Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85215 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisah Amanda Ninzi
"Adaptasi novel menjadi sebuah film semakin banyak dilakukan dalam industri perfilman, termasuk industri perfilman Hollywood. Film The Reader karya sutradara Stephen Daldry merupakan adaptasi dari novel Jerman Der Vorleser karya Bernhard Schlink. Penelitian ini membahas mengenai representasi dari karakter dan strategi yang dilakukan oleh tokoh utama perempuan, Hanna Schmitz, dalam menutupi identitas buta hurufnya. Penelitian ini juga membahas konstruksi naratif yang membangun identitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter yang dimiliki oleh tokoh dapat menunjukkan kebutahurufan yang dimilikinya. Selain itu, strategi yang ia lakukan untuk menutupi identitasnya tersebut memiliki maksud dan tujuan tertentu. Unsur naratif seperti tokoh dan penokohan, latar ruang dan waktu serta plot berperan penting dalam mendukung penggambaran identitas dari tokoh utama. Sehingga film ini merupakan suatu hiburan massa yang berskala internasional. 

Adaptation of novels into films is increasingly being carried out in the film industry, including in Hollywood. The Reader is a film directed by Stephen Daldry based on an adaptation of the German novel Der Vorleser by Bernhard Schlink. This study discusses the representation of character and strategies undertaken by the female lead character, Hanna Schmitz, in hiding her own identity. This study also discusses the narrative construction that builds that identity. The results showed that the characters possessed by the main characters can show her illiteracy. Also besides, the strategies used to determine her identity have certain goals and objectives. Narrative elements such as characters and characterizations, place and time settings and plots are important aspects in supporting the portrayal of the identity of the main character. Therefore all of those aspects are making this film a mass collection on an international scale.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Nazifah
"Snow White atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Putri Salju adalah salah satu karakter fiksi yang pertama kali muncul dalam kumpulan dongeng milik Grimm Bersaudara. Penggambaran mengenai karakteristik seorang putri yang melekat pada karakter Snow White dalam dongeng membuat masyarakat memiliki konsep atau imaji seorang putri. Namun seiring perkembangan zaman, banyak dongeng yang menjadi acuan adaptasi untuk berbagai film, salah satunya film Snow White and the Huntsman produksi Hollywood sebagai hasil adaptasi dari dongeng Schneewittchen dalam kumpulan dongeng karya Grimm Bersaudara. Namun berbeda dengan karakter Snow White yang sudah dikenal masyarakat melalui dongeng, karakter Snow White dalam film mengalami perluasan yang cukup terlihat. Secara khusus, penelitian ini akan membahas mengenai perluasan karakter yang dialami oleh tokoh Snow White dalam film versi Hollywood serta bagaimana peran Hollywood dalam industri perfilman nasional dan internasional. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan teori representasi Stuart Hall, dan mitos dari Roland Barthes serta teori Gender."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Hasna Shofiyya
"Artikel ini membahas tentang krisis identitas di dalam diri tokoh Laure dalam film Tomboy karya Céline Sciamma. Melalui analisis dalam artikel ini, terlihat bahwa tokoh Laure, yang merupakan seorang anak perempuan, mengalami krisis identitas gender dalam dirinya. Ketidaksesuaian identitas gender yang dialami oleh Laure ini ditampilkan melalui maskulinitas karakter Laure dari awal hingga akhir film. Akan tetapi, maskulinitas Laure ini justru membuatnya diterima di lingkungan pergaulannya. Laure akhirnya melakukan berbagai perubahan dalam dirinya, mulai dari mengubah perilakunya, hingga fisiknya agar semakin menyerupai laki-laki. Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Laure, dan salah satunya datang dari pihak keluarganya. Inilah yang menyebabkan Laure menjalani dua kehidupan yang berbeda dan dengan dua identitas yang berbeda pula, yakni sebagai Laure dan sebagai Mikaël.

This article will be talking about identity crisis that happened to the main character, named Laure, in Céline Sciamma’s Tomboy. Through the analysis provided in this article, we will see that Laure, as a young girl, felt that she has a gender identity crisis. This identity crisis is shown by her masculinity from the beginning until the end of the film. However, her masculinity has made her being accepted by her friends in the neighbourhood. Laure finally did some changes to herself, from her attitude, to her physical appearance so that she would appear as much of a boy as she can be. She had to face a lot of challenges, and those challenges mainly came from her family. Therefore, she had to live two different lives with two different identities, as Laure and Mikaël.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tasker, Yvonne, 1964-
""Provides a timely and richly revealing portrait of a powerful cinematic genre that has increasingly come to dominate the American cinematic landscape"--"
Chichester, West Sussex: Wiley Balckwell, 2015
791.436 TAS h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Amelita
"Artikel ini menggambarkan suatu bentuk negosiasi identitas spesifik untuk imigran Muslim wanita yang tinggal di Amerika Serikat, seperti yang digambarkan dalam film Amira and Sam (2014). Film ini menunjukkan bagaimana Amira menegosiasikan identitasnya sebagai seorang imigran Muslim wanita dari Irak di Amerika Serikat dengan bagaimana dia berpakaian dan berperilaku dalam masyarakat barat. Jilbab yang Amira pakai berbeda mempunyai arti yang berbeda berdasarkan pada bagaimana jilbab itu dipakai dan dipersepsikan. Artikel ini menggunakan studi analisis tekstual dalam menganalisis filmnya, dan teori negosiasi identitas dari Ting- Toomey (2005). Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis unsur-unsur film untuk menentukan negosiasi identitas oleh Amira yang digambarkan dalam produksi tersebut. Proses negosiasi identitasnya melibatkan faktor-faktor sosial, geografis, dan agama. Artikel ini menemukan bahwa Amira telah berhasil melakukan negosiasi identitasnya, yang memungkinkannya untuk menempatkan dirinya dalam budaya barat. Namun dalam melakukannya, Amira mengambil risiko dalam penerimaan sosial dan hubungan pribadi dalam upaya untuk menilai kembali nilai-nilai pada agama Islam-nya.
This article illustrates a form of identity negotiation specific to immigrant Muslim women who live in the United States, as depicted in the movie Amira & Sam (2014). This movie shows how Amira negotiates her identity as an immigrant Muslim woman from Iraq in the United States by the way she dresses and behaves in the western society. The hijab that Amira wears differs in meaning based on how it is worn and perceived. This article draws upon the movie using a textual analysis study, and the theory of identity negotiation by Ting- Toomey (2005). The intention of this article is to analyze the elements of the movie to determine Amira?s negotiated identity depicted in that production. The process of her negotiation involves social, geographic, and religious factors. This article finds that Amira has succeeded in negotiating her identity, which allows her to situate herself in western culture. However in doing so, Amira risks social acceptance and personal relationships in the attempt to reassess her Islamic values."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fandra Aurora
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai homoseksualitas yang ditampilkan dalam film J rsquo;ai r v sous l rsquo;eau. Artikel ini mengangkat mengenai permasalahan orientasi seksual yang terjadi pada tokoh Antonin. Faktor dari dalam dirinya merupakan pemicu utama terjadinya perubahan orientasi seksualnya, yaitu kesedihan karena ditinggal seseorang yang dicintainya, Alex. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa perubahan identitas seksual yang digambarkan melalui film J rsquo;ai r v sous l rsquo;eau disebabkan dari faktor internal yaitu perasaan sedih yang dirasakan karena kehilangan seseorang yang dicintainya. Selain itu, faktor lain yang juga sangat mempengarhi perubahan orientasi seksual Antonin adalah hadirnya sosok Juliette dan Baptiste yang memberikan perhatian, kasih sayang serta kedekatan secara intim yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan identitas seksual pada Antonin. Film J rsquo;ai r v sous l rsquo;eau diteliti dan dianalisis berdasarkan unsur alur, tokoh, dan setting.

ABSTRACT<>br>
This article discusses homosexuality featured in the film J 39 ai r v sous l 39 eau. This article raises the issue of sexual orientation that occurred on the character Antonin. Factor from within himself is the main trigger of the change of his sexual orientation due to the sadness of losing someone he loves, Alex. The results of this study show that the change in sexual identity in the film J 39 ai r v sous l 39 eau is caused by internal factors, such as the feeling of losing and the sadness due to the death of someone he loves. In addition, the other factor that affects the change of Antonin 39 s sexual orientation is the presences of Juliette and Baptiste who give attention, affection and intimate closeness that cause the changes of sexual identity to Antonin. The film J 39 ai r v sous l 39 eau is studied and analyzed through its aspects plot, character, and setting."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Dibaj
"Laki-laki dan perempuan adalah sistem biner pada gender yang normatif yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Namun, terdapat pula variasi identitas gender lainnya, meliputi transgender, agender, genderqueer, androginitas, atau kombinasi dari identitas- id ent it as t ersebut . Selain it u t erd apat pula variasi orient asi seksual, sepert i heteroseksual, homoseksual, dan aseksual. Variasi identitas gender dan orientasi seksual dapat dipengaruhi oleh peran sosial dan pengalaman traumatis, yang terlihat dalam film Indonesia Kucumbu Tubuh Indahku (2018). Fokus penelitian ada pada konstruksi identitas gender tokoh utama, Juno. Film dibedah menggunakan teori film Boggs dan Petrie untuk membedah aspek naratif dan sinematografis, kajian gender Judith Butler, dan kajian queer Brett Beemyn dan Eliason untuk membedah ideologi teks. Ketertarikan terhadap laki-laki menjadi hasil dari peran pengalaman traumatis Juno d alam mengonst ruksi id ent it as gend ernya, sed angkan peran sosial menghasilkan konstruksi identitas gender Juno yang mengarah pada adanya sifat-sifat feminin di dalam tubuh Juno yang secara alami maskulin. Dilihat dari posisi film, identitas gender Juno adalah non-biner yang perlu dihargai dan boleh hadir di tengah-tengah masyarakat. Terdapat adanya kritik film terhadap kepura-puraan masyarakat identitas non-biner yang menjalani kehidupan sesuai norma heteroseksualitas.

Men and women are binary systems on normative gender that are present in society. However, other variations of gender identity are also present in society, including transgender, agender, genderqueer, androgynous, or a combination of those identities. There are also variations of sexual identity, such as heterosexual, homosexual, and asexual. Variations in gender identity and sexual identity can be influenced by social roles and traumatic experiences of the individual which depicted in the Indonesian film Kucumbu Tubuh Indahku (2018). The research focuses on the construction of the main character's gender identity. The film is analyzed using Boggs and Petrie’s film theory to dissect the narrative and cinematographic aspects of the film, Judith Butler’s gender studies, and queer studies from Brett Beemyn and Eliason to dissect the ideology of the text. The attraction to men is the result of Juno's traumatic experience in constructing his gender identity, while social roles result in Juno's gender identity construction which leads to the presence of feminine traits in Juno's naturally masculine body. Judging from the film's position, Juno's gender identity is placed as a non-binary that needs to be respected and allowed to be present in society. There is also film criticism against the pretense of society with its non-binary identity who lives a life according to the norms of heterosexuality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Krisanti Utami
"ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang identitas gender tokoh Ludovic dalam film Ma Vie en Rose karya Alain Berliner. Artikel ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan. Data yang digunakan dalam analisis meliputi aspek naratif (alur, tema, penokohan) dan aspek sinematografis (warna, kostum, shot, dialog) dalam film. Melalui analisis, terlihat bahwa Ludovic mengalami krisis identitas karena identitas gendernya sebagai perempuan tidak sesuai dengan identitas seksualnya sebagai laki-laki. Identitas gender tokoh Ludovic terlihat jelas melalui femininitasnya yang ia tampilkan dari awal hingga akhir film. Akan tetapi, identitas gender tokoh Ludovic mendapat tentangan dari orangtuanya sendiri yang tidak dapat menerima ketidaknormalannya, serta penolakan keras dari masyarakat sekitar yang merupakan masyarakat penganut agama Katolik yang konservatif.

ABSTRACT
This article analyzes the gender identity of the character Ludovic in Alain Berliner?s film Ma Vie en Rose. This article is classified as qualitative research with a document review method. The data used in the analysis include narrative elements (plot, theme, characterization) and cinematography (color, costume, shot, dialogue). Through analysis, it appears that the character Ludovic is having an identity crisis due to incongruity between his gender identity as a female and his anatomic sex. Ludovic?s gender identity is shown very clearly by his femininity throughout the film. However, his gender identity as a female is opposed by his own parents that cannot accept his abnormality, and also got a strong rejection by the conservative Catholic society around him.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Orchidea Kartika
"Skripsi ini menjabarkan pertimbangan desain, fungsi, serta tujuan pemakaian furnitur dalam film karya Wes Anderson, dengan bantuan cabang ilmu ergonomi dan estetika yang dipakai di dalam dunia nyata. Melalui film The Grand Budapest Hotel (Wes Anderson, 2014), skripsi ini menganalisis posisi dan orientasi furnitur di dalam ruang, proporsi dan skala furnitur, serta pengalaman tekstur dan warna yang diberikan furnitur kepada manusia. Dari analisis tersebut, terlihat bahwa furnitur digunakan Wes sebagai tokoh untuk menyampaikan narasi film. Cara skripsi ini menilai kualitas furnitur hanya melalui visualisasi (film) dapat dipakai dalam pembelajaran furnitur di dunia nyata.

This undergraduate thesis defines design considerations, function, and purpose of furniture in film by Wes Anderson. Using the real-life perspective of ergonomy, and a study of furnitures’ position and orientation, proportion and scale, and also texture and color experiences that furniture gives to human were conducted to the film The Grand Budapest Hotel (Wes Anderson, 2014). Based on the observation, an argument on how Anderson utilized furnitures as characters through which a storyline was conveyed was made. This method of evaluating furniture’s quality strictly from visualization (film) can be used for studies of furniture in real-life.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okto David
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana tokoh utama Rachel Stein dikonstruksi sebagai femme fatale dalam film Zwartboek 2006 . Penelusuran konstruksi femme fatale dilakukan melalui pembahasan struktur naratif yaitu tokoh, latar, dan alur. Dengan pembahasan ketiga unsur naratif tersebut, diharapkan akan terungkap konstruksi femme fatale pada Rachel Stein. Dengan naratologi film, bukan saja perspektif penceritaan dan apa yang menjadi fokus utama dalam film dapat diungkap, tetapi juga dapat diperlihatkan bagaimana strategi sinematografis dapat memperlihatkan hal itu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kaitan antara ketiga unsur naratif di atas sangat berperan dalam menjadikan Rachel Stein sebagai femme fatale. Dengan hadirnya tokoh bawahan, peran Rachel Stein lebih menonjol. Pengambilan latar perang dan masa sesudah perang di Israel memperlihatkan kekontrasan pribadi Rachel Stein. Pemakaian sorot balik sebagai alur utama menonjolkan peran Rachel Stein sebagai tokoh yang mempengaruhi jalan cerita. Pemanfaatan strategi sinematografi juga mempunyai peran yang besar dalam menjadikan tokoh Rachel Stein sebagai femme fatale, terutama keberpihakan kamera dalam mengangkat tokoh utama.

This thesis discusses how the main character Rachel Stein was constructed as a femme fatale in the film Zwartboek 2006. The search for femme fatale construction is done through the discussion of narrative structure of characters, setting, and plot. With the discussion of the three elements of the narrative, it is expected to reveal femme fatale construction on Rachel Stein. With film naratology, not only the storytelling perspective and what the main focus in the film can be revealed, but it can also be shown through cinematographic strategy.
The results of the analysis show that the relationship between the three elements of the above narrative is instrumental in making Rachel Stein as a femme fatale. With the presence of subordinate characters, Rachel Stein 39 s role is more prominent. War and postwar warfare in Israel demonstrates Rachel Stein 39 s personal contrast. The use of flashback as the main plot accentuates the role of Rachel Stein as a character that influences the storyline. Utilization of cinematographic strategy also has a big role in making Rachel Stein figures as femme fatale, especially partial cameras in lifting the main character.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67233
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>