respectively. The identification of chemical structure prediction obtained by NMR and other instruments showed galic acid is one of the best candidate which also showed the highest antioxidant value. Tests were also carried out on the originating bay leaf water extracts from East Java (SJT), Central Java (SJTeng) and West Java (SJB), where the highest activity results were greetings originating from Central Java (SJTeng) and predicted greetings from the East Java region (SJT) containing compounds (quercetin and coniferin) from Central Java (SJTeng) containing (quercetin and juncusol) while West Java (SJB) containing (quercetin, and retucine)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faqih Alhaitami
"Daun salam dan buah salak sangat melimpah di Indonesia, dan dipercaya masyarakat memiliki sifat antioksidan dan anti penuaan. Namun belum ada penelitian mengenai penggunaanya sebagai inhibitor korosi ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisa pengaruh penambahan ekstrak daun salam (syzygium polyanthum),, buah salak banjarnegara (salacca zalacca var banjarnegara) dan campuran keduanya sebagai inhibitor ramah lingkungan terhadap baja karbon API 5L grade B dalam larutan HCl 1M.
Pengujian polarisasi dan EIS dilakukan untuk mengukur efisiensi inhibitor pada konsentrasi penambahan ekstrak yang berbeda yaitu 2ml/L, 4ml/L, 6ml/L dan 8ml/L untuk masing-masing ekstrak daun salam dan buah salak, dan konsentrasi ekstrak campuran 6ml/L dengan perbandingan komposisi ekstrak daun salam dan buah salak yaitu 1:1, 1:2, 1:3, 3:1 dan 2:1. Pengujian FTIR dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa aktif yang terkandung pada ekstrak daun salam dan buah salak, dan mengetahui golongan senyawa aktif yang membentuk lapisan protektif pada permukaan logam. Adsorption isotherm digunakan untuk mengidentifikasi mekanisme adsorpsi dari inhibitor ekstrak daun salam, buah salak dan campuran pada permukaan baja.
Hasil pengujian polarisasi pada penambahan inhibitor ekstrak daun salam dan buah salak secara tunggal, sama-sama menunjukan nilai efisiensi inhibitor (EI) tertinggi dan laju korosi (CR) terendah diperoleh pada konsentrasi 6ml/L yaitu masing-masing EI = 58.56%, CR=1.36 mm/tahun untuk ekstrak daun salam dan EI = 74.90%, CR = 0.82 mm/tahun untuk ekstrak buah salak. Hasil pengujian EIS pada penambahan inhibitor ekstrak daun salam dan buah salak secara tunggal juga menunjukan nilai efisiensi inhibitor (EI) tertinggi diperoleh pada konsentrasi 6ml/L yaitu masing-masing EI=76.60% untuk ekstrak buah salak dan EI=66.07% untuk ekstrak daun salam. Sedangkan untuk campuran ekstrak daun salam dan buah salak diperoleh efisiensi inhibitor (EI) tertinggi dan laju korosi (CR) terendah pada perbandingan komposisi 1:1 (50% : 50%) yaitu sebesar EI=73.54% dan CR=0.87 mm/year, berdasarkan pengujian polarisasi dan EI=74.83% berdasarkan pengujian EIS.
Pengujian FTIR menunjukkan keberadaan golongan senyawa fenolik (tannin) pada penambahan inhibitor ekstrak daun salam dan keberadaan golongan senyawa alkaloid pada penambahan ekstrak salak dipermukaan logam yang direndam dalam HCl 1M. Kedua jenis ekstrak apabila dicampurkan tidak menunjukan adanya efek sinergis dan juga antagonis sehingga dapat disimpulkan keduanya tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Kedua inhibitor ekstrak menunjukan korelasi sesuai dengan Langmuir dan Frumkin Isotherm yang mengindikasinya mekanisme adsorpsi fisik dan chemisorption

Bay leaves and snake fruits are very abundant in Indonesia, and have been believed by local community that they have antioxidant properties and anti-aging effect. However, no studies regarding its use as a enviromental friendly corrosion inhibitor. The aim of this research is to study and analyze the effect of indonesian bay leaf extract (syzygium polyanthum), snake fruit (salacca zalacca var banjarnegara) extract and also these mixed extract as enviromental friendly inhibitor on carbon steel API 5L grade B in hydrochoric acid 1M solution.
Electrochemical polarization test and EIS test were used in measuring the inhibitor efficiency at a different concentration of extract i.e. 2ml/L, 4ml/L, 6ml/L dan 8ml/L for indonesia bay leaf extract and snake fruit extract as single inhibitor, and 6ml/L for their mixture with a composition ratio of indonesian leaf extract to snake fruit extract , 1:1, 1:2, 1:3, 3:1 dan 2:1. FTIR was also used to identify the active compound group contained in both extracts and identify the active compound group which formed protective film on the metal surface. Adsorption isotherm was used to study inhibition mechanism of indonesia bay leaf extract, snake fruit extract and their mixture on metal surface.
Polarization test result of addition of indonesian bay leaf extract and snake fruit extract as single inhibitor in 1M HCl solution showed the highest inhibitor efficiency value (IE) and lowest corrosion rate (CR) IE=58.56%, CR=1.36 mm/year for bay leaf extract, and IE=74.90%, CR=0.82 mm/year for snake fruit extract at concentration 6ml/L, as well as EIS test showed the highest inhibitor efficiency value respectively IE=66.07% for bay leaf extract and IE=76.6% for snake fruit extract at concentration 6ml/L. And the addition of their mixture showed the highet inhibitor efficiency value achieved at a composition ratio 1:1 (50% : 50%) i.e. IE=73.54%, CR=0.87 mm/year based on polarisation test and 74.83% based on EIS test.
FTIR test result on steel sample which was immersed in HCl 1M solution had identified primarily the presence of phenolic compound group (tannin) on the metal surface with an addition of indonesian bay leaf extract and alkaloid compound group on the metal surface with an addition of snake fruits extract. The mixture of the extracts showed no sinergistic and antagonistic interaction. Thus, it can be concluded that these extracts do not interact to each other when they are mixed. These two extracts showed a correlation to Langmuir and Frumkin Isotherm that indicated physical adsorption as well as chemisorption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumilar Adhi Nugroho
"Andrographis paniculata (AP) dan Syzygium cumini (SC) banyak diteliti sebagai alternatif pengobatan antidiabetes namun kombinasi AP-SC belum pernah diteliti sebelumnya. Pada kombinasi ini, dilakukan penapisan fitokimia, uji toksisitas akut oral, dan uji antidiabetes. Ekstrak AP dan SC, mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, glikosida, tanin, terpenoid dan saponin. Uji toksisitas akut oral kombinasi APSC menggunakan 13 mencit betina galur DDY yang dibagi ke dalam 3 kelompok dan secara oral diberikan satu dosis kombinasi 1:1 APSC (0, 300, 2000 mg/kg BB), pengamatan dilakukan selama 2 minggu. Uji antidiabetes dilakukan menggunakan tikus Sprague-Dawley (SD) jantan yang diinduksi high-fat diet-streptozotosin dosis rendah berganda (HFD-STZ). Tikus diabetes (n=5) diberikan perlakuan satu kali sehari dengan 0,5% CMC (kontrol diabetes), metformin (50 mg/kg), AP (50 dan 100 mg/kg), SC (50 dan 100 mg/kg) atau APSC (100 dan 200 mg/kg) selama 7 hari. Kelompok normal diberikan pakan normal diet. Uji toksisitas akut tidak menunjukkan toksisitas pada fungsi hati, ginjal, dan morfologi organ. Data menunjukkan dosis 100 mg/kg BB AP dan 100 mg/kg BB APSC menunjukkan potensi antihiperglikemik. Pemberian sediaan AP, SC, dan APSC berpotensi poliferatif sel beta pankreas lebih baik dari pemberian metformin, namun pemberian dosis tunggal AP dan SC serta kombinasi APSC cenderung tidak memberikan perbaikan profil lipid.

Andrographis paniculata (AP) and Syzygium cumini (SC) have been widely studied as alternatives to antidiabetic treatment but the combination of AP-SC has never been studied before. In this combination, phytochemical screening, oral acute toxicity testing, and antidiabetic testing were performed. AP and SC extracts contain flavonoids, alkaloids, glycosides, tannins, terpenoids and saponins. The acute oral toxicity test of the APSC combination used 13 female DDY strain mice divided into 3 groups and orally administered one dose combination of 1: 1 APSC (0, 300, 2000 mg/kg BW), observations were carried out for 2 weeks. Antidiabetic testing was carried out using male Sprague-Dawley (SD) rats induced by high-fat diet and multiple low-dose streptozotocin (HFD-STZ). Diabetic mice (n = 5) were treated once a day with 0.5% CMC (diabetes control), metformin (50 mg/kg), AP (50 and 100 mg/kg), SC (50 and 100 mg/kg) or APSC (100 and 200 mg/kg) for 7 days. The normal group was given normal diet food. Acute toxicity tests do not show toxicity to liver, kidney and organ morphology. The data shows a dose of 100 mg/kg AP and 100 mg/kg APSC shows antihyperglycemic potential. AP, SC, and APSC preparations have potentially proliferative pancreatic beta cells better than metformin administration, but the administration of single doses of AP and SC and the combination of APSC tends not to provide improved lipid profile."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Zielda Najib
"Indonesia merupakan negara urutan ke-5 dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) setelah China, India, USA, dan Brazil. Penderita DM terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kemakmuran dan gaya hidup manusia. Penelitian ini bertujuan untuk standardisasi, uji toksisitas akut dan aktivitas antidiabetes ekstrak etanol Garcinia daedalanthera Pierre. Standardisasi meliputi pemeriksaan mikroskopik dan makroskopik, parameter fitokimia, penapisan fitokimia, anal isis cemaran mikroba dan logam berat, uji toksisitas akut meliputi pengujian dengan BSLT dan pengujian terhadap mencit DDY berusia 8 minggu dengan dosis 5, 50, 500, 5000, 10000 dan 20000 mg/kgBB, dan uji aktivitas anti diabetes terhadap tikus wistar jantan dengan dosis 1, 10 dan 100
mg/kgBB. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak Garcinia daedalanthera mengandung flavonoid, saponin, tanin, steroid dan senyawa fenol. Kadar air sebesar 2,35%, kadar abu 2,51 %, kadar abu tidak larut asam 0,05%, kandungan total fenol sebesar 83,33 g GAEIlOOg dan kandungan total flavonoid sebesar 2g QEIlOOg. LCso ekstrak Garcinia daedalanthera sebesar 435,75 ~g/mL dan LDso diatas 20000 mg/kgBB. Ekstrak Garcinia daedalanthera memiliki aktivitas antidiabetes dengan menurunkan kadar glukosa puasa dan postprandial secara bermakna. Penelitian kami mengindikasikan bahwa ekstrak Garcinia daedalantera mempunyai efek antidiabetes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T57591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Risnanda Herdien
"Terapi diabetes dengan obat antidiabetes (OAD) yang umum digunakan memiliki efek samping yang tidak diinginkan serta masih tingginya harga OAD menjadi permasalahan, sehingga perlu dicari atau dikembangkan alternatif OAD lain yang lebih aman, efektif, dan murah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan secara in vitro dan in vivo, flavonoid memiliki khasiat dalam menurunkan kadar glukosa darah. Kulit buah jeruk mengandung banyak senyawa flavonoid. Namun pemanfaatannya belum maksimal walaupun jumlah produksi jeruk dunia sangat tinggi. Penulisan review ini bertujuan untuk mengulas informasi terkini mengenai efek flavonoid pada kulit jeruk dalam manajemen diabetes serta mekanisme molekulernya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya didapatkan bahwa flavonoid kulit jeruk dapat memperbaiki metabolisme glukosa, aktivitas enzim hati, pensinyalan insulin dan regulasi lipogenesis, memperbaiki kerusakan pada sel islet pankreas dan stimulasi sekresi insulin, dan melindungi dari penyakit komplikasi diabetes. Secara keseluruhan, flavonoid kulit jeruk sebagai antidiabetes yang dapat mencegah peningkatan kadar gula darah dan menurunkan resistensi insulin. Flavonoid berperan dalam penghambatan enzim yang utamanya merupakan mekanisme utama obat-obatan dan juga penghambatan pada level ekspresi gen dan sifatnya sebagai antioksidan. Penelitian lebih lanjut mengenai keamanan dan efikasi flavonoid dibutuhkan untuk pengembangan flavonoid kulit buah jeruk sebagai terapi alternatif diabetes melitus.

Diabetes therapy with commonly used of antidiabetic drugs (ADD) have unwanted side effects and the high price become problematic, so it is necessary to find or develop other safer, more effective, and inexpensive ADD alternatives. Based on research models in vitro and in vivo, flavonoids are proven to have efficacy in lowering blood glucose levels. In the citrus peel, flavonoid compounds are abundant. However their utilization is not optimal even though the mass production is very high. This study is to review current information regarding the effects of flavonoids on citrus peel in diabetic management and their molecular mechanisms. Based on the results of research that has been conducted by previous researchers, it was found that the flavonoids of citrus peel can improve glucose metabolism, hepatic enzyme activity, insulin signalling and lipogenesis regulation, repair damage to pancreatic islet cells and stimulate insulin secretion, and protect against complications of diabetes. Overall, citrus peel flavonoids as an antidiabetic can prevent an increase in blood sugar levels and reduce insulin resistance, the two hallmarks in diabetes melitus. Flavonoids play a role in enzyme inhibition, which is the main mechanism of medicine as well as inhibition at the level of gene expression and its antioxidant properties. Further research on the safety and efficacy of flavonoids is needed for the development of citrus fruit peel flavonoids as an alternative therapy for diabetes melitus."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilzar Fachri
"NADPH Oksidase merupakan enzim yang bekerja dalam mengubah molekul NADPH menjadi NADP+ dengan mentransfer elektron ke oksigen dan mengubahnya menjadi radikal anion superoksida. Enzim ini menjadi aktif pada berbagai kondisi patologis terutama pada keadaan hiperglikemia atau pada kondisi diabetes melitus. Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels) diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan telah lama digunakan dalam pengobatan diabetes.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas ekstrak etanol daun Jamblang dan kulit batang Jamblang terhadap NADPH Oksidase, melalui pengukuran antioksidan dan produk akhir ROS serta rasio NADP+/NADPH. Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH terhadap ekstrak etanol dari daun (DJ) dan kulit batang jamblang (KJ) sangat kuat dengan konsentrasi IC50 3,08 ppm untuk DJ dan 3,34 ppm untuk KJ, sebanding dengan kadar total fenol yang cukup tinggi sebesar 34,01% (b/b) untuk DJ dan 29,17% (b/b) untuk KJ.
Pengujian ekstrak DJ secara in vitro dengan sel HUVEC dalam kondisi hiperglikemia menurunkan secara signifikan produksi ROS pada konsentrasi 15 ppm sebesar 90,9%. Ekstrak KJ dan DJ juga menurunkan kadar rasio NADP+/NADPH secara signifikan jika dibandingkan blanko positif pada konsentrasi 10 dan 15 ppm. Tetapi ekstrak KJ dan DJ juga menghambat viabilitas sel pada konsentrasi 15 ppm. Ekstrak etanol KJ dan DJ memiliki kemampuan dalam menghambat NADPH Oksidase dengan cara menghambat produksi ROS dan menurunkan rasio NADP+/NADPH dalam sel HUVEC.

NADPH oxidase is an enzyme that works to transform NADPH into NADP+ by transferring electrons to oxygen and convert it into anion superoxide radicals. This enzyme becomes active in a variety of pathological conditions, especially on the state of hyperglycemia in diabetes mellitus condition. Jamblang known to have antioxidant activity and have long been used in the treatment of diabetes.
This study is aimed to evaluate the activity of the leaves and bark of Jamblang against NADPH oxidase, through the measurement of antioxidants activity, ROS production inhibition and NADP+/NADPH ratio. The antioxidant activity with DPPH assay against ethanol extract of the leaves (DJ), and bark jamblang (KJ) is very strong with IC50 concentrations of 3.08 ppm to 3.34 ppm for the DJ and KJ, comparable to the levels of total phenols were quite high at 34,01% (w/w) for DJ and 29.17% (w/w) for KJ.
DJ extracts in vitro assay with cells HUVEC under conditions of hyperglycemia significantly reduce ROS production at a concentration of 15 ppm at 90.9%. Extract DJ and KJ also lowering the ratio of NADP+/NADPH significantly when compared to the positive blank at concentrations of 10 and 15 ppm. Therefore, KJ and DJ also inhibit cell viability at concentrations of 15 ppm. The ethanol extract KJ and DJ has the ability to inhibit NADPH oxidase by inhibiting the production of ROS and decreased the ratio of NADP+/NADPH in HUVEC cells."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T46770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deo Develas
"Gingivitis merupakan masalah jaringan periodontal yang sebagian besar disebabkan oleh akumulasi plak gigi. Penyikatan gigi sebagai pembersihan mekanis dapat mengurangi sebagian besar plak, namun untuk membersihkan plak secara maksimal diperlukan terapi tambahan berupa pembersihan secara kimiawi, yaitu penggunaan obat kumur. Ekstrak Syzygium aromaticum (minyak cengkeh) dinilai efektif dalam menghambat pembentukan plak dan membantu penyembuhan gingivitis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektivitasan obat kumur yang mengandung ekstrak Syzygium aromaticum terhadap penurunan skor PI dan PBI. Penelitian dilakukan dengan metode double-blind dan desain penelitian berupa before-after clinical trial. Sampel berjumlah 60 orang laki-laki penderita gingivitis yang berusia 18-44 tahun. Sampel kemudian dibagi sama rata menjadi 2 kelompok, kelompok uji berkumur dengan obat kumur ekstrak Syzygium aromaticun dan kelompok kontrol berkumur dengan obat kumur plasebo. Subjek berkumur selama 30 detik setiap pagi dan malam setelah menyikat gigi. Pemeriksaan skor PI dan PBI dilakukan pada hari pertama dan hari kelima. Data dianalisis dengan menggunakan uji T-test berpasangan dan uji T-test tidak berpasangan dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan penurunan skor PI dan PBI yang bermakna antara kelompok Syzygium aromaticum (RPI = 0,2453 ; RPBI = 0,1551) dan kelompok Plasebo (RPI = 0,1456 ; RPBI = 0,1573). Berkumur dengan ekstrak Syzygium aromaticum (minyak cengkeh) dapat menurunkan skor PI dan skor PBI secara klinis, namun tidak terdapat perbedaan bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (plasebo).

Gingivitis is a periodontal disease which is mainly caused by dental plaque accumulation. Although toothbrushing as mechanical cleansing can reduce most of the dental plaque, additional theraphy (i.e. chemical cleansing) is still needed to clean the plaque thoroughly, such as the use of mouthwash. The extract of Syzygium aromaticum (clove oil) is considered effective in inhibiting plaque formation, thereby help in healing gingivitis.
The aim of this research is to investigate the efficacy of mouthwash containing the extract of Syzygium Aromaticum on the reduction of PI score and PBI score. This research is carried out using double-blind method and a before-after clinical trial as research design. 60 men with gingivitis between the age of 18-44. These subjects are then divided evenly into 2 groups, those in the control group gargle with aquadest while those in the experimental group gargle with mouthwash containing Syzygium aromaticum. All the subjects gargle for 30 seconds every morning and evening after toothbrushing. The PI and PBI score of the subjects were examined on the first and the fifth day. The data are analyzed using Paired T-test and Unpaired T-test with 95% reliability.
The statistical result shows no significant differences in the reduction of PI and PBI score between the experimental group (RPI = 0,2453 ; RPBI = 0,1551) and the control group (RPI = 0,1456 ; RPBI = 0,1573). Gargling with mouthwash containing Syzygium aromaticum(clove oil) can reduce the PI and PBI score in patient with gingivitis clinically, but there?s no significant differences compared with the control group (placebo)."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovy Aulia
"Telah dilakukan uji teratogenik ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum Wight.) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tersebut terhadap morfologi fetus mencit (Mus musculus L.) galur DDY. Tiga puluh ekor mencit betina bunting dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok dosis 0,5; 5; 50 dan 500 mg/kg bb. Bahan uji diberikan secara oral sejak hari ke-6 hingga ke-15 kebuntingan. Pembedahan dilakukan pada hari ke-18 kebuntingan.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemberian ekstrak etanol daun S. polyanthum pada dosis 0,5 mg/kg bb tidak menimbulkan resorpsi dan malformasi eksternal. Pada dosis 5 mg/kg bb ditemukan resorpsi (6,15%) dan fetus kelopak mata terbuka (1,63%). Pada dosis 50 dan 500 mg/kg bb ditemukan resorpsi (7,69%; 9,34%) dan fetus hemoragi (1,63%; 1,47%).
Meski demikian, secara statistik (P > 0,05) pemberian ekstrak etanol daun S. polyanthum pada dosis 0,5; 5; 50 dan 500 mg/kg bb selama periode organogenesis tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan morfologi fetus mencit.

This research was conducted to observe the teratogenic potential of S. polyanthum ethanol extract on morphology of fetal mice strain DDY. Thirty pregnant female mice were divided into 5 groups, consisting of normal group and treatment groups with dose 0.5; 5; 50 and 500 mg/bw. The extract was given orally from 6th to 15th day of gestation.
The results showed that the effect of S. polyanthum ethanol extract at a dose of 0.5 mg/bw did not cause resorption and external malformation. At a dose of 5 mg/bw extract given, there were resorption (6.15%) and fetal eyelids open (1.63%). Resorption (7.69%; 9.34%) and fetal hemorrhage (1.63%; 1.47%) were found in mice given doses of 50 and 500 mg/bw.
However, statistic test (P> 0.05) showed that the treatment of S. polyanthum ethanol extract at doses of 0.5; 5; 50 and 500 mg/bw during the period of organogenesis did not have a significant influence on morphology of fetal mice strain DDY.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsaniya Dievta Aulia
"Penurunan kualitas spermatozoa dapat terjadi akibat terbentuknya radikal bebas hasil induksi etanol. Sementara itu, daun salam dilaporkan memiliki senyawa antioksidan. Namun demikian, belum diketahui potensi aktivitas antioksidan tersebut untuk mengatasi penurunan kualitas spermatozoa. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam Syzygium polyanthum Wight. Walp. terhadap kualitas spermatozoa mencit Mus musculus L. yang diinduksi etanol. Hewan uji mencit dibagi ke dalam 5 kelompok. Kelompok kontrol normal KK1 tidak diberikan perlakuan dan kelompok kontrol perlakuan KK2 diberikan CMC 0,5 dan etanol 2,8 g/kg bb 40 v/v. Kelompok perlakuan KP1, KP2, dan KP3 diberikan ekstrak etanol daun salam secara oral dengan dosis berturut-turut 43,75 mg/kg bb, 87,5 mg/kg bb, dan 175 mg/kg bb dan etanol secara oral pada dosis 2,8 g/kg bb 40 v/v . Penelitian dilakukan selama 20 hari berturut-turut. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa ketiga kelompok perlakuan memiliki persentase motilitas dan viabilitas yang lebih tinggi, serta persentase abnormalitas yang lebih rendah secara signifikan.

Decreased quality of spermatozoa can occur due to the formation of free radicals resulted by ethanol induction. Meanwhile, salam Syzygium polyanthum Wight. Walp. leaves has been reported to have antioxidant activity. However, it is not known whether this antioxidant activiy can overcome the decline in the quality of spermatozoa. Therefore, a study was conducted to investigate the effect of ethanol extract of salam leaves Syzygium polyanthum Wight. Walp. on the spermatozoa quality of ethanol induced mice Mus musculus L. . The animals were divided into 5 groups. The normal control group KK1 was not treated and the treatment control group KK2 was given CMC 0.5 and ethanol 2.8 g kg bw 40 v v . The ethanolic extract of salam leaves at dose of 43,75 mg kg bw, 87,5 mg kg bw, and 175 mg kg bw were given orally into the mice of KP1, KP2, KP3 groups, respectively. All treated mice were daily induced by ethanol p.o at dose of 2.8 g kg bw 40 vv. The treatment was given for 20 consecutive days. The LSD test significantly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>