Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188041 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azma Dwi K. Sasole
"ABSTRAK
Aktivitas fisik dan kualitas tidur merupakan dua faktor penting yang dapat berpengaruh pada kesehatan. Pekerja perkantoran merupakan individu yang rentan terhadap pola hidup sedenter, sehingga memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah. Tingkat aktivitas fisik yang rendah ini diduga memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur dari para pekerja perkantoran. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan aktivitas fisik pada kualitas tidur pekerja perkantoran.
Metode penelitian ini adalah potong lintang dengan subjek penelitian pekerja perkantoran di Jakarta. Data aktivitas fisik diperoleh dari pengisian International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) versi Bahasa Indonesia dan data kualitas tidur diperoleh dari pengukuran Pittsburghs Sleep Questionnaire Index (PSQI) versi Bahasa Indonesia.
Hasil yang ditemukan adalah rerata jumlah energi ekspenditur subjek penelitian adalah 2865 MET-menit/minggu dan rerata indeks kualitas tidur subjek penelitian adalah 6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang bermakna antara jumlah energi ekspenditur dan indeks kualitas tidur pekerja perkantoran di Jakarta dengan kekuatan korelasi yang bisa diabaikan (p = 0,28; r = 0,15).
Hubungan aktivitas fisik dan kualitas tidur terjadi secara tidak langsung. Kualitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kelelahan dan tingkat stres. Aktivitas fisik dapat menurunkan risiko terjadinya kelelahan dan stres, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas tidur.

ABSTRACT
Physical activity and sleep quality are two of important factor that may affect our health. Office workers are individuals who are vulnerable to having a sedentary lifestyle, so they lack of physical activity. Lack of physical activity suspected to be related to sleep quality in office workers. This study aimed to examine the correlation between physical activity and sleep quality in office workers.
The method of his study is cross-sectional and the subjects are office workers at Jakarta. The physical activity data was acquired from International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) Indonesian version and the sleep quality data was acquired from Pittsburghs Sleep Questionnaire Index (PSQI) Indonesian version.
Results of the data founds subjects median of total energy expenditure is 2865 MET-minutes/weeks and subjects median of sleep quality index is 6. The result of this study showed that there is no significant correlation between total energy expenditure and sleep quality index in office workers at Jakarta with the neglectable power of correlation (p = 0,28; r = 0,15).
The relation between physical activity and sleep quality are indirectly. Sleep quality is affected by several factors, among them are fatigue and stress. Physical activity may decrease the risk of fatigue and stress, that are indirectly may increase sleep quality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihya Akbar
"Pendahuluan: Tidur yang optimal sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental. Kualitas tidur yang baik diperlukan untuk mengurangi faktor risiko kesehatan. Kurangnya aktivitas fisik akan menciptakan gaya hidup yang tidak banyak bergerak yang mendorong penyakit tidak menular. Regulasi baru New Normal yang diberlakukan saat pandemi COVID-19 oleh Kementerian Kesehatan RI membuat pekerja kantoran harus bekerja dari rumah. Tidak ada penelitian yang meneliti hubungan kualitas tidur dan tingkat aktivitas fisik pekerja kantoran yang berbasis di Jakarta selama pandemi. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat aktivitas fisik pekerja kantoran yang berbasis di Jakarta selama pandemi Metode: Penelitian ini menggunakan data primer dari pekerja kantoran di Jakarta. Pengumpulan data menggunakan Pittsburg Sleep Quality Index (PSPQI) untuk mengukur kualitas tidur dan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) untuk mengukur aktivitas fisik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan menggunakan metodologi chi-square. Hasil: Analisis data menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan tingkat aktivitas fisik pekerja di Jakarta selama kondisi Pandemi. Kesimpulan: Kualitas tidur tidak terkait dengan tingkat aktifitas fisik pekerja kantoran berbasis Jakarta saat pandemi. Riset yang akan datang harus menggunakan ukuran sampel yang lebih besar.

Introduction: Optimal sleep is essential for the physical and mental health. Having a good quality of sleep is necessary to reduce risk factors of health. Lack of physical activity will create a sedentary lifestyle that promotes uncommunicable diseases. The new regulation of New Normal is applied during the pandemic of COVID-19 by The Health Ministry of Indonesia making office workers to work from home. No study has examined the relationship of sleep quality and physical activity level of office workers based in Jakarta during the pandemic. Purpose: To find the relationship between sleep quality and physical activity levels of office workers based in Jakarta during the pandemic Method: This study used primary data from office workers in Jakarta. Data collection used Pittsburg Sleep Quality Index (PSPQI) to measure sleep quality and International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) to measure physical activity. Analysis of data was performed using IBM SPSS Statistics 25 using the chi-square methodology. Result: Data analysis shows no significant relationship between sleep quality and physical activity level of workers in Jakarta during Pandemic condition. Conclusion: Sleep Quality is not related to physical activity level of office workers based in Jakarta during the pandemic. Future research must use larger sample size"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Pandu Irsyadi
"ABSTRAK
Studi ini meneliti tentang hubungan aktivitas fisik dan indeks stres pada pekerja perkantoran di Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian potong lintang dengan data numerik. Data aktivitas fisik berupa data jumlah energi ekspenditur berasal dari pengisian International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan data indeks stres berasal dari pengukuran Heart Rate Variability (HRV). Rerata jumlah energi ekspenditur subjek penelitian adalah  2865 MET-minutes/week. Rerata indeks stres subjek penelitian adalah 150. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi bermakna antara jumlah  energi ekspenditur dan indeks stres pekerja perkantoran dengan kekuatan korelasi yang bisa diabaikan (p = 0,748; r = -0,045). Namun, terdapat korelasi bermakna antara indeks kelelahan dan indeks stres pada perkantoran dengan kekuatan korelasi yang tinggi (p = 0; r = 0,782).

ABSTRACT
The focus of this study is to identify the correlation between physical activity and stress index in office workers at Jakarta. This is a cross sectional study with numeric data. The physical activity data in the form of total energy expenditure data was acquired from International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) and the stress index data was acquired from Heart Rate Variability (HRV). Subjects' total energy expenditure has a median of 2865 MET-minutes/week. Subjects stress index has a median of 150. The result of this study shows that there's no significant correlation between total energy expenditure and stress index among office workers with neglectable power of correlation (p = 0,748; r = -0,045). However, theres significant correlation between fatigue index and stress index amongf office workers with a high power of correlation (p = 0; r = 0,782).
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Hardiyanty
"Aktivitas fisik dipercaya dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Mahasiswa memiliki tingkat aktivitas fisik yang dipengaruhi oleh aktivitas akademik, kegiatan organisasi dan bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada mahasiswa Universitas Indonesia. Sebanyak 450 mahasiswa diikutsertakan dan dipilih melalui teknik stratified random sampling untuk mahasiswa laki-laki dan perempuan dari Rumpun Ilmu Kesehatan, Rumpun Sains dan Teknik, dan Rumpun Sosial Humaniora di Universitas Indonesia pada penelitian ini. Instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas tidur adalah Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI, tingkat aktivitas fisik menggunakan International Physical Activity Questionneire IPAQ. Sebanyak 348 orang 77,3 memiliki kualitas tidur yang buruk dan 323 orang 71,8 dengan aktivitas fisik berat. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada mahasiswa Universitas Indonesia Mahasiswa yang aktivitas fisik tinggi memiliki kualitas tidur yang lebih baik dariada yang rendah p=0,051; ?=0,05. Pemahaman pentingnya kualitas tidur yang baik dengan melakukan aktivitas fisik yang adekuat perlu ditingkatkan pada mahasiswa.

Physical activity is believed to affect a person 39 s sleep quality. Students have a level of physical activity there are influenced by academic activities, organizational activities and work. This study aims to determine the relationship between physical activity and sleep quality at Universitas Indonesia students. A total of 450 students were enrolled and selected through stratified random sampling techniques for male and female students from Health Science, Science and Engineering Clusters, and Social Humanities at the Universitas Indonesia in this study. The instrument used to assess sleep quality is the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI , the level of physical activity used the International Physical Activity Questionnaire IPAQ. A total of 348 people 77.3 had poor sleep quality and 323 people 71.8 with severe physical activity. The result showed that there was a significant correlation between physical activity and sleep quality in Universitas Indonesia students who had high physical activity had better sleep quality than low activity p 0.051 0,05 . Understanding the importance of good sleep quality by doing adequate physical activity needs to be improved on the students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakwinul Ammar
"Tingkat aktivitas fisik merupakan salah satu indikator kesehatan yang penting. Berdasarkan Riskesdas 2018, Provinsi DKI Jakarta menempati posisi pertama pada proporsi tingkat aktivitas fisik kurang pada anak usia lebih dari 10 tahun. Gangguan tidur memiliki korelasi dengan penurunan performa akademik siswa pada sekolah dasar, peningkatan risiko depresi, dan juga ketidakseimbangan emosional. Berdasarakan penelitian oleh Hermoniati et al., Prevalensi gangguan tidur pada anak usia sekolah di Kota Jakarta Pusat sebesar 25,1%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tingkat aktivitas fisik dan gangguan tidur pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang dengan menggunakan sub data sekunder dari penelitian SEANUTS 2.0 dengan jumlah sub-sampel sebesar 104 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik paling dominan secara berurutan adalah tingkat aktivitas fisik rendah (50%), tingkat aktivitas fisik sedang (42,30%), dan tingkat aktivitas fisik tinggi (7,6%). Gangguan tidur terjadi pada 55,77% dari total sampel. Secara bivariat terdapat korelasi lemah antara tingkat aktivitas fisik dan gangguan tidur pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta dengan nilai r = -0,05 dan tidak signifikan dengan nilai p = 0,617. Selain itu, dilakukan juga uji korelasi terhadap aktivitas fisik dan sub-gangguan tidur dengan hasil gangguan memulai dan mempertahankan tidur (r = -0,068), gangguan pernapasan saat tidur (r = 0,017), gangguan kesadaran (r = -0,023), gangguan transisi tidur-bangun (r = 0,061), gangguan somnolen berlebihan (r = -0,83), dan gangguan saat tidur (r = -0,176). Oleh karena itu, intervensi terhadap aktivitas fisik demi mencegah kejadian gangguan tidur perlu dilakukan. Tenaga kesehatan dan tenaga pendidik pada sekolah dasar diharapkan mengetahui dan memahami pentingkat tingkat aktivitas fisik terhadap pencegahan gangguan tidur pada anak usia sekolah.

The level of physical activity is an important indicator of health. Based on Riskesdas 2018, DKI Jakarta Province occupies the first position in the proportion of the level of physical activity that is lacking in children aged more than 10 years. Sleep disturbances have been correlated with decreased academic performance in elementary school students, increased risk of depression, as well as emotional imbalance. Based on research by Hermoniati et al., the prevalence of sleep disorders in school-age children in Central Jakarta is 25.1%. This study aims to see the relationship between the level of physical activity and sleep disturbances in school-age children in DKI Jakarta Province. The research design used was a cross-sectional study using secondary data from the SEANUTS 2.0 study with a sub-sample of 104 children. The results showed that the most dominant levels of physical activity, respectively, were low levels of physical activity (50%), moderate levels of physical activity (42.30%), and high levels of physical activity (7.6%). Sleep disturbances occurred in 55.77% of the total sample. Bivariately there is a weak correlation between the level of physical activity and sleep disturbances in schoolage children in DKI Jakarta Province with a value of r = -0.05 and not significant with a value of p = 0.617. In addition, correlation tests were also conducted on physical activity and sleep sub-disorders with the results of disturbances in initiating and maintaining sleep (r = -0.068), sleep disturbances (r = 0.017), impaired consciousness (r = -0.023), transitional disorders sleep-wake (r = 0.061), excessive somnolence (r = -0.83), and sleep disturbances (r = -0.176). Therefore, intervention on physical activity to prevent sleep disturbances needs to be done. Health workers and educators in elementary schools are expected to know and understand the level of physical activity on the prevention of sleep disorders at school-age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Selvia Juliana
"ABSTRAK
Aktivitas fisik yang berlebih dapat mempengaruhi kualitas tidur remaja. Kualitas tidur yang buruk pada remaja dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan aktivitas fisik dan kualitas tidur pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelatif dengan pendekatan cross-sectional terhadap 265 orang remaja yang dipilih dengan teknik proportioned stratified random sampling di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta Selatan. Aktivitas fisik remaja diukur dengan menggunakan kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), sedangkan kualitas tidur remaja diukur dengan menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil analisis dengan uji korelasi Spearman menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dan kualitas tidur pada remaja (p= 0,402; α=0,05; r= -0,052). Promosi kesehatan perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesehatan remaja khususnya dalam hal aktivitas fisik dan kualitas tidur.

ABSTRACT
Physical activities are an essential factor in determining the quality of sleep among adolescences. Physical and mental health issues in teenagers may be resulted from the bad quality of sleep. The purpose of this study was to identify the correlation of physical activities and sleep quality in adolescences. This correlative study employed analytical cross sectional design. 265 observers from a senior high school in jakarta were selected by using proportioned stratified random sampling technique. The International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) was used to examine the level of physical activity, while The Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) was used to measure the quality of sleep. The result showed no significant relationship between physical activities and sleep quality (p= 0,402; α=0,05; r= -0,052). The study suggested health promotion for adolescences, particularly concerning physical activities and sleep quality.
"
2014
S61505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiya Ulya Fawnia
"Mahasiswa memiliki aktivitas akademis dan beban tugas tinggi dan cenderung mengadopsi perilaku gaya hidup yang kurang baik, seperti diet tidak sehat, penurunan aktivitas fisik rutin, dan peningkatan aktivitas sedentari sehingga menyebabkan kualitas tidur buruk disertai gangguan tidur ringan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran diet, aktivitas fisik, dan kualitas tidur pada mahasiswa beserta hubungannya terhadap kualitas tidur menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire, Global Physical Activity Questionnaire, dan Pittsburgh Sleep Quality Index dengan desain penelitian cross-sectional. Terdapat hubungan antara frekuensi diet mahasiswa dengan kualitas tidurnya (p < 0,05), sedangkan pada aktivitas fisik dan kualitas tidur tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan (p > 0,05). Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk, diet rendah serat, serta aktivitas fisik yang tidak rutin. Strategi diperlukan untuk meningkatkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi diet tinggi serat dan aktivitas fisik rutin setiap harinya serta meningkatkan kesadaran mengenai kualitas tidur untuk memenuhi kebutuhan dasar mahasiswa.

University students, burdened with high academic activities, often adopt unhealthy lifestyles, including poor diets and reduced physical activity, leading to compromised sleep quality. This cross-sectional study investigated the dietary habits, physical activity, and sleep quality of 378 students from 14 faculties at the University of Indonesia. Data were collected using the Food Frequency Questionnaire, Global Physical Activity Questionnaire, and Pittsburgh Sleep Quality Index. A significant correlation was found between dietary frequency and sleep quality (p < 0.05), while no significant link was observed between physical activity and sleep quality (p > 0.05). This study concluded that students have poor sleep quality, a low-fiber diet, and irregular performed physical activity. Strategies are needed to improve a healthy lifestyle by consuming a high-fiber diet, engaging in regular physical activity every day, and increasing awareness of the quality of sleep to meet the basic needs of students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jovan Erlando Purwadi
"Fenomena ancaman inflasi global yang terjadi pada tahun 2022 berpotensi menimbulkan dampak gangguan kecemasan. Gejala kecemasan dapat menimbulkan gangguan tidur. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi apakah trait mindfulness memoderasi hubungan antara kecemasan dan kualitas tidur. Partisipan dalam penelitian ini adalah pekerja dewasa muda (usia 18-41 tahun) yang bekerja di wilayah Jabodetabek. Terdapat total 198 partisipan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah State-Trait Anxiety Inventory (STAI), Pittsburgh's Sleep Quality Index (PSQI), dan Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan multiple moderated regression. Hasil penelitian ini tidak menemukan efek moderasi dari trait mindfulness terhadap hubungan antara kecemasan dan kualitas tidur.

The phenomenon of global inflation that occurs in 2022 has the potential to induce anxiety. This research was conducted to explore whether the mindfulness trait moderates the relationship between anxiety and sleep quality. The participants in this study were young adults (18-41 years old) who worked in the Greater Jakarta area. There were a total of 198 participants (109 women and 89 men). The instruments used in this study were the State-Trait Anxiety Inventory (STAI), Pittsburgh's Sleep Quality Index (PSQI), and the Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS). The analysis technique used is descriptive analysis and multiple moderated regression. The results of this study found didn’t found any moderating effect of trait mindfulness on the relationship between anxiety and sleep quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Safitri
"Sindroma metabolik merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang menjadi perhatian. Prevalensi sindroma metabolik di Indonesia diketahui sebesar 21,66%, dengan prevalensi di Jakarta sebesar 37,5%. Kejadian sindroma metabolik seringkali dihubungkan dengan faktor risiko terkait gaya hidup di antaranya aktivitas fisik dan perilaku sedenter. Berdasarkan data Riskesdas 2013 dan 2018, terjadi penurunan tingkat aktivitas fisik pada penduduk Indonesia. Pekerja perkantoran merupakan salah satu populasi yang berisiko terhadap penurunan aktivitas fisik. Hal ini karena rendahnya kebutuhan akan aktivitas fisik selama bekerja dan tinggnya waktu yang dihabiskan dalam posisi sedenter. Pandemi COVID-19 menyebabkan pemberlakuan pembatasan aktivitas dan kebijakan work from home (WFH). Kebijakan tersebut menyebabkan semakin menurunnya tingkat aktivitas fisik pada pekerja disertai peningkatan perilaku sedenter yang menyebabkan pekerja menjadi lebih rentan mengalami sindroma metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian sindroma metabolik pada pekerja perkantoran di masa pandemi COVID-19, serta mengetahui faktor-faktor lain yang memengaruhi. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan data sekunder yang diperoleh dari data Posbindu PTM yang dilaksanakan pada salah satu institusi pendidikan negeri di DKI Jakarta. Subjek penelitian berjumlah 270 pekerja berusia 22-58 tahun yang terdiri dari 99 laki-laki dan 171 perempuan. Pada analisis bivariat ditemukan bahwa tingkat aktivitas fisik tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian sindroma metabolik (p = 0,321), namun ditemukan hubungan yang signifikan antara waktu sedenter (p = 0,017), usia (p <0,001), dan jenis kelamin (p = 0,04). Berdasarkan analisis multivariat, ditemukan variabel usia yang memengaruhi kejadian sindroma metabolik. Dapat disimpulkan bahwa tingkat aktivitas fisik tidak berhubungan secara signifikan dan tidak memengaruhi kejadian sindroma metabolik pada pekerja perkantoran di masa pandemi COVID-19.

Metabolic syndrome is one of the health problems of concern. The prevalence of metabolic syndrome in Indonesia is known to be 21.66%, with a prevalence in Jakarta of 37.5%. The incidence of metabolic syndrome is often associated with lifestyle-related risk factors, including physical activity and sedentary behavior. Based on data from Riskesdas 2013 and 2018, there was a decrease in the level of physical activity in the Indonesian population. Office workers are one of the populations at risk for decreased physical activity. This is due to the low need for physical activity during work and the high time spent in a sedentary position. The COVID-19 pandemic has led to the implementation of activity restrictions and work from home (WFH) policies. This policy causes a decrease in the level of physical activity in workers accompanied by an increase in sedentary behavior which causes workers to become more susceptible to metabolic syndrome. This study aims to determine the relationship between the level of physical activity with the incidence of metabolic syndrome in office workers during the COVID-19 pandemic, as well as to determine other influencing factors. This study used a cross-sectional design with secondary data obtained from Posbindu PTM data which was carried out at one of the public educational institutions in DKI Jakarta. The research subjects were 270 workers aged 22-58 years consisting of 99 men and 171 women. Bivariate analysis found that the level of physical activity was not significantly associated with the incidence of metabolic syndrome (p = 0.321), but found a significant relationship between sedentary time (p = 0.017), age (p < 0.001), and gender (p = 0 ,04). Based on multivariate analysis, it was found that age variable that affects the incidence of metabolic syndrome. It can be concluded that the level of physical activity is not significantly related and does not affect the incidence of metabolic syndrome in office workers during the COVID-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miracle Banda
"Ibu yang dalam masa kehamilan mengalami kualitas tidur yang tidak normal, sulit untuk tidur dan sering terbangun dimalam hari membuat ibu hamil merasa tidak nyaman. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tidur adalah aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari aktivitas fisik dengan kualitas tidur ibu selama masa kehamilan, menggunakan kuesioner Pregnancy Physical Activity Questionnaire (PPAQ) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dengan desain penelitian cross-sectional, populasi penelitian sebanyak 107 ibu hamil. Berdasarkan analisis data didapati aktivitas fisik paling tinggi dilakukan ibu yaitu intensitas sedang 330 MET-jam/minggu, dan kualitas tidur ibu secara umum yaitu kualitas tidur buruk sebanyak 80 ibu dengan frekuensi 74,8 %. Dari penelitian ini disimpulakan terdapat hubungan antara aktivitas fisik intensitas sedang dengan kualitas tidur ibu selama masa kehamilan dengan p value 0,047 (p < 0,05). Strategi diperlukan untuk meningkatkan kesadaran ibu mengenai pentingnya aktivitas fisik setiap hari serta meningkatkan kesadaran pentingnya kualitas tidur untuk kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan.

Mothers who are in pregnancy experience abnormal sleep quality, difficulty falling asleep and often wake up at night making pregnant women feel uncomfortable. One of the factors that affect sleep quality is physical activity. This study aims to see the relationship of physical activity with the quality of maternal sleep during pregnancy, using the Pregnancy Physical Activity Questionnaire (PPAQ) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) with a cross-sectional research design, the study population was 107 pregnant women. Based on data analysis, it was found that the highest physical activity performed by mothers was moderate intensity 330 MET-hours / week, and the general quality of maternal sleep was poor sleep quality as many as 80 mothers with a frequency of 74.8%. From this study it is concluded that there is a relationship between moderate intensity physical activity and the quality of maternal sleep during pregnancy with a p value of 0.047 (p < 0.05). Strategies are needed to increase maternal awareness about the importance of physical activity every day and increase awareness of the importance of sleep quality for maternal and fetal health during pregnancy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>