Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafira Nurul Annisa
"Pendahuluan. Kanker kolorektal menempati posisi keempat kanker dengan kasus baru di Indonesia, sehingga Kemenkes memiliki urgensi dalam menatalaksana kanker ini. Ekspresi protein Bcl-2 yang berlebihan pada pasien kanker kolorektal berperan dalam mekanisme proliferasi sel kanker, yaitu kegagalan kaskade apoptosis sel abnormal. Penanganan kanker kolorektal dapat berupa operasi eksisi atau terapi radiokemoterapi, namun beberapa obat memiliki efek samping yang
dapat memperburuk prognosis pasien. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)
diketahui memiliki aktivitas antikanker karena kandungan phalerin dan asam galatnya, namun belum banyak penelitian yang membahas efek batang Phaleria macrocarpa terhadap kanker kolorektal. Metode. Batang Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dimaserasi dengan pelarut etanol 96%. Efek ekstrak etanol batang Phaleria macrocarpa terhadap ekspresi protein Bcl-2 terhadap sel HCT116 dinilai melalui nilai H-score pada pewarnaan
imunositokimia. Potensi aktivitas dan efektivitas senyawa-senyawa bioaktif yang terdapat di dalam batang Phaleria macrocarpa dalam menghambat kanker kolorektal melalui jalur pensinyalan Bcl-2 dievaluasi menggunakan metode docking molekuler. Hasil. Penurunan ekspresi Bcl-2 pada sel HCT116 dibuktikan dengan nilai rerata
H-score sebesar 160,26 pada administrasi ekstrak etanol batang Phaleria macrocarpa dosis sedang (100 ppm) dan 130,57 pada dosis besar (200 ppm). Senyawa bioaktif 6,4'-dihydroxy-4-methoxybenzophenone-2-O-β-D-glucopyrano dapat menghambat kanker kolorektal melalui jalur pensinyalan Bcl-2. Kesimpulan. Ekstrak etanol batang Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dosis 100 dan 200 ppm dapat menghambat pertumbuhan kanker kolorektal dan menurunkan ekspresi protein Bcl-2 pada sel HCT116. Senyawa bioaktif ekstrak etanol batang Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) yang paling poten adalah 6,4'- dihydroxy-4-methoxybenzophenone-2-O-β-D-glucopyrano.
Preliminary. Colorectal cancer occupies the fourth position of cancer with new cases in Indonesia, so the Ministry of Health has urgency in managing this cancer. Overexpression of Bcl-2 protein in colorectal cancer patients plays a role in the mechanism of cancer cell proliferation, namely the failure of the apoptotic cascade of abnormal cells. Colorectal cancer can be treated with surgical excision or radiochemotherapy, but some drugs have side effects that can be severe
may worsen the patient's prognosis. Crown of God (Phaleria macrocarpa)
known to have anticancer activity due to the content of phalerin and gallic acid, but not many studies have discussed the effect of Phaleria macrocarpa stems on colorectal cancer. Method. Mahkota Dewa stem (Phaleria macrocarpa) was macerated with 96% ethanol as solvent. The effect of Phaleria macrocarpa stem ethanol extract on Bcl-2 protein expression on HCT116 cells was assessed by the H-score value on staining.
immunocytochemistry. The potential activity and effectiveness of the bioactive compounds contained in the stem of Phaleria macrocarpa in inhibiting colorectal cancer through the Bcl-2 signaling pathway were evaluated using the molecular docking method. Results. The decrease in Bcl-2 expression in HCT116 cells was evidenced by the mean value of
The H-score was 160.26 at the medium dose of Phaleria macrocarpa stem ethanol extract (100 ppm) and 130.57 at the large dose (200 ppm). The bioactive compound 6,4'-dihydroxy-4-methoxybenzophenone-2-O-β-D-glucopyrano can inhibit colorectal cancer through the Bcl-2 signaling pathway. Conclusion. The ethanol extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) stems at doses of 100 and 200 ppm could inhibit the growth of colorectal cancer and reduce the expression of Bcl-2 protein in HCT116 cells. The most potent bioactive compound of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) stem ethanol extract was 6,4'-dihydroxy-4-methoxybenzophenone-2-O-β-D-glucopyrano."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Shafira Hanifah
"ABSTRACT
Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak di dunia pada pria dan wanita. Kejadian kanker di Indonesia mencapai 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa, dengan tingkat mortalitas mencapai 9,5% dari kasus kanker. Progresi kanker sangat terkait dengan ekspresi berlebihan COX-2 pada sel kanker kolorektal. Inhibitor COX-2 seperti COXIB dan NSAID memiliki efek kemopreventif, tetapi juga memiliki efek kardiovaskular yang berbahaya. Terdapat herbal yang memiliki aktivitas antikanker, salah satunya adalah tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa). Efek antikanker berbagai bagian tanaman telah diuji, tetapi penelitian mengenai bagian batang tanaman Mahkota Dewa masih minim. Ekstrak batang Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dipersiapkan untuk dimaserasi dalam etanol. Aktivitas antikanker ekstrak etanol Phaleria macrocarpa in-vitro diuji dengan MTT assay pada lini sel kanker kolorektal HCT116. Studi ini juga menilai efek ekstrak etanol Phaleria macrocarpa terhadap penghambatan ekspresi COX-2 pada lini sel kanker kolorektal HCT116 melalui penghitungan nilai H-score dari pewarnaan imunositokimia. Batang Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) menunjukkan aktivitas antikanker melalui penghambatan pertumbuhan dengan nilai IC50 sebesar 1,327 µg/ml.  Salah satu jalurnya adalah melalui penghambatan ekspresi COX-2 yang ditunjukkan nilai H-score sebesar 173,33 pada pemberian ekstrak dengan dosis 200 ppm. Penelitian ini membuktikan bahwa batang (Phaleria macrocarpa) menghambat pertumbuhan kanker kolorektal, salah satunya melalui penghambatan COX-2.

ABSTRACT
Colorectal cancer is the third most malignancy in the world in men and women. The prevalence of cancer reached 12,8 per 100,000 adult populations, with mortality rate reaching 9,5% from all cancer cases. Cancer progression is strongly associated with excessive expression of COX-2 in colorectal cancer cells. COX-2 inhibitors such as COXIB and NSAID have been proven to have chemopreventive nature, but also have harmful cardiovascular effects. There are herbs that have anticancer activities such as Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) plant. Various parts of the plant have been researched on its anticancer effect, but research on its bark parts of Mahkota Dewa is still minimal. Ethanol extract from Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) bark was prepared for maceration in ethanol. Phaleria macrocarpa bark ethanol extract in-vitro anticancer activity was tested with MTT assay on HCT116 colorectal cancer cell line. This study also assessed the effect of ethanol extract of Phaleria macrocarpa bark on inhibition of COX-2 expression in the HCT116 colorectal cancer cell line by counting the H-score from immunocytochemistry staining. Ethanol extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) bark shows anticancer activity by inhibiting its growth with IC 50 of 1,327 µg/ml. One of the pathways is through inhibition of COX-2 expression, shown from H-score of 173,33 after administration of ethanol extract of Phaleria macrocarpa bark at a dose of 200 ppm. This study shows that Phaleria macrocarpa bark is a colorectal cancer growth inhibitor, one of which is through inhibition of COX-2."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Harmen
"ABSTRACT
Latar Belakang: Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Di Indonesia, kanker kolorektal menyerang kelompok usia produktif. Tanaman Phaleria macrocarpa diketahui mampu menghambat pertumbuhan kanker. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan ekstrak etanol batang mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap ekspresi iNOS pada sel kanker kolorektal HCT 116. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian in-vitro yang menggunakan cell-line kanker kolorektal HCT 116 yang diberikan ekstrak etanol batang mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dalam 3 dosis yaitu dosis kecil (50 ppm), dosis sedang (100 ppm) dan dosis besar (200 ppm) dibandingkan dengan sel kanker kolorektal tanpa pemberian ekstrak sebagai kontrol negatif. Sel yang telah diberi perlakuan kemudian diwarnai dengan pewarnaan imunositokimia dengan antibodi anti-iNOS dan diukur ekspresi iNOS-nya dengan menggunkan H-Score dan dianalisis dengan menggunakan uji One-Way ANOVA dan Post-Hoc Bonferroni. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan uji skrinning fitokimia terhadap ekstrak yang digunkaan. Hasil: Ekspresi protein iNOS tertinggi yang diukur dengan H-Score pada penelitian ini ditemukan pada kontrol negatif (234,88). Pemberian ekstrak etanol batang mahkota dewa dengan dosis besar terbukti menurunkan H-Score sebesar 23,5% menjadi 179,67 dengan p=0,00. Pada Uji Post-Hoc didapatkan perbedaan bermakna baru terihat pada pemberian ekstrak dengan dosis yang besar (200 ppm). Pada uji skrinning fitokimia dapat ditemukan ekstrak etanol batang mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) positif mengandung tanin, flavonoid, glikosida, dan triterpenoid Kesimpulan: Ekstrak etanol batang mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dapat menurunkan ekspresi protein iNOS pada sel kanker kolorektal HCT 116.

ABSTRACT
Background: Colorectal cancer is one of the leading cause of death in the world. In Indonesia, colorectal cancer commonly found in productive group. Phaleria macrocarpa is known for its effect to inhibit the growth of cancer. Therefore, further research is needed to understand the effect of ethanolic extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) bark on expression of iNOS in colorectal cancer HCT 116 cell ine. Methods: This experiment is done in in-vitro setting using colorectal cancer cell line HCT 116 which are given ethanolic extract of mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) bark in 3 different dosages which are 50 ppm; 100 ppm; and 200 ppm. The specimen is stained with immunocytochemistry staining with anti-iNOS antibody. The expression of iNOS is measured using H-Score and compared with control negative. The result of H-Score will be analyzed using One-Way ANOVA test followed by Post-Hoc Bonferroni Test. This experiment is also completed with phytochemistry screening test of the ethanol extract of Mahkota Dewa Bark (Phaleria macrocarpa) .
Result: Highest expression of iNOS is seen in the control negative group (234,88). Administration of ethanol extract of mahkota dewa bark (Phaleria macrocarpa) in 200 ppm dose significantly decrease the H-score by 23,5% to 179,67 with p=0,00. In Post-Hoc test, significantly different H-Score is only seen in 200 ppm group. In phytochemistry screening test, the ethanol extract of mahkota dewa bark (Phaleria macrocarpa) is positive for tannin, flavonoid, glycoside, and triterpenoid. Conclusion: Administration of ethanol extract of mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) bark can decrease the expression of iNOS in colorectal cancer HCT 116 cell line.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Aida Novitarani
"ABSTRACT
Pendahuluan. Kanker kolorektal colorectal cancer (CRC) menduduki peringkat ketiga sebagai kanker yang umum didiagnosis, dan peringkat keempat sebagai penyebab kematian akibat kanker di seluruh dunia. Tingkat insidensi CRC di Indonesia per-100.000 populasi adalah 19,1 bagi pria, dan 15,6 bagi wanita. Sebanyak 30% pasien CRC di Indonesia berusia 40 tahun atau lebih muda. Dalam studi pada jaringan pasien dengan CRC, diketahui bahwa adanya peningkatan ekspresi (overexpression) protein B-catenin serta adenomatous polyposis coli (APC) pada sel-sel CRC. Dalam perjalanan penyakit kanker, dapat ditemukan adanya protein caspase-3 sebagai faktor pro-apoptosis sel. Di Indonesia, tanaman mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan tumbuhan yang seringkali digunakan sebagai obat dan diduga dapat membantu dalam pengobatan kanker. Aktivitas biologis yang diketahui dari berbagai bagian dari tanaman Mahkota Dewa yang mendukung dalam pengobatan kanker diantaranya adalah antikanker, antiinflamasi, dan antioksidan. Metode. Batang Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dimaserasi dengan pelarut etanol. Efek ekstrak etanol batang Mahkota Dewa terhadap ekspresi protein B-catenin dan caspase-3 pada lini sel kanker kolorektal HCT116 dilakukan dengan pewarnaan imunositokimia serta penghitungan nilai H-score. Dosis ekstrak yang digunakan adalah 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, dan kontrol negatif, yaitu tanpa pemberian ekstrak. Analisis data dilakukan dengan Uji One-way Anova program IBM SPSS Statistics Version 20. Hasil. Pada ekspresi protein B-catenin lini sel kanker kolorektal HCT116, perbedaan bermakna diobservasi pada nilai H-score pemberian ekstrak dosis 200 ppm dibandingkan dengan nilai H-score pemberian ekstrak dosis lainnya dan kontrol negatif. Pada ekspresi protein caspase-3, tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna dari nilai H-score antar dosis. Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat aktivitas penghambatan dari batang mahkota dewa terhadap kanker kolorektal, yaitu dengan menghambat ekspresi protein B-catenin.

ABSTRACT
Introduction. Colorectal cancer (CRC) is the third highest incidence for cancer and fourth leading cause of death by cancer in the world. The incidence rate of CRC per-100.000 population in Indonesia is 19.1 for men and 15.6 for women. Almost a third of CRC patients in Indonesia were aged around 40 years old or younger. In a study using CRC patients tissue, it was observed that there is an overexpression of B-catenin protein and adenomatous polyposis coli (APC) in CRC cells. In the progress of cancer, caspase-3 protein can be observed as a pro-apoptotic factor of cells. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) has been widely used as a traditional medicine and was tought to have anticancer properties. Biological activities that are known from Phaleria macrocarpa are anticancer, antiinflammatory, and antioxidant properties. Method. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) stem bark was macerated in ethanol solvent. The effect of the ethanol extract of Mahkota Dewa stem bark on the expression of B-catenin and caspase-3 proteins in colorectal cancer cell line (HCT116) was assessed using H-score taken from immunocytochemistry stained specimens. Doses of extract given were 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, and no extract (negative control). H-score values were analyzed using one-way Anova test in IBM SPSS Statistics program Version 20. Results. Significant changes can be observed only in B-catenin cell group with 200 ppm dose of extract. In the caspase-3 group, no significant changes can be observed. Conclusion. This finding shows that Phaleria macrocarpa bark extract shows potential of inhibiting growth of colorectal cancer by suppressing the expression of B-catenin protein."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mutmainna Yakub
"Pendahuluan: Kanker kolorektal adalah penyakit ganas tersering pada saluran pencernaan. Di Indonesia kanker kolorektal menempati urutan ketiga terbanyak dengan insidensi kasus sekitar 18 per 100.000 penduduk. Ekspresi berlebih β-catenin dan penyimpangan jalur persinyalan β-catenin berkorelasi dengan prognosis yang buruk pada penderita kanker kolorektal. Terapi kanker kolorektal yang dikembangkan saat ini adalah terapi target spesifik yaitu EGFR dan VEGF. Namun, pemberian terapi target spesifik menimbulkan berbagai efek samping seperti ruam, gatal, kulit kering, hidung berdarah, hipertensi, perforasi usus dan gangguan ginjal. Delima (punica granatum) adalah tanamann herbal yang diketahui memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Efek delima sebagai antikanker telah diuji, namun penelitian mengenai biji delima terhadap kanker masih minim.
Metode: Ekstrak etanol biji delima (Punica granatum) dibuat dari serbuk kering biji buah delima melalui metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Efek ekstrak etanol biji delima (Punica granatum) terhadap ekspresi β-catenin pada sel kanker kolorektal HCT116 dinilai melalui nilai H-score pada pewarnaan imunositokimia. Studi ini juga menilai potensi aktivtas dan efektivitas senyawa bioaktif Punica granatum untuk menghambat kanker kolorektal melalui jalur persinyalan β-catenin menggunakan metode penambatan molekular.
Hasil: Penurunan ekspresi β-catenin pada sel kanker kolorektal HCT116 dibuktikan dengan nilai rerata H-score sebesar 154,90 pada pemberian ekstrak etanol dengan dosis 200 ppm. Senyawa bioaktif coniferyl 9-O-[β-D-apiofuranosyl(1→6)]-O-β-D-glucopyranoside, dan sinapyl 9-O-[β-D-apiofuranosyl(1→6)]-O-β-D-glucopyranoside dapat menghambat kanker kolorektal melalui jalur persinyalan β-catenin.
Kesimpulan: Biji delima (Punica granatum) terbukti menghambat pertumbuhan dan menurunkan ekspresi β-catenin pada sel kanker kolorektal HCT116.

Introduction. Colorectal cancer is the most frequent malignancy in the gastrointestinal tract. In Indonesia, colorectal cancer placed third highest with an incidence of 18 per 100,000 population. Excessive expression of β-catenin and deviation of β-catenin signaling path correlate with poor prognosis of colorectal cancer patients. The currently developed colorectal cancer therapy is specific target therapy, i.e. EGFR and VEGF. However, it produces various side effects such as rash, pruritus, dry skin, nosebleed, hypertension, intestinal perforation and kidney disorder. Pomegranate (Punica granatum) is a herbal plant known to have anti-oxidant and anti-inflammatory properties. The effect of pomegranate as anti-cancer has been proven, however there are only a few studies regarding the effect of pomegranate seed on cancer.
Methods: Pomegranate (Punica granatum) seed ethanol extract was created from pomegranate seed dry powder made through maceration using 96% ethanol solvent. The effect of pomegranate (Punica granatum) seed ethanol extract on β-catenin expression on HCT116 colorectal cancer cells was assessed using H-score on immunohistochemistry staining. This study also assessed the activity and effectivity potential of Punica granatum bioactive substance in inhibiting colorectal cancer through β-catenin signaling path using molecular docking method.
Results: Decrease of β-catenin expression on HCT116 colorectal cancer cells was proven by the average H-score of 154.90 on administration of 200 ppm ethanol extract. Coniferyl 9-O-[ β-D-apiofuranosyl(1→6)-O- β-D-glucopyranoside and sinapyl 9-O-[β-D-apiofuranosyl(1→6)]-O-β-D-glucopyranoside bioactive substances can inhibit colorectal cancer through β-catenin signaling path. Conclusion: Pomegranate (Punica granatum) seed was proven to inhibit the growth and decrease the expression of β-catenin on HCT116 colorectal cancer cells.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Widiasari
"Daun Mahkota dewa diketahui mempunyai efek antiinflamasi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah ekstrak daun Mahkota Dewa yang dikemas dalam bentuk kitosan nanopartikel, dapat memberikan efek antiinflamasi lebih baik pada organ kolon mencit kolitis ulseratif KU akibat induksi dextran sodium sulfat DSS , dibandingkan dengan ekstrak etanol saja. Pada penelitian dianalisa efek ekstrak daun Mahkota Dewa yang dikemas dalam bentuk kitosan nanopartikel dalam menghambat inflamasidengan melihat ekspresi cox-2 dan iNos. Efek antiinflamasi diuji menggunakan mencit sebanyak 36 ekor yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok normal, kontrol negatif, ekstrak daun dosis 12.5 dan 25 mg/kgBB, ekstrak daun kitosan nanopartikel dosis 6.25 dan 12,5 mg/kgBB. Induksi DSS 1 b/v diberikan melalui air minum selama 6 minggu perlakuan secara berselang-seling. Pada akhir percobaan kolon mencit difiksasi dalam larutan buffer formalin 10 kemudian dilakukan pemeriksaan imunohistokimia untuk mengetahui ekspresi protein inflamasi berupa COX-2 dan iNOS.Ekstrak daun Mahkota Dewa dosis 25 dan 12,5 mg/kg BB dan ekstrak daun Mahkota Dewa dalam Kitosan Nano Partikel dosis 12,5 dan 6,25 mg/kg BB mampu menurunkan inflamasi signifikan dibandingkan dibandingkan dengan kelompok DSS. Terlihat dari skor hasil pewarnaan imunohistokimia protein COX-2 dan iNOS dianalisis menggunakan uji statistik didapat nilai. p<0,05 untuk semua kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (hanya men dapat DSS). Ekstrak daun Mahkota Dewa (dosis 25 dan 12,5 mg/kg BB) dan ekstrak daun Mahkota Dewa dalam Kitosan Nano Partikel (dosis 12,5 dan 6,25 mg/kg BB) mampu menghambat proses inflamasi kolon mencit yang diinduksi DSS, ditunjukkan oleh penekanan ekspresi protein inflamasi COX- 2 dan iNOS.

Mahkota Dewa is known to have anti inflammatory effect. This study was conducted to test whether the extract of Mahkota Dewa leaf packaged in the form of chitosan nanoparticles, can provide better antiinflammatory effect on colon of ulcerative colitis UC due to induction of dextran sodium sulfate DSS , compared with ethanol extract alone. The study analyzed the effect of Mahkota Dewa leaf extract packed in the form of chitosan nanoparticles in inhibiting inflammatory by evaluating the expression of COX 2 and iNOS. Anti inflammatory effect was tested using 36 mice divided into 6 groups, normal group, negative control, leaf extract dose 12.5 and 25 mg kgBB, leaf extract chitosan nanoparticle dose 6.25 and 12.5 mg kgBB. DSS induction of 2 w v is administered through drinking water for 6 weeks of intermittent treatment. At the end of the experiment the mice colon was processed in 10 formalin buffer solution then immunohistochemical examination was performed to determine the expression of inflammatory proteins COX 2 and iNOS . Mahkota Dewa leaf extract dose 25 and 12,5 mg kg BW and Dewa Mahkota Dewa leaf extract in Chitosan Nano Particle dose 12,5 and 6,25 mg kg BW can decrease inflammation significantly compared to DSS group. The immunohistochemical staining results of COX 2 and iNOS proteins were analyzed using statistical tests obtained p <0.05 for all treatment groups compared with the negative control group (DSS only). Extract of Mahkota Dewa leaf (dose 25 and 12,5 mg / kg BW) and leaf extract of Mahkota Dewa in Chitosan Nano particle (dose 12,5 and 6,25 mg / kg BW) able to inhibit inflammatory process on DSS induced mice, by suppressing the expression of COX-2 and iNOS inflammatory proteins."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nirmala Putri
"Iron overload adalah kondisi besi berlebih yang disebabkan oleh transfusi darah berkepanjangan. Iron overload dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas dan stres oksidatif, sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada organ paru. Buah mahkota dewa yang mengandung mangiferin, diketahui berpotensi menjadi agen pengkelat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak buah mahkota dewa sebagai agen pengkelat besi pada organ paru-paru tikus dengan kelebihan besi. Tikus Sprague-dawley jantan akan dibagi menjadi 6 kelompok, kelompok normal, kontrol negatif, deferipron 462,5 mg/kgBB, mangiferin 50 mg/kgBB, Phaleria macrocarpa 100 mg/kgBB, dan Phaleria macrocarpa 200 mg/kgBB. Iron sucrose diberikan kepada semua kelompok kecuali kelompok normal sebanyak 15 mg sebanyak 2 kali seminggu secara intraperitoneal hingga minggu ke-7, kemudian dilarutkan dalam larutan asam perklorat, larutan HNO3, dan aquades. Hasil yang didapatkan adalah semua kelompok yang diinduksi besi, kecuali Phaleria macrocarpa 200 mg/kgBB cenderung menurunkan kadar besi, meskipun tidak signifikan. Kadar besi pada kelompok PM 1 lebih rendah dari kelompok deferipron dan mangiferin, sedangkan kelompok PM2 lebih tinggi dari kelompok kontrol negatif. Kelompok PM1 menurunkan kadar besi lebih baik dibandingkan PM2, mangiferin, dan deferipron

Iron overload is a condition of excess iron caused by prolonged blood transfusions. Iron overload can cause the formation of free radicals and oxidative stress, which can cause tissue damage to the lungs. Mahkota dewa which contains mangiferin, is known to have the potential to be an iron chelating agent. This study aims to determine the effect of Mahkota Dewa fruit extract as an iron chelating agent in the lungs of rats with excess iron. Male Sprague-Dawley rats will be divided into 6 groups, normal group, negative control, deferipron 462.5 mg/kgBB, mangiferin 50 mg/kgBB, Phaleria macrocarpa 100 mg/kgBB, and Phaleria macrocarpa 200 mg/kgBB. Iron sucrose was given to all groups except the normal group as much as 15 mg 2 times a week intraperitoneally until the 7th week, then dissolved in perchloric acid solution, HNO3 solution, and distilled water. The results obtained were that all groups induced by iron, except Phaleria macrocarpa 200 mg/kg, tended to decrease iron levels, although not significantly. Iron levels in the PM1 group were lower than the deferipron and mangiferin groups, while the PM2 group was higher than the negative control group. The PM1 group reduced iron levels better than PM2, mangiferin, and deferipron"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Ferdinand
"Iron overload disebabkan oleh transfusi darah jangka panjang pada penderita hemoglobinopati. Iron overload menyebabkan stress oksidatif yang meningkatkan produksi malondialdehid (MDA) yang dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis. Mangiferin yang terkandung dalam buah Phaleria macrocarpa memiliki potensi sebagai kelator besi dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak etanol buah Phaleria macrocarpa dalam menurunkan kadar MDA paru tikus Sprague-Dawley. Sebanyak 30 tikus Sprague-Dawley menjadi kelompok normal, kontrol negatif, deferiprone 462,5 mg/kgBB, mangiferin 50 mg/kgBB, Phaleria macrocarpa 100 mg/kgBB (PM1) dan 200 mg/kgBB (PM2). Besi dekstran 15 mg diberikan dua kali seminggu secara intraperitoneal pada semua kelompok kecuali normal. Pada minggu ke-7, organ paru sampel diambil untuk dibuatkan homogenat. Homogenat direaksikan dengan TBA dan TCA untuk mengukur kadar MDA dan direaksikan dengan reagen Bradford untuk mengukur protein jaringan yang kemudian diukur dengan spektrofotometer. Hasil yang didapatkan adalah kadar MDA dibagi dengan protein jaringan dan kemudian dilakukan analisis dengan One-Way ANOVA. Kadar MDA paru pada seluruh kelompok yang diinduksi besi cenderung meningkat dibandingkan normal. Kadar MDA pada kelompok PM1 dan mangiferin lebih rendah (p < 0,05) dari deferiprone, sedangkan PM2 dan deferiprone cenderung lebih tinggi dari kontrol negatif. Kelompok PM1 menurunkan kadar MDA lebih baik dibandingkan PM2 dan deferiprone.

Iron overload is caused by long-term blood transfusion in hemoglobinopathies patients. Iron overload causes oxidative stress that increases malondialdehyde (MDA) production, which cause chronic obstructive pulmonary disease. Mangiferin contained in Phaleria macrocarpa fruit have potential as iron chelator and antioxidant. This study aimed to evaluate the effectiveness of Phaleria macrocarpa fruit ethanol extract in reducing lung MDA levels in Sprague-Dawley rats. Thirty Sprague-Dawley rats were divided into normal group, negative control, deferiprone 462.5 mg/kgBW, mangiferin 50 mg/kgBW, Phaleria macrocarpa 100 mg/kgBW (PM1) and 200 mg/kgBW (PM2). Iron dextran 15 mg was administered intraperitoneally twice a week in all groups except normal. At week 7, lung organs samples were taken to make homogenates. Homogenates were reacted with TBA and TCA to measure MDA levels and reacted with Bradford's reagent to measure tissue protein which was measured by spectrophotometer. Results obtained were MDA levels divided by tissue protein and then analyzed using One-Way ANOVA. Lung MDA levels in all iron-induced groups tended to increase compared to normal. MDA levels in the PM1 and mangiferin were lower (p < 0.05) than deferiprone, while PM2 and deferiprone tended to be higher than negative controls. PM1 group reduced MDA levels better than PM2 and deferiprone."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emanuel Verrell Didy
"Latar Belakang Besi berlebih dapat meningkatkan stress oksidatif dan merusak jantung. Salah satu marker yang digunakan dalam mendeteksi stress oksidatif adalah malondialdehid (MDA). Buah Phaleria macrocarpa L mengandung mangiferin yang bermanfaat sebagai kelator besi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas ekstrak etanol buah Phaleria macrocarpa L dalam menurunkan kadar MDA pada jantung tikus yang diberi besi berlebih. Metode 30 tikus Sprague-Dawley dibagi ke dalam 6 kelompok, yaitu kelompok normal, kontrol negatif, deferiprone 462,5mg/kgBB, mangiferin 50mg/kgBB, ekstrak etanol buah Phaleria macrocarpa L 100mg/kgBB dan 200mg/kgBB. Setiap kelompok perlakuan kecuali kelompok normal diberi besi intraperitoneal sebanyak 3x/minggu, dosis 15mg/kali selama 8 minggu. Terapi diberikan mulai minggu ke 4, pada minggu ke-8, jantung diambil, dijadikan homogenat untuk pengukuran kadar MDA menggunakan spektrofotometer. Analisis statistic menggunakan Kruskal-Wallis. Hasil Kontrol negatif mengalami peningkatan kadar MDA yang signifikan dibandingkan kelompok normal. Pemberian ekstrak etanol buah Phaleria macrocarpa L 100mg/kgBB dan 200mg/kgBB berhasil menurunkan kadar MDA dibandingkan dengan kontrol negatif. Kadar MDA dosis 100mg/kgBB (0,06±0,02nmol/mg organ) dan dosis 200mg/kgBB (0,13±0,01nmol/mg organ), lebih rendah dibandingkan dengan kontrol negatif (0,22±0,05nmol/mg organ). Kesimpulan Pemberian ekstrak etanol buah Phaleria macrocarpa L 100mg/kgBB dan 200 mg/kgBB dapat menurunkan kadar MDA organ jantung tikus Sprague-Dawley.

Introduction Iron overload can increase oxidative stress and cause heart failures. One of the markers used in detecting oxidative stress is malondialdehyde (MDA). Phaleria macrocarpa L fruit contains mangiferin which is useful as iron chelator. This study aims to analyze the effectiveness of ethanol extract of Phaleria macrocarpa L fruit in reducing MDA levels in heart of rats induced by iron overload. Method 30 Sprague-Dawley rats were divided into 6 groups, namely normal group, negative control, deferiprone 462,5mg/kgBW, mangiferin 50mg/kgBW, ethanol extract of Phaleria macrocarpa L 100mg/kgBW and 200mg/kgBW. Each treatment group other was given intraperitoneal iron injections 3 times/week, 15mg/time for 8 weeks. At week- 8, heart was taken to be used as homogenate and followed by measuring protein levels using Bradfort test. MDA levels were measured with TBA solution using 530nm spectrophotometer, then absorbance results were divided by the protein levels of the heart. Then analysis was carried out using Kruskal-Wallis. Results The negative control group experienced significant increase in MDA levels compared to the normal group. Administration of extract ethanol of Phaleria macrocarpa L fruit 100mg/kgBW and 200mg/kgBW was successful in reducing MDA levels compared to the negative control. MDA level in dose of 100mg/kgBW (0.06±0.02nmol/mg organ), 200mg/kgBW (0.13±0.01nmol/mg organ), lower than the negative control (0.22±0.05nmol/mg organ). Conclusion Administration of ethanol extract of Phaleria macrocarpa L fruit 100mg/kgBW can reduce MDA levels in the heart organs of Sprague-Dawley rats."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Shavera
"Latar belakang: Kolitis ulseratif dalam jangka waktu yang panjang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal pada manusia. Derajat dan durasi paparan penyakit merupakan parameter utama yang mempengaruhi resiko terjadinya kanker kolorektal pada pasien kolitis ulseratif, dimana terdapat kaitan antara derajat inflamasi dengan perkembangan neoplasia kolon. Ekstrak perikarp mahkota dewa telah diketahui mengandung flavonoid yang ssecara invitro dapat menekan inflamasi, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak perikarp mahkota dewa Phaleria macrocarpa dalam menghambat inflamasi pada kolon mencit yang diinduksi dextran sodium sulfat DSS ditinjau dari penurunan ekspresi COX-2, iNOS dan ?-katenin pada sel epitel kripta kolon mencit.
Metodologi: Empat puluh dua Swiss webster dibagi dalam 7 kelompok, yaitu kelompok normal, kontrol negatif yang diberi DSS, kelompok positif KP, kelompok ekstrak pericarp mahkota dewa PMD dosis 625 mg/kgBB, 1250 mg/kgBB, 2500 mg/kgBB dan 5000 mg/kgBB. Semua kelompok kecuali kelompok normal diberikan DSS 2 selama 3 siklus setiap siklus diberikan DSS selama 7 hari diikuti dengan pemberian air biasa . Pada akhir percobaan kolon mencit difiksasi dalam larutan buffer formalin 10 kemudian dilakukan pemeriksaan histopatologi dan imunohistokimia untuk mengetahui ekspresi protein inflamasi.
Hasil: Ekstrak perikarp mahkota dewa dosis 625 mg/kgBB, 1250 mg/kgBB, 2500 mg/kgBB dan 5000 mg/kgBB mampu menurunkan inflamasi secara signifikan dibandingkan dengan kelompok DSS p=0,008. Ekstrak perikarp mahkota dewa dapat menurunkan ekspresi iNOS, COX-2, dan ?-katenin secara signifikan dibandingkan dengan kelompok DSS p=0,000.
Kesimpulan: Eksrak perikarp mahkota dewa dapat menghambat inflamasi pada kolon mencit terdiinduksi DSS yang ditunjukkan oleh penekanan ekspresi iNOS, COX-2 dan ?-katenin.Kata kunci : perikarp mahkota dewa, iNOS, COX-2, ?-katenin

Background: Prolonged ulcerative colitis can increase the risk of colorectal cancer in humans. The degree and duration of disease exposure is a major parameter affecting the risk of colorectal cancer in patients with ulcerative colitis, There is a link between inflammatory degrees and the development of colonic neoplasia. The role of mahkota dewa fruit pericarp extract in reducing inflammation in in vitro has already known. This study aims to investigate the anti inflammatory effect of mahkota dewa fruit pericarp extract Phaleria macrocarpa on colon inflammation which suppress the expression of iNOS, COX 2 and catenin in DSS induced colitis mice model.
Methodology: Forty two Swiss Webster were divided into 7 groups normal group, negative control DSS , positive group, mahkota dewa pericarp PMD extract group dose 625 mg kgBB, 1250 mg kgBB, 2500 mg kgBW and 5000 mg kgBW. All groups except the normal group were given 2 DSS for 3 cycles each cycle was given DSS for 7 days followed by regular water. At the end of the experiment the mice colon was fixed in 10 formalin buffer solution for histological analyses.
Results: Extract of mahkota dewa pericarp dose 625 mg kgBB, 1250 mg kgBB, 2500 mg kgBB and 5000 mg kgBB compare to DSS group can significantly reduce inflammation p 0,008 expression of iNOS, COX 2 and catenin decreased significantly p 0,000 compared to DSS group.
Conclusion: Pericarp extract of mahkota dewa fruit can inhibit inflammation induced by DSS in mice colon shown by suppressed expression of iNOS, COX 2 and catenin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>