Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165814 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rendi Aulia
"Penelitian ini membahas penerjemahan warna merah pada novel Pulang dan novel Heimkehr nach Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan perubahan istilah-istilah warna merah yang diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jerman. Dalam hal ini, istilah warna dibagi menjadi dua, yaitu warna dasar dan warna yang menggunakan referen berupa benda dan keadaan sesuatu.
Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan data berupa istilah-istilah warna dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori dan novel Heimkehr nach Jakarta yang diterjemahkan oleh Sabine Mauller. Sementara itu, teori dalam penelitian ini adalah teori terjemahan oleh Christiane Nord, teori kebudayaan oleh Benny H. Hoed dan teori warna oleh Eko Nugroho dan Sulasmi W. A. Darmaprawira.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara padanan warna bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman pada novel Heimkehr nach Jakarta. Perbedaan warna tersebut terjadi karena adanya perbedaan unsur budaya yang berpengaruh dalam sistem bahasa setiap daerah. Selain itu, padanan warna bahasa Indonesia juga menimbulkan lebih dari satu padanan warna dalam bahasa Jerman meskipun memiliki persamaan konteks yang terdapat dalam novel.
This study discusses about the translation of red in the novel Pulang and Heimkehr nach Jakarta. The purpose of this study is to show the change in color red translated from Indonesian into German language. In this case, the term color is divided into two kinds, namely the basic color and the color that uses referents in the form of objects and things.
The method used was qualitative with data of color terms in the novel Pulang by Leila S. Chudori and the Heimkehr nach Jakarta novel translated by Sabine Mauller. Meanwhile, the theory in this research is translation theory by Nord, cultural theory by Hoed, and color theory by Nugroho and Darmaprawira.
The results showed that there was a difference between the Indonesian color matching into German in Heimkehr nach Jakarta. The color difference occurs because of differences in cultural elements that influence the language system of each region. In addition, the color of Indonesian language can be translated with more than one kinds of color in German even though it has the same context."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ica Widia Sari
"Penelitian ini berjudul `Kesepadanan Penerjemahan Kosakata Bermuatan Budaya dalam Novel Pulang karya Leila S. Chudori dan Terjemahannya Heimkehr nach Jakarta oleh Sabine Müller`. Di sini diteliti kesepadanan terjemahan kosakata bermuatan budaya dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode kualitatif melalui studi pustaka. Kosakata bermuatan budaya tersebut dianalisis berdasarkan metode penerjemahan (Smith), teori pergeseran makna dalam terjemahan (Simatupang), dan kesepadanan dinamis (Nida dan Taber). Ditemukan sembilan kosakata bermuatan budaya dalam novel tersebut yang kemudian dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu: bahan makanan, tempat, dan benda. Dari penelitian tersebut ditemukan empat kosakata yang memiliki makna yang sepadan antara Tsu dan Tsa. Sedangkan satu kosakata tidak sepadan, dua kosakata kurang sepadan dan dua kosakatalainnya tidak bisa dikatakan sepadan atau tidak, karena memiliki makna yang berbeda yang disebabkan perbedaan latar belakang budaya.

The title of this research is The equivalence of Cultural Vocabulary Translation in the novel Pulang by Leila S. Chudori and the Heimkehr nach Jakarta (Sabine Müller). In this research, the author examined the equivalence of cultural vocabulary translations in Indonesian into German. The method used for this research is qualitative method through library research. The cultural vocabulary is analyzed based on the translation method (Smith), the theory of meaning in translation (Simatupang), and dynamic equivalence (Nida and Taber). It found nine cultural vocabulary in the novel that grouped into three categories, namely food (ingredients), places, and objects. From this research four vocabularies were found to have equivalent meanings between source texttarget language. Whereas the one vocabularies are not commensurate, two vocabularies are less equivalent and the two other vocabularies cannot be said to be equivalent or not, because they have different meanings based on differences in cultural backgrounds. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jacqueline Sara Johanna
" ABSTRAK
Penelitian ini membahas penerjemahan kata sapaan orang kedua dalam percakapan langsung yang terdapat dalam novel Pulang ke dalam novel Heimkehr nach Jakarta. Padanan sapaan yang dipilih penerjemah diteliti berdasarkan relasi sosial antara penutur dan lawan tutur. Dalam penelitian ini juga akan dibahas faktor-faktor yang mendasari tindakan penerjemah dalam mempertahankan sapaan Indonesia maupun melesapkannya dalam teks sasaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbentuk kajian pustaka. Kajian pustaka dilakukan untuk memperoleh dasar dalam menganalisis dan membandingkan seluruh sapaan yang ditemukan dalam novel Pulang dan terjemahannya dalam novel Heimkehr nach Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konteks sosial dan budaya yang terdapat dalam masyarakat Indonesia dan Jerman menjadi dasar pertimbangan penerjemah dalam memilih padanan sapaan, mempertahankan sapaan Indonesia maupun melesapkannya dalam teks sasaran. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa situasi komunikasi dan kaidah bahasa menjadi faktor lainnya yang memengaruhi penerjemahan sapaan.
ABSTRACT This research attempts to explain the translation of second person forms of address in direct conversations found in novel Pulang to Heimkehr nach Jakarta. The equivalents of the forms of address chosen by the translator are analyzed according to the social relation between the speaker and the listener. This research also attempts to explain the factors underlying the translator rsquo s decision to preserve Indonesian form of address or to omit it in the target text. This research applies the qualitative method in form of literature study. The literature study gives the principles for analyzing and comparing all forms of address found in the novel Pulang and their translation in the novel Heimkehr nach Jakarta. The result shows that the different social and cultural context in Indonesia and Germany underlies the translator rsquo s consideration in either choosing an equivalent in German, preserving the Indonesian form of address, or omitting it in the target text. Furthermore, the result shows that communication situation and language principles also affect the translation of the forms of address."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S66190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunu Wasono
"ABSTRAK
Dalam jagad sastra Indonesia, Toha Mohtar dikenal sebagai pengarang yang kurang produktif. Namun, Pulang, no_velnya yang pertama, oleh pengamat sastra Indonesia diakui sebagai karya yang berbobot.
Pembicaraan mengenai novel Pulang setakat ini boleh dikatakan sudah banyak dilakukan. Tetapi, pembicaraan yang mencoba mengaitkan novel itu dengan kenyataan sosial belum ada. Padahal novel ini sarat dengan embaran (informasi) mengenai masalah social yang baik dan menarik untuk dibin_cangkan. Penelitian ini bertujuan menelaah kaitan novel Pulang dengan masalah sosial yang ada berdasarkan unsur-_unsur formal novel itu. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis. Demi kelengkapan dan keakuratan data, dilakukan pula wawancara dengan pengarang novel Pulang._
Peristiwa bersejarah yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu 1940-1950an, khususnya yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial di sekitar daerah tempat Toha Mohtar dilahirkan, dijadikan latar dan sumber ilham dalam novel Pulang.

"
1985
S10726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Kemas
"Novel Pulang berkisah tentang empat sekawan pelarian politik, dengann Dimas Suryo sebagai tokoh utama. Mereka terjebak di Perancis dan terancam tidak bisa lagi kembali lagi akibat status mereka yang dianggap berafliasi dengan PKI. Pada Novel Pulang terlihat jelas polarisasi Barat dan Timur, Barat sebagai sisi positif dan Timur sebagai sisi negatif. Kolonialisme secara struktur menciptkan oposisi biner antara Barat dan Timur. Pengkajian polarisasi Barat dan Timur mengambil bangun teori poskolonialisme atau yang juga disebut orientalisme.

This paper will discuss about East-West Polarization in the novel Pulang by Leila S. Chudori. Pulang focuses on political refugees with Dimas Suryo as the main character. They stuck in France and threatened that they can't go back to Indonesia because they are considered to be afliated with Indonesian Communist Party. In Pulang, . East-West polarization seems obvious. The novel indicates West the positive side and East as the negative side. The perspective is legacy of colonial era that creates a binnary opposition of East and West. To Review about East-West, this paper will use post-colonialims theory pr better known as Orientalism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Roh, Jung Ju
"Peristiwa 1965 dan 1998 adalah salah satu sejarah traumatis bangsa Indonesia yang memiliki dampak besar terhadap eks tapol, aksi mahasiswa, dan keluarganya. Disertasi ini berupaya mengungkapkan pengalaman traumatis korban kekerasan Orde Baru dan perjuangan mereka dari peristiwa 1965 dan 1998 dalam novel Pulang (2012) dan Laut Bercerita (2017). Untuk dapat menyampaikan pengalaman traumatis itu, karya sastra meniru mekanisme trauma. Hal tersebut menyebabkan trauma bukan hanya ada pada tataran isi namun juga tecermin dalam strukturnya. Dengan menggunakan metode symptomatic reading, konsep kekerasan negara (Kira, Ashby & Lewandowski, 2013), memori kolektif dan personal (Halbwachs, 1992), dan narasi trauma (Caruth, 1996) analisis dilakukan bukan hanya menggali makna yang ada dipermukaan teks melainkan mengungkap hal yang tidak disampaikan atau disembunyikan oleh teks. Melalui struktur narasi trauma, kedua teks merepresentasikan resistensi sebagai penggambaran korban kekerasan Orde Baru yang berdaya yang melawan dan bernegosiasi dengan opresi rezim Orde Baru. Resistensi mereka untuk mempertahankan hidup melalui peristiwa tersebut di bawah opresi dan persekusi menunjukkan kemungkinan upaya mengatasi traumanya. Hal ini direpresentasikan dalam bentuk bersuara, pemilihan saluran untuk lepas dari trauma, dan working through. Dengan demikian dialektik kematian dan kesintasan, bungkam dan besuara dalam kedua teks tersampaikan tidak hanya melalui gambaran kekerasan dan traumanya, tetapi juga melalui narasi resistensi untuk lepas dari kekerasan Orde Baru.

The events of 1965 and 1998 are part of the traumatic history of the Indonesian nation which had a major impact on former political prisoners, student activists and their families. This dissertation seeks to reveal the traumatic experiences of victims of New Order violence and their struggles from the events of 1965 and 1998 in the novels Pulang (2012) and Laut Bercerita (2017). To convey this traumatic experience, literary works imitate the mechanisms of trauma. This causes trauma not only at the content level but also reflected in the structure. By using the symptomatic reading method, the concept of state violence (Kira, Ashby & Lewandowski, 2013), collective and personal memory (Halbwachs, 1992), and trauma narratives (Caruth, 1996) the analysis is carried out not only to explore the meaning on the surface of the text but also to reveal things not conveyed or hidden by the text. Through a trauma narrative structure, both texts represent resistance as a depiction of empowered victims of New Order violence who resisted and negotiated with the oppression of the New Order regime. Their resistance to survive through these events under oppression and persecution suggests a possible attempt to overcome the trauma. This is represented in speaking up, choosing channels to escape trauma, and working through. In this way, the dialectic of death and survival, silence and voice in both texts is conveyed not only by images of violence and trauma, but also by narratives of resistance to escape the violence of the New Order."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swasti Nareswari
"Terjemahan beranotasi adalah memberikan catatan atas padanan yang saya pilih dalam menerjemahkan sebuah novel. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode semantis dan idiomatis. Permasalahan yang kerap kali muncul dalam proses pene{emahan berhubungan dengan perbedaan budaya. penerapan pelbagai prosedur merupakan cara saya menyelesaikan permasalahan itu. Selanjutnya, dalam melakukan anotasi, saya merujuk pada pelbagai kamus, mengunjungi laman Internet, dan melakukan survei pembaca dalam skala kecil. Anotasi terutama dilakukan padatataran kata, kalimat, frasa. Dapat disimpulkan bahwa menerjemahkan membutuhkan penguasaan bahasa, budaya, dan topik yang melatari suatu teks oleh pene{emah agar menghasilkan te{emahan yang baik.

An annotated translation is adding notes for the equivalence I choose while performing a translation. Translation methods applied are semantics and idiomatics. The problems that often emerge in the translation process of this story are related with cultural differences. The deployment of a range of translating procedures attempt to address those problems. In performing annotation, referrence to various dictionaries and websites, along with a small scale survey, were conducted. The annotation conduckd for this final assignment is limited to words, sentences, and phrases. In conclusion, translator's mastery of language, cultural, as well as field of the text are needed in order to produce a good translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28327
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah
"Penelitian ini membahas kata bersufiks -in dalam pembentukan klausa bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan pola klausa yang mengandung kata bersufiks -in di dalamnya dan menjabarkan fungsi kata bersufiks -in dalam klausa.Data yang diteliti adalah 249 klausa yang mengandung kata bersufiks -in di dalamnya. Hasilnya menunjukkan dari 249 data klausa yang mengandung kata bersufiks -in, terdapat 32 pola klausa. Penulis mendapatkan empat pola golongan besar yang memiliki contoh klausa terbanyak dibanding yang lain. Kata bersufiks -in dalam suatu klausa dapat berfungsi sebagai perluasan subjek, predikat, perluasan objek, pelengkap, dan keterangan. Fungsi kata bersufiks -in yang paling dominan adalah sebagai predikat.

This study discusses -in suffixed words in Indonesian clause formation. The purpose of this study was to describe the pattern of clauses that contain the words -in suffix in it and describe the function of words suffixed -in the clause. Data studied were 249 clauses containing words -in suffix in it. The results show the data of 249 clauses containing words suffixed -in, there are 32 patterns clause. Writer gets four major categories patterns that have the highest instances than the other clauses. -in Suffixed words in a clause can serve as a extension of subject, predicate, extension of object, complement, and a description. Function words suffixed -in most dominant is a predicate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Zainul Arifin
"Penelitian ini membahas tentang realitas sosial dalam novel Tan karya Hendri Teja. Novel Tan menceritan perjalanan Tan Malaka dalam memerdekakan bangsanya dari penjajahan Belanda. Penelitian ini membahas realita sosial berdasarkan perspektif realisme sosialis Georg Lukacs yang tertuang dalam konsep realitas objektif, gerak dialektis, refleksi artistik, dan ungkapan kritik emansipatoris. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan empat konsep realisme sosialis Georg Lukacs, sedangkan manfaat penelitian ini secara teoretis ialah memperkuat teori sastra khususnya teori realisme sosialis Georg Lukacs. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Data dari penelitian ini merupakan kutipan berupa kalimat dan paragraf. Sumber data berupa novel dan buku sehingga teknik yang digunakan ialah teknik baca catat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek dalam novel Tan karya Hendri Teja yang sesuai dengan empat konsep realisme sosialis Georg Lukacs yakni, konsep realitas objektif terdapat aspek penindasan dengan sub fokus penindasan bidang ekonomi, penindasan bidang pendidikan, penindasan bidang politik, penindasan bidang agama islam, dan penindasan secara fisik, konsep gerak dialektis terdapat aspek perlawanan dan pembelaan, konsep refleksi artistik terdapat aspek siasat, dan konsep ungkapan kritis emansipatoris terdapat aspek perlawanan dengan sub fokus perlawanan bidang ekonomi, perlawanan bidang pendidikan, perlawanan bidang politik, perlawanan bidang agama islam, dan perlawanan secara fisik. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh 92 data realitas sosial dalam novel Tan karya Hendri Teja. Adapun rincian analisisnya diperoleh 28 data realitas objektif, 18 data gerak dialektis, 6 data refleksi artistik, dan 40 data ungkapan kritis emansipatoris. "
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2019
400 BEBASAN 6:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ingrid Dwijani Nimpoeno
"Terjemahan beranotasi adalah terjemahan disertai anotasi (catatan) yang mengungkapkan pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Tujuan dibuatnya terjemahan beranotasi ini adalah untuk menerapkan berbagai teori penerjemahan yang telah dipelajari dan mempertanggungjawabkan hasil terjemahan mandiri yang telah dilakukan. Penerjemahan mandiri dilakukan dengan mengingat hakikat penerjemahan yang adalah pengalihan pesan dan dengan mengikuti tahap analisis, pengalihan, dan penyerasian dalam penerjemahan. Metode penerjemahan komunikatif dan idiomatis digunakan agar pesan dapat teralihkan dengan baik. Selain itu, penerjemahan dilakukan dengan mengingat pedoman penerjemahan prosa dan frasa yang berhubungan dengan kebudayaan. Penggalian informasi melalui berbagai situs Internet, kamus, dan buku dilakukan dalam upaya untuk mencari padanan yang tepat. Perbedaan kebudayaan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran mengakibatkan kata, istilah, dan ungkapan yang berhubungan dengan kebudayaan tidak dapat diterjemahkan begitu saja. Penjelasan tambahan, parafrase, atau catatan kaki perlu diberikan agar pesan dapat teralihkan dengan baik. Kata dan istilah yang berhubungan dengan keagamaan harus diterjemahkan dengan merujuk pada terjemahan resmi. Jika ada kata yang tak dapat ditelusuri asal-usul dan maknanya, penerjemahan dilakukan dengan berpegang pada konteks. Dengan demikian akan dihasilkan penerjemahan yang baik, wajar, dan tepat.

Annotated translation is a translation with annotation (notes) to convey the translator's responsibility for the equivalent words chosen. The purpose of this annotated translation is to apply various translation theories studied and to convey the translator's responsibility for the independent translation done. The independent translation was done by taking into consideration that the essence of translating is to transfer the source text?s message and by following the analysis, transfer and restructuring steps in translation. Communicative and idiomatic translation methods were used so that the message can be transferred well. Further, the independent translation was done by baking into consideration the guidelines for translating prose as well as the guidelines for translating phrases related to culture. Gathering information from various Intemet sites, dictionaries, and books was done in order to find the closest natural equivalent. Words, terms, and idioms relating to culture are not to be translated casually. Description, paraphrase or foomote need to be given so that the message can be transferred well. Religious words and terms should be translated by referring to the formal translation. Should there be any words which origin and meaning cannot be traced, then th translation is done by relying on the context. All these efforts will result in good, natural and accurate translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>