Indonesia masih menjadi negara dengan penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi yaitu tercatat 100.347 kasus demam berdahar dengan angka kematian sebesar 907 orang pada tahun 2014. Hingga saat ini belum ditemukan antivirus spesifik untuk penyakit DBD sehingga penanganan yang dilakukan berupa tata laksana suportif. Cassia alata yang biasa disebut dengan daun ketepeng Cina memiliki potensi pengobatan yang besar dan telah digunakan sebagai bahan obat tradisional. Tumbuhan ini menghasilkan berbagai macam molekul bioaktif sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar obat untuk berbagai macam penyakit. Pada tumbuhan ini terdapat berbagai zat kimia seperti fenol,tanin, alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, karbohidrat, dan glikosida anthraquinon. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ekstrak daun Cassia alata dengan fraksi heksana terhadap replikasi DENV-2 in vitro dengan mencari nilai IC50, CC50, dan Indeks Selektivitas (SI) pada sel Huh7it-1 yang terinfeksi dengan DENV. Ekstrak diberikan pada konsentrasi 2,5μg/ml, 5μg/ml, 10μg/ml, 20μg/ml, 40μg/ml dan 80μg/ml. Nilai IC50 didapatkan dengan menggunakan metode Foccus Assay, sedangkan nilai CC50 didapatkan dengan uji MTT. Hasil yang didaptakn menunjukan nilai IC50, CC50, dan Indeks Selektivitas (SI) secara berurutan yakni 0.005 mg/mL, 47,469 mg/ml, dan 9246,311. Kesimpulan yang didapatkan dari nilai tersebut adalah ekstrak daun Cassia alata dengan fraksi heksana memili potensi untuk menginhibisi replikasi DENV dan tidak bersifat toksik terhadap sel pada konsentrasi inhibisi, dan dapat dikembangan sebagai antiviral.
Green synthesis nanopartikel ZnO, nanopartikel LaFeO3, dan nanokomposit ZnO/LaFeO3 berhasil dilakukan menggunakan ekstrak daun mangkokan (Nothopanax Scutellarium) dalam sistem dua fasa dengan metode pengadukan kecepatan tinggi. Senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid digunakan sebagai agen penghidrolisa (sumber basa lemah –OH), sedangkan saponin dan steroid digunakan sebagai agen penstabil (capping agent). Hasil sintesis selanjutnya dikarakterisasi menggunakan instrumentasi spektrofotometer UV-Vis, UV-Vis DRS, spektroskopi FTIR, XRD, PSA, SEM-EDX, dan TEM. Difraktogram nanokomposit ZnO/LaFeO3 memiliki gabungan nilai difraksi 2θ dari nanopartikel ZnO dan LaFeO3 yang menunjukkan bahwa tidak terbentuk struktur yang baru. Hasil karakterisasi UV-Vis DRS menunjukkan bahwa nanopartikel ZnO, nanopartikel LaFeO3, dan nanokomposit ZnO/LaFeO3 memiliki nilai band gap berturut-turut 3,1 eV; 2,25 eV; dan 2,05 eV. Aktivitas fotodegradasi nanokomposit ZnO/LaFeO3 terhadap malasit hijau lebih baik daripada nanopartikel ZnO dan LaFeO3 dengan persentase berturut-turut sebesar 95,61%; 90,03%; dan 87,58% dibawah sinar tampak selama 2 jam penyinaran. Kinetika fotodegradasi malasit hijau menggunakan nanokomposit ZnO/LaFeO3 mengikuti reaksi sorde satu semu.
Green synthesis of ZnO nanoparticle, LaFeO3 nanoparticle, and ZnO/LaFeO3 nanocomposites have been done by Nothopanax Scutellarium leaf in two phases system with high speed stirring method. Alkaloid, a secondary metabolite compound, is used as hydrolysis agent (base source -OH) and saponin is used as capping agent. Next, synthesized product is characterized by UV-Vis spectrophotometer instrumentation, UV-Vis DRS spectrophotometer, FTIR spectroscopy, XRD, PSA, SEM-EDX, and TEM. Diffractogram ZnO/LaFeO3 composites have a combined diffraction value at 2θ from ZnO and LaFeO3 nanoparticles and show that they don’t create a new structure. UV-Vis DRS characterized product shows that ZnO nanoparticle, LaFeO3 nanoparticle, and ZnO/LaFeO3 nanocomposites have band gap value at 3,1 eV; 2,25 eV; and 2,05 eV, respectively. Photodegradation activity of malachite green using ZnO/LaFeO3 nanocomposites is better than ZnO and LaFeO3 nanoparticles under visible light for 2 hours of radiation. Degradation percentage of malachite green using ZnO/LaFeO3 nanocomposites is better than ZnO and LaFeO3 nanoparticles for about 95,61%; 90,03%; and 87,58%, respectively. Photodegradation kinetics of malachite green using ZnO/LaFeO3 nanocomposites follows pseudo first order reaction.
"