Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142369 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sharfina Ishmah
"Anggrek merpati Dendrobium crumenatum merupakan anggrek yang tersebar luas di Asia Tenggara dan memiliki nilai sebagai tanaman hias dan tanaman obat. Spesies ini dapat beradaptasi pada berbagai habitat, salah satunya habitat terang hingga ternaung. Intensitas cahaya diketahui memiliki pengaruh terhadap perkembangan tumbuhan. Informasi mengenai pengaruh intensitas cahaya pada anatomi Dendrobium crumenatum masih terbatas, penelitian ini ditujukan untuk membandingkan karakter anggrek yang tumbuh di habitat terang dan ternaung. Habitat terang dan ternaung ditentukan dengan membandingkan intensitas cahaya menggunakan lux meter. Organ vegetatif berupa daun, akar, dan pseudobulb diambil dari anggrek yang tumbuh di habitat tersebut. Sampel disayat, diwarnai dan diawetkan, lalu diamati di bawah mikroskop cahaya. Hasil parameter kualitatif dideskripsikan, sementara parameter kuantitatif dianalisis dengan uji t tidak berpasangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas cahaya memiliki pengaruh pada karakter morfologi dan anatomi D. crumenatum. Perbedaan anatomi pada daun yaitu ketebalan daun, ketebalan kutikula, ketebalan mesofil, ketebalan epidermis adaksial, dan kerapatan stomata abaksial. Ditemukan karakter anatomi berupa trikoma sumur pada daun. Ketebalan kutikula dan epidermis yang berbeda signifikan teramati pada pseudobulb Tidak didapat perbedaan anatomi bernilai signifikan pada akar. Dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya lebih memengaruhi karakter anatomi daun. Studi eksperimental serta penggunaan spesies lain sebagai pembanding disarankan untuk penelitian lanjutan.
Pigeon orchid Dendrobium crumenatum is commonly found in South East Asia, with values as ornamental and medicinal plant. This species adapts in broad habitat ranges, such as sunny to shaded habitats. Light intensity is known to influences plant development. There are limited informations of how light intensity affect D crumenatums anatomy, this research is aimed to compare the anatomy of D. crumenatum from sunny and shaded habitats. Habitat types determined by comparing light intensities using lux meter. The vegetative organs including leaf, pseudobulb and root were sampled. Samples were cut, stained and preserved, then observed using light microscope. Observed qualitative parameters were described, quantitative parameters were analyzed using unpaired t-test. This research shows that light intensity affected morphology and anatomy of D. crumenatum. Anatomical difference with statistical significance in leaves are leaf thickness, cuticle thickness, adaxial epidermis thickness, mesophyll thickness, and frequency of abaxial stomata. Noteworthy feature of the leaf includes sunken trichomes. Different cuticle and epidermis thickness were observed in the pseudobulb. There was no significant anatomical differences with in the root. It can be concluded in D. crumenatum, light intensity affects leaf anatomy the most. Experimental research and study regarding other species are suggested in the future"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Iqbal Naufal
"[Dendrobium crumenatum merupakan jenis anggrek yang memiliki variasi morfologi akibat adanya persebaran yang luas. Studi literatur menunjukkan bahwa penelitian terhadap variasi morfologi bunga Dendrobium crumenatum belum dilakukan, salah satunya akibat penjelasan deskripsi yang tidak sama dari tiap-tiap pulau. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk membuat deskripsi yang sama dan lebih lengkap, kemudian menganalisis karakter-karakter yang signifikan berbeda dan memberikan gambaran mengenai pola pengelompokan berdasarkan pola biogeografi. Penelitian yang dilakukan menggunakan 78 spesimen vegetatif dan 51 spesimen bunga. Sebanyak 33 karakter dari 37 spesimen bunga dianalisis menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran perhiasan bunga, tepi lobus tengah, bentuk sepal dorsal dan sepal lateral, kalus, dan perbandingan panjang lobus tengah dan lobus samping labellum merupakan karakter-karakter yang signifikan berbeda. Hasil analisis juga menunjukkan tiga kelompok yang terpisah, yaitu kelompok 1 (Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi) sebagai Dendrobium crumenatum, kelompok 2 (Nusa Tenggara) sebagai Dendrobium sp., dan kelompok 3 (Sulawesi Utara dan Maluku) sebagai Dendrobium papilioniferum. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk mengubah distribusi Dendrobium crumenatum, menjadikan Dendrobium papilioniferum menjadi jenis yang terpisah, dan menjadi data awal publikasi jenis baru Dendrobium dari Nusa Tenggara.
;Dendrobium crumenatum is an orchid species that have morphological variation due to the broad distribution. The literature study shows that the study of morphological variation about Dendrobium crumenatum has not been done, one of them as a result of the description which are not the same from each island. Therefore, the aims of this research are to make the same and complete description, then analyze the significantly different characters and give a description of grouping based on biogeographic patterns. The conducted research using 78 specimens vegetative and 51 specimens of flowers. A total 33 morphological characters from 37 flower spesimens were analyzed using Principal Component Analysis (PCA). The analysis shows that the size of the flower parts, the edge of the middle lobe, dorsal sepals and lateral sepals form, callus, and the length ratio between middle lobe and the side lobe labellum are significantly different characters. The analysis also shows three separate groups, namely the group 1 (Sumatra, Java, Borneo, and Celebes) as Dendrobium crumenatum, group 2 (Lesser Sunda) as Dendrobium sp., and group 3 (North Sulawesi and Moluccas) as Dendrobium papilioniferum. Results of this study can be a reference material to restrict the distribution of Dendrobium crumenatum, to make Dendrobium papilioniferum a separate species, and be an early data into new species publication about Dendrobium sp. of Lesser Sunda.
;Dendrobium crumenatum is an orchid species that have morphological variation due to the broad distribution. The literature study shows that the study of morphological variation about Dendrobium crumenatum has not been done, one of them as a result of the description which are not the same from each island. Therefore, the aims of this research are to make the same and complete description, then analyze the significantly different characters and give a description of grouping based on biogeographic patterns. The conducted research using 78 specimens vegetative and 51 specimens of flowers. A total 33 morphological characters from 37 flower spesimens were analyzed using Principal Component Analysis (PCA). The analysis shows that the size of the flower parts, the edge of the middle lobe, dorsal sepals and lateral sepals form, callus, and the length ratio between middle lobe and the side lobe labellum are significantly different characters. The analysis also shows three separate groups, namely the group 1 (Sumatra, Java, Borneo, and Celebes) as Dendrobium crumenatum, group 2 (Lesser Sunda) as Dendrobium sp., and group 3 (North Sulawesi and Moluccas) as Dendrobium papilioniferum. Results of this study can be a reference material to restrict the distribution of Dendrobium crumenatum, to make Dendrobium papilioniferum a separate species, and be an early data into new species publication about Dendrobium sp. of Lesser Sunda.
, Dendrobium crumenatum is an orchid species that have morphological variation due to the broad distribution. The literature study shows that the study of morphological variation about Dendrobium crumenatum has not been done, one of them as a result of the description which are not the same from each island. Therefore, the aims of this research are to make the same and complete description, then analyze the significantly different characters and give a description of grouping based on biogeographic patterns. The conducted research using 78 specimens vegetative and 51 specimens of flowers. A total 33 morphological characters from 37 flower spesimens were analyzed using Principal Component Analysis (PCA). The analysis shows that the size of the flower parts, the edge of the middle lobe, dorsal sepals and lateral sepals form, callus, and the length ratio between middle lobe and the side lobe labellum are significantly different characters. The analysis also shows three separate groups, namely the group 1 (Sumatra, Java, Borneo, and Celebes) as Dendrobium crumenatum, group 2 (Lesser Sunda) as Dendrobium sp., and group 3 (North Sulawesi and Moluccas) as Dendrobium papilioniferum. Results of this study can be a reference material to restrict the distribution of Dendrobium crumenatum, to make Dendrobium papilioniferum a separate species, and be an early data into new species publication about Dendrobium sp. of Lesser Sunda.
]"
Universitas Indonesia, 2015
S61899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Heikal
"Pengaruh arang aktif terhadap pencokelatan pada kultur daun Dendrobium lasianthera J.J.Sm telah diteliti di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Biologi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui respons eksplan terhadap penambahan arang aktif pada medium ½ MS (Murashige dan Skoog) modifikasi dan untuk mengetahui konsentrasi arang aktif yang tepat dalam mengurangi pencokelatan pada kultur daun Dendrobium lasianthera. Pemberian arang aktif pada medium ½ MS modifikasi dibagi menjadi empat kelompok: Kontrol (K =0%), Perlakuan 1 (P1 = 0,1%), Perlakuan 2 (P2 = 0,2%), dan Perlakuan 3 (P3 =0,3%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan arang aktif 1%, 2%, dan 3% dapat mengurangi pencokelatan, yaitu 10% eksplan mengalami pencokelatan, 78% eksplan tetap hijau, dan 12% eksplan mengalami bleaching. Konsentrasi arang aktif 3 g/l cenderung lebih baik dalam mengurangi pencokelatan.

The effect of activated charcoal to browning in leaf culture of Dendrobium lasianthera J.J.Sm were studied in the Laboratory of Plant Physiology at Department of Biology. This study was aimed to know the respons of explants and to determine the best concentration of activated charcoal to minimize the browning. Treatment of activated charcoal in ½ MS medium divided into four group: Control (K = 0%), Treatment 1 (P1 = 0,1%), Treatment 2 (P2 = 0,2%), and Treatment 3 (P3 = 0,3%). Explant responded by browning (10%), staying green (78%), and bleaching (12%). The result showed that activated charcoal 1%, 2%, and 3% can minimize the effect of browning. The best result were obtained with ½ MS medium supplemented with 3 g/l activated charcoal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Rahmadhani
"Azolla sp. dikenal berperan sebagai pupuk hijau ramah lingkungan karena mengandung nitrogen. Kandungan nitrogen pada Azolla sp. berasal dari simbiosisnya dengan Anabaena azollae, cyanobacteria pengikat nitrogen. Saat ini belum banyak penelitian mengenai pengaruh pengaplikasian Azolla dalam bentuk segar ke tumbuhan yang ditanam di sistem hidroponik. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan Azolla sp. segar terhadap pertumbuhan vegetatif pakcoy pada sistem hidroponik sistem sumbu dan untuk menganalisis potensi Azolla sp. segar dalam mengurangi pemakaian pupuk AB Mix. Penelitian dilakukan menggunakan sistem hidroponik sumbu dan menggunakan rancangan acak berblok (RAB) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan. Kelima perlakuan tersebut adalah full AB Mix (P1), pupuk half AB Mix (P2), pupuk half AB Mix + 20 g Azolla sp. (P3), pupuk half AB Mix + 40 g Azolla sp. (P4), dan 40 g Azolla sp. (P5). Berdasarkan hasil uji lanjut Dunn (P<0,05), tumbuhan pakcoy pada perlakuan P1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P4 pada parameter jumlah daun, lebar kanopi, berat basah, serta berat kering. Sementara itu, tumbuhan pakcoy pada perlakuan P1 berbeda nyata dengan perlakuan P4 dalam hal kandungan klorofil total. Kombinasi Azolla sp. segar 40 g dan AB Mix 50% pada volume larutan nutrisi 2,5 L dapat mendukung pertumbuhan vegetatif pakcoy dalam hal jumlah daun, lebar kanopi, berat basah, dan berat kering. Penggunaan Azolla sp. segar 40 g tanpa penambahan pupuk AB Mix pada volume larutan nutrisi 2,5 L dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia, namun tidak dapat berperan sebagai sumber nitrogen tunggal bagi tumbuhan.

Azolla sp. is known as an environmentally friendly green manure because it contains nitrogen. Nitrogen content in Azolla sp. is derived from its symbiosis with Anabaena azollae, nitrogen-fixing cyanobacteria. There is not much research on applying Azolla in its fresh form to plants grown in hydroponic systems. The research aimed to analyse the effect of the addition of Azolla sp. fresh on the vegetative growth of Bok choy on the axis hydroponic system and to analyse the potential of Azolla sp. fresh in reducing the use of AB Mix fertilizer. The study was conducted using a hydroponic axis system and a randomized block design (RAB) consisting of 5 treatments and 5 replications. The five treatments were complete AB Mix (P1), half AB Mix (P2) fertilizer, half AB Mix fertilizer + 20 g of Azolla sp. (P3), half AB Mix fertilizer + 40 g of Azolla sp. (P4), and 40 g of Azolla sp. (P5). Based on Dunn's test results (P<0.05), Bok choy plants in treatment P1 were not significantly different from treatment P4 in the number of leaves, canopy width, fresh weight, and dry weight. Meanwhile, Bok choy plants in treatment P1 significantly differed from treatment P4 in total chlorophyll content. The combination of a 40 g fresh Azolla sp. and AB Mix 50% at a volume of 2.5 L nutrient solution can support the vegetative growth of Bok choy in the number of leaves, canopy width, fresh weight, and dry weight. A fresh 40 g Azolla sp. fertilizer without adding AB Mix fertilizer at a volume of 2.5 L of the nutrient solution can be used to reduce chemical fertilizers but cannot act as a sole nitrogen source for plants."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Anggraeni
"Underutilized Fruit Trees (UFTs) berhasil diidentifikasi, dimanfaatkan, dan dilestarikan oleh kelompok masyarakat hukum adat yang tinggal di Kampung Urug, Jawa Barat. Pada awal tahun 2020, Kampung Urug dilanda banjir dan tanah longsor yang menyebabkan lokasi tempat tumbuh UFTs rusak. Upaya sistematis dan terintegrasi untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim perlu dilakukan. Peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim dapat dilakukan dengan mendokumentasikan pengetahuan lokal masyarakat hukum adat dalam membudidayakan UFTs dan meminimalisir dampak perubahan iklim serta pendekatan lintas sektoral di tingkat lokal melalui analisis vegetasi dan analisis perubahan kerapatan vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan teknik budidaya UFTs, lokasi tempat tumbuh UFTs, menganalisis kerapatan vegetasi tempat UFTs ditemukan, mendokumentasikan pengetahuan lokal masyarakat hukum adat dalam menghadapi perubahan iklim, menganalisis perubahan kerapatan vegetasi selama 10 tahun, menganalisis struktur dan komposisi vegetasi di Kampung Urug. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kombinasi. Pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan 16 orang, wawancara mendalam dengan 19 orang, dan observasi lapangan. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa teknik budidaya UFTs yang dilakukan oleh masyarakat hukum adat di Kampung Urug adalah pemilihan bibit (pilihan bibit tatangkalan), penyiapan lahan (nyiapkeun taneuh), penanaman tanaman (melak tatangkalan), perawatan tanaman (ngurus tatangkalan), dan pemanenan (panen). Sebanyak 53 UFTs yang berasal dari 13 spesies ditemukan di 24 placemark yang berbeda. Sebanyak 62% UFTs ditemukan di lokasi dengan indeks vegetasi sedang dan 38% UFTs ditemukan di lokasi dengan indeks vegetasi rendah. Masyarakat hukum adat mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan musim. Salah satu gejala adanya perubahan iklim adalah terdengarnya suara Presbytis comata yang tinggal di Gunung Pongkor. Pada daerah bervegetasi sangat tinggi terjadi penurunan luas kerapatan vegetasi sebesar 94%. Pada daerah bervegetasi rendah, bervegetasi sedang, dan bervegetasi tinggi terjadi peningkatan luas kerapatan vegetasi, secara berurutan sebesar 1%, 34%, dan 59%. Schima wallichii memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi (41,84%), diikuti oleh Mangifera kemanga (18,77%) dan Sandoricum koetjape (14,75%). Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan program konservasi keanekaragaman hayati.

Underutilized Fruit Trees (UFTs) have been identified, utilized, and preserved by indigenous people living in Urug Village. However, Urug Village hit by flooding and landslides in early 2020, damaging the location where UFT grew.  Therefore, a systematic and integrated effort is needed to increase resilience to climate change. Increasing resilience to climate change can be conducted by documenting local knowledge of indigenous peoples in cultivating UFTs and minimizing the impact of climate change, also a cross-sectoral approach at the local level through the analysis of vegetation and analysis of changes in vegetation density. This study aims to determine UFTs cultivation techniques, locations where UFTs grow, vegetation density where UFTs are found, find out local knowledge of indigenous peoples in dealing with climate change, changes in vegetation density over 10 years, structure and composition of vegetation in Urug Village. This research was conducted using a combination research method where data collection was carried out through Focus Group Discussions (FGD) with 16 people, in-depth interviews with 19 people, and field observations. Based on this research, the UFTs cultivation techniques carried out by the indigenous people in Urug Village are the selection of seeds (pilihan bibit tatangkalan), land preparation (nyiapkeun taneuh), planting (melak tatangkalan), caring (ngurus tatangkalan), and harvest (panen). A total of 53 UFTs from 13 species  found in 24 different placemarks. A total of 62% of UFTs were found in locations with medium vegetation index and 38% of UFTs were found in locations with low vegetation index. Indigenous peoples define climate change as a change in season. One of the symptoms of climate change is the sound of Presbytis comata who lives on Mount Pongkor (2) There is a decrease of vegetation density by 94% in the area with very high vegetation. There is an increase of vegetation density in the area with low, moderate, dan high vegetation density by 1%, 34%, dan 59%, respectively (3) Schima wallichii) has the highest Importance Value Index (41.84%), followed by Mangifera kemanga(18.77%), and Sandoricum koetjape (14.75%). The results of this research can be used as a basis for biodiversity conservation programs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahn, A.
Yogyakarta: Gadjah Mada Univ. Press , 1992
581.4 FAH pt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Kusumawati
"Penelitian perbandingan anatomi daun, tangkai daun, dan batang, serta morfologi serbuk sari dari jenis-jenis yang mewakili 3 puak dalam Suku Malvaceae telah dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA - UI. Penelitian bersifat desktriptif dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang menonjol pada keempat hal yang diteliti tersebut pada jenis Hibiscus mutabilis Linn, dan Abelmoschus manihot (L.) Medicus (dari puak Hibisceae), Malvaviscus arboreus Cav, dan Urena lobata Linn, (dari puak Ureneae), serta Sida rhombifolia Linn, dan Abutilon striatum Dickson ex Lindl. (dari puak Malveae). Data-data ini diharapkan dapat mendukung klasifikasi Malvaceae berdasarkan morfologinya menjadi ketiga puak tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa morfologi serbuk sari mendukung pembagian Malvaceae ke dalam puak-puak yang telah dibuat, sedangkan segi anatomi, hanya memberikan ciri-ciri khusus dalam satu jenis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rosyidah Arafat
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman pendampingan keluarga dalam merawat anggota keluarganya pada kondisi vegetative dalam konteks asuhan keperawatan di RSUP Fatmawati Jakarta. Desain penelitian ini adalah fenomenologi deskriptif.
Hasil penelitian mengidentifikasi 5 tema, yaitu 1) respon biopsikososiospiritual keluarga ; 2) keterlibatan keluarga dalam pendampingan perawatan ; 3) permasalahan yang dihadapi keluarga ; 4) mekanisme koping keluarga ; 5) Asuhan keperawatan yang telah diterima dari perawat ; 6) Harapan keluarga dalam melakukan pendampingan perawatan. Perawat diharapkan dapat melakukan pengkajian secara mendalam pada keluarga pasien, sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat bagi keluarga.

ABSTRACT
The aim of this study were to explore family experience of caring for family?s member with vegetative . This study employed descriptive phenomenology design.
This study identified 6 themes includes : 1) Biopsychosociospiritual respons ; 2) family participating of nursing care ; 3) family problems to caring for patients ; 4) Coping mechanism of family ; 5) caring received of nurse ; 6) family expected of caring with vegetative state. This result hopes to understanding about the impotant of depth assessment for family, therefore, it can do an effective intervention for family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28466
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Tsara Zalsabela
"Penghambatan aktivitas arginase mampu mengatasi disfungsi endotelial pembuluh darah. Disfungsi endotelial dapat menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskuler. Salah satu tanaman dari marga Caesalpinia telah terbukti dapat menghambat aktivitas arginase, namun belum ada penelitian terhadap Caesalpinia pulcherrima L. Sw. Pada penelitian ini, kulit batang Caesalpinia pulcherrima L. Sw. diekstraksi secara bertingkat dengan cara refluks menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Uji penghambatan aktivitas arginase dilakukan secara in vitro terhadap ekstrak kental dengan konsentrasi enzim 1 U/mL dan konsentrasi substrat 570 mM. Pengukuran produk dilakukan dengan microplate reader pada panjang gelombang 430 nm. Ekstrak metanol merupakan ekstrak teraktif pada uji tersebut. Nilai IC50 ekstrak metanol adalah 21,969 g/mL. Nilai tersebut lebih tinggi dari standar nor-NOHA asetat yang memiliki IC50 sebesar 3,994 g/mL. Penetapan kadar flavonoida total dilakukan pada ekstrak metanol dengan metode kolorimetri AlCl3. Ekstrak metanol memiliki kadar flavonoida total sebesar 3,943 mgQE/gram ekstrak. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol mengandung golongan senyawa flavonoid, tanin, saponin, dan triterpenoid.

Inhibition of arginase activity can ameliorate endothelial disfunction in vasculary system. Endothelial disfunction can cause some cardiovascular diseases. One of species from genus Caesalpinia have been proven can inhibit arginase activity, but there are no research on Caesalpinia pulcherrima L. Sw. yet. In this research, Caesalpinia pulcherrima L. Sw. stem bark was extracted by multistage reflux using solvents n hexane, ethyl acetate, and methanol. Arginase activity inhibition test has been done in vitro using 1 U mL enzyme concentration and 570 mM substrate concentration. Product was measured by microplate reader at wavelength 430 nm. Methanolic extract is the most active extract for the test. IC50 of methanolic extract is 21.969 g mL that is higher from standard nor NOHA acetate which has IC50 value 3.994 g mL. The result of total flavonoida content determination by colorimetric AlCl3 of methanolic extract is 3.943 mgQE gram extract. Phytochemical screening shows that methanolic extract of Caesalpinia pulcherrima L. Sw. stem bark contains flavonoids, tannins, saponins, and triterpenoids."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>