Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Fitriana Sholikhah
"Latar Belakang: Sel punca hematopoietik perlu dikultur guna memperbanyak sel untuk kepentingan transplantasi sumsum tulang. Diperlukan medium kultur dengan serum yang berasal dari manusia. Akan tetapi, belum ada penelitian mengenai subtitusi suplementasi medium kultur dengan kombinasi Platelet-rich Plasma (PRP) dan Human Serum Albumin (HSA).
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kombinasi PRP dan HSA sebagai suplementasi medium kultur terhadap proliferasi dan kepuncaan sel punca hematopoietik.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental in vitro. Sampel yang digunakan adalah sel CD34+ yang diisolasi dari darah tali pusat. Sel dikultur dengan pengulangan dua kali menggunakan medium komplit serta penambahan suplementasi kontrol berupa serum darah tali pusat dan perlakuan berupa beberapa kombinasi PRP dan HSA. Pemeriksaan FACS dan perhitungan sel dilakukan pada hari ke-0 dan 7, morfologi diamati di hari ke-1, 3, 5, dan 7. Pewarnaan giemsa dilakukan di hari ke-7 untuk melihat perubahan morfologi sel.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan penurunan jumlah sel di hari ke-7 bila dibandingkan dengan jumlah sel pada hari ke-0. Hal ini terjadi pada seluruh kelompok dengan penurunan paling rendah terjadi pada suplementasi PRP 15% + HSA 5%, yaitu sebanyak 15%. Hasil flow cytometry menunjukkan penurunan persentase sel CD34+ pasca kultur 7 hari yang terjadi pada semua kelompok. Penurunan paling rendah terjadi pada suplementasi PRP 15% + HSA 3%, yaitu sebesar 69,5%. Hasil pewarnaan giemsa menunjukkan ditemukannya sel yang terwarna dan memiliki morfologi menyerupai metarubrisit.
Kesimpulan: Pada penelitian ini, kombinasi PRP dan HSA pada kultur sel punca hematopoietic tidak meningkatkan proliferasi dan ekspresi sel CD34+. Suplementasi PRP 15% + HSA 5% pada medium kultur sel menunjukkan efek paling baik terhadap jumlah sel dan ekspresi CD34+ dibandingkan kelompok lain. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme yang mendasarinya.
Background: Hematopoietic stem cells need to be cultured to multiply cells for bone marrow transplantation purposes. A culture medium with human-derived serum is required. However, there has been no study on the substitution of culture medium supplementation with Platelet-rich Plasma (PRP) and Human Serum Albumin (HAS) combination.
Objective: This study aims to observe the effect of PRP and HSA combination as a culture medium supplementation on the proliferation and stemness of hematopoietic stem cells.
Methods: This study uses an in vitro experimental design. The sample used was CD34+ cells isolated from umbilical cord blood. Cells were cultured with two repetitions using complete medium and the addition of control supplementation in the form of cord blood serum and treatment in the form of several combinations of PRP and HSA. FACS examination and cell count were carried out on days 0 and 7, morphology was observed on days 1, 3, 5, and 7. Giemsa staining was done on the 7th day to see the change of cell morphology.
Result: The results showed a decrease in the number of cells on day 7 compared to the number of cells on day 0. This occurred in all groups with the lowest decrease occurring at 15% PRP supplementation + 5% HSA, which was as much as 15%. The flow cytometry results showed a decrease in the percentage of CD34 + cells after 7 days of culture that occurred in all groups. The lowest decrease occurred at 15% PRP supplementation + 3% HSA, which was 69.5%. Giemsa staining results show the discovery of cells that are colored and have a metarubrisite-like morphology.
Conclusion: In this study, the combination of PRP and HSA in hematopoietic stem cell culture does not increase proliferation and expression of CD34+. PRP 15% + HSA 5% supplementation showed the best effect on cell count and CD34+ expression compared to other groups. Hence, further research is needed to find out the underlying mechanism."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Yosafat Lambang Prasetyadi
"ABSTRAK
Terapi regeneratif menggunakan sel punca hematopoietik (SPH) CD34+ merupakan potensi modalitas yang dapat diterapkan dalam mengatasi masalah penyakit hematologi yang sulit disembuhkan. Namun, kultur in vitro SPH saat ini belum optimal karena adanya reaksi penolakan dari penerima sel hasil kultur tersebut. Fetal bovine serum (FBS) sebagai suplemen medium yang umum digunakan dalam kultur SPH merupakan xeno-protein yang dapat memicu reaksi imun dari penerima prosedur terapi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara penggunaan FBS dengan platelet rich plasma (PRP) yang berasal dari sumber manusia terhadap proliferasi dan kepuncaan SPH CD34+. Penelitian eksperimental dilakukan dengan mengukur beberapa parameter antara lain, perhitungan jumlah sel dengan metode eksklusi tryphan biru, kepuncaan SPH CD34+ dengan menggunakan flow cytometry, serta diferenisasi sel yang dinilai dengan pengamatan sel pada pewarnaan giemsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi PRP 15% dapat meningkatkan proliferasi SPH CD34+. Analisis flow cytometry menunjukkan bahwa suplementasi PRP kurang mempertahankan kepuncaan SPH CD34+ dengan penurunan kemurnian CD34+ sebesar 31,7%; 31,7%; 21,7% pada kadar suplementasi PRP 5%, 10%, dan 15%. Gambaran sel mononuklear yang ditemukan pada pewarnaan Giemsa menunjukkan bahwa terjadi diferensiasi sel hematopoietik menjadi sel yang lebih spesifik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa PRP 15% merupakan suplementasi yang yang terbaik dalam memicu proliferasi SPH diantara berbagai konsentrasi yang diuji dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Regenerative therapy using CD34+ hematopoietic stem cells (HSC) is a potential modality to overcome hematological diseases that are difficult to cure. However, the current in vitro CD34+ culture is not optimal because of the immunological rejection from the recipient. Fetal bovine serum (FBS) as a medium supplement, which commonly used in HSC culture, is a xeno-protein that can trigger an immune reaction from the recipient of a therapeutic procedure. This study aimed to compare the use of FBS with PRP, which originating from the human sources on the proliferation and the stemness of CD34+ HSC. Experimental research was carried out by measuring several parameters, namely the calculation of the number of cells with the blue trypan exclusion method, the stemness of CD34+ HSC using cytometric flow, and cell differentiation which was assessed by observing cells in Giemsa staining. The results showed that 15% of PRP supplementation could increase the proliferation of CD34+. Flow cytometry analysis showed that each dose of PRP supplementation did not maintain the CD34+ SPH function with CD34+ purity reduction of 31.7%; 31.7%; 21.7% in sequence of PRP5%, 10%, and 15% supplementation. The mononuclear cells which were found in Giemsa staining showed that HSC differentiation occurs into more specific cells. Therefore, it can be concluded that 15% PRP is the best supplement concentration of in SPH proliferation in this experiment."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beryl Alodia
"ABSTRACT
Penelitian ini menganalisis kemampuan Human Serum Albumin (HSA), Umbilical cord blood (UCB) serum dan Fetal Bovine Serum (FBS) dalam menjaga stabilitas ekspansi ex vivo kultur sel punca hematopoetik (SPH). Sel yang digunakan adalah sel mononuklear dan sel CD34+ dari darah tali pusat yang disimpan beku dalam lingkungan nitrogen. Medium basal kultur yang digunakan adalah RPMI 1640 Biowest dan Stemspan. Jumlah sel hidup dihitung menggunakan metode eksklusi tryphan blue dan fenotipe sel CD34+ dianalisis menggunakan flow cytometry. Pewarnaan Giemsa dilakukan pada sel-sel yang dipanen pada hari ketujuh kultur untuk menganalisis morfologi sel. Besar sampel dalam penelitian ini adalah tiga dan jumlah pengulangan adalah dua kali. Penelitian ini menunjukkan bahwa kultur dengan suplementasi HSA menghasilkan jumlah sel yang lebih rendah namun memiliki persentase CD34+ yang lebih tinggi dibandingkan UCB serum dan FBS. Pewarnaan Giemsa menunjukkan sel-sel darah yang terdiferensiasi paling sedikit ditemukan pada HSA. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, medium dengan suplementasi HSA lebih unggul dari UCB serum dan FBS dalam mempertahankan kepuncaan sel punca hematopoetik.

ABSTRACT
This study analyzed the ability of serum Human Serum Albumin (HSA), Umbilical cord blood (UCB) and Fetal Bovine Serum (FBS) to maintain the stability of ex vivo expansion of hematopoietic stem cell (SPH) cultures. The cells used are mononuclear cells and CD34 + cells from cord blood which are frozen in a nitrogen environment. The basal culture medium used was RPMI 1640 Biowest and Stemspan. The number of living cells was calculated using the tryphan blue exclusion method and the CD34 + cell phenotype was analyzed using flow cytometry. Giemsa staining was carried out on cells harvested on the seventh day of culture to analyze cell morphology. The sample size in this study was three and the number of repetitions was twice. This study shows that culture with HSA supplementation results in lower cell counts but has a higher CD34 + percentage compared to serum UCB and FBS. Giemsa staining shows the least differentiated blood cells are found in HSA. These results indicate that, medium with HSA supplementation is superior to serum UCB and FBS in maintaining hematopoietic stem cell stem cells."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Rizka Anjani
"Xenoprotein yang terkandung dalam medium ekspansi standar yang digunakan untuk kultur sel punca hematopoietik (SPH) CD34+ berisiko menyebabkan graft-versus-host disease pada pasien penerima cangkok SPH CD34+. Diperlukan suplementasi medium ekspansi xeno-free untuk menurunkan risiko graft-versus-host disease pada pasien penerima cangkok. Suplementasi medium kultur ekspansi menggunakan platelet-rich plasma (PRP) dan human serum albumin (HSA) yang keduanya berasal dari manusia diharapkan dapat menggantikan suplementasi xenoprotein dalam kultur. Platelet-rich plasma diketahui mampu meningkatkan laju proliferasi sel punca, sementara human serum albumin mampu mempertahankan kepuncaan sel punca lebih baik dari fetal bovine serum. Kombinasi PRP dan HSA sebagai suplementasi medium ekspansi diharapkan mampu meningkatkan proliferasi dan mempertahankan kepuncaan SPH CD34+. Pengaruh kombinasi PRP dan HSA, rasio optimal persentase gradien suplementasi PRP dan HSA, serta durasi optimal kultur yang mampu mendukung proliferasi dan mempertahankan sifat kepuncaan SPH CD34+ perlu diketahui. Jumlah sel hidup dihitung menggunakan metode eksklusi trypan blue untuk melihat kemampuan medium uji dalam mendukung proliferasi. Fenotipe SPH CD34+ dianalisis menggunakan flow cytometry untuk mengetahui kemampuan medium uji dalam mempertahankan kepuncaan. Kombinasi suplementasi PRP dan HSA mampu meningkatkan proliferasi dan mempertahankan kepuncaan hingga hari ke-7. Persentase gradien PRP : HSA terbaik merupakan 3 : 2 berdasarkan kemampuannya dalam meningkatkan proliferasi dan mempertahankan sifat kepuncaan SPH CD34+. Kombinasi PRP dan HSA memiliki efek positif terhadap kultur SPH CD34+

Xenoprotein contained in CD34+ hematopoietic stem cell standard culture expansion medium has the risk of causing graft-versus-host disease (GVHD) in recipient of CD34+ HSC graft. Xeno-free supplementation in expansion medium is required to reduce the risk of GVHD in graft recipient. Supplementation of expansion medium using platelet-rich plasma (PRP) and human serum albumin (HSA), both originate from humans, hopefully has the ability to replace xenoprotein supplementation in culture. Platelet-rich plasma is known to increase the rate of stem cell proliferation, while human serum albumin is able to maintain stem cell’s stemness better than fetal bovine serum. The combination of PRP and HSA as expansion medium supplementation is expected to increase proliferation and maintain the stemness of CD34+ HSC. The effect of PRP and HAS combination, the optimal ratio of the percentage gradient of PRP and HSA supplementation, as well as the optimal duration of culture that can support proliferation and maintain CD34+ HSC stemness are to be studied. Live cells were counted using the trypan blue exclusion method to see the ability of the test medium to support proliferation. CD34+ HSC phenotype was analyzed using flow cytometry to determine the ability of test medium to maintain stemness. Combination of PRP and HSA supplementation are able to increase proliferation and maintain peaks until the 7th day. The best PRP : HSA gradient percentage is 3 : 2 based on its ability to increase proliferation and maintain SPH CD34+ stem properties. PRP and HSA combination has positive effects on CD34+ HSC culture."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Aditya
"Latar belakang: Platelet rich plasma (PRP) merupakan faktor pertumbuhan yang mendukung proliferasi, diferensiasi sel punca in vitro. PRP diyakini dapat digunakan sebagai alternatif pengganti dari fetal bovine serum (FBS) karena bersifat xenofree. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi PRP dalam mendukung proliferasi dan diferensiasi SSCs dan menganalisis korelasi antara tingkat spermatogenesis melalui penilaian Johnson dengan ekspresi gen potensi proliferasi (PLZF, OCT4) dan diferensiasi (CKIT) SSCs.
Metode: SSCs diisolasi dari tiga sisa jaringan biopsi testis hasil ektraksi spermatozoa (TESA/TESE) dari pasien azoospermia. Hasil isolasi sel dikultur pada medium DMEM-F12 dengan faktor pertumbuhan spesifik (GDNF, bFGF, EGF) yang selanjutnya dibedakan menjadi dua kelompok medium kultur berdasarkan penambahan PRP atau FBS. Hasil sel kultur dianalisis ekspresinya terhadap gen PLZF, OCT4, dan CKIT dengan qRT-PCR. Tingkat spermatogenesis dianalisis dengan penilaian Johnson melalui pemeriksaan histologi.
Hasil: PLZF, OCT4, dan CKIT diekspresikan oleh hasil sel kultur pada kelompok PRP dan FBS, namun tidak bermakna signifikan. Tidak terdapat korelasi antara tingkat spermatogenesis dengan ekspresi gen potensi proliferasi (PLZF dan OCT4) dan diferensiasi (CKIT) SSCs pada kelompok PRP dan FBS.
Kesimpulan: PRP mampu mendukung potensi proliferasi dan diferensiasi SSCs in vitro serta dapat menjadi alternatif pengganti FBS.

Background: Platelet rich plasma (PRP), performing as an alternative candidate to fetal bovine serum (FBS), is a concentrate containing growth factors, support proliferation and differentiation of stem cells in vitro. The objective of this work was to determine the efficiency of PRP in supporting SSCs proliferation and differentiation and assessed the correlation between the level of spermatogenesis through scoring Johnson toward the proliferation and differentiation of SSCs in vitro.
Methods: SSCs were isolated from three of surplus testicular tissue by sperm extraction (TESA/TESE) from azoospermic patients, then SSCs were cultured into DMEM-F12 with growth factors (GDNF, bFGF, EGF), further categorized into PRP and FBS groups. The resulting cell was quantitative analyzed by qRT-PCR towards the expression of PLZF, OCT4 and CKIT. The level of spermatogenesis was observed by scoring Johnson from histology measurement.
Results: The qRT-PCR analysis revealed the expression of PLZF, OCT4 and CKIT in the resulting cell culture. The difference was statistically insignificant among PRP and FBS. There was no correlation between the potency of proliferation (PLZF and OCT4) and differentiation (CKIT) of SSCs toward the level of spermatogenesis in both groups.
Conclusion: PRP could support the maintenance of proliferation and differentiation SSCs in vitro and could be developed as an alternative supplementation of FBS.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theodorus Suwendi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efek pajanan suhu lingkungan terhadap proliferasi sel dan derajat nekrosis dari adenokarsinoma mammae Pada penelitian true experimental parallel design ini mencit mencit yang telah ditransplantasikan dengan adenokarsinoma mammae dibagi menjadi empat grup dengan masing masing grup dipajankan temperatur lingkungan dengan satu dari beberapa rentang suhu tertentu 20 220C 25 270C 32 340C dan 37 390C selama enam jam hari selama dua minggu Grup temperatur 37 390C dieksklusi karena semua subjek pada grup ini mati Analisis sampel berdasarkan metode AgNOR HE Dari hasil analisis AgNOR ditemukan terdapat perbedaan signifikan dalam hal respon proliferasi sel antara ketiga grup temperatur ANOVA p mAgNOR 0 000 p pAgNOR 0 000 Grup temperatur 32 340C menunjukkan respon proliferasi sel yang lebih besar dibandingkan dengan grup temperatur 20 220C Namun analisis HE gagal menunjukkan perbedaan signifikansi dalam hal respon derajat nekrosis antara ketiga grup temperatur nilai tes Mann Whitne Asymp Sig 2 tailed antara grup temperatur 20 220C dan kontrol 25 270C 0 241 dan nilai tes Mann Whitney Asymp Sig 2 tailed antara grup temperatur 32 340C dan kontrol 0 575 Studi AgNOR menunjukkan bahwa respon proliferasi sel adenokarsinoma mammae memiliki korelasi positif terhadap rentang temperatur Di lain pihak studi HE tidak menunjukkan adanya pengaruh temperatur terhadap derajat nekrosis adenokarsinoma mammae pada mencit

This research focuses on identifying the effect of environmental temperature exposure on cell proliferation & degree of necrosis of adenocarcinoma mammae. True experimental design (parallel) research was conducted in which the subjects (mice that have been transplanted with adenocarcinoma mammae) were divided into 4 groups with each group was exposed for 2 weeks (6 hours/day) to a environmental temperature of certain range; 20-220C, 25-270C, 32-340C, & 37-390C. In the process, the last group was excluded since all of the subjects in this group died. Sample analysis based on AgNOR & HE method was then done. From the AgNOR study, it was found that there is a significant difference in cell proliferation response between the remaining three temperature groups (ANOVA: p mAgNOR = 0.000; p pAgNOR = 0.000). The high temperature group (32-340C) shows greater cell proliferation compared to the low temperature group (20-220C). However, HE study failed to show significance in the necrosis response between the three temperature groups (Mann Whitney Test: Asymp. Sig (2-tailed) value between low & control group = 0.241; Asymp. Sig (2-tailed) value between control & high temp group = 0.575). In summary, AgNOR study shows that cell proliferation response in adenocarcinoma mammae shows a positive correlation with the temperature ranges. In contrast, HE study shows that temperature of any range has no effect on the degree of necrosis in mice with adenocarcinoma mammae.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudbury: Jones and Bartlett , 1997
617.441 BLO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Noviyanti
"Platelet rich plasma (PRP) sebagai bahan suplemen medium kriopreservasi, mengandung plasma yang merupakan bagian dari darah dan mengandung banyak sekali albumin. Albumin diketahui sebagai CPA ekstraseluler alami yang bekerja dengan cara menstabilkan membran sel yang dapat terganggu akibat kriopreservasi. Bahan suplementasi medium kriopreservasi selama ini menggunakan bahan yang berasal dari hewan. Penggunaan bahan suplementasi dari hewan telah diketahui memiliki berbagai kendala seperti tersandung dengan komunitas perlindungan hewan dan juga dapat mencetuskan reaksi immunologi jika digunakan pada manusia. Karena itu, perlu dicari alternatif lain untuk bahan suplementasi medium kriopreservasi. Penelitian ini meneliti apakah PRP dapat digunakan sebagai alternatif FBS sebagai medium kriopreservasi sel punca asal tali pusat manusia dengan menilai viabilitas, morfologi dan proliferasi sel punca pasca kriopreservasi. Penelitian diawali dengan isolasi dan propagasi sel punca asal tali pusat manusia dari satu buah tali pusat manusia yang memenuhi kriteria dengan metode eksplan. Sel punca kemudian disubkultur sampai mencapai jumlah sel yang dibutuhkan untuk kriopreservasi. Kriopreservasi sel punca dilakukan dalam delapan protokol kriopreservasi dengan variasi bahan suplemen, konsentrasi bahan suplemen dan konsentrasi sel. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan antara FBS dan PRP dalam mempertahankan viabilitas dan morfologi sel bahkan PRP lebih baik ketika dilihat dari ukuran dan proliferasi pasca kriopreservasi. Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa PRP dapat digunakan sebagai alternatif penggunaan FBS dalam medium kriopreservasi sel punca asal tali pusat manusia.

Platelet rich plasma ( PRP ) as supplemental material cryopreservation medium , containing plasma which is part of the blood and contains a lot of albumin. Albumin is known as a natural extracellular CPA works by stabilizing cell membranes that can be disrupted by cryopreservation .One of the materials in cryopreservation medium that is used nowadays is derived from animals. Use of animal derived metarial has been known to pose various problems such as facing the animal protection community and also can trigger immunological reactions when used in humans. So it is necessary to find an alternative for animal derived material in cryopreservation medium. This study examined whether PRP could be used as an alternative to FBS as cryopreservation medium for human umbilical cord stem cells by assessing the viability, morphology and proliferation of stem cells after cryopreservation. The study began with the isolation and propagation of human umbilical cord stem cells from one human umbilical cord that meets the criteria using explant method. Stem cells then subcultured to achieve the required number of cells for cryopreservation. Cryopreservation of stem cells was done in eight cryopreservation protocols with various supplements, concentrations of the supplements, and cell concentrations. The results showed no difference between FBS and PRP in maintaining cell viability and morphology. PRP was even better when viewed from the size and proliferation of the cells after cryopreservation . In conclusion, this study shows that PRP can be used as an alternative to FBS in cryopreservation medium for human umbilical cord stem cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Febrian Wijaya
"Sel Natural Killer (NK) adalah sel pelepas granul sitotoksik yang melisis patogen intracytoplasmic (yaitu infeksi virus atau bakteri) dan sel tumor/kanker sebagai bagian dari imunitas bawaan. Sel NK berasal dari diferensiasi sel punca hematopoietik (SPH) di jalur Common Lymphoid Progenitor (CLP). SPH diperoleh dari darah tali pusat, dengan jumlah SPH yang lebih tinggi daripada sumsum tulang. Berbagai protokol diferensiasi telah dilaporkan dengan jumlah sel NK dan fenotipe yang berbeda. Studi perbandingan efektivitas diferensiasi sel NK dengan sampel SPH yang dikultur dan SPH yang baru diisolasi masih minim. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tahapan maturasi diferensiasi sel NK yang dihasilkan antara sampel SPH yang dikultur dan baru diisolasi menggunakan modifikasi protokol Dezell dkk. dengan menggunakan interleukin-2 (IL-2) tanpa keberadaan feeder cell. Kultur SPH dilakukan selama dua minggu sebelum diferensiasi untuk sampel SPH yang dikultur. Hasil kultur diferensiasi selama lima minggu dianalisis menggunakan flow cytometry untuk mengetahui keberadaan reseptor NKp46, pengamatan Giemsa untuk mengetahui tahapan maturasi sel NK, dan qRT-PCR untuk mengetahui ekspresi gen perforin dan granzyme B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel SPH yang dikultur menghasilkan jumlah sel NK di tahap dewasa (tahap 5) yang lebih tinggi dibandingkan sampel SPH yang diisolasi melalui pengamatan Giemsa. Hasil flow cytometry menunjukkan nilai MFI NKp46 yang berbeda signifikan pada kedua sampel, dengan keberadaan reseptor aktivasi NKp46 yang lebih tinggi dijumpai pada sampel isolasi di hari ke-35. Hal ini disebabkan oleh aktivitas ROS pada kultur SPH dan regulasi mikroRNA. Oleh karena itu, sampel SPH yang dikultur dan sampel SPH yang baru diisolasi mampu menghasilkan populasi sel NK yang dewasa.

Natural Killer (NK) cells are cytotoxic-granule-releasing cells which lysis intracytoplasmic pathogens (ie. virus or bacteria infection) and tumor/ cancer cells as part of innate immunity. NK cells originate from differentiation of hematopoietic stem cells (HSCs) in the Common Lymphoid Progenitor (CLP) pathway. HSCs can be obtained from umbilical cord blood, with a higher number of HSCs than bone marrow. Various differentiation protocols have been reported with different NK cell yields and phenotypes obtained. Comparative studies on the effectiveness of NK cell differentiation with cultured HSC samples and freshly isolated HSC are still minimal. The aim of this study was to compare the different stages of NK cell differentiation maturation produced between cultured and newly isolated SPH samples using a modified protocol of Dezell et al. using interleukin-2 (IL-2) in the absence of feeder cells. For expanded HSC samples, cultures were carried out for two weeks before differentiation. The results of the differentiation culture for five weeks were then analyzed using flow cytometry to determine the presence of NKp46 receptors, Giemsa observations to determine the stages of NK cell maturation, and qRT-PCR to determine the expression of perforin and granzyme B genes. The results show that cultured HSC samples can produce a higher number of NK cells with a more mature stage than freshly isolated HSC samples by Giemsa's observations which showed the presence of NK cells at stages 5. The results of flow cytometry showed that the MFI NKp46 values ​​were significantly different in the two samples, with a higher NKp46 activation receptor found in the isolated samples on day 35. This is due to ROS activity on SPH culture and microRNA regulation. Therefore, the cultured HSC samples and freshly isolated HSC samples were able to produce mature NK cell populations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Dinda Shezaria Hardy
"Potensi pemanfaatan sel punca mesenkimal dan conditioned medium dalam pengobatan terapi yang tinggi harus diimbangi dengan peningkatan produksi yang memadai. Umumnya menggunakan metode kultur statis (2D), namun produksinya sangat terbatas. Metode kultur dinamis (3D) menggunakan stirred bioreactor merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk meningkatkan produksi sel punca dalam skala besar. Selama proses kultur sel, conditioned medium kultur mengandung faktor tumbuh dan sitokin yang disekresikan oleh sel punca mesenkimal. Salah satu sitokin yang disekresikan ialah TGF-β. Sitokin TGF-β berperan penting dalam proliferasi, diferensiasi, dan proses seluler lainnya. Sampai saat ini belum ada penelitian yang menjelaskan tentang pengaruh kultur statis (2D) dan kultur dinamis (3D) terhadap proliferasi sel, total protein conditioned medium dan kadar sekresi sitokin TGF-β pada sel punca mesenkimal asal tali pusat yang dikultur dalam medium alpha-MEM dan disuplementasi 10% thrombocyte concentrated. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui pengaruh kultur statis (2D) dan kultur dinamis (3D) terhadap proliferasi sel, kadar total protein conditioned medium, dan sitokin TGF-β pada sel punca mesenkimal asal tali pusat. Penelitian yang dilakukan mencakup proses kultur sel, uji Bradford, Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE), dan uji Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan kultur dinamis (3D) dapat memproduksi sel dalam skala besar namun memiliki laju proliferasi yang lebih lama dibandingkan dengan kultur statis (2D). Produksi kadar total protein conditioned medium mengalami fluktuasi, namun secara keseluruhan kultur dinamis (3D) mampu memproduksi dalam skala besar, dan terdapat sekresi sitokin TGF-β oleh sel punca mesenkimal dari kedua metode kultur, namun masih membutuhkan uji lanjutan untuk memastikan bahwa sel pada kultur dinamis (3D) mensekresi sitokin TGF-β lebih banyak

The high potential of mesenchymal and conditioned medium stem cell utilization in therapeutic treatment should be balanced with an adequate increase in production. Generally using static culture method (2D), but production is very limited. Dynamic culture (3D) method using stirred bioreactor is one of the right choices to increase the production of stem cells on a large scale. During the cell culture process, the conditioned culture medium contains growth factors and cytokines secreted by mesenchymal stem cells. One of the cytokines secreted is TGF-β. The TGF-β cytokine plays an important role in proliferation, differentiation, and other cellular processes. Until now there has been no research that explains the effect of static (2D) and dynamic (3D) culture on cell proliferation, total protein conditioned medium and levels of secretion of cytokines TGF-β in mesenchymal stem cells from umbilical cord cultured in alpha-MEM medium and 10% concentrated thrombocyte supplementation. The purpose of this study was to determine the effect of static culture (2D) and dynamic culture (3D) on cell proliferation, levels of total protein in conditioned medium, and cytokine TGF-β in mesenchymal stem cells from the umbilical cord. The research conducted included cell culture process, Bradford test, Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE), and Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) test. This study shows that the use of dynamic culture (3D) can produce cells on a large scale but has a longer proliferation rate than static culture (2D). The total protein content of the conditioned medium fluctuates, but overall dynamic (3D) culture is capable of large-scale production, and there is secretion of the cytokine TGF-β by mesenchymal stem cells from both culture methods, however, further tests are still needed to confirm that the cells in culture dynamic (3D) secretes more of the cytokine TGF-β."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>